Anda di halaman 1dari 29

Tulu Belajar Memotret

Phal Tithlyhong
Sin Thuokna
Tulu suka mengikuti ayahnya bekerja. Ayah Tulu adalah seorang
fotografer di desa mereka.
Tulu ingin seperti ayahnya. Jadi dia berlatih memotret teman-
temannya menggunakan kamera lama milik ayahnya.
Suatu hari, di desa Tulu diadakan sebuah festival besar, tapi
ayahnya sakit dan tidak bisa menghadiri festival itu. Ayah Tulu
kemudian menyuruh Tulu untuk menjadi fotografer di festival itu
menggantikan dirinya.
Di festival itu, Tulu melihat binatang-binatang yang menari,
bernyanyi, dan menikmati makanan. Kawanan binatang mana yang
harus dia potret dahulu? Tulu pun memutuskan untuk memotret
sebuah keluarga gajah. Ternyata mudah sekali memotret mereka!
Kemudian Tulu memotret tiga ekor jerapah yang sedang menari.
Ternyata memotret itu menyenangkan!
Setelah memotret jerapah, ada dua ekor tikus yang merayap ke
punggung Tulu dan meminta untuk dipotret.
Tulu memotret kedua tikus itu hingga menghasilkan banyak foto,
tetapi ternyata sulit karena tikus adalah hewan yang sangat kecil.
Tak satu pun foto tikus itu yang bagus.
Kemudian Tulu meminta kedua tikus itu untuk melompat sambil
tersenyum, ternyata hanya kepala tikus itu saja yang muncul di
fotonya.
Tulu tidak kehilangan akal. Dia menyuruh kedua tikus itu untuk
memanjat pohon, tapi yang muncul di foto hanya daun-daunnya.
Tulu bingung karena tidak bisa menghasilkan foto tikus yang bagus.
Dia pun bertanya-tanya bagaimana caranya memotret binatang
sekecil itu.
Tulu mencoba berbagai cara untuk memotret mereka.
Tetapi kedua tikus itu tidak puas dengan hasil fotonya.
Saat Tulu sedang bercakap-cakap dengan dua tikus itu untuk
mencari cara memotret mereka, ada rombongan pawai yang
berjalan mendekatinya dari belakang.
Sebelum Tulu menyadari apa yang terjadi, dia tertabrak oleh
rombongan pawai itu dan terjatuh ke tanah.
Saat Tulu terjatuh, tak sengaja dia memotret banyak sekali, dan
ternyata hasil fotonya sangat bagus!
Barulah dia tahu bahwa cara terbaik untuk memotret kedua tikus itu
adalah dengan berbaring di tanah setinggi mereka.
Tulu menyadari bahwa inilah posisi terbaik untuk memotret berbagai
jenis binatang.
Saat festival berakhir, foto-foto Tulu dipajang sehingga siapa saja
bisa menikmati keindahannya.
Sejak saat itulah, Tulu selalu ikut ke mana pun ayahnya pergi,
tentunya sebagai fotografer sungguhan.
Didukung sepenuhnya oleh SMART
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, atau yang lebih
dikenal dengan Badan Bahasa, adalah unit di bawah Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang ditugaskan
untuk menangani masalah kebahasaan dan kesastraan di Indonesia.
Badan Bahasa memiliki misi untuk meningkatkan mutu kebahasaan
dan pemakaiannya, meningkatkan keterlibatan peran bahasa dan
sastra dalam membangun ekosistem pendidikan dan kebudayaan,
dan meningkatkan keterlibatan para pemangku kepentingan dalam
pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra,
serta meningkatkan peran aktif diplomasi dalam internasionalisasi
bahasa Indonesia. Badan Bahasa memiliki Unit Pelaksana Teknis di
tiga puluh provinsi di Indonesia yang memiliki tugas dan fungsi
melaksanakan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan
bahasa dan sastra Indonesia.
Brought to you by

Let's Read is an initiative of The Asia Foundation's Books for Asia program that fosters young readers in Asia
and the Pacific.
booksforasia.org
To read more books like this and get further information, visit
letsreadasia.org.

Original Story
ទូលូថតរូប (A New View), Author: Phal Tithlyhong. Illustrator: Sin Thuokna.
Published by The Asia Foundation - Let's Read, https://letsreadasia.org © The Asia Foundation - Let's Read.
Released under CC-BY-NC-4.0.

This work is a modified version of the original story. © The Asia Foundation, 2021. Some rights reserved.
Released under CC-BY-NC-4.0.

For full terms of use and attribution, http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/

Contributing translators: Dhita Hapsarani and Suryo Waskito


Table of Contents
1. Page 1
2. Page 2
3. Page 3
4. Page 4
5. Page 5
6. Page 6
7. Page 7
8. Page 8
9. Page 9
10. Page 10
11. Page 11
12. Page 12
13. Page 13
14. Page 14
15. Page 15
16. Page 16
17. Page 17
18. Page 18
19. Page 19
20. Page 20
21. Page 21
22. Page 22
23. Page 23
24. Copyright

Guide
1. Cover
2. Start of Story

Anda mungkin juga menyukai