CSR LNK/B2/2
Program Studi Teknik dan Manajemen Lingkungan 1. Afnannusa Saiful Hidayat (J0413221159)
Sekolah Vokasi – IPB University 2. Eben Danika (J0413221135)
3. Garnis Maranatha (J0413221065)
4. Nihayati Zein (J0413221041
5. Zahsiyana Putri Anditi ( J0413221024)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemetaan social atau social maping adalah salah satu pendekatan yang digunakan dalam
penanganan masalah sosial yang ada di masyarakat. Pemetaan sosial sendiri merupakan upaya
mengidentifikasi dan memahami struktur sosial (sistem kelembagaan individu) tata hubungan antar
lembaga atau individu di lingkungan sosial tertentu. Pemetaan sosial memiliki peranan yang penting
dalam penggalian informasi yang tepat untuk kebutuhan suatu desa mengenai potensi dan masalah yang
ada di wilayah tersebut. Pemetaan sosial juga melibatkan masyarakat setempat baik itu individu,
kelompok ataupun organisasi formal dan nonformal secara aktif yang kemudian hasil dari menggali
informasi yang didapat dihubungkan satu sama lain sehingga data yang telah didapatkan akan
menyeluruh (Humaedi et al. 2020).
Asset-Based Community Development (ABCD) merupakan salah satu pendekatan dalam
pengembangan masyarakat. Kekuatan terbesar dalam menunjang kesejahteraan masyarakat adalah
potensi dalam diri sendiri, masyarakat telah lahir, hidup dan berkembang sehingga memiliki aset. Selain
itu asset juga dapat berasal dari kondisi dan potensi alam sekitar, potensi-potensi tersebut tentunya
dapat dijadikan aset sebagai strategi pemberdayaan masyarakat (Maulana 2019). Community
Development (comdev/pengembangan masyarakat) adalah upaya mengembangkan sebuah kondisi
masyarakat secara berkelanjutan dan aktif berdasarkan prinsip-prinsip keadilan sosial dan saling
menghargai (Maharani et al. 2019).
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah komitmen perusahaan atau dunia
bisnis dalam memberikan kontribusi terhadap pengembangan ekonomi yang berkelanjutan, dan
menitikberatkan pada perhatian aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (Riyanti 2021).
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) wajib dilakukan kepada perusahaan-perusahaan
sebagai bentuk kontribusi kepada masyarakat. Pelaksanaan CSR diatur dalam beberapa perundang-
undangan sebagai payung hukum seperti Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan lain sebagainya (Riyanti 2021).
Uraikan pentingnya pemetaan sosial untuk perencanaan kegiatan comdev dalam hubungannya dengan
CSR dan pemilihan lokasi yang menjadi pengamatan/analisis.
Tujuan
Menganalisis kondisi sosial suatu komunitas masyarakat di suatu wilayah dan merencanakan kegiatan
pemberdayaan masyarakat (comdev) yang tepat di wilayah yang dianalisis.
METODE KERJA
Lokasi Pengamatan
Pengamatan dilakukan di Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.
Prosedur Kerja
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara survey langsung di sekitar Kelurahan Sempur. Daerah yang
diamati yaitu perkampungan tempat tinggal warga dan infrastruktur/fasilitas umum yang terdapat pada
wilayah tersebut. Survey dilakukan dengan cara wawancara ke lokasi dan kuisioner dilakukan dengan
menggunakan google form.
2. Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan cara menggunakan google form sehingga perbandingan jawaban
yang berbeda bisa terlihat lewat diagram yang sudah terbentuk melalui jawaban yang dijawab saat
Laporan Praktikum M.K. CSR LNK/B2/2
Program Studi Teknik dan Manajemen Lingkungan 1. Afnannusa Saiful Hidayat (J0413221159)
Sekolah Vokasi – IPB University 2. Eben Danika (J0413221135)
3. Garnis Maranatha (J0413221065)
4. Nihayati Zein (J0413221041
5. Zahsiyana Putri Anditi ( J0413221024)
wawancara.
Lembaga Pemerintah
Terdapat beberapa lembaga pemerintah yang terdapat di wilayah tersebut yaitu, LSM (Lembaga
Swadaya Masyarakat) dan Karang Taruna.
4 Pemerintah Mengatur
jalannya negara
Interaksi Sosial-Masyarakat
1. Human Capital
Pendidikan masyarakat setempat yang disurvey rata-rata hanya sampai di SD dan SMP karena responden yang
disurvey sebagian besar sudah berumur dan bukan usia produktif.
2. Social Capital
Organisasi kemasyarakatan yang ada pada Kelurahan Sempur yaitu LSM dan Karang Taruna. Kedua organisasi ini
bergerak untuk memfasilitasi dan membantu masyarakat sekitar dalam kerja sama dengan masyarakat dan acara
tertentu.
3. Physical Capital
Infastruktur yang terdapat pada wilayah Sempur beragam, seperti; lapangan untuk berlari, taman ekspresi, lapangan
basket, food court, dsb. Infrastruktur ini berperan besar dalam menunjang kebutuhan warga sempur yang bekerja
wirausaha di wilayah tersebut.
4. Natural Capital
Di wilayah Sempur hanya terdapat sungai Ciliwung tetapi tidak berperan dalam perkenomian keanekaragaman
hayati.
5. Financial Capital
Di wilayah sempur tidak terdapat cadangan atau persediaan yang dapat digunakan untuk penghidupan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Humaedi S, Wibowo B, Raharjo ST. 2020. Kelompok rentan dan kebutuhannya (sebuah kajian hasil
pemetaan sosial CSR PT Indonesia Power UPJP Kamojang. Social Work Journal. 10(1): 61-72.
Maharani A, Muhtar, Mustain HMM. 2019. Pengaruh pembangunan daerah melalui community development
(Comdev) UPPKS terhadap kemiskinan di Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang. Journal Of
Public Power. 3(1): 30-37.
Rianti C. 2021. Asset Based Community Development dalam program corporate social responsibility. Jurnal
Kolaborasi Resolusi Konflik. 3(1): 115-126.
Maulana M. 2019. Strategi pengembangan masyarakat di Desa Wisata Ledok Sambi Kaliurang. Jurnal
Pengembangan Masyarakat Islam. 4(2): 259-278.