Anda di halaman 1dari 7

KAMPUS MENGAJAR: PENINGKATAN LITERASI DAN NUMERASI DI

MASA COVID-19

Sahrunayanti

Abstrak
Pada masa pandemi covid-19 yang melanda Indonesia
terjadilah kesulitan dalam semua bidang khususnya pada bidang
Pendidikan.Sehingga banyak sekali sekolah dasar yang berada
dipedesaan terutama di SDI Wairhek mengalami dampak pada
kegiatan belajar siswa. Banyak siswa sekolah dasar di SDI
Wairhek yang mengalami kesulitan dalam membaca dan
berhitung. Tujuan dari kegiatan kampus mengajar angkatan II
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi
melalui kegiatan bimbingan belajar dalam kegiatan pojok baca.
Metode dalam penelitian ini adalah metode Kualitatif dengan
melakukan pendampingan, meliputi kegiatan observasi, tesdan
pembelajaran.Hasil pelaksanan kegiatan dalam penelitian ini
menunjukan adanya peningkatkan kemampuan literasi dan
numerasi siswa kelas VI di SDI Wairhek.

Kata Kunci: Kampus Mengajar, Literasi, Mumerasi, Covid-19

Pendahuluan
Pada masa pandemi covid-19 sangat berdampak sistematik pada aspek
kehidupan terutama pada dunia pendidikan. Sehingga peran pemerintah dalam
menangani kasus covid-19 dengan cara memberikan kebijakan dengan penerapan
belajar di rumah. Pembelajaran yang terjadi pada masa pandemi covid-19
mengalami perubahan, yang semula pelaksanaan pembelajaran dilaksankan di
sekolah dialihkan ke rumah masing-masing. Melihat adanya perubahan ini banyak
sekolah yang mengganti pembelajran tatap muka menjadi pembelajran daring.
Namun kebijakan peralihan ini tidak dapat sepenuhnya dilakukan oleh setiap
sekolah, seperti di sekolah SDI Wairhek.
SDI Wairhek merupakan sekolah dasar yang ada di kabupaten Sikka
dengan letak sekolah berada pada daerah lembah dekat laut. Sekolah tersebut
memiliki fasilitas yang minim terutam apada jaringan. Mengingat
ketidakmampuan sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran secara daring maka,
pihak sekolah mengambil kebijakan dengan pelaksanaan sekolah dengan cara
bergantian. Metode ini dilaksanakan dengan cara mengurangi jumlah kapasistas
kehadiran siswa ke sekolah.
Kampus mengajar merupakan aktivitas mengajar di sekolah. Siswa – siswi
sekolag dasar yang ada di wilayah 3T (Tertinggi, Terluar, dan Terdepan) pada
masa pandemi covid-19 ini mengalami berbagai hambatan dalam proses belajar
mengajar siswa dan guru. Sehingga akan dibantu oleh Mahasiswa Kampus
Merdeka Belajar yang di dukung oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan
(LPDP). Mahasiswa dengan mengikuti program Kampus Mengajar ini akan
menumbuhkan jiwa kepemimpinan dan perkembangan karakter Mahasiswa akan
terasah dengan baik. (Rosita & Damayanti 2021).
Peralihan pembelajaran di masa covid-19 mengakibatkan adanya
permasalahan pada siswa SDI Wairhek, yaitu adanya keterlambatan dalam
pemahaman informasi pembelajaran dikarenakan berkurangnya waktu belajar dan
pengetahuan berhitung yang berkurang. Temuan observasi terdapat beberapa
siswa yang susah dalam membedakan huruf “b” dan “d” dalam membaca dan
berhitung perkalian di kelas VI.
Maka dari itu kehadiran kampus mengajara sangat membantu peserta dan
guru dalam kegiatan proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan
dari penelitian ini adalah, peningkatan kemampuan literasi dan numerasi melalui
kegiatan pojok baca.

Metode Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di SDI Wairhek kecamatan talibura
Kab Sikka. Metode dalam penelitian ini adalah metode Kualitatif.Kegiatan
penelitian dilakukan dengan observasi lapangan. Subyek penelitian ini adalah
siswa kelas VI yang berjumlah 23 siswa.
Ada beberapa tahapan pengambilan data dalam penelitian ini antara lain:
1. observasi
Pengamatan atau observasi adalah kegiatan mengamati (pengambilan data)
untuk melihat seberapa jauh pengaruh tindakan yang telah dicapai oleh sasaran.
Proses pengamatan atau pengelihatan secara langsung terhadap kondisi, situasi,
proses, dan tingkah laku selama proses pembelajaran. (kunandar, 2013).
2. tes
Tes adalah pengumpulan data berupa informasi tentang pengetahuan,
sikap, bakat, dan alin-lain. Untuk mengukur kemampuan literasi dan numerasi
dengan menggunakan tes tertulis dan lisan dengan item atau instrumen soal untuk
mengukur kemampuan berhitung perkalian dan ketuntasan belajar sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang telah di tentukan oleh oleh peneliti. Tes yang di berikan
berupa tes membaca, menulis dan tes menghitungt perkalian.

Hasil dan Pembahasan


Setelah melakukan observasi dan uji kemampuan siswa, peneliti dapat
mengidentifikasi masalah dan merencanakan program atau kegiatan untuk
memperbaiki masalah tersebut, seperti pada uraian di bawah ini:
Nama Siswa A memiliki permasalahan bahwa Tidak dapat membedakan
huruf “b” dan huruf “d” dalam membaca dan menulis jadi untuk rencana dan
program kegiatannya Membuat id card unutk mengenal huruf
Sedangkan untuk Siswa B, C, D, E memiliki masalah Membaca belum
lancer unutk kegiatan rencana dan program kegiatannya Siswa kelas VI dibagi
menjadi 2 kelompok siswa yang sudah lanjar membaca dan siswa yang belum
lancar membaca.
Dan untuk siswa yang bernama E, F, G, H, I, J, memiliki masalah
Belumbisa menghitung perkalian unutk rencana dan kegiatannya adalah Membagi
kelompok yang sudah bisa berhitung dan siswa yang belum bisa menghitung
perkalian.
Langkah pertama yang peneliti lakukan untuk mengetahuiketerampilan
siswa dalam kefasihan membaca dan menulis, peneliti meminta siswa untuk
membaca suatu percakapan pada teks bacaan yang terdapat di buku paket tematik
kelas VI seperti gambar dibawah ini.
Gambar 1. Kegiatan uji coba membaca dan berhitung

Hasil tes kemampuan dapat langsung disimpulkan dan diberikan tindakan


bagi siswa yang tida bisa membedakan huruf “b” dan “d”, siswa yang belum
lancar membaca, dan siswa yang belum bisa berhitung perkalian akan dibentuk
kelompok khusus yang hanya melatih kemampuan literasi dan numerasi. Terdapat
10 siswa dari 23 siswa yang perlu lebih dibimbing dan diberikan pemahaman
dengan memberikan motivasi pentingnya kemampuan literasi untuk masa depan
dan juga untuk masa kini.
Uji coba dalam pelaksanaan pembelajaran sangat diperlukan oleh seorang
guru untuk mengetahui keterampilan yang dimiliki siswa sampai sejauh mana,
dan lebih memperhatikan aspek-aspek yang dibutuhkan oleh siswa. Menurut Aeni
(2010), mengajar tidak hanya sebatas memberikan pengetahuan untuk memenuhi
ranah kognitif, tetapi juga memenuhi aspek afektif berupa berbagai nilai yang
dibutuhkan dan yang dapat mempengaruhi kepribadian dan perilaku seseorang.
Gambar 2. Kegiatan pelatihan di rumah siswa

Gambar 3. Kegiatan pelatihan di kelas


Pembelajaran dilakukan secara berkelompok, agar memudahkan siswa
untuk fokus sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya. Menurut Sonjaya et al.
(2017), Pembelajaran Kooperatif banyak diterapkan dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas.
Selama satu bulan melakukan observasi langsung di kelas, peneliti dapat
melihat perkembangan dan kemajuan siswa dalam keterampilan literasi dan
numerasi tersebut, hal ini dapat disampaikan oleh peneliti berdasarkan tabel
berikut.
Pelaksanaan Program Hasil Pelaksanaan Program, Siswa yang tida bisa
membedakan huruf “b” dan huruf “d” dalam kegiatan menulis dan kegiatan
membaca. Siswa yang belum dapat membedakn huruf “b” dan huruf “d” sudah
dapat membedakan huruf dalam kegiatan menulis dan membaca. Siswa kelas VI
dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok siswa yang sudah lancar membaca,
dan siswa yang belum lancar membaca. Siswa yang belum memiliki keterampilan
membaca dan dan menulis menunjukkan kemajuan meskipun tidak begitu
signifikan.
Siswa yang telah memiliki keterampilan membaca dan menulis dapat terus
mengembangkan potensi akademiknya untuk menunjang pembelajaran pada
jenjang selanjutnya.
literasi dan numerasi untuk kelompok siswa yang belum bisa menghitung
perkalian dengan memberikan latihan soal Kegiatan tersebut dapat membuat
daya ingat siswa terhadap huruf meningkat.

Gambar 4. Kegiatan menulis dan membaca

Gambar 5. Kegiatan berhitung perkalian


Hambatan atau kesulitan yang dialami oleh siswa sekolah dasar khususnya
kelas VI yaitu kesulitan siswa dalam memahami materi pembelajaran akibat daya
tangkap dan ingatan yang kurang baik serta sering bermain di kelas. Untuk
mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan stimulus atau
stimulasi, misalnya dengan melibatkan siswa dalam setiap pembelajaran, dengan
mengajukan pertanyaan. (Saadati & Sadli, 2019: 160).
Yang menjadi perhatian bersama adalah beberapa aspek terkait kinerja
guru, sumber bacaan bagi siswa, strategi, media, dan metode pembelajaran yang
diterapkan. Dengan memaksimalkan persiapan dan kemampuan guru dalam
mengajar akan membantu siswa untuk lebih mudah memahami pembelajaran yang
sedang dilaksanakan (Mamluah & Maulidi, 2021: 873).

Kesimpulan
Selama pandemi covid-19 Program kampus mengajar sangat membantu
siswa sekolah dasarSDI Wairhek kelas VI dalam meningkatkan kemampuan
literasi dan numerasi.Pendampingan bimbingan belajar dalam kegiatan pojok baca
siswa sangat membantu peserta didik dalam membaca dan berhitung dari hasil
kegiatan diatas bahwa ada peningkatkan peserta didik dalam membedakan huruf
“b” dan Huruf “d”, siswa sudah lancar membaca dan juga dalam kegiatan
menghitung perkalian sudah mengalami peningkatan.Pemeroleh pengetahuan dan
keterampilan tidak hanya bersumber dari guru di sekolah, namun juga dari
lingkungan rumah dan lingkungan bermain siswa.

Daftar Pustaka
Saputra, A., & Zohrani, Z. (2022). Peningkatan Kemampuan Literasi Numerasi
Siswa melalui Program Kampus Mengajar di SDN 1 Monggas. Al-DYAS,
1(1), 14-27.
Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. CV Jejak
(Jejak Publisher).
Suprayitno, A., & Wahyudi, W. (2020). Pendidikan Karakter Di Era Milenial.
Deepublish.
Ramadhani, Y. R., Subakti, H., Masri, S., Brata, D. P. N., Salamun, S., Walukow,
D. S., ... & Cecep, H. (2022). Pengantar Strategi Pembelajaran. Yayasan
Kita Menulis.
Shabrina, L. M. (2022). Kegiatan Kampus Mengajar dalam Meningkatkan
KeterampilanLiterasi dan Numerasi Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu,
6(1), 916-924.

Sahrunayanti
IKIP Muhammadiyah Maumere
E-mail: sahrunayanti13@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai