Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MITIGASI BENCANA ALAM GEMPA BUMI

Di Susun Oleh :
Diah Candra Rukmana
P1337420419087
3A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


PRODI DIII KEPERAWATAN BLORA
TAHUN 2022

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MITIGASI BENCANA ALAM GEMPA BUMI


Pokok Bahasan : Manajemen Siaga Bencana

Sub pokok bahasan : Mitigasi Bencana Alam Gempa Bumi

Tempat : Ruang Aula BPBD Kabupaten Blora

Sasaran : Warga yang daerahnya rawan bencana alam gempa bumi

Waktu : 15 April 2022 Pukul 08.00 WIB s/d selesai

A. LATAR BELAKANG
Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi
secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi
energi penyebab terjadinya gempa bumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng
tektonik.
Guncangan yang diakibatkan oleh gempa bumi yang terjadi biasanya menimbulkan
kerusakan baik pada struktur tanah dan apa yang ada diatasnya seperti rumah,
jalanraya, dan lain sebagainya. Kerusakan akibat gempa bumi semakin parah apabila
diikuti oleh tsunami yang terjadi akibat gempa bumi yang terjadi di bawah laut yang
membuat gelombang besar yang datang menerpa daratan.

B. TUJUAN
 Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan pendidikan kesehatan penanggulangan dan penanganan gempa bumi
diharapkan masyarakat dapat siap siaga bila terjadi gempa bumi

 Tujuan Intruksional Khusus (TIK)

Setelah mendapatkan penyuluhan tentang mitigasi bencana alam gempa bumi, diharapkan
diharapkan masyarakat dapat :

1. Mengetahui pengertian gempa bumi


2. Mengetahui klasifikasi gempa bumi
3. Mengetahui penyebab gempa bumi
4. Mengetahui penanganan gempa bumi
5. Mengetahui komponen yang terancam
6. Mengetahui upaya mitigasi dan pengurangan bencana

C. PELAKSANAAN KEGIATAN

Metode

 Ceramah
 Tanya jawab
Media dan alat
 Leaflet

Waktu dan tempat

Hari / Tanggal : Jumat, 15 April 2022


Pukul : 08.00 WIB s/d selesai
Tempat : Ruang Aula BPBD Kabupaten Blora

Pengorganisasian
 Presenter : Diah Candra Rukmana
 Moderator : Diah Arum Windiarti
 Fasilitator : Diah Arum Windiarti

Materi Penyuluhan (Terlampir)


1. Pengertian gempa bumi

2. Klasifikasi gempa bumi


3. Penyebab gempa bumi
4. Penanganan gempa bumi
5. Komponen yang terancam
6. Upaya mitigasi dan pengurangan bencana

Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Wakt Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
Kegiatan u

1. Pembukaan 5  Mengucapkan salam  Menjawab Kata-kata/


menit  Memperkenalkan diri salam kalimat

 Menyampaikan tentang  Mendengarkan


tujuan pokok materi dan menyimak
 Menyampaikan pokok  Bertanya
pembahasan Kontrak mengenai
waktu perkenalan dan
tujuan jika ada
yang kurang
jelas
Penyampaian Materi
2. Pelaksanaan 25  Menjelaskan Pengertian  Mendengarkan Leaflet
menit gempa bumi penjelasan dan
 Menjelaskan klasifikasi , menyimak
penyebab dan penanganan
bila terjadi gempa bumi
 Menjelaskan komponen
pada bencana gempa bumi
 Menjelaskan upaya mitigasi
dan pengurangan bencana

a.
3. Penutup 10  Memberikan kesempatan  Bertanya Kata-kata/
menit bertanya  Sasaran dapat kalimat
 Melakukan evaluasi menjawab
 Menyampaikan tentang
kesimpulan materi pertanyaan yang
 Membagikan leaflet dan diajukan
reinforcement  Mendengarkan
 Mengakhiri pertemuan dan  Merespon
menjawab salam  Menjawab
salam
MATERI

A. Pengertian
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang
seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi.
Selain itu gempa bumi juga bisa disebabkan oleh letusan gunung api.
Gempa bumi juga bisa diartikan sebagai suatu peristiwa bergetarnya bumi akibat
pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan
batuan pada kerak bumi. Frekuensi gempa bumi di suatu wilayah mengacu pada jenis dan
ukuran gempa bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa bumi diukur dengan
menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di
mana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di
laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal
5 magnitudo. Kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. Gempa 3
magnitudo atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besarnya 7 kali lebih
berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada
kedalaman gempa.
Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9 skala rickter, meskipun tidak
ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah
9,0 magnitudo yaitu gempa di Jepang pada tahun 2011 , dan itu adalah gempa Jepang
terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala
Mercalli.

B. Klasifikasi gempa bumi

Kejadian bencana alam tidak dapat dicegah dan ditentukan kapan dan dimana lokasinya,
akan tetapi pencegahan jatuhnya korban akibat bencana ini dapat dilakukan bila terdapat
cukup pengetahuan mengenai sifat-sifat bencana tersebut.
Klasifikasi gempa, antara lain:
Berdasarkan penyebabnya :
1. Gempa tektonik, yaitu gempa yang disebabkan oleh pergeseran lapisan batuan pada
daerah patahan.
2. Gempa vulkanik,yaitu gempa yang diakibatkan oleh aktivitas vulkanisme.
3. Gempa guguran (gempa runtuhan), yaitu disebabkan oleh runtuhnya bagian gua.
4. Gempa tumbukan, yaitu gempa yang disebabkan oleh meteor besar yang jatuh ke
bumi.

Berdasarkan bentuk episentrum :


1. Gempa sentral, yaitu gempa yang episentrumnya titik
2. Gempa linier, yaitu gempa yang episentrumnya garis.

Berdasarkan kedalaman hiposentrum


1. Gempa dalam, yaitu lebih dari 300 km
2. Gempa menengah, yaitu antara 100-300 km
3. Gempa dangkal, yaitu kurang dari 100 km

Berdasarkan jarak episentrum


1. Gempa lokal, yaitu episentrumnya kurang dari 10000 km.
2. Gempa jauh, yaitu episentrumnya sekitar 10000 km.
3. Gempa sangat jauh, yaitu episentrumnya lebih dari 10000 km.

Data dalam ilmu kebumian selalu berkaitan dengan kedalaman dan ketebalan. Oleh
karena itu, seorang ahli ilmu kebumian harus mempunyai kemampuan untuk menentukan
kedalaman dan ketebalan. Kedalaman sendiri sebebarnya adalah lokasi sebuah titik, yang
diukur secara vertikal terhadap ketinggian titik acuan. Dalam ilmu Geofisika misalnya.
Dikenal klasifikasi gempa berdasarkan kedalaman. Menurut Fowler, 1990, klasifikasi
gempa berdasarkan kedalaman fokus adalah :
1. Gempa dangkal : kedalaman fokus gempa kurang dari 70 km
2. Gempa sedang : kedalamanan fokus gempa kurang dari 300 km
3. Gempa dalam : kedalaman fokus gempa lebih dari 300 km (kadang-kadang lebih dari
450 km)

Seperti halnya kedalaman, kemampuan untuk menentukan ketebalan juga sangat


diperlukan dalam ilmu kebumian. Dengan mengetahui cara menghitung ketebalan, ahli
kebumian bisa menyelidiki ketebalan lapisan-lapisan penyusun bumi sehingga kita bisa
mengetahui bahwa ketebalan kerak bumi mencapai 100 km, ketebalan matel adalah
sekitar 2900 km, liquid outer core sekitar 2200 km, dan solid inner core sekitar 1250 km.
Analisis geometri akifer (aquifer : lapisan yang dapat menyimpan dan mengalirkan air
dalam jumlah yang ekonomis. Contoh : pasir, kerikil, batupasir, batugamping rekahan.)
juga melibatkan analisis kedalaman dan ketebalan.

Selain klasifikasi gempa di atas dikenal juga gempa laut, yaitu gempa yang
episentrumnya terdapat di bawah permukan laut. Gempa ini menyebabkan terjadinya
gelombang pasang yang dahsyat, disebut tsunami. Seismograf adalah alat pencatat
gempa, sedang seismogram adalah rekaman atau hasil catatan seismograf.

C. Penyebab
1. Pergeseran Lempeng Bumi

Gempa bumi yang terjadi karena pergeseran lempeng bumi disebut sebagai gempa
tektonik. Ini termasuk salah satu penyebab gempa bumi yang paling sering ditemui.
Gempa bumi pada umumnya disebabkan oleh pelepasan energi yang dihasilkan oleh
tekanan karena lempengan yang bergerak. Semakin besar tekanan tersebut semakin tidak
bisa ditahan lagi oleh pinggiran lempeng, saat itulah gempa bumi terjadi.

2. Letusan Gunung Berapi

Gempa bumi juga biasa terjadi karena adanya aktivitas pergerakan magma di dalam
gunung berapi. Gempa seperti ini dapat menjadi gejala sebelum terjadinya letusan gunung
berapi.

Gempa yang disebabkan oleh letusan gunung berapi ini disebut sebagai gempa vulkanik.
Tetapi, intensitas dari gempa yang disebabkan oleh gunung berapi terhitung relatif ringan
dengan jangkauan yang terbatas.

3. Kejadian Alam Seperti Tanah Longsor

Fenomena alam seperti tanah longsor, goa yang runtuh, dan sebagainya juga bisa
menyebabkan gempa bumi. Gempa yang disebabkan oleh faktor ini biasanya hanya
berdampak kecil dan wilayah cakupannya sempit. Gempa ini biasanya disebut gempa
runtuhan atau terban.

4. Faktor Non Alam

Campur tangan manusia juga ternyata bisa menyebabkan terjadinya gempa bumi. Gempa
yang disebabkan oleh manusia biasanya dinamakan seismisitas terinduksi.

Misalnya saja dengan menguji coba peledak berkekuatan tinggi seperti bom atom atau
hulu ledak hidrogen juga bisa memicu gempa bumi. Atau misalnya penambangan yang
berlebih dan tidak terkontrol juga bisa merusak kontur alami lempeng bumi dan
membuatnya rentan terhadap pergeseran.

Beberapa faktor non-alam lainnya yang juga dapat menyebabkan gempa bumi antara lain
menurunnya kepadatan tanah dan berkurangnya air tanah secara drastis.

D. Penanganan
Apa yang dilakukan sebelum terjadi gempa bumi:

1. Menyiapkan rencana untuk penyelamatan diri apabila gempa bumi terjadi.


2. Melakukan latihan yang dapat bermanfaat dalam menghadapi reruntuhan saat gempa
bumi, seperti merunduk, perlindungan terhadap kepala, berpegangan ataupun dengan
bersembunyi di bawah meja.
3. Menyiapkan alat pemadam kebakaran, alat keselamatan standar dan persediaan obat-
obatan.
4. Membangun konstruksi rumah yang tahan terhadap guncangan gempa bumi dengan
fondasi yang kuat. Selain itu, anda bisa merenovasi baguan bangunan yang sudah
rentan.
5. Memperhatikan daerah rawan gempa bumi dan aturan seputar pengguna lahan yang di
keluarkan oleh pemerintah.

Saat terjadi bencana gempa bumi:

1. Jika saat terjadi gempa bumi dan anda berada di dalam bangunan, seperti rumah,
sekolah ataupun bangunan bertingkat:

a. Guncangan akan terasa beberapa saat, selama jangka waktu itu, upayakan
keselamatan diri anda dengan cara berlindung di bawah meja untuk menghindari dari
benda-benda yang mungkin jatuh dan jendela kaca.
b. Lindungi kepala dengan bantal atau helm, atau berdirilah di bawah pintu. Bila sudah
terasa aman, segera lari ke luar rumah.
c. Jika anda sedang memasak, segera matikan kompor serta mencabut dan mematikan
semua peralatan yang menggunakan listrik untuk mencegah terjadinya kebakaran.
d. Bila keluar rumah, perhatikan kemungkinan pecahan kaca, genteng atau material lain.
Tetap lindungi kepala anda dan segera menuju ke lapangan terbuka.
e. Jangan berdiri di dekat tiang, pohon atau sumber listrik atai gedung yang mungkin
roboh.
f. Jangan gunakan lift apabila sudah terasa guncangan, gunakalah tangga darurat untuk
evakuasi keluar bangunan. Apabila sudah di dalam elevator, tekan semua tombol atau
gunakan interphone untuk panggilan kepada pengelola gedung.
g. Kenali bagian bangunan yang memiliki struktur kuat, seperti pada sudut bangunan.
h. Apabila anda berada di dalam bangunan yang memiliki petugas keamanan dan ikuti
instruksi evakuasi.

2. Jika anda berada di dalam mobil:

a. Saat terjadi gempa bumi dengan kekuatan besar, anda akan kehilangan kontrol
terhadap mobil.
b. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri bahu jalan dan berhentilah.
c. Ikuti instruksi dari petugas berwenang dengan memperhatikan lingkungan sekitar atau
melalui alat komunikasi lainnya seperti radio atau gawai.

E. Komponen yang terancam


1. Perkampungan padat dengan konstruksi yang lemah dan padat penduduk
2. Bangunan dengan desain teknis yang buruk, bangunan tanah, bangunan tembok tanpa
perkuatan.
3. Bangunan dengan atap yang berat.
4. Bangunan tua dengan kekuatan lateral dan kualitas yang rendah.
5. Bangunan tinggi yang dibangun diatas tanah lepas/ tidak kompak.
6. Bangunan diatas lereng yang lemah/ tidak stabil.
7. Infrastruktur diatas tanah atau timbunan.
8. Bangunan industri kimia dapat menimbulkan bencana ikutan

F. Upaya mitigasi
Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana Gempa Bumi

1. Harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di daerah rawan


gempa.
2. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan.
3. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.
4. Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada.
5. Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di
daerah rawan gempa bumi.
6. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan.
7. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara
– cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.
8. Ikuti serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan masyarakat
terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama.
9. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan
masyarakat lainnya.
10. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi
gempa bumi.
11. Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan pemadaman
kebakaran dan pertolongan pertama.
12. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan
masyarakat lainnya.
13. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi
gempa bumi.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2011. Indonesia negara rawan bencana.


http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2011/08/110810_indonesi a_tsunami.shtml.
Diakses tanggal 1 Desember 2018.
Pusat Data, Informasi dan Humas. 2010. Sistem Penangulangan Bencana.
http://bnpb.go.id/page/read/7/sistem-penanggulangan-bencana. Diakses tanggal 1 Desember
2018
Sudiharto. 2011. Manajemen Disaster.
http://bppsdmk.depkes.go.id/bbpkjakarta/wpcontent/uploads/2011/06/ManajemenDisaster.pdf.
Diakses tanggal 1 Desember 2018.

Anda mungkin juga menyukai