Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Tentang
UPAYA PENANGANAN YANG DILAKUKAN SAAT TERJADINYA
BENCANA GEMPA BUMI

DOSEN PEMBIMBING : Ns. REBBI PERMATA SARI, M.Kep

DISUSUN OLEH :

RATIH INDAH PERMATA SARI

( 1710105062 )

KELAS VII B KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG

TAHUN AJARAN 2020


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
UPAYA PENANGANAN YANG DILAKUKAN SAAT TERJADINYA BENCANA
GEMPA BUMI

Pokok Bahasan : Bencana Alam


Sub Pokok Bahasan : Gempa Bumi
Sasaran : Masyarakat
Hari/Tanggal : 23 Maret 2020
Waktu : 09.00 s/d 09.30 WIB (30 menit)
Tempat : Balai Desa Kelurahan Gulai Bancah, Bukittinggi
Penyuluhan : Mahasiswi STIKes padang

I. Latar Belakang
Masyarakat yang siap adalah masyarakat yang individu-individunya
menyadari bahaya dan tahu bagaimana cara melindungi diri mereka, keluarga, dan
rumah mereka dari bencana. Jika individu dapat melakukan langkah-langkah profektif
terhadap bencana, maka hal ini dapat memperkecil tingkat kerawanan mereka.
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh
faktor alam dan faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.
Bencana bisa dipicu oleh tiga faktor yakni faktor alam (natural disaster), faktor
non-alam (non-natural disaster), dan faktor sosial (man-made disaster). Bencana yang
dipicu oleh faktor alam seperti bencana gunung meletus, gempa bumi, tsunami, angin
puting beliung, dan kebakaran hutan. Bencana yang dipicu faktor non-alam, seperti
bencana gagal teknologi, epidemi, wabah penyakit, dan gagal modernisasi. Bencana
terakhir, yakni bencana sosial adalah bencana yang dipicu oleh perbuatan manusia
misalnya konflik horizontal, konflik vertikal, dan terorisme.
Gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang sangat dahsyat dan
datang secara tiba-tiba. Bencana ini dapat merusak dan menghancurkan bangunan
dalam waktu yang sangat cepat serta dapat melukai bahkan menewaskan
orang-orang yang berada di lokasi saat gempa itu terjadi. Timbulnya korban jiwa
akibat gempa bumi dikarenakan tertimpa bangunan dan pohon, kebakaran, serta
longsoran tanah. Pelatihan dan pengenalan kondisi daerah sekitar terhadap potensi
gempa bumi merupakan salah satu upaya dalam pengurangan risiko bencana. Gempa
bumi dibagi menjadi 3 yaitu gempa bumi tektonik, vulkanik, dan runtuhan.

II. RENCANA KEGIATAN


A. Masalah Keperawatan
Kesiapan tanggap darurat dalam penanganan saat terjadinya bencana alam
gempa bumi
B. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan upaya penanganan Bencana Alam
Gempa Bumi di Indonesia, masyarakat diharapakan mampu berpartisipasi
dalam penanggulangan dan pencegahan bencana Gempa Bumi.
C. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan tentang upaya penanganan bencana Gempa
Bumi, diharapkan masyarakat dapat mengaplikasikannya ketika terjadi
bencana Gempa Bumi dan mampu menjelaskan kemali tentang :
1. Mengetahui apa itu bencana alam
2. Mengetahui apa itu gempa bumi
3. Mengetahui klasifikasi gempa bumi
4. MengetahuipPenyebab terjadinya bencana alam gempa bumi
5. Mengetahui langkah-langkah evakuasi ketika terjadi bencana alam
gempa bumi
6. Mengetahui penyelamatan diri saat gempa bumi

III. Sasaran
Seluruh masyarakat yang berada di Balai Desa daerah Gulai Bancah
IV. Strategi pelaksanaan
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Senin, 23 Maret 2020
Waktu : 09.00 s/d 09.30 WIB (30 menit)
Tempat : Balai Desa Kelurahan Gulai Bancah

NO TAHAP WAKTU KEGIATAN AUDIENCE


1. Pembukaan 5 menit o Salam perkenalan -Menjawab
o Menjelaskan kontrak salam
dan tujuan -Mendengar
pertemuan kan dan
o Menyebutkan materi menjawab

yang akan diberikan salam

o Kontrak waktu dan


bahasa yang
diberikan
2. Isi 20 menit Menjelaskan tentang : -Menjawab
a. Mengetahui apa pertanyaan
yang dimaksud penyuluhan
dengan definisi -Mendengar
bencana kan dan
b. Mengetahui apa memperhatikan
yang dimaksud
dengan definisi
gempa bumi
c. Mengetahui
klasifikasi gempa
bumi
d. Mengetahui
penyebab
terjadinya
bencana alam
gempa bumi
e. Mengetahui
langkah-langkah
evakuasi ketika
terjadi bencana
alam gempa bumi
f. Mengetahui
penyelamatan diri
saat gempa bumi
3. Penutup 5 menit Evaluasi: -Menjawab
 Menanyakan pertanyaan dari
kepada peseta penyuluhan
tentang materi -Bertanya
yang telah -Mendengar
diberika Kan
 Memberikan
kesempatan
kepada peserta
untuk bertanya
 Menjawab
pertanyaan yang
diajukan peserta
Terminasi :
 Mengucapkan -Mendengar
terimakasih atas Kan
peran serta -Menjawab
peserta salam
 Megucapkan
salam dan terima
kasih

a. Waktu dan tempat : 09.00 s/d 09.30 WIB (30 menit) / di Balai Desa
b. Daerah dan lokasi : Kelurahan Gulai Bancah
c. Sasaran dan target : Seluruh masyarakat yang hadir di Balai Desa
d. Metode : - Ceramah
- Tanya jawab
e. Media : - Lembar balik (power point)
- Leaflet
- Materi terlampir.
V. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan materi penyaji : lembar balik (power point), leaflet
c. Masyarakat hadir ditempat penyuluhan
d. Pelaksanaan penyuluhan dilaksanakan sesuai dengan tempat dan waktu.
2. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang ditentukan
b. Masyarakat antusias terhadap materi penyuluhan
c. Masyarakat mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
d. Masyarakat dapat mengulang materi yang diberikan dan upaya penanganan
saat terjadinya bencana gempa bumi
e. Masyarakat mengajukan pertanyaan dan menjawab dengan benar
f. Masyarakat menjawab pertanyaan dengan benar
3. Evaluasi Hasil
a. 60% peserta aktif mendengarkan materi yang disampaikan
b. 20% peserta mengajukan pertanyaan mengenai materi yang diberikan.
c. Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu
mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan
khusus.

Lampiran
MATERI UPAYA PENANGANAN SAAT TERJADINYA BENCANA ALAM
(GEMPA BUMI)

A. DEFINISI BENCANA ALAM

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan


Bencana, Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh
faktor alam dan atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis.

Bencana Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau


serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi,
stunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

B. DEFINISI GEMPA BUMI


Gempa bumi (earthquake) merupakan gejala alamiah yang berupa gerakan
goncangan atau getaran tanah yang ditimbulkan oleh adanya sumber-sumber getaran
tanah akibat terjadinya patahan atau sesar akibat aktivitas tektonik, letusan gunung api
akibat aktivitas vulkanik, hantaman benda langit (misalnya meteor dan asteroid)
dan/atau ledakan bom akibat ulah manusia (Badan Nasional Penanggulangan
Bencana, 2012).
Menurut Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa
bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energy berupa gelombang
yang menjalar ke permukaan bumi akibat adanya gangguan di kerak bumi (patah,
runtuh atau hancur). Akumulasi energy penyebab terjadinya gempa bumi dihasilkan
dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan
kesegala arah berupa gelombang gempa bumi sehingga efeknya dapat dirasakan
sampai ke permukaan bumi.
Gempa bumi dapat menimbulkan kerusakan atau kehancuran bangunan
(rumah, sekolah, rumah sakit dan bangunan umum lain), dan konstruksi prasarana
fisik (jalan, jembatan, bendungan, pelabuhan laut/udara, jaringan listrik dan
telekomunikasi dll) serta bencana sekunder yaitu kebakaran dan korban akibat
timbulnya kepanikan.
C. KLASIFIKASI GEMPA BUMI
Secara umum gempa bumi dapat di klasifikasikan antara lain yaitu: menurut faktor
penyebab, menurut kedalaman atau fokus gempa bumi, menurut lokasi, menurut
getaran atau gelombang, menurut tipe rangkaian kejadian gempa bumi, dan menurut
intensitas gempa bumi.
1. Gempa bumi menurut faktor penyebab
Berdasarkan faktor penyebab terjadinya gempa bumi dapat dibedakan menjadi
beberapa mancam, yaitu:
a. Gempa bumi tektonik (tectonic earthquake)
Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran
lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang
sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi tektonik adalah gempa
bumi yang disebabkan oleh adanya tarikan dan tekanan. Gempa bumi tektonik
merupakan gempa bumi yang kejadiannya dipengaruhi oleh pergerakan
lempeng tektonik secara tiba-tiba, pergerakan lempeng tektonik tersebut
memiliki kekuatan perlepasan energy yang bervariasi dengan skala kecil
sampai dengan besar sebagai akibatnya terjadilah gempa bumi. Pergeseran
lapisan bumi ada 2 macam: vertical dan horizontal. Gerakan-gerakan tersebut
mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang menghasilkan pola baru
yang disebut struktur diastropik. Bentuk baru yang termasuk dalam struktur
diastropik adalah pelengkungan, perlipatan, patahan, dan retakan. Dalam
Geomorfologi termasuk bentuk lahan structural.
b. Gempa bumi volkanik (volcanic earthquake)
Gempa bumi volkanik (volcanic earthquake) Gempa bumi volkanik adalah
gempa bumi yang terjadi akibat adanya aktivitas volkanisme. Gempa bumi
volkanik merupakan gempa bumi yang terjadi sebagai akibat adanya aktivitas
gunung api. Gunung api yang akan meletus biasanya mengakibatkan gempa
bumi. Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang bisa terjadi
sebelum gunung api meletus. Apabilah keaktifannya semakin tinggi maka
akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan
terjadinya gempa bumi.
c. Gempa bumi runtuhan (sudden ground shaking)
Berbeda dengan jenis gempa bumi tektonik dan vulkanik gempa bumi
runtuhan atau longsoran terjadi karena adanya runtuhan atau longsor tanah
atau batuan. Lereng gunung yang memiliki energy potensial yang besar ketika
runtuhan atau longsor akan menyebabkan bergetarnya permukaan bumi.
Peristiwa runtuhnya atau longsornya tanah atau batuan yang menyebabkan
bergetarnya permukaan bumi inilah yang disebut gempa bumi runtuhan atau
longsor.
d. Gempa bumi tumbukan
Sebagai salah satu planet yang ada dalam susunan tata surya, bumi setiap hari
menerima hantaman meteor, asteroid, atau benda langit lain. Namun, pada
umumnya meteor, asteroid, atau benda langit lain sudah terbakar sebelum
mencapai bumi. Ketika menerima hantaman meteor, asteroid atau dengan
benda langit lain dengan ukuran yang besar, bumi akan bergetar. Jadi, gempa
bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi.
Bergetarnya permukaan bumi yang disebabkan oleh jatuhnya benda langit
inilah yang disebut gempa bumi tumbukan atau gempa bumi jatuhan.
Kekuatan gempa yang ditimbulkan oleh gempa bumi ini tergantung dari besar
atau kecilnya batu meteor, asteroid atau benda langit lain yang jatuh.
e. Gempa bumi buatan
Gempa bumi tektonik, gempa bumi vulkanik, gempa bumi runtuhan, dan
gempa bumi tumbukan merupakan jenis gempa bumi yang terjadi karena
faktor alam. Sedangkan gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang
disebabkan oleh aktivitas manusia sendiri. Gempa bumi jenis ini dapat terjadi
misalnya karena aktivitas peledakan menggunakan dinamit, nuklir, atau palu
godam yang dipukulkan ke permukaan bumi. Berbagai aktivitas manusia
tersebut dapat menimbulkan gempa bumi.

2. Gempa berdasarkan kedalaman atau fokus gempa bumi


Gempa bumi dapat dibedakan berdasarkan letak atau kedalaman pusat
gempanya. Semakin dangkal letak hiposentrum terhadap permukaan bumi,
maka dampak gempa bumi yang ditimbulkannya akan semakin besar.
Berdasarkan letak atau kedalaman pusat gempanya, kita mengenal gempa
bumi dalam, gempa bumi menengah, dan gempa bumi dangkal.
a. Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang posisi hiposentrumnya
berada lebih dari 300 km dibawah permukaan bumi (3%).
b. Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah atau sedang adalah gempa bumi yang posisi
hiposentrunya berada antara 70 sampai 300 km di bawah permukaan bumi
(12%)
c. Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang posisi hiposentrumnya
berada kurang dari 70 km dari permukaan bumi. Gempa bumi dangkal
biasanya menimbulkan kerusakan fisik yang besar. Jenis gempa bumi
inilah yang paling berbahaya dan sangat berpotensi menimbulkan
kerusakan fisik dan korban jiwa yang besar.
3. Gempa berdasarkan lokasinya
Gempa bumi dapat dibedakan berdasarkan lokasi terjadinya gempa.
a. Gempa bumi daratan
Gempa bumi daratan adalah gempa bumi yang posisi episentrumnya
berada di daratan.
b. Gempa bumi lautan
Gempa bumi lautan adalah gempa bumi yang posisi episentrunya berada di
laut. Pada gempa bumi di lautan inilah yang berpotensi menimbulkan
tsunami.
4. Gempa bumi berdasarkan getaran atau gelombang
Gempa bumi juga dapat dibedakan berdasarkan sifat gelombang atau getaran
gempa yang di timbulkannya.
a. Gempa bumi gelombang primer
Gempa bumi gelombang primer adalah gempa bumi yang menimbulkan
gelombang atau getaran yang merambat kepermukaan bumi dengan
kecepatan antara 7 hingga 14 kilometer per detik. Jenis gempa bumi ini
juga sering di sebut gempa bumi gelombang longitudinal. Getaran ini
berasal dari hiposentrum.
b. Gempa bumi gelombang sekunder
Gempa bumi gelombang sekunder adalah gempa bumi yang menimbulkan
gelombang atau getaran yang merambat kepermukaan bumi dengan
kecepatan antara 4 hingga 7 kilometer per detik. Jenis gempa bumi ini juga
sering disebut gempa bumi gelombang transversal. Gelombang sekunder
tidak dapat merambat melalui lapisan yang berwujud cair.
c. Gempa bumi gelombang panjang
Gempa bumi gelombang panjang atau gelombang permukaan adalah
gempa bumi yang getarannya merambat kepermukaan bumi dengan
kecepatan lebih rendah dari gelombang primer dan gelombang sekunder.
Jenis gempa bumi gelombang panjang ini lebih dikenal dengan istilah
gelombang permukaan, karena sifat rambat getarannya lebih terasa
dipermukaan bumi.
5. Gempa bumi menurut tipe rangkaian kejadian gempa bumi
Berdasarkan tipe rangakian gempa, maka gempa bumi dapat diklasifikasi atas:
a. Tipe I, yaitu gempa bumi utama yang diikuti gempa bumi susulan tanpa
didahului gempa pendahuluan (fore shock).
b. Tipe II, yaitu sebelum terjadi gempa bumi utama, diawali dengan adanya
gempa pendahuluan dan selanjutnya diikuti oleh gempa susulan yang
cukup banyak.
c. Tipe III, yaitu kejadian gempa bumi pada yang dalam peristiwanya tidak
terjadi gempa bumi utama. Magnitude dan jumlah gempa bumi yang
terjadi besar pada periode awal dan berkurang pada peride akhir dan
biasanya dapat berlangsung cukup lama dan bisa mencapai 3 bulan.
Tipe gempa ini disebut tipe swarm dan biasanya terjadi pada daerah
vulkanik seperti gempa gunung lawu tahun 1979.
6. Gempa bumi menurut intensitas
Disamping klasifikasi gempa bumi yang telah disebutkan diatas, gempa bumi
dapat dibedakan pula berdasarkan intensitas yaitu:
a. Gempa bumi makro yaitu gempa bumi yang intensitas (kehebatannya)
besar.
b. Gempa bumi mikro yaitu gempa bumi yang intensitasnya kecil dan hanya
terasa pada pesawat saja.

D. PENYEBAB TERJADINYA GEMPA BUMI


Ada beberapa factor yang menyebabkan terjadinya gempa bumi. Penyebab-penyebab
terjadinya gempa bumi antara lain karena pelepasan energy lempeng-lempeng
tektonik, proses subduksi, pergerakan magma, penumpukan massa air, injeksi atau
akstraksi cairan, atau karena penggunaan bahan peledak.
a. Pelepasan Energi Lempeng Tektonik
Sebagaian besar gempa bumi terjadi akibat pelepasan energy secara tiba-tiba
pada lempeng bumi. Pelepasan energy ini terjadi karena tekanan yang
dilakukan oleh pergerakan lempeng-lempeng tektonik secara terus-menerus.
Semakin lama tekanan itu akan semakin besar, yang akhirnya tekanan
tersebut tidak mampu ditahan lagi oleh pinggiran lempeng-lempeng bumi.
Pada saat itulah pelepasan energy secara tiba-tiba sehingga mengakibatkan
gempa bumi.
b. Proses Subdukasi
Beberapa gempa bumi terbesar di dunia terjadi karena proses subdukasi.
Dalam proses ini, terjadi tumbukan antara dua lempeng bumi, di mana salah
satu lempeng bumi terdorong ke bawah lempeng bumi yang lain. Biasanya
proses subdukasi ini terjadi karena lempeng samudera di laut menumbuk
lempeng benua yang lebih tipis di darat. Lempeng samudera yang jauh dan
bergeser dengan lempeng benua di atasnya dapat melelehkan kedua bagian
lempeng tersebut. Akibat tumbukan ini dapat menghasilkan gunung api dan
menyebabkan gempa bumi dengan kekuatan yang besar.
c. Pergerakan Magma
Jenis gempa bumi yang lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di
dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi pertanda awal
akan terjadinya letusan gunung berapi.
d. Penumpukan Massa Air
Jenis gempa bumi yang lain terjadi karena menumpuknya massa air yang
sangat besar di balik dam. Contoh gempa bumi akibat penumpukan massa
air ini adalah gempa bumi yang terjadi pada Dam Karibia di Zambia, afrika.
Jenis gempa bumi seperti ini jarang sekali terjadi.
e. Injeksi atau Akstraksi Cairan
Sebagian lagi gempa bumi juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi
cairan dari atau ke dalam bumi. Contoh gempa bumi akibat injeksi atau
akstraksi cairan ini terjadi pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas
bumi di Roky Mountain Arsenal, Inggris. Jenis gempa bumi seperti ini juga
jarang sekali terjadi.
f. Penggunaan Bahan Peledak
Jenis gempa bumi yang lain dapat terjadi karena aktivitas peledakan
menggunakan bahan peledak dengan kekuatan yang besar. Gempa bumi
yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti ini dinamakan seismisitas
terinduksi. Penggunaan bahan peledak pada aktivitas industry pertambangan
dapat menyebabkan terkadinya gempa bumi.
Dan ada juga penyebab lain terjadinya gempa bumi yaitu:
a. Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng/bumi
b. Aktivitas sesar di permukaan bumi
c. Pergerakan geomorfologi secara local, contohnya terjadi runtuhan tanah
d. Aktivitas gunung api
e. Ledakan nuklir
Mekanisme perusakan terjadi karena energy getaran gempa dirambatkan ke seluruh
bagian bumi. Di permukaan bumi, getaran tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan
runtuhnya bangunan sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. Getaran gempa juga
dapat memicu terjadinya tanah longsor, runtuhan bantuan, dan kerusakan tanah
lainnya yang merusak permukiman penduduk. Gempa bumi juga menyebabkan
bencana ikutan berupa kebakaran, kecelakaan, industri dan transportasi serta banjir
akibat runtuhnya bendungan maupun tanggul penanganan lainnya.
E. LANGKAH-LANGKAH EVAKUASI KETIKA TERJADI BENCANA ALAM
GEMPA BUMI
a. Bila pada saat di dalam gedung:
1. Tetap tenang dan tidak panik. Sikap tenang dan tidak panik akan membawa
kita melakukan langkah-langkah yang benar dan cepat namun tidak sembrono.
2. Cabut semua peralatan listrik dan gas. Tindakan ini dilakukan untuk
menghindari kerusakan peralatan elektronik dan kemungkinan terjadinya
kebakaran.
3. Berlindung di bawah meja atau kursi yang kokoh. Apabila kita tidak sempat
keluar rumah ketika terjadi gempa maka kita berlindung di bawah meja atau
kursi yang kokoh, jangan meja atau kursiyang rapuh. Hal ini untuk melindungi
dari jatuhanbenda benda keras akibat gempa.
4. Sesegera mungkin lari ke luar rumah menuju ke tempat terbuka. Apabila kita
ada kesempatan keluar rumah saat terjadi gempa, sesegera mungkin lari keluar
rumah menuju ke tempat terbuka yang aman. Tempat terbuka yang aman
adalah tempat terbuka yang jauh dari bangunan maupun pohon besar.
b. Bila saat di luar gedung:
1. Tetap tenang
2. Menghindari dari bangunan sekitar
3. Perhatikan tempat anda berpijak dari retakan tanah
4. Jika getaran gempa lemah atau tidak dapat dirasakan, segera evakuasi dari
gedung. Minta petugas keamanan untuk mengaktifkan sistem alarm sebagai
tanda untuk evakuasi.
5. Menuju assembly point atau titik kumpul
c. Bila saat di dalam lift
Jangan menggunakan lift saat terjadi bencana gempa bumi, jika anda
merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua
tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika
anda terjebak di dalam lift, hubungi meneger gedung dengan menggunakan
interphone jika tersedia.
d. Bila saat di mall, bioskop, lantai dasar mall
Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua
petunjuk dari pegawai atau satpam.
e. Saat didalam kereta api
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh,
seandainya kereta diberhentikan secara mendadak, bersikap tenanglah mengikuti
penjelasan dari petugas kereta, salah mengerti terhadap informasi petugas kereta
atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.
f. Saat didalam mobil
Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan roda mobil anda
gundul. Anda akan kehilangan control terhadap mobil dan susah mengendalikannya.
Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil,anda di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti
intruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka keluarlah dari mobil, biarkan
mobil tak terkunci.
g. Beri pertolongan
Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi
gempabumi besar. Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan
mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian maka bersiaplah memberikan
pertolongan pertama kepada orang-orang berada di sekitar anda.
h. Evakuasi
Tempat-tempat pengungsian biasanya telah diatur oleh pemerintah daerah.
Pengungsian perlu dilakukan jika kebakaran meluas akibat gempabumi. Pada
prinsipnya, evakuasi dilakukan dengan berjalan kaki dibawah kawalan petugas polisi
atau instansi pemerintah. Bawalah barang-barang secukupnya.
i. Dengarkan informasi
Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk
mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah
sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yang benar
dari pihak berwenang, polisi, atau petugas PMK. Jangan bertindak karena informasi
orang yang tidak jelas.
DAFTAR PUSTAKA

- Aryono dan Achmad. 2016. Kegawatdaruratan dan Bencana. Jakarta: Rayana


Komunikasindo
- Sunarjo.2012.Gempa Bumi. Jakarta: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
- https://www.bmkg.go.id/gempabumi/antisipasi-gempabumi.bmkg
- https://web.bpbd.jatimprov.go.id/2017/06/01/definisi-dan-jenis-bencana/
- https://www.bnpb.go.id/home/definisi
- https://www.academia.edu/30107787/SAP_bencana_gempa_bumi_fix
- https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JG/article/viewFile/92/93 (Unnes Journal)

Anda mungkin juga menyukai