Jayus mengerjakan dekorasi sebuah rumah dengan upah borongan sebesar Rp2.YY0.000,00, pekerjaan dise
Jawab:
Upah borongan selama 2 hari kerja
Upah tidak kena pajak 2 hari = Rp. 450.000 x 2
Upah kena Pajak 2 hari
Jumlah PPh 21 terutang 2 hari = 5% x Rp. 1.660.000
Jumlah yang diterima pak jayus setelah dipotong = Rp. 2.560.000 - Rp. 83000
Rohmat bekerja selama XX hari dan menerima gaji harian sebesar Rp. 550.000. Hitunglah berapa besarnya PPh 21
atas gaji harian yang diterima hidayat ( Ganti nilai XX dengan dua digit NIM terakhir)
Jawab :
Upah Sehari
Batas upah supaya tidak kena pajak
Penghasilan kena pajak
Jumlah PPh 21 terutang = 5% x Rp. 100.000
Upah rohmat setelahdipotong pajak = Rp 550.000 - Rp. 5000
Perhitungan diatas akan berlaku sampai dengan hari ke 8 dimana akumulatif upah rohmat adalah = Rp. 550.000 x 8
. Pada hari ke 9 upah rohmat sudah melewati Rp. 4.500.000 yakni Rp. 550.000 x 9 = rp. 4.950.000. Maka perhitung
Upah 9 Hari = rp. 550.000 x 9
PTKP 7 hari = ( Rp. 54.000.000 / 360) x 9 hari
Penghasian kena pajak
Jumlah PPh 21 terutang 5% x rp 3.600.000
Jumlah PpPh 21 sudah di potong hari ke 1 s/d hari ke 8 = Rp. 5000 x 8
Jumlah PPh 21 kurang dipotong s/d hari ke 9
Jumlah Upah setelah Pajak hari ke 9 = Rp. 550.000 - 140.000
Untuk hari ke - 10 dan seterusnya perhitungan PPH 21 Rohmat adalah upah sehari dikurangi PTKP sehari, kemudian
Upah Sehari
PTKP sehari = Rp. 54.000.000/ 360
Penghasilan kena Pajak
Jumlah PPh 21 terutang = 5% x Rp. 400.000
Jumlah Upah setelah pajak hari ke 10 dan seterusnya adalah = Rp. 550.000 - Rp. 20.000
Y0.000,00, pekerjaan diselesaikan dalam 2 hari. Hitung PPh 21! (Ganti nilai YY dengan dua digit angka NIM terakhir)
= Rp. 2.560.000
= Rp. 900.000
Rp. 1.660.000
= Rp. 83000
= Rp. 2.477.000
Rp. 550.000
Rp.450.000
Rp. 100.000
Rp. 5000
Rp. 545.000
Rp. 550.000
Rp. 150.000
Rp. 400.000
Rp. 20.000
Rp. 530.000
ka NIM terakhir)