Anda di halaman 1dari 30

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA

MATERI LUAS BANGUN DATAR SEGI BANYAK DENGAN


PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI
4 KELAPA KAMPIT KABUPATEN BELITUNG TIMUR TAHUN
AJARAN 2019/2020

Oleh:
TEGAS LEODI
856328714

ABSTRAK
Penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Pada Materi Luas Bangun Datar Segi Banyak Dengan
Penggunaan Media Puzzle pada Siswa Kelas IV SD Negeri 4 Kelapa
Kampit Kabupaten Belitung Timur Tahun Ajaran 2019/2020” telah
dilaksanakan pada pada bulan November 2019. Latar belakang penelitian ini
adalah kenyataan pada hasil belajar siswa untuk pelajaran matematika
khsusnya perhitungan luas bagun datar yang masing rendah. Penelitan ini
bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar Peningkatan
Hasil Belajar Matematika Pada Materi Luas Bangun datar segi banyak
dengan Penggunaan Media Puzzle. Dengan demikian penulis melakukan
Penelitian Tindakan Kelas melalui 2 siklus perbaikan pembelajaran. Adapun
siklus pertama atau ke-1 dilaksanakan pada tanggal 7 November 2019,
sedangkan siklus ke-2 dilaksankan pada 14 November 2019. Objek
penelitian ini adalah penggunaan media pembelajaran (Puzzle) sebagai cara
peningkatan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dan didapatkan
melalui proses pembelajaran melalui catatan observasi, dan hasil evaluasi
belajar. Hasil ini menunjukan bahwa nilai rata – rata selama proses
perbaikan belajar dari siklus ke-1 dan siklus ke-2 mengalami peningkatan
yang signifikan. Hal ini terlihat pada test formatif yang dilakukan pada
siklus ke-1 bahwa hasil tes pembelajaran menunjukkan rata-rata hasil
belajar ranah kognitif siswa dalam pembelajaran matematika pada materi
luas bangun datar segi banyak adalah 73,33 dan persentase ketuntasan
belajar adalah 54% yang mengalami peningkatan signifikan pada siklus ke-2
menjadi rata-rata hasil belajar ranah kognitif siswa sebesar 88,33 dengan
persentase ketuntasan belajar adalah 100%. Proses pembelajaran yang
didukung dengan penggunaan media pembelajaran puzzle menyatakan
bahawa siswa bisa lebih memahami pembelajaran dan memberikan efek
pada peningkatan hasil belajar siswa.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Media Puzzle, Bangun Datar Segi Banyak

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dengan upaya mewujudkan tujuan pendidikan yang selaras dengan


perkembangan anak, dunia dan lembaga pendidikan seharusnya bisa lebih
memperhatikan, lebih paham dan kompatibel dalam penerapannya.
Berdasarkan penelitian Osborn, White, dan Blom pada pendidikan karakter
pada anak usia dini menerangkan bahwa

“Hasil-hasil studi di bidang neurologi mengetengahkan antara lain bahwa


perkembangan kognitif anak telah mencapai 50% ketika anak berusia 4
tahun, 80% ketika anak berusia 8 tahun, dan mencapai 100% ketika anak
berusia 18 tahun”.
Ini berarti bahwa masa perkembangananakpada rentang umur 0 – 18
tahun memang benar-benar signifikan. Masa perkembangan anak yang hanya
datang sekali seumur hidup tersebut tidak boleh diabaikan. Pada masa
ini,anak-anak lebih dapat memahami sesuatu dengan menggunakan
inderanya, yang kemudian dikembangkan menjadi pemahaman dalam bentuk
imajinasi anak.

Berdasarakan teori perkembangan kognitif, menurut Piaget


perkembangan dibagi menjadi tahapan – tahapan yang sesuai dengan
perkembangan dan kemampuan dari seorang anak. Dalam hal ini Piaget
menerangkat pembagian tahapan itu menjadi tahapan Sensorikmotor,
Preoperational, Concrete operational, dan Formal operational. Dengan
tahapan inilah kita selaku seorang guru akan berperan sangat penting dalam
mendukung hal ini. Namun hal ini tidakakanmudah bagi seorang guru untuk
menjalankan fungsi dan perannya secara maksimal, karena seperti yang
disampaikan pada penejelasan di atas, bahwa perkembangan kognitif setiap
anak pasti akan berbeda. Persoalan ini juga sangat jelas digambarkan dengan
adanya Permendikbud Nomor 14 Tahun 2018 tentang Penerimaan Peserta

1
Didik Baru (PPDB) “Tidak wajib "Calistung" Kemampuan membaca,
menulis dan berhitung tidak menjadi syarat wajib calon siswa yang akan
mendaftar di jenjang SD” artinya dengan adanya persyaratan seperti ini pada
saat anak memasuki tingkatan sekolah dasar anak akan memiliki kemampuan
yang berbeda – beda. Hal inilah yang kemudian akan menambah tanggung
jawab yang besar bagi seorang guru dalammengembangan kemampuan anak
nantinya. Namun sekali lagi hal ini tidak akan mudah dijalankan apabila
rendahnya kemampuan seorang guru dalam menggali potensi siswa.

Seiring dengan persoalan yang datang dari dalam diri peserta didik,
faktor lain yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan adalah karena
lemahnya kemampuan guru dalam memahami kebutuhan dan minat siswa
dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Dimana seharusnya guru mampu
memperhatikan kebutuhan siswa dengan segala persiapan pengajaran dan
kebutuhan siswa dan tahapan perkembangan kongnitif siswa itu sendiri,
namun yang terjadisaat ini malah guru terkadang memaksakan sesuatu yang
membuat siswa kurang nyaman dalam menjalankan proses pembelajaran,
seperti penggunaan metode pengajaran yang kurang tepat. Tentunya dengan
proses dan perencanaan yang kurang baik, hal ini akan berdampak pada hasil
yang didapatkan. Hal ini bisa kita lihat dalam hasil belajar yang digunakan
sebagai standar ukur untuk keberhasilan pendidikan seorang anak. Pada SDN
IV Kelapa Kampitkeberhasilan ini dapat dilihat pada table1.1 sebagai berikut:

Tabel 1.1
Rata-Rata Nilai Capaian Siswa kelas IV semester I & II dalam Tahun 2018-2019
Mata pelajaran Rata – Rata Nilai Rata – Rata Nilai
Semester I Semester II
Matematika 73 74
Bahasa
78 79
Indonesia
IPA 78 78
Sumber: Data rekap Sekolah SDN 4 Kelapa Kampit tahun 2018-2019

2
Dari hasil tabel diatas diterangkan bahwa adanya hasil perolehan
siswa untuk matapelajaran matematika yang selalu berada dibawah dari
penilaian matapelajaran IPA dan Bahasa Indonesia. Selain itu dalam
Ngatiman (2012) menyebutkan bahwasanya matematika dikalangan para
pelajar merupakan mata pelajaran yang kurang disukai, minat mereka
terhadap pelajaran ini rendah sehingga penguasaan siswa terhadap
mata pelajaran matematika menjadi sangat kurang. Masalah ini cukup
mengglobal dan tidak hanya terjadi di Indonesia sebagaimana hasil
survey dari “Education Testing Service” pada Universitas Princeton,
Amerika Serikat bahwa matematika merupakan salah satu mata
pelajaran yang kurang dikuasai oleh pelajar. Pada penelitian ini juga
persoalan ini menjadi permasalahan utama yang kemudian diangkat
sebagai peneliatian oleh penulis. Ini terlihat dari hasil penilaian yang
dilakukan pada pra siklus yang terlihat bahwa rata – rata nilai siswa
terlihat sangat rendah dengan rata – rata 41, 25 dengan persentase
kelulusan 21% dari jumlah 24 siswa. Hal ini yang kemudian menjadi
pertanyaan bagi guru apakah hasil belajar siswa ini disebabkan dari
pengunaan metode yang kurang tepat dalam perencaan dan pelaksanaan
pembelajaran sebelumnya. Mengingat dalam perencanaan ini bagian
penetapan metode merupakan salah satu yang berpengaruh signifikan
dalam perencanaan dan keberhasilan ini.

Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar


dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar serta membawa pengaruh-
pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran
pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses
pembelajaran dan penyampaian isi materi pada saat itu. Di samping
membangkitkan minat belajar, media pembelajaran juga membantu siswa
meningkatkan pemahaman,menyajikan data dengan menarik dan
terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan

3
informasi.Penggunaan media belajar yang tepat ini tidak lain juga bentuk
nyata dari sebuah kemampuan guru dalam melihat tahapan perkembangan
kognitif siswa yang tepat dan sesuai.

Berdasarkan persoalan tersebut, maka peneliti mecoba


memberikansebuah cara/upaya untuk perbaikan dalam pembelajaran.
Khususnya, dalam mencapai sebuah tujuan pembelajaran lewat
penggunaan metode yang tepat dan sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan siswa, lewat sebuah penelitian dengan judul “Upaya
Peningkatan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Luas Bangun Datar
Segi Banyak dengan Menggunakan Media Puzzle Pada Siswa Kelas IV
SD Negeri 4 Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur Tahun Ajaran
2019/2020. Keberhasilan penggunaan Media Puzzle ini sebelumnya telah
terukur dalam beberapa penelitian.

Tabel 1.2
Tinjauan Pustaka Sejenis
Judul Pengarang Tahun Hasil Penelitian
Penelitian
Pengaruh Wiwi 2019 Hasil belajar siswa di kelas yang tidak
Media Puzzle Alawiyah, menggunakan media puzzle (kelas
Terhadap Yusuf kontrol) memperoleh nilai rata-
Hasil Belajar Suryana, rata postest sebesar 65,76, sedangkan
Siswa Oyon Haki hasil belajar siswa di kelas yang
Tentang Pranata menggunakan media puzzle (kelas
Bangun Datar eksperimen) memperoleh nilai rata-
Di Sekolah rata postest sebesar 80,6. Berdasarkan
Dasar hasil analisis data yang didapatkan
setelah melakukan penelitian ini
menunjukkan ada pengaruh
media puzzle terhadap hasil belajar
siswa tentang bangun datar di Sekolah
Dasar
Penggunaan Rosiana 2019 Aktivitas guru selama pembelajaran
Media Puzzle Khomsoh mengalami peningkatan selama tiga
Untuk siklus, pada siklus I memperoleh pada
Meningkatkan siklus I persentase 78,13%, Sementara
Hasil Belajar pada aktivitas siswa memperoleh

4
Siswa Dalam persentase 71,43%. Sedangkan pada
Pembelajaran siklus II aktivitas siswa memperoleh
Ilmu persentase 78,57% dan memperoleh
Pengetahuan kenaikan pada siklus III dengan
Sosial Di perolehan persentase 92,85%.
Sekolah Dasar
Sumber: Hasil Penelitian Sejenis

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelasakan diatas, maka dapat


dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Upaya Penggunaan Media Puzzle dapat meningkatkan Hasil


Belajar Matematika Pada Materi Luas Bangun Datar Segi Banyak pada
Siswa Kelas IV SD Negeri 4 Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur
Tahun Ajaran 2019/2020?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Sesuai dengan permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk


mengetahui dan menganalisis seberapa besar Peningkatan Hasil Belajar
Matematika Pada Materi Luas Bangun datar segi banyak dengan Penggunaan
Media Puzzle Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 4 Kelapa Kampit Kabupaten
Belitung Timur Tahun Ajaran 2019/2020.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Secara teoritis, manfaat yang diberikan sebagai bahan referensi untuk
kegiatan pembelajaran yang sama.
2. Sebagai pertimbangan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
3. Secara praktik, penulis mengharapkan dengan adanya hasil penelitian ini
dapat bermanfaat bagi:

Guru, memberikaninformasi tentang efektifitas penggunaan media


puzzledalam upaya peningkatan hasil belajar siswa.

5
Siswa, meningkatkan motivasi dan pemahaman dalam
pembelajaran matematika.

Sekolah, memberikan masukan bagi sekolah sebagai pedoman


untuk mengambil kebijakan di sekolah.

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Belajar dan Hasil Pembelajaran


Bagi Gagne, belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk
memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan,
dan tingkah laku. Selain itu, Gagne juga menekankan bahwa belajar
sebagai suatu upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan
melalui instruksi. Instruksi yang dimaksud adalah perintah atau arahan
dan bimbingan dari seorang pendidik atau guru. Selanjutnya, Gagne
dalam teorinya yang disebut The domains of learning, menyimpulkan
bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi
menjadi lima kategori, yaitu Keterampilan motoris (motor skill),
Informasi verbal, Kemampuan Intelektual, Strategi Kognitif, dan
Sikap.
Dari beberapa pengertian belajar di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan
seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh
suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga
memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif
tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak.

Tujuan pembelajaran adalah adanya perubahan perilaku


siswa, baik dari segi pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), maupun
keterampilan (psikomotor) siswa. Kemampuan kognitif adalah
kemampuan berfikir, kemampuan memperoleh pengetahuan,
pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan, dan penalaran.
Hasil belajar siswa harus mencerminkan adanya peningkatan.
Berdasarkan berbagai pendapat, hasil belajar siswa dipengaruhi
oleh beberapa faktor salah satunya adaah aktivitas. Aktivitas
belajar dilakukan oleh siswa mempunyai pengaruh yang besar

7
terhadap hasil belajarnya, siswa yang aktif cenderung mendapat
nilai yang tinggi dibandingkan siswa yang kurang aktif.

Berdasarkan uraian tentang konsep belajar di atas, dapat


dipahami tentang makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang
terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif,
dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang
hasil belajar sebagaimana diuraikan di atas dipertegas lagi oleh
Nawawi dalam K. Brahim yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat
diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari
hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Secara
sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Karenaelajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang
berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang
relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan
instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang
berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran atau tujuan instruksional. Untuk mengetahui apakah
hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki
dapat diketahui melalui evaluasi. Sebagaimana dikemukakan oleh
Sunal, bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk
membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah
memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi
atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau
bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan
prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu
pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian,
penilaian hasil belajar siswa mencakmp segala hal yang dipelajari di

8
sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan
yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa.

Keefektifan perilaku belajar dipengaruhi oleh empat hal, yaitu:

1) Adanya motivasi peserta didik menghendaki sesuatu.


2) Adanya perhatian dan tahu sasaran peserta didik harus
memperhatikan sesuatu.
3) Adanya usaha peserta didik harus melakukan sesuatu.
4) Adanya evaluasi dan pemantapan hasil (reinforcement) peserta
didik harus memperoleh sesuatu.

Dalam penyapaian hasil belajar, terdapat beberapa prinsip yang


mempengaruhi didalamnya seperti, prinsip keterlibatan langsung. Pada
prinsip ini implikasi keterlibatan langsung bagi guru adalah
mengaktifkan peran individual atau kelompok kecil didalam
menyelesaikan tugas, menggunakan media secara lengsung dan
melibatkan siswa dalam penggunaannya, memberi keleluasaan kepada
siswa untuk melakukan berbagai percobaan. Pada implikasi
keterlibatan langsung pada siswa sendiri mampu mendorong siswa
lebih aktif dalam aktivas pembelajaran dan siswa dituntuk lebih bisa
mengerjakan tugas atau penyelesaian persoalan yang diberikan.

B. Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Matematika

Ruseffendi (1989 : 23) menyatakan bahwa matematika itu


terorganisasi dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi-defini
aksioma, dan dalil-dalil, dimana dalil-dalil setelah dibuktikan
kebenarannya secara umum, karena itulah matematika sering disebut
ilmu deduktif.

Menurut Nasution bahwa matematikadapat dipandang sebagai suatu ide


yang dihasilkan oleh ahli-ahli matematika dan objek penalarannya dapat

9
berupa benda-benda atau makhluk, atau dapat dibayangkan dalam alam
pikiran kita.Menurut Ngatiman matematika adalah kumpulan ide-ide
yang bersifat abstrak, dengan struktur-struktur deduktif, mempunyai
peran yang penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Dengan beberapa pengertian diatas dapat dijelaskan kembali bahwa
matematikan adalah suatu ilmu yang bersifat abstrak dan deduktif yang
dalam penalarannya dapat dihubungkan dengan benda ataupun mahluk
hidup yang sejalan dengan pengembangan ilmu pengetahuan.

b. Proses Belajar Mengajar Matematika


Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar
secara berbeda, namun pada prinsipnya mempunyai maksud yang
sama, seperti yang dinyatakan oleh Ngatiman dalam Hamalik (2012:11)
bahwa belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan dan perubahan dalam
diri siswa yang nyata serta latihan yang kontinu, perubahan dari tidak
tahu menjadi tahu. Sedangakan Pengajaran efektif adalah pengajaran yang
menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri,
dan belajar matematika bagi seorang anak merupakan proses yang kontinu
sehingga diperlukan pengetahuan dan pengertian dasar matematika yang
baik pada permukaan belajar untuk belajar selanjutnya

c. Bangun Datar

Defenisi bangun datar yaitu: sebuah bangun yang rata yang


memiliki dua dimensi yaitu panjang dan lebar tetapi tidak memiliki tinggi
dan tebal. Dengan demikian pengertian bangun datar ialah abstrak.Bangun
datar terbagi menjadi beberapa macam-macamnya, yaitu:

1. Persegi Panjang, adalah sebuah bangun datar yang mempunyai sisi


berhadapan yang sama panjang dan memiliki empat buah titik sudut
siku-siku.

10
2. Persegi, adalah sebuah persegi panjang yang semua sisi-sisinya sama
panjang.

Rumus untuk mencari luas

 Rumus luas persegi, yaitu:


L=SxS
 Rumus luas persegi panjang, yaitu:
L=PxL

C. Media Puzzle

Media puzzle merupakan media pengajaran dua dimensi yang


perwujudannya sama dengan media gambar. Media puzzle yang dibuat
peneliti merupakan media gambar yang terbuat dari kertas karton yang
dipotong – potong sesuai kebutuhan dalam pembelajaran di kelas untuk
dipergunakan dalam menjelasakan dan penerapan pada perhitungan luas
lingkaran

D. Media Puzzle dalam Pembelajaran Matematika

Median Puzzle dalam pelajaran disini berangkat dari upaya


penerjemaan sesuatu yang komplek menjadi kesesuatu yang
disederhanakan dalam sebuah bentuk media percontohan atau instrumen.
Dengan melihat peranan media puzzle dalam pengajaran, maka
pelajaran matematika merupakan pelajaran yang membutuhkan media
bantu dalam pelaksanaannya. Secara umum fungsi media puzzle dalam hal
ini adalah sebagai berikut.

a) Sebagai media dalam menanamkan konsep-konsep matematika.


b) Sebagai media dalam memantapkan pemahaman konsep.

11
c) Sebagai media untuk menunjukkanhubungan antara konsep
matematika dengan dunia di sekitar kita, serta aplikasi konsep
dalam kehidupan nyata.

E. Kerangka Berpikir

Matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dipahami siswa.


Dengan menggunakan media puzzle diharapkan siswa mudah memahami
pembalajaran. Pembelajaran dengan menggunakan media ini, banyak
melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga aktivitas dan hasil
belajar siswa dapat ditingkatkan. Guru hanya sebagai fasilitator yang
berusaha menciptakan situasi belajar yang kondusif dan siswa dapat
merasa nyaman dalam proses pembelajaran, siswa akan lebih aktif
dalam pembelajaran menggunakan media puzzle menjadikan hasil
belajar siswa kelas IV SDN 4 Kelapa Kampit dapat meningkat. Secara
skema dapat disusun dalam gambar berikut.

Gambar 2.1
Skema Keragka berpikir Penggunaan Media Puzzle dalam kegiatan Pembelajaran

Guru: Siswa:
Kondisi Belum memanfaatkan Hasil belajar siswa pada
Awal media Puzzle dalam materi luas Bangun darat
pembelajaran segi Banyak rendah

Memanfaatkan media Melibatkan siswa dalam


Tindakan puzzle dalam pembelajaran penggunaan media puzzle
Matematika

Hipotesis: Pembelajaran
Hasil yang matematika dapat
diharapkan ditingkatkan dengan
menggunakan Media
puzzle, dan dapat
meningkatkah hasil belajar
siswa pada kelas IV SDN 4
Kelapa Kampit

12
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, Pihak yang membantu


1. Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada siswa kelas IV SDN 4
Kelapa Kampit, Kecamatan Kelapa Kampit, Kabupaten Belitung
Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan jumlah peserta
didik sebayak 24 Anak/Siswa/i.
2. Objek Penelitian ini adalah penggunaan media pembelajaran
(Puzzle) sebagaicara peningkatan hasil belajar siswa.
3. Dalam Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran
2019/2020 selama satu bulan selama bulan November 2019

B. Desain Prsedur Perbaikan Pembelajaran


Desain Prsedur Perbaikan Pembelajaran disusun pada beberapa
tahapan prosedur penelitan

Tabel 3.1
Tahapan Prosedur penelitian
Minggu

Minggu Minggu Minggu Minggu


Kegiatan Ke -1 Ke -2 Ke -3 Ke -4
Perencanaan
 Telaah Pustaka
 Observasi dan Orientasi
Lapangan
 Menyususn Rencana
Penelitian
 Penyusuanan RPP

13
 Menyusun lembar kerja
dan menyiapkan media
gambar dan paragraph
cerita
 Menyusun alat evaluasi
(lembar test)

Tindakan
 Pegumpulan data
 Pelaksanaan
Pembelajaran

Observasi
 Refleksi tindakan
 Evaluasi keseluruhan

Refleksi
 Pengetikan hasil
penelitian
 Penggandaan hasil
penelitian
 Pelaporan hasil
penelitian

Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahap, yakni


perencanaan, melakukan tindakan, observasi dan evaluasi. Refleksi
dalam tahap siklus dan akan berulang kembali pada siklus-siklus
berikutnya jika dirasa keberhasilan penelitian belum berhasil.

14
Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya adalah proses kegiatan
belajar dan hasil belajar siswa saat mata pelajaran matematika yang
dalam ini menggunakan media Puzzle untuk melihat keberhasilan
pembelajaran pada siswa.
Metode dalam penelitian ini adalah Demonstrasi dimana
kegiatan ini menekankan pada aktivitas siswa dalam melakukan
peragaan pembelajaran melalui sebuah media pembelajaran yang
mengajak kegiatan pembelajaran lebih real, menyenangkan, dan
efektif. Selain ini model pembelajaran yang digunakan adalah
Problem Based Learning dengan penggunaan alat bantu
pembelajaran dengan pengembangan penelitian tindakan kelas
(Class Action Research) yaitu suatu penelitian yang dikembangkan
bersama sama untuk peneliti dan pemecahan masalahserta
perbaikan dalam pembelajaran. Alat pengumpul data yang dipakai
dalam penelitian ini antara lain : catatan guru, hasil kerja siswa,
wawancara, dan berbagai dokumen yang terkait dengan siswa.

Data yang diambil adalah data kuantitatif dari hasil tes


formatif (nilai tugas) seta data kualitatif yang menggambarkan
keberanian dan partisipasi siswa dalam melaporkan hasilhitungan
luas bangun datar segi banyak. Instrument yang dipakai berbentuk :
tugas penyusunan puzzle dan perhitungan setiap bangun segi
banyak puzzle, observasi, catatan lapangan. Data yang terkumpul
dianalisis untuk mengukur indikator keberhasilan yang sudah
dirumuskan.

C. Teknik Analisa Data


Teknik analisa data yang digunakan adalah dengan melihat
hasil belajar siswa dalam menjawab dan mengerjakan soal
perhitungan luas dari beberapa bangun datar segi banyak, dan
dilihat dari keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat dan
ide dalam kelompok. Kemudian data yang tersedia dari berbagai

15
sumber pada saat proses penelitian dianalisis berdasarkan
komponen, sajian data, redusi data dan penarikan kesimpulan

Indikator dalam penelitian ini mencakup kognitif, Afektif dan


Psikomotor,

Tabel 3.2
Rubrik Penilaian dan Indikator Keberhasilan Penggunaan Media Puzzle dalam
pembelajaran Matematikan materi Luas Bangun Datar Segi Banyak pada
Penilaian Kognitif

Soal 1. Soal 2. Soal 3.


No Cara menghitung luas Sebutkan bagun Coba ukur ke
Nama masing –masing datar apa saja yang 4 luas masing
Peserta bangun datar(skor 10) terdapat pada – masing
didik Jika Jawaban tepat bangunan datar segi bangun datar
banyak dan luas
(skor 10) bangunan
Jika Jawaban tepat utuh
(skor 80)
Jika benar 1
luas bangun
datar skor 20
Jawaban tepat
1.

Tabel 3.3
Rubrik Penilaian dan Indikator Keberhasilan Penggunaan Media Puzzle dalam
pembelajaran Matematikan materi Luas Bangun Datar Segi Banyak pada
Penilaian Sikap

Aspek yang dinilai


No Nama Berdoa sebelum Bersyukur Kesadaran n Ket
Peserta dan setelah pela- terhadap bahwa
Didik jaran hasil kerja yang ilmu yang
telah diperole diperoleh
adalah
pemberian
Tuhan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
𝑛
N : 12 x 100 =

16
Keterangan:
n: adalah total penilaian (jumlah skor)
N: adalah Nilai untuk masing-masing siswa

Tabel 3.4
Rubrik Penilaian dan Indikator Keberhasilan Penggunaan Media Puzzle dalam
pembelajaran Matematikan materi Luas Bangun Datar Segi Banyak pada
Penilaian Keterampilan

Aspek yang Dinilai n Ket.


Menemukan rumus Mengaplikasikan
No luas rumus
bangun persegi, dan luas bangun persegi,
Nama Peserta Didik
persegi panjang dan persegi panjang

1 2 3 4 1 2 3 4
1
𝑛
N : 8 x 100 =

Keterangan:
n: adalah total penilaian (jumlah skor)
N: adalah Nilai untuk masing-masing siswa

D. Langka menganlisa Data

Langka penganalisa data penelitian ini dengan melihat tes hasil belajar
dengan proses analisis untuk hasil belajar siswa adalah sebagi berikut.
a. Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa adalah jumlah skor dari
setiap skor
b. Presentase pencapaian hasil belajar siswa diperleh dengan rumus sebagai
berikut

Nilai Akhir = Skor Perolehan x 100%


Skor maksimum

c. Nilai hasil belajar adalah :


Nilai hasil belajar siswa per tes = % hasil belajar siswa
d. Nilai rata-rata hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus

17
Rata – Rata belajar = ∑ nilai hasil belajar setiap siswa
Jumlah Siswa
Ketuntasan hasil belajar criteria ketuntasan minimal di SDN 4 Kelapa
Kampit yaitu:
a. Bila nilai siswa ≥ 67 , maka dikategorikan tuntas
b. Bila nilai siswa < 67, maka dikategorikan belum tuntas

4. Evaluasi
Evaluasi adalah proses pemberian makna atau penetapan kualitas hasil
pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut
dengan kriteria tertentu. Kriteria sebagai pembanding dari proses dan hasil
pembelajaran tersebut dapat ditentukan sebelum proses pengukuran
atau dapat pula ditetapkan sesudah pelaksanaan pengukuran. Kriteria
ini dapat berupa proses/kemampuan minimal yang, atau bataskeberhasilan,
dapat pula berupa kemampuan rata-rata unjuk kerja siswa dan berbagai
patokan yang lain.Sebelum mengadakan evaluasi,kita harus menyiapkan
alat tes berupa soal. Tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan
atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik untuk
mengukur tingkat pemahaman dan penguasaannya terhadap cakupan
materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran
tertentu.
Soal tes berbentuk uraian atau essai. Dari hasil uji coba instrumen tes,
maka skor yang diperoleh akan dianalisis untuk mengetahui tingkat
keberhasilan siswa menjelaskan pecahan dan urutannya dengan alat peraga
asli.

18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

1. Deskripsi Data Prasiklus


Data awal hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 4 Kelapa Kampit
yang diperoleh sebelum diadakan siklus (prasiklus) yaitu terdapat 19 siswa
dari 24 siswa yang belum berhasil mencapai KKM pembelajaran matematika
materi Luas Bagun datar segi banyak. Adapun KKM yang ditetapkan oleh
sekolah adalah 67. Sedangkan jumlah siswa yang berhasil mencapai KKM
pembelajaran hanya 5 siswa. Dari data ini dapat diketahui bahwa persentase
siswa yang mencapai KKM hanya 21% dan siswa yang belum mencapai KKM
adalah 79%. Nilai terendah dari data prasiklus adalah 10 dan nilai tertinggi
adalah 80.

2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I


a. Perencanaan
Hasil perencanaan siklus I adalah merancang pembelajaran
dengan penggunaan metode Demonstrasi yang menekankan pada
aktivitas siswa dalam melakukan peragaan pembelajaran melalui
sebuah media puzzle. Adapun model pembelajaran yang digunakan
adalah Problem Based Learning untuk pemecahan masalah
danperbaikan dalam pembelajaran, membuat rencana perbaikan
pembelajaran (RPP), menyusun lembar observasi, merancang lembar
kegiatan kelompok dan merancang tes formatif.

b. Pelaksanaan
Siklus I dilaksanakan pada Kamis, 7 Nopember 2019 di kelas IV
SD Negeri 4 Kelapa Kampit dengan jumlah siswa adalah 24 siswa.
Pokok bahasan pada siklus I yaitu mengenai luas bangun datar segi

19
banyak dengan alokasi waktu 2x35 menit. Pelaksanaan siklus ini
merupakan penerapan dari metode demonstrasi dengan penggunaan
media puzzle yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
akhir.

1) Kegiatan awal
Berupa mengucapkan salam dan berdoa, mencatat kehadiran
siswa, mengajak siswa menyanyikan lagu nasional untuk
meningkatkan rasa nasioanalisme, menyiapkan buku pelajaraan,
mengadakan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan inti
Berupa kegiatan PembelajaranAktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,
danMenyenangkan. Kegiatan ini mengajak siswa untuk mengamati,
menanya, menalar, dan mencoba, serta menyelesaikan soal / tugas
perhitungan dari materi luas bangun datar segi banyak yang diberikan
dalam bentuk media pembelajaran puzzle serta melaporkan hasil
diskusi dan perhitungan kelompok.

3) Kegiatan akhir
Berupa pelaksanaan tes formatif, mengoreksi hasil tes sehingga
guru dapat mengukur keberhasilan proses pembelajaran melalui
ketuntasan nilai yang diperoleh siswa. Kegiatan pembelajaran di akhiri
dengan memberikan reward untuk kelompok yang memperoleh nilai
tertinggi, menyanyikan lagu daerah, dan memberikan motivasi supaya
siswa lebih giat belajar.

c. Pengamatan/Observasi
Pada kegiatan awal pembelajaran, siswa menanggapi dengan
baik saat guru menyampaikan apersepsi, mendengarkan secara

20
seksama saat dijelaskan kompetensi yang akan dicapai namun siswa
terlihat belum kondusif dan fokus untuk mengikuti pelajaran.
Pada waktu kegiatan inti, siswa yang sudah dibagi menjadi
beberapa kelompok kecil sudah memperhatikan dengan serius ketika
dijelaskan materi pelajaran. Pada saat penjelasan menggunakan media
puzzle siswa antusias dan masing – masing ingin melakukan
percobaan. Siswa mampu memahami penggunaan rumus dan
perhitungan pada materi dan mampu mengerjakan tugas kerja
kelompok dengan tenang dan berdiskusi dengan teman satu
kelompoknya dengan baik. Beberapa siswa aktif berpartisipasi untuk
menyampaikan jawaban kelompoknya di depan kelas.
Pada kegiatan akhir, siswa diminta untuk mengerjakan tes
formatif yang diberikan oleh guru. Dan diakhir kemudian siswa turut
aktif merangkum kesimpulan dari materi pelajaran.
Hasil belajar ranah kognitif siswa pada siklus I merupakan hasil
tes individu pada pembelajaran matematika melalui metode
demonstrasi dengan penggunaan media puzzle. Nilai dari setiap siswa
dapat diketahui dari hasil pengerjaan tes formatif secara tertulis.
Jumlah siswa yang mengikuti tes formatif siklus I adalah 24 siswa.
Hasil tes pembelajaran siklus I menunjukkan bahwa rata-rata hasil
belajar ranah kognitif siswa dalam pembelajaran matematika pada
materi luas bangun datar segi banyak adalah 73,33 dengan nilai
tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Jumlah siswa tuntas 13 siswa dan
belum tuntas 11 siswa, sehingga persentase ketuntasan belajar adalah
54% secara klasikal. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar ranah
kognitif siswa pada siklus I belum memenuhi kriteria ketuntasan
klasikal yang ditentukan yaitu ≥75%.

d. Refleksi Siklus I
Pada refleksi Siklus I, peneliti bekerja sama dengan teman
sejawat berkonsultasi pada pembimbing untuk mencatat semua temuan

21
dalam perbaikan pembelajaran, yang meliputi kelebihan dan
kelemahan pada perbaikan siklus I. Tujuan dari refleksi penelitian
tindakan adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada siklus
II agar pembelajaran berikutnya semakin baik. Adapun kekurangan
dan kelebihan pada siklus I adalah sebagai berikut.

1) Keberhasilan
a) Guru telah melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan
baik dalam proses perbaikan pembelajaran siklus I.
b) Adanya peningkatan penguasaan siswa terhadap materi
pembelajaran.
c) Adanya peningkatan hasil belajar peningkatan dari sebelum
diadakan perbaikan pembelajaran (prasiklus)
d) Hasil observasi terhadap aktivitas siswa menunjukkan adanya
peningkatan aktivitas siswa yang menandakan bahwa siswa
menjadi lebih bersemangat dan termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran.

2) Kekurangan
a) Masih ada siswa yang kurang memahami materi.
b) Hasil persentase hasil belajar siswa dalam ranah kognitif masih
belum mencapai 75%.

e. Perbaikan Siklus I
Berdasarkan hasil refleksi siklus I, maka diperlukan adanya
perbaikan pembelajaran baik dari guru maupun siswa pada seluruh
aspek penilaian untuk dilaksanakan pada siklus II yaitu:

1) Guru perlu mengajak siswa yang belum memenuhi angka ketuntasan


untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.

22
2) Guru perlu membimbing siswa yang belum memenuhi angka
ketuntasan minimum untuk bisa lebih memahamai pembelajaran dan
materi

3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II


a. Perencanaan
Merancang kembali pembelajaran dengan penggunaan metode
Demonstrasi yang menekankan pada aktivitas siswa dalam melakukan
peragaan pembelajaran melalui media puzzle. Adapun model
pembelajaran yang digunakan adalah Problem Based Learning untuk
pemecahan masalah danperbaikan dalam pembelajaran, membuat rencana
perbaikan pembelajaran (RPP), menyusun lembar observasi, merancang
lembar kegiatan kelompok dan merancang tes formatif.

b. Pelaksanaan
Siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 14 Nopember 2019 di
kelas IV SD Negeri 4 Kelapa Kampit dengan jumlah siswa adalah 24
siswa. Pokok bahasan pada siklus I yaitu mengenai luas bangun datar segi
banyak dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pelaksanaan siklus ini
merupakan penerapan dari metode demonstrasi dengan penggunaan media
puzzle yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

1) Kegiatan awal
Guru masuk ke dalam kelas dengan mengucapkan salam, guru
meminta salah satu siswa yang bertugas piket untuk memimpin berdoa
sebelum kegiatan pembelajaran, guru kemudian menanyakan kepada siswa
apakah ada yang tidak masuk pada hari pembelajaran, guru kemudian
mengajak siswa menyanyikan lagu nasional untuk meningkatkan rasa
nasioanalisme yang dilanjutkan dengan salam PPK dan tepuk semangat
untuk menciptakan semangat pembelajaran, setelah itu guru juga

23
mengajak siswa untuk bermain sebeuh pemainan intuk mewujudkan sikap
dan kefokusan siswa dalam awal pembelajaran, dan selanjutnya guru
meminta seluruh siswa menyiapkan buku pelajaraan matematika dan
mengulas materi sebelumnya dengan bertanya jawab pada siswa, serta
menyampaikan tujuan pembelajaran pada materi yang ingin diberikan
pada hari tersebut.

b) Kegiatan inti
Berupa kegiatan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,
danMenyenangkan. Kegiatan ini mengajak siswa untuk mengamati,
menanya, menalar, dan mencoba, serta menyelesaikan soal / tugas
perhitungan dari materi luas bangun datar segi banyak yang diberikan
dalam bentuk media pembelajaran puzzle serta melaporkan hasil diskusi
dan perhitungan kelompok.
Guru memberikan penjelasan singkat mengenai materi pelajaran
dan mengadakan tanya jawab dengan siswa mengenai materi tersebut.
Guru membagi siswa kedalam kelompok kecil, memberikan masing –
masing potongan puzzle dan lembar kegiatan kelompok dan meminta
siswa untuk mendiskusikan soal - soal yang dimintakan. Masing – masing
kelompok kemudian diminta untuk bisa menjawab soal yang diberikan
dengan maju ke depan kelas untuk menuliskan perhitungan yang
dimintakan dan siswa lainnya diminta untuk memperhatikan. Guru
memberikan konfirmasi tentang jawaban dari setiap soal yang diberikan
dan menanyakan kembali kepada siswa dan kelompok lainnya atas
jawaban kelompok yang mengerjakan perhitungan didepan kelas

c) Kegiatan akhir
Berupa pelaksanaan tes formatif, mengoreksi hasil tes sehingga
guru dapat mengukur keberhasilan proses pembelajaran melalui ketuntasan
nilai yang diperoleh siswa. Kegiatan pembelajaran di akhiri dengan
memberikan reward untuk kelompok yang memperoleh nilai tertinggi,

24
menyanyikan lagu daerah, dan memberikan motivasi supaya siswa lebih
giat belajar.

c. Pengamatan/Observasi
Pada kegiatan awal pembelajaran, siswa meiliki sikap yang baik
dari mengucapkan salam, bedoa, dan semngat pada memulai
pembelajaran. Siswa juga menanggapi dengan baik saat guru
menyampaikan apersepsi, mendengarkan secara seksama saat dijelaskan
kompetensi yang akan dicapai.
Pada waktu kegiatan inti, siswa yang sudah dibagi menjadi beberapa
kelompok kecil sudah memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan
materi pelajaran. Pada saat penjelasan menggunakan media puzzle siswa
antusias dan masing – masing ingin melakukan percobaan. Siswa mampu
memahami penggunaan rumus dan perhitungan pada materi dan mampu
mengerjakan tugas kerja kelompok dengan tenang dan berdiskusi dengan
teman satu kelompoknya dengan baik. Beberapa siswa aktif berpartisipasi
untuk menyampaikan jawaban kelompoknya di depan kelas.
Pada kegiatan akhir, siswa diminta untuk mengerjakan tes formatif
yang diberikan oleh guru. Dan diakhir kemudian siswa turut aktif
merangkum kesimpulan dari materi pelajaran.
Hasil belajar ranah kognitif siswa pada siklus II merupakan hasil tes
individu pada pembelajaran matematika melalui metode demonstrasi
dengan penggunaan media puzzle. Nilai dari setiap siswa dapat diketahui
dari hasil pengerjaan tes formatif secara tertulis. Jumlah siswa yang
mengikuti tes formatif siklus II adalah 24 siswa. Hasil tes pembelajaran
siklus II menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar ranah kognitif siswa
dalam pembelajaran matematika pada materi luas bangun datar segi
banyak adalah 88,33 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 80.
Jumlah siswa tuntas 24 siswa dan belum tuntas tidak ada, sehingga
persentase ketuntasan belajar adalah 100% secara klasikal. Hal ini

25
menunjukkan bahwa hasil belajar ranah kognitif siswa pada siklus II sudah
memenuhi kriteria ketuntasan klasikal yang ditentukan yaitu ≥75%.

d. Refleksi
Data yang diperoleh pada penelitian siklus II berupa keterampilan
guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada pembelajaran
pembelajaran matematika materi luas bangun datar segi banyak dengan
metode demonstrasi dengan penggunaan media puzzle. Selanjutnya
peneliti bersama supervisor 2 menetapkan refleksi sebagai berikut.
Hasil tes evaluasi siswa menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar
ranah kognitif siswa pada siklus II adalah 88,33. Siswa yang memenuhi
KKM sebanyak 24 siswa dan berarti tidak ada siswa yang belum
memenuhi KKM. Sehingga persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar
100%. Dengan demikian, hasil belajar ranah kognitif siswa telah
memenuhi kriteria ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu ≥75%.
Hasil observasi nilai aktivitas siswa juga sudah menunjukkan hasil
yang memuaskan dengan kriteria Amat Baik pada siklus II. Perhitungan
nilai rata- rata untuk aktivitas siswa adalah sebesar 90,53 yang
menandakan bahwa sebagian besar siswa melakukan aktivitas
pembelajaran dengan amat baik.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Dari dua hasil perbaikan yang dilakukan melalui dua siklus
pembelajaran ini, dapat dijelaskan bahwa pembelajaran matematika pada
materi luas bangun datar segi banyak dengan metode demonstrasi melalui
penggunan media pembelajaran puzzle sudah meningkatkan hasil belajar
siswa. Terbukti dengan tercapainya indikator keberhasilan yang
diharapkan pada aspek – aspek tersebut, seperti kemampuan dalam
mengidentifikasi jenis bangun datar dalam bangun segi banyak,
menemukan dan menentukan rumus luas bangun, serta mengaplikasikan

26
perhitungan rumus luas bangun datar segibanyak. Mengacu pada hasil
tersebut, penelitian diberhentikan hanya sampai pada siklus II dikarenakan
sudah tercapainya indikator keberhasilan.

27
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Dari pelaksanaan kegiatan perbaikan hasil belajar siswa yang
didasari oleh penilaian test formatif siswa dari siklus I dan siklus II yang
telah dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri 4 Kelapa Kampit terlihat
mengalami peningkatan. Hal ini dilihat pada test formatif yang dilakukan
pada siklus ke I bahwa hasil tes pembelajaran menunjukkan rata-rata hasil
belajar ranah kognitif siswa dalam pembelajaran matematika pada materi
luas bangun datar segi banyak adalah 73,33 dan persentase ketuntasan
belajar adalah 54% mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus ke
II menjadi rata-rata hasil belajar ranah kognitif siswa sebesar 88,33 dengan
persentase ketuntasan belajar adalah 100%.
Proses pembelajaran dengan metode demonstrasi melalui penggunaan media
puzzle ini menjelaskan bahwa kegiatan pembelajaran lebih mudah diterima
dan dipahami siswa sehingga berdampak pada hasil belajar yang baik dan
sesuai dengan kriterian nilai minimum yang dimintakan

B. Saran Tindak Lanjut

Berdasarkan kesimpulan diatas maka beberapa saran untuk


meningkatkan hasil belajar matematika terkhusus pada materi perhitungan
luas bangun datar segi banyak antara lain; guru hendaknya mampu dalam
memilih media pembelajaran yang tepat sesuai dengan mata pelajaran dan
materi yang diberikan sehingga pembelajaran dikelas menjadi lebih
bermakna dan berjalan dengan baik. Penggunaan media pembelajaran yang
tepat akan membuat siswa lebih berperan aktif dan terlibat langsung, serta
lebih memahami dan menyerap materi ketika proses kegiatan pembelajaran
sedang berlangsung.

28
DAFTAR PUSTAKA

Alawiyah Wiwi,Suryana Yusuf, dan Haki PranataOyon. 2019. Pengaruh Media


Puzzle Terhadap Hasil Belajar Siswa Tentang Bangun Datar Di Sekolah
Dasar. Bandung: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Hobri, Susanto, Syaifuddin Mohammad, dkk.2018. BukuPedoman siswa Senang


Belajar Matematika SD/MI kelas IV Kurikulum 2013. Jakarta:
KementrianPendidikandanKebudayaan.

KhomsohRosiana. 2019. Penggunaan Media Puzzle Untuk Meningkatkan Hasil


Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Di Sekolah
Dasar. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif–Progresif, Konsep,
Landasan.dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Grop.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:


PRENDAMEDIA GROUP.

Wardani, Julaeha Siti, Rahayu Ucu, dkk. 2019. Pemantapan Kemampuan


Profesional (PKP) – PGSD. Banten: Universitas Terbuka.

https://www.academia.edu/22605333/faktor
faktor_yang_Mempengaruhi_Perkembangan_Peserta_Didik diakses pada 4
Nopember 2019 pukul 16:15 wib
http://www.tribunnews.com/nasional/2018/05/29/aturan-baru-kemendikbud-
masuk-sd-tidak-wajib-bisa-calistungdiakses pada 4 Nopember 2019 pukul 16:15
wib
https://rumusbilangan.com/bangun-datar/diakses pada 15 Nopember 2019 pukul
12:35 wib

29

Anda mungkin juga menyukai