MSB Diah CR
MSB Diah CR
Di Susun Oleh :
Diah Candra Rukmana
P1337420419087
3A
A. LATAR BELAKANG
Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi
secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi
energi penyebab terjadinya gempa bumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng
tektonik.
Guncangan yang diakibatkan oleh gempa bumi yang terjadi biasanya menimbulkan
kerusakan baik pada struktur tanah dan apa yang ada diatasnya seperti rumah,
jalanraya, dan lain sebagainya. Kerusakan akibat gempa bumi semakin parah apabila
diikuti oleh tsunami yang terjadi akibat gempa bumi yang terjadi di bawah laut yang
membuat gelombang besar yang datang menerpa daratan.
B. TUJUAN
Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan pendidikan kesehatan penanggulangan dan penanganan gempa bumi
diharapkan masyarakat dapat siap siaga bila terjadi gempa bumi
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang mitigasi bencana alam gempa bumi, diharapkan
diharapkan masyarakat dapat :
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
Metode
Ceramah
Tanya jawab
Media dan alat
Leaflet
Pengorganisasian
Presenter : Diah Candra Rukmana
Moderator : Diah Arum Windiarti
Fasilitator : Diah Arum Windiarti
Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Wakt Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
Kegiatan u
a.
3. Penutup 10 Memberikan kesempatan Bertanya Kata-kata/
menit bertanya Sasaran dapat kalimat
Melakukan evaluasi menjawab
Menyampaikan tentang
kesimpulan materi pertanyaan yang
Membagikan leaflet dan diajukan
reinforcement Mendengarkan
Mengakhiri pertemuan dan Merespon
menjawab salam Menjawab
salam
MATERI
A. Pengertian
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang
seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi.
Selain itu gempa bumi juga bisa disebabkan oleh letusan gunung api.
Gempa bumi juga bisa diartikan sebagai suatu peristiwa bergetarnya bumi akibat
pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan
batuan pada kerak bumi. Frekuensi gempa bumi di suatu wilayah mengacu pada jenis dan
ukuran gempa bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa bumi diukur dengan
menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di
mana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di
laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal
5 magnitudo. Kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. Gempa 3
magnitudo atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besarnya 7 kali lebih
berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada
kedalaman gempa.
Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9 skala rickter, meskipun tidak
ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah
9,0 magnitudo yaitu gempa di Jepang pada tahun 2011 , dan itu adalah gempa Jepang
terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala
Mercalli.
Kejadian bencana alam tidak dapat dicegah dan ditentukan kapan dan dimana lokasinya,
akan tetapi pencegahan jatuhnya korban akibat bencana ini dapat dilakukan bila terdapat
cukup pengetahuan mengenai sifat-sifat bencana tersebut.
Klasifikasi gempa, antara lain:
Berdasarkan penyebabnya :
1. Gempa tektonik, yaitu gempa yang disebabkan oleh pergeseran lapisan batuan pada
daerah patahan.
2. Gempa vulkanik,yaitu gempa yang diakibatkan oleh aktivitas vulkanisme.
3. Gempa guguran (gempa runtuhan), yaitu disebabkan oleh runtuhnya bagian gua.
4. Gempa tumbukan, yaitu gempa yang disebabkan oleh meteor besar yang jatuh ke
bumi.
Data dalam ilmu kebumian selalu berkaitan dengan kedalaman dan ketebalan. Oleh
karena itu, seorang ahli ilmu kebumian harus mempunyai kemampuan untuk menentukan
kedalaman dan ketebalan. Kedalaman sendiri sebebarnya adalah lokasi sebuah titik, yang
diukur secara vertikal terhadap ketinggian titik acuan. Dalam ilmu Geofisika misalnya.
Dikenal klasifikasi gempa berdasarkan kedalaman. Menurut Fowler, 1990, klasifikasi
gempa berdasarkan kedalaman fokus adalah :
1. Gempa dangkal : kedalaman fokus gempa kurang dari 70 km
2. Gempa sedang : kedalamanan fokus gempa kurang dari 300 km
3. Gempa dalam : kedalaman fokus gempa lebih dari 300 km (kadang-kadang lebih dari
450 km)
Selain klasifikasi gempa di atas dikenal juga gempa laut, yaitu gempa yang
episentrumnya terdapat di bawah permukan laut. Gempa ini menyebabkan terjadinya
gelombang pasang yang dahsyat, disebut tsunami. Seismograf adalah alat pencatat
gempa, sedang seismogram adalah rekaman atau hasil catatan seismograf.
C. Penyebab
1. Pergeseran Lempeng Bumi
Gempa bumi yang terjadi karena pergeseran lempeng bumi disebut sebagai gempa
tektonik. Ini termasuk salah satu penyebab gempa bumi yang paling sering ditemui.
Gempa bumi pada umumnya disebabkan oleh pelepasan energi yang dihasilkan oleh
tekanan karena lempengan yang bergerak. Semakin besar tekanan tersebut semakin tidak
bisa ditahan lagi oleh pinggiran lempeng, saat itulah gempa bumi terjadi.
Gempa bumi juga biasa terjadi karena adanya aktivitas pergerakan magma di dalam
gunung berapi. Gempa seperti ini dapat menjadi gejala sebelum terjadinya letusan gunung
berapi.
Gempa yang disebabkan oleh letusan gunung berapi ini disebut sebagai gempa vulkanik.
Tetapi, intensitas dari gempa yang disebabkan oleh gunung berapi terhitung relatif ringan
dengan jangkauan yang terbatas.
Fenomena alam seperti tanah longsor, goa yang runtuh, dan sebagainya juga bisa
menyebabkan gempa bumi. Gempa yang disebabkan oleh faktor ini biasanya hanya
berdampak kecil dan wilayah cakupannya sempit. Gempa ini biasanya disebut gempa
runtuhan atau terban.
Campur tangan manusia juga ternyata bisa menyebabkan terjadinya gempa bumi. Gempa
yang disebabkan oleh manusia biasanya dinamakan seismisitas terinduksi.
Misalnya saja dengan menguji coba peledak berkekuatan tinggi seperti bom atom atau
hulu ledak hidrogen juga bisa memicu gempa bumi. Atau misalnya penambangan yang
berlebih dan tidak terkontrol juga bisa merusak kontur alami lempeng bumi dan
membuatnya rentan terhadap pergeseran.
Beberapa faktor non-alam lainnya yang juga dapat menyebabkan gempa bumi antara lain
menurunnya kepadatan tanah dan berkurangnya air tanah secara drastis.
D. Penanganan
Apa yang dilakukan sebelum terjadi gempa bumi:
1. Jika saat terjadi gempa bumi dan anda berada di dalam bangunan, seperti rumah,
sekolah ataupun bangunan bertingkat:
a. Guncangan akan terasa beberapa saat, selama jangka waktu itu, upayakan
keselamatan diri anda dengan cara berlindung di bawah meja untuk menghindari dari
benda-benda yang mungkin jatuh dan jendela kaca.
b. Lindungi kepala dengan bantal atau helm, atau berdirilah di bawah pintu. Bila sudah
terasa aman, segera lari ke luar rumah.
c. Jika anda sedang memasak, segera matikan kompor serta mencabut dan mematikan
semua peralatan yang menggunakan listrik untuk mencegah terjadinya kebakaran.
d. Bila keluar rumah, perhatikan kemungkinan pecahan kaca, genteng atau material lain.
Tetap lindungi kepala anda dan segera menuju ke lapangan terbuka.
e. Jangan berdiri di dekat tiang, pohon atau sumber listrik atai gedung yang mungkin
roboh.
f. Jangan gunakan lift apabila sudah terasa guncangan, gunakalah tangga darurat untuk
evakuasi keluar bangunan. Apabila sudah di dalam elevator, tekan semua tombol atau
gunakan interphone untuk panggilan kepada pengelola gedung.
g. Kenali bagian bangunan yang memiliki struktur kuat, seperti pada sudut bangunan.
h. Apabila anda berada di dalam bangunan yang memiliki petugas keamanan dan ikuti
instruksi evakuasi.
a. Saat terjadi gempa bumi dengan kekuatan besar, anda akan kehilangan kontrol
terhadap mobil.
b. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri bahu jalan dan berhentilah.
c. Ikuti instruksi dari petugas berwenang dengan memperhatikan lingkungan sekitar atau
melalui alat komunikasi lainnya seperti radio atau gawai.
F. Upaya mitigasi
Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana Gempa Bumi