Anda di halaman 1dari 6

ASSALMUALAIKUM WR WB

Selamat malam ibu erna fatmawati selaku tutor dan teman teman semuanya,
berikut jawaban saya pada diskusi sesi 2 kali ini:

Komunikasi pemasaran adalah proses komunikasi antara produsen atau penjual dengan
konsumen atau pembeli. Tujuan utama dari komunikasi pemasaran adalah untuk
mempengaruhi perilaku pembeli dan memperkenalkan produk atau jasa yang ditawarkan
kepada mereka.

Theory of Reasoned Action (TRA) adalah model teoretis yang digunakan untuk
memahami dan memprediksi perilaku manusia. Model ini telah diterapkan dalam
berbagai bidang, termasuk dalam komunikasi pemasaran. Dalam artikel ini, akan dibahas
tentang bagaimana Theory of Reasoned Action dapat berguna pada komunikasi
pemasaran.

TRA terdiri dari dua komponen utama, yaitu sikap dan norma subyektif. Sikap terdiri dari
tiga dimensi, yaitu evaluatif, afektif, dan kognitif. Evaluatif merujuk pada evaluasi positif
atau negatif yang dilakukan individu terhadap suatu objek atau kejadian.

Afektif merujuk pada perasaan positif atau negatif yang dirasakan individu terhadap
suatu objek atau kejadian. Kognitif merujuk pada keyakinan atau pengetahuan yang
dimiliki individu tentang suatu objek atau kejadian.

Norma subyektif terdiri dari dua dimensi, yaitu norma deskriptif dan norma injunktif.
Norma deskriptif merujuk pada persepsi individu tentang perilaku orang lain terhadap
suatu objek atau kejadian. Norma injunktif merujuk pada harapan individu tentang
perilaku yang diharapkan dari orang lain terhadap suatu objek atau kejadian.

TRA dalam Konteks Komunikasi Pemasaran

TRA telah diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk dalam komunikasi pemasaran.
Model ini dapat digunakan untuk memahami dan memprediksi perilaku konsumen
terhadap produk atau jasa yang ditawarkan oleh produsen atau penjual.

Dalam konteks komunikasi pemasaran, TRA dapat digunakan untuk memprediksi


perilaku konsumen terhadap pesan atau iklan yang disampaikan oleh produsen atau
penjual. TRA berpendapat bahwa sikap dan norma subyektif yang dimiliki oleh individu
akan mempengaruhi reaksi mereka terhadap pesan atau iklan yang disampaikan.
Sikap individu terhadap pesan atau iklan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
sumber pesan, karakteristik pesan, dan karakteristik penerima pesan. Sumber pesan yang
dipercayai dan dihormati oleh penerima pesan akan lebih mempengaruhi sikap mereka
terhadap pesan atau iklan.

Karakteristik pesan yang menarik dan relevan dengan kebutuhan dan keinginan penerima
pesan juga akan mempengaruhi sikap mereka terhadap pesan atau iklan. Karakteristik
penerima pesan seperti nilai, keyakinan, dan pengalaman sebelumnya juga dapat
mempengaruhi sikap mereka terhadap pesan atau iklan.

Selain itu, norma subyektif individu juga dapat mempengaruhi reaksi mereka terhadap
pesan atau iklan. Jika individu merasa bahwa orang lain di sekitarnya mengharapkan
mereka untuk menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan, maka mereka cenderung
lebih positif terhadap pesan atau iklan tersebut.

Sebaliknya, jika individu merasa bahwa orang lain di sekitarnya tidak mengharapkan
mereka untuk menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan, maka mereka cenderung
lebih negatif terhadap pesan atau iklan tersebut.

Dalam konteks komunikasi pemasaran, TRA dapat digunakan untuk merancang pesan
atau iklan yang efektif. Dalam merancang pesan atau iklan, produsen atau penjual dapat
memperhatikan sikap dan norma subyektif yang dimiliki oleh target pasar.

Dengan memahami sikap dan norma subyektif target pasar, produsen atau penjual dapat
merancang pesan atau iklan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan target pasar.
Hal ini dapat meningkatkan efektivitas pesan atau iklan dalam mempengaruhi perilaku
konsumen.

Selain itu, TRA juga dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas pesan atau iklan.
Dengan menggunakan TRA, produsen atau penjual dapat mengevaluasi apakah pesan
atau iklan yang disampaikan efektif dalam mempengaruhi sikap dan norma subyektif
target pasar.

Jika pesan atau iklan dinilai tidak efektif, produsen atau penjual dapat memperbaiki pesan
atau iklan tersebut agar lebih sesuai dengan kebutuhan dan keinginan target pasar.
Contoh Penerapan TRA dalam Komunikasi Pemasaran

Sebagai contoh penerapan TRA dalam komunikasi pemasaran, dapat diambil contoh
kampanye iklan Coca-Cola yang bertema “Taste the Feeling”. Kampanye iklan ini
bertujuan untuk meningkatkan penjualan Coca-Cola dengan menampilkan sensasi yang
dihasilkan oleh meminum Coca-Cola.

Dalam kampanye iklan ini, Coca-Cola menggunakan sumber pesan yang dipercayai dan
dihormati oleh target pasar. Iklan ini menampilkan berbagai karakter yang sedang
menikmati Coca-Cola dalam berbagai situasi, seperti saat berkumpul dengan teman, saat
berpesta, atau saat bersantai di pantai. Karakteristik pesan yang menarik dan relevan
dengan kebutuhan dan keinginan target pasar juga digunakan dalam iklan ini.

Iklan ini menampilkan gambar-gambar yang menarik perhatian target pasar, seperti
gambar-gambar yang menunjukkan sensasi segar dan lezat yang dihasilkan oleh
meminum Coca-Cola.

Selain itu, kampanye iklan “Taste the Feeling” juga menggunakan norma subyektif untuk
mempengaruhi perilaku konsumen. Iklan ini menunjukkan bahwa meminum Coca-Cola
adalah suatu hal yang diharapkan oleh orang lain di sekitar target pasar, seperti teman,
keluarga, atau pasangan.

Dengan menunjukkan bahwa orang lain di sekitar target pasar juga menikmati Coca-
Cola, iklan ini dapat mempengaruhi norma subyektif target pasar sehingga mereka
cenderung lebih positif terhadap Coca-Cola.

Dalam konteks TRA, kampanye iklan Coca-Cola “Taste the Feeling” dapat dijelaskan
sebagai berikut:

1. Sikap: Kampanye iklan ini bertujuan untuk meningkatkan sikap konsumen terhadap
Coca-Cola, yaitu dengan menunjukkan sensasi yang dihasilkan oleh meminum Coca-
Cola sehingga konsumen cenderung lebih positif terhadap Coca-Cola.
2. Norma subyektif: Kampanye iklan ini juga menggunakan norma subyektif untuk
mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu dengan menunjukkan bahwa meminum
Coca-Cola adalah suatu hal yang diharapkan oleh orang lain di sekitar target pasar,
sehingga konsumen cenderung lebih positif terhadap Coca-Cola.
Dalam hal ini, TRA dapat digunakan sebagai kerangka kerja untuk merancang pesan atau
iklan yang efektif dalam mempengaruhi perilaku konsumen.

Dengan memahami sikap dan norma subyektif target pasar, produsen atau penjual dapat
merancang pesan atau iklan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan target pasar,
sehingga meningkatkan efektivitas pesan atau iklan dalam mempengaruhi perilaku
konsumen.

Kelebihan TRA dalam Komunikasi Pemasaran:

1. Memperhitungkan Faktor Psikologis dan Sosial

TRA memperhitungkan faktor psikologis dan sosial dalam mempengaruhi sikap dan
perilaku konsumen. TRA menganggap bahwa sikap dan perilaku konsumen dipengaruhi
oleh norma subyektif dan kepercayaan individu terhadap produk atau jasa yang
ditawarkan. Hal ini dapat membantu produsen atau penjual dalam merancang pesan atau
iklan yang efektif untuk mempengaruhi perilaku konsumen.

2. Mudah Diterapkan

TRA mudah diterapkan dalam praktik komunikasi pemasaran. Dalam menggunakan


TRA, produsen atau penjual hanya perlu memperhatikan sikap dan norma subyektif
target pasar untuk merancang pesan atau iklan yang sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan target pasar. Dengan demikian, TRA dapat menjadi kerangka kerja yang
efektif dalam merancang kampanye pemasaran yang efektif.

3. Dapat Digunakan untuk Menilai Efektivitas Komunikasi Pemasaran

TRA dapat digunakan untuk menilai efektivitas komunikasi pemasaran. Dengan


membandingkan sikap dan perilaku konsumen sebelum dan setelah kampanye pemasaran
diluncurkan, produsen atau penjual dapat menilai sejauh mana kampanye pemasaran
tersebut efektif dalam mempengaruhi perilaku konsumen.

Keterbatasan TRA dalam Komunikasi Pemasaran:

1. Tidak Memperhitungkan Faktor Lingkungan dan Situasional

TRA tidak memperhitungkan faktor lingkungan dan situasional yang dapat


mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen. Faktor-faktor seperti situasi, budaya, dan
lingkungan dapat mempengaruhi perilaku konsumen dan tidak selalu dapat dijelaskan
oleh TRA.

2. Tidak Memperhitungkan Faktor Emosi dan Niat


TRA tidak memperhitungkan faktor emosi dan niat dalam mempengaruhi perilaku
konsumen. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi perilaku konsumen lebih dari faktor
kepercayaan dan norma subyektif, dan oleh karena itu, TRA tidak selalu dapat
menggambarkan secara lengkap faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen.

3. Tidak Selalu Berlaku untuk Semua Jenis Produk atau Jasa

TRA tidak selalu berlaku untuk semua jenis produk atau jasa. Beberapa produk atau jasa
mungkin memiliki karakteristik yang unik yang tidak dapat dijelaskan oleh TRA, dan
oleh karena itu, produsen atau penjual harus mencari kerangka kerja yang lain untuk
memahami perilaku konsumen terhadap produk atau jasa tersebut.

Kesimpulan

Dalam konteks komunikasi pemasaran, TRA dapat menjadi kerangka kerja yang efektif
dalam merancang pesan atau iklan yang efektif untuk mempengaruhi perilaku
konsumen.TRA memperhitungkan faktor psikologis dan sosial yang mempengaruhi sikap
dan perilaku konsumen, dan mudah diterapkan dalam praktik komunikasi
pemasaran.Namun, TRA juga memiliki keterbatasan dalam memperhitungkan faktor
lingkungan dan situasional, faktor emosi dan niat, dan tidak selalu berlaku untuk semua
jenis produk atau jasa.

Oleh karena itu, produsen atau penjual harus menggunakan TRA sebagai salah satu
kerangka kerja dalam merancang kampanye pemasaran yang efektif, namun juga harus
memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen.Dengan
demikian, produsen atau penjual dapat merancang pesan atau iklan yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan target pasar, dan meningkatkan efektivitas kampanye
pemasaran mereka.

Sumber referensi:
1.https://www.asean.biz.id/mengetahui-bagaimana-theory-of-reasoned-action-dapat-
membantu-komunikasi-pemasaran/
2.Pendapat pribadi

Sekian jawaban saya pada diskusi sesi 2 kali ini,mohon masukan dan koreksinya dari ibu
erna fatmawati beserta teman teman semuanya,sekian terimaksih.

Anda mungkin juga menyukai