Format Pengkajian Data Subyektif
Format Pengkajian Data Subyektif
Riwayat Laktasi
1. Pengalaman menyusui dini:
2. Pemberian ASI eksklusif :
3. Lama menyusui :
4. Kendala :
Penjelasan.
2. Prolaps uteri
Prolaps uteri atau yang biasa disebut ‘ turun peranakan’, adalah sebuah kondisi turunnya rahim ke liang vagina.
Biasanya ada tingkatannya, dari grade 1 sampai dengan 4. Kalau sudah grade 4 maka uterus (rahim) sudah keluar dari
liang vagina. Faktor risikonya adalah karena banyaknya anak, jenis persalinan, besarnya bobot bayi yang dilahirkan
dan kelainan kolagen. Keluhan ini biasanya terasa saat menjelang atau sudah menopause, karena jaringan sekitar rahim
makin ‘kendur’ atau adanya peningkatan pada tekanan perut, salah satunya pemicunya adalah penyakit batuk kronis.
3. Plasenta pravia
Plasenta previa adalah kondisi ketika sebagian atau seluruh plasenta menutupi mulut rahim. Plasenta atau ari-ari akan
terbentuk dan menempel pada dinding rahim saat seorang wanita hamil. Faktor ini terjadi ketika Anda hamil dan
melahirkan berkali-kali. Semakin banyak Anda hamil dan melahirkan, semakin sulit pula proses kehamilan
menemukan tempat untuk pembuahan.
a. Trimester 1 :
7. Perdarahan
Perdarahan sangat berbahaya, jika terjadi perdarahan apalagi pervagina secara langsung kemungkinan
jika perdarahan segar bisa terjadi plasenta previa. Plasenta previa letaknya dibawah menutupi jalan
lahir, lalu ada perdarahan lain kemungkinan ada sosio plasenta, plasentanya terlepas sebelum lahir itu
sangat berbahaya bagi ibu dan bayi. Bumil dianjurkan untuk segera menemui dokter atau segera ke
UGD jika mengalami perdarahan.
b. Trimester II dan III
1. Demam
Suhu 36,5ºC - 37ºC adalah ukuran normal.
jika menemukan pasien suhunya di atas angka tersebut bahkan sampai di atas 38ºC barulah hubungi
dokter kandungan,atau bidan
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah demam itu sendiri bukan infeksi yang
menyebabkannya, dan apakah meningkatkan risiko cacat lahir pada manusia.
Jika menemukan pasien berada di kehamilan trimester II dan III mengalami demam lebih tinggi dari
38ºC, pastikan untuk segera melakukan perawatan.
2. Kotoran berdarah
Jika ada pasien dengan keluhan fases berdarah kemungkinan adanya gejala penyakit hemoroid beraknya
berisi darah segar ada kemungkinan pecah pembuluh darah pada bagian anus,tergantung juga dengan
jenis darahnya jika darahnya menghitam ada kemungkinan melena ,di dalam terjadi pendarahan .
Ketika ada pasien datang dengan keluhan fases berdarah atau hemoroid kemungkinan tidak ada
pengaruhnya bagi ibu dan janin namun akan berpengaruh saat menjalani proses persalinan seperti
contohnya;
a. kemungkinan hemoroid semakin parah, Penyakit hemoroid yang diderita ibu hamil
kemungkinan akan diperparah saat melahirkan normal. Hal ini terjadi karena saat melahirkan
secara normal, mau tak mau penderita harus mengejan dan ini dapat memperparah hemoroid
yang diderita. Ketika mengejan, tonjolan hemoroid biasanya keluar. Resiko melahirkan
normal mungkin tidak terlalu parah, jika hemoroid keluar dan dapat masuk kembali dengan
ataupun tanpa bantuan tangan.
b. Stres pasca operasi
stres merupakan aktivitas berbahaya untuk ibu hamil yang akan membahayakan
kandungan. Begini penjelasannya. Kondisi ketika ambeien atau hemoroid terjepit dan tak
dapat masuk kembali sehingga terjadi pendarahan, biasanya dialami saat ambeien memasuki
stadium 3 atau 4. Nah, jika sudah begitu mau tak mau harus dilakukan operasi pemotongan
ambeien. Pasca operasi pemotongan ambeien, pasien akan merasakan sakit yang luar biasa
tak tertahankan.
8. Perdarahan
Perdarahan sangat berbahaya, jika terjadi perdarahan apalagi pervagina secara langsung kemungkinan
jika perdarahan segar bisa terjadi plasenta previa. Plasenta previa letaknya dibawah menutupi jalan lahir,
lalu ada perdarahan lain kemungkinan ada sosio plasenta, plasentanya terlepas sebelum lahir itu sangat
berbahaya bagi ibu dan bayi. Bumil dianjurkan untuk segera menemui dokter atau segera ke UGD jika
mengalami perdarahan.
9. Nyeri perut
Tanda dan bahaya nyeri perut adalah adanya kontraksi,kemungkinan adanya pendarahan didalam,
pendarahan dan membekak pada akhirnya menyebabkan nyeri perut,
- Nyeri yang umumnya berlangsung lama ini menjadi pertanda kehamilan ektopik (kehamilan di luar
rahim). Kehamilan ini disebabkan oleh sel telur yang sudah dibuahi menempel di luar rahim,
biasanya di dalam saluran telur (tuba falopi).
Nyeri hebat muncul akibat perdarahan di dalam rongga perut lantaran
- Nyeri disertai dengan perdarahan juga bisa terjadi pada saat keguguran. Sifat nyeri ini bisa ritmis
(teratur) dan spastis (disertai rasa kejang) dengan intensitas yang makin meninggi. Sebaiknya
segera berangkat ke rumah sakit untuk mendapat penanganan yang tepat.
-
10. Nyeri ulu hati
Nyeri ulu hati hebat itu disebabkan karena sesak nafas, akibat peningkatan tekanan darah. nyeri ulu hati
sering kali memberikan efek tidak nyaman bagi ibu hamil, karena timbulnya sensasi perih, panas, atau
terbakar pada area dada. Jika nyeri ulu hati saat hamil semakin parah, atau disertai sesak napas, pusing,
dan lemah, Bunda harus segera menghubungi dokter.
12. Pusing
Ini kemungkinan terjadinya gejala anemia, Anemia pada ibu hamil yang tidak ditangani dengan benar
dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi yang berbahaya, seperti persalinan prematur. Selain itu,
anemia juga dapat meningkatkan risiko berat badan lahir rendah pada bayi. Pada sisi ibu, anemia dapat
meningkatkan risiko depresi pasca persalinan dan kematian ibu pasca persalinan.
1) Cloasma
Cloasma ini disebabkan oleh hormon pada saat hamil membuat produksi melanin pada kulit bekerja
berlebihan dan menyebabkan cloasma (hiper pigmentasi) yang menyebabkan flek pada wajah, leher, ketiak.
Cloasma ini tidak berbahaya hal ini wajar terjadi. Biasanya sesudah kehamilan kulit akan kembali lagi, ibu hamil
disarankan jangan memakai krim wajah karena ada beberapa krim wajah yang tidak baik dipakai untuk ibu hamil.
2) Edema dependen
Kaki dan tangan bengkak normal terjadi karena ketika kita hamil, karena cairan dalam diri akan meningkat
sampai 50% , udara yang panas beraktivitas dalam waktu yang lama serta asupan nutrisi yang kurang bengkak
yang bahaya biasanya akan ditandai dengan gejala yang lain seperti:
-jika muncul pada muka-tangan (pre-eklamsia)
-jika piting dan muncul bahkan setelah semalan berbaring pada posisi miring ke kiri dan kaki kiri dinaikkan
-jika disertai dengan gejala anemia atau proteinuniria dan hipertensi
-tanda tanda varises dan komplikasi tromboembolic
. Bisa diatasi dengan kurangi aktivitas yang lama, ganjal kaki saat tidur, perbaiki asupan nutrisi.
7). Sering kencing
selama hamil ini sebenarnya ada perubahan fisik yang Ibu alami terutama kalau misalnya hamilnya sudah
besar trimester kedua dan ketiga ini rahim ini menekan kandung kemih. Jika sering menahan kencing dapat
menyebabkan infeksi saluran kencing untuk mengatasi
kelainan-kelainan yang bumil alami juga semuanya penting hingga nanti kalau misalnya ada penyakit Ibu bisa
diterapi lebih dini sehingga tidak komplikasi. Atau bisa dicegah dengan mengurangi minuman yang berkafein dan
bersoda.
c. Obat dan suplemen yang pernah diminum selama kehamilan ini:
Ini ditulis karena untuk mengetahui pemenuhan akan suplemen seperti salep, zat besi, dan asam folat sangat
dibutuhkan oleh ibu dan janin. yg dibutuhkan adalah asam folat asam folat sangat penting untuk mencegah atau
cedera tabung saraf pada janinnya zat besi untuk mencegah anemia kemudian dibutuhkan kalsium dan vitamin D.
b. Minum-minuman keras
karena alkoloh akan mempengaruhi kesehatan janin sendiri karena dapat mempengaruhi perkembangan,
mental , dan emosional pada bayi, bisa menyebabkan keguguran dan lain lain.
c. Narkoba
jenis narkoba apapun dikonsumsi akan memberikan masalah pertumbuhan dan kesehatan janin dan proses
lahir.
d. Minum jamu
Ada beberapa jenis jamu yang boleh diminum, dan beberapa tidak boleh diminum. Tetapi sebaiknya jangan
minum jamu dulu, karena kita tidak tahu kandungan di jamu itu apa saja. Bisa menyebabkan tidak nyaman pada
sang ibu yang bisa mempengaruhi sang janin juga.
e. Diurut dukun
Jelas tidak boleh, karena ibu hamil tidak boleh diurut perutnya bisa menyebabkan keguguran.
G. RIWAYAT KESEHATAN
1. Penyakit Jantung
Penyakit jantung pada saat ibu hamil sangat berbahaya karena akan memperparah keadaannya. Ketika hamil akan
terjadi peningkatan tekanan darah. Ibu yang mempunyai riwayat penyakit jantung dan mengalami kehamilan,
berakibat memperberat beban kerja jantung. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaanantenatal ( pemeriksaan dan
pemantauan kesehatan ibu hamil secara teratur. Selain pemeriksaan kehamilan juga dilakukan beberapa pemeriksaan
penunjang antara lain ECG ( Elektro Cardio Grafi ), Echocardiografi pada ibu dan USG kandungan ( Ultra Sono Grafi)
juga NST ( Non Stress Test ). Tujuan pemeriksaan tersebut bertujuan untuk memantau kondisi kesehatan jantung ibu
dan keadaan bayi . Selama hamil pemeriksaan darah juga dilakukan secara berkala. Akibat penyakit jantung dalam
kehamilan, terjadi peningkatan denyut jantung pada ibu hamil dan semakin lama jantung akan mengalami kelelahan.
Akhirnya pengiriman oksigen dan zat makanan dari ibu ke janin melalui ari – ari menjadi terganggu dan jumlah
oksigen yang diterima janin semakin lama akan berkurang. Janin mengalami gangguan pertumbuhan serta
kekurangan oksigen. Sebagai akibat lanjut ibu hamil berpotensi mengalami keguguran dan kelahiran prematur
( kelahiran sebelum cukup bulan ). Terutama bila selama kehamilannya sang ibu tidak mendapat penanganan
pemeriksaan kehamilan dan pengobatan dengan tepat.
2. Terinfeksi TORCH
TORCH adalah singkatan untuk kumpulan beberapa penyakit infeksi yang terkait dengan meningkatkan resiko
terjadinya abortus atau kelainan/cacat bawaan pada janin akibat infeksi yang terjadi pada masa kehamilan. TORCH
adalah Toxoplasmosis, Rubella (campak jerman), Cytomegalovirus (CMV), dan Herpes Simpleks. TORCh akan
memepengaruhi kehamilan yaitu Ketika hamil muda maka akan mengalami keguguran, namun ketika hamil sudah
diatas 3 bulan atau hamil lanjut itu akan menyebabkan kelainan trombositopenia.
3. Hipertensi
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius bagi ibu, bayinya, atau keduanya.
Obesitas selama kehamilan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan bagi bayi seperti cacat lahir, prematur,
hingga keguguran. Bahaya hipertensi bagi bayi yaitu Solusio plasenta. Preeklampsia meningkatkan risiko kondisi ini di
mana plasenta terpisah dari dinding bagian dalam rahim sebelum bayi lahir. Solusio yang parah dapat menyebabkan
pendarahan hebat, yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi.
4. Diabetes Militus
Diabetes Militus sangat berpengaruh pada bayi. Bayi akan membesar, jika ibu hamil mempunyai penyakit diabetes
militus maka nanti bayinya akan berada pada BB diatas normal. Normal BB bayi yaitu 2,5kg-4kg. Jika ibu hamil
mengalami diabetes militus maka kemungkinan bayi yang lahir diatas 4kg dan itu akan berpengaruh pada proses
persalinan nanti.
5. Asma
Ibu hamil dengan penyakit asma akan berpengaruh terhadap tekanan darah dan pemenuhan oksigen terhadap si bayi.
6. TBC
Untuk ibu hamil yang mempunyai penyakit TBC diharapkan tidak menyusui bayinya dan terus mendapat pengobatan
secara periodic 6 bulan itu wajib.
7. Hepatitis
Hepatitis sangat berpengaruh terhadap bayi, jika ibu hamil mempunyai penyakit hepatitis maka bayi juga akan
mengidap penyakit hepatitis.
8. Epilepsi
Ibu hamil yang mengalami epilepsy atau kejang itu akan mempengaruhi pemasokan oksigen ke janin dan itu
berbahaya bagi bayinya.
9. PMS
Yang termasuk didalam penyakit ini yaitu spilis, gonore dan yang lainnya. Ini akan berpengaruh pada bayi karena bayi
juga akan terinfeksi terhadap penyakit tersebut ketika melalukan persalinan.
10. Riwayat Gynekologi
Riwayat ginekologi bisa menyebabkan komplikasi dalam kehamilan dan persalinan ibu hamil. Bumil yang pernah
memiliki riwayat kasus kehamilan ektopik (kehamilan yang terjadi di luar rongga rahim), kemungkinan besar akan
kembali mengalaminya pada kehamilan selanjutnya. Cedera tuba (cedera pada tuba falopi, atau saluran telur) akan
meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik. Selain itu, riwayat ginekologi yang memengaruhi terjadinya
komplikasi adalah adanya kejadian inkompetensia serviks (ketidakmampuan serviks untuk mempertahankan
kehamilan), dan uterine anomalies (dinding rahim rusak), sehingga meningkatkan risiko keguguran.
11. Cervisitis Kronis
Cervisitis kronis merupakan suatu infeksi pada sevik, ini sangat berpengaruh pada bayi karena bayi bisa terinfeksi juga
dan sangat berpengaruh pada saat persalinan dan persalinan tidak terjadi normal.
12. Endrometriosis
Ibu hamil yang mengalami endometriosis berisiko tinggi untuk melahirkan prematur di bawah usia 37 minggu.
Persalinan prematur dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat rendah (BBLR) dan berbagai gangguan tumbuh
kembang. Bayi prematur juga umumnya membutuhkan penanganan medis intensif segera setelah dilahirkan.
Endrometriosis ini juga sangat berpengaruh pada saat hamil. Ibu hamil akan mengalami rasa nyeri.
13. Myoma
Miom saat hamil mungkin untuk meningkatkan risiko terjadinya keguguran dan persalinan prematur. Selain itu,
adanya miom saat hamil juga dapat menyebabkan posisi bayi menjadi sungsang, sehingga kemungkinan Anda untuk
melahirkan secara Caesar lebih besar. Miom juga dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan pasca melahirkan.
14. Kanker Kandungan
Selain memengaruhi perkembangan janin dalam kandungan, adanya kanker serviks juga bisa menyebabkan gangguan
pada proses persalinan. Karena adanya jaringan sel kanker, proses persalinan normal akan terkendala. Adanya
kemungkinan kanker menyebar ke janin.
15. Perkosaan
Pemerkosaan ini sangat berpengaruh terhadap kehamilan, ibu yg hamil pernah mengalami pengerkosaan akan susah
untuk menerima kehamilannya karena ibu tersebut masih ada difase trauma akan hal itu. Jika ibu hamil pernah
mengalani perkosaan sebelumnya itu akan menyebabkan trauma pada si ibu. Kita sebagai tenaga medis bisa
menanyakan pada pasien masalah perkosaannya dengan cara privasi.
2. Riwayat Operasi
Tujuan dr di tanyakannya riwayat operasi sesar adalah untuk mengetahui apakah ibu pada kehamilan sebelumnya
melakukan persalinan secara operasi sesar atau tidak. Apa bila ibu melakukan persalinan dengan operaso sesar maka
hal itu akan berdampak bagi kehamilan ibu saat ini.
Riwayat operasi ini yang berkaitan dengan kehamilan. Contoh jika ibu hamil sebelumnya mengalami operasi pada
tangan itu tidak adan berpengaruh sama sekali pada bayi ibu.
a. Komplikasi pada ibu infeksi pada bekas jahitan. Infensi luka akibat persalinan caesar beda dengan luka persalinan
normal. Luka persalinan normal sedikit dan mudah terlihat sedangkan luka operasi caesar lebihbesar dan berlapis-
lapis. Bila penyembuhan tak sempurna, kuman lebih mudah menginfeksi sehingga luka akan menjadi parah.
b. Infeksi rahim. Infeksi rahim akan terjadi jika ibu sudah mengalami infeksi sebelumnya misalnya mengalami pecah
ketuban dini. Saat dilakukan operasi rahim pun akan terinfeksi.
c. Perdarahan. Perdarahan tak bisa dihindari dalam proses persalinan. Namun, darah yang hilang lewat operasi caesar 2
kali lipat dibandingkan dengan persalinan normal.
d. Komplikasi pada bayi tersayat. Ada 2 pendapat soal kemungkinan tersayatnya bayi saat operasi caesar.
1. Pertama habisnya air ketuban yang membuat volume ruang didalam
rahim menyusut.
2. Akibatnya, ruang gerak bayipun berkurang dan lebih mudah terjangkau
pisau bedah.Jika pembedahan dilakuakn tidak hati-hati bayi bisa tersayat di baguan kepala atau bokong. Terlebih,
dinding rahim sangat tipis.
3.Penyakit/ gejala penyakit yang pernah diderita keluarga ibu dan suami:
a.Keturunan :Anamnesis ini digunakan untuk mencari ada tidaknya penyakit keturunan dari pihak keluarga
(diabetes mellitus, hipertensi, tumor, dll) atau riwayat penyakit yang menular.
1).Penyakit jantung : untuk mengetahui apakah keluarga mempunyai riwayat penyakit jantung jika punya akan
terjadinya sejumlah perubahan fisiologis dari sistem kardiovaskuler yang akan dapat ditolerir dengan baik oleh wanita
yang sehat, namun akan menjadi ancaman yang berbahaya bagi ibu hamil yang mempunyai keturunan dan kelainan
jantung sebelumnya. Banyaknya perubahan fisiologis yang teradi pada wanita hamil nampaknya mempersulit
diagnosis kelainan jantung, misalnya bisirlg-jantung fisiologis sering ditemukan pada wanita hamil normal, demikian
pula dengan dyspnea dan edem. Gejala klasik penyakit jantung meliputi palpitasi, sesak nafas, dan nyeri dada.
Berhubung karena gejala ini juga berhubungan dengan kehamilan normal maka perlu melakukan anamnesis yang
cennat untuk menentukan apakah gejala ini sudah tidak berhubungan dengan kehamilan normal. Kelainan jantung
yang berisiko tinggi pada ibu hamil meliputi sindroma eisenmenger, hipertensi pulmonal primer, dan kardiomiopati
peripartum.
2) .Diabetes Militus : diabetes melitus dalam kehamilan adalah hal yang sangat penting sebagai upaya preventif,
dengan mengenal resiko, tanda gejala komplikasi, tata laksana, termasuk yang perlu diperhatikan pada pemilihan
kontrasepsi, apa yang dilakukan saat persalinan dengan kehamilan diabetes mellitus (GDM) sampai dengan pasca
persalinannya
3) .Asthma : jika ibu hamil memiliki penyakit keturunan Asma pada ibu hamil meningkatkan risiko melahirkan
bayi yang memiliki gula darah rendah, kejang akibat kurangnya asupan oksigen ke otak, dan frekuensi napas cepat
pada bayi baru lahir. Kondisi ini bisa menyebabkan kematian pada bayi baru lahir sehingga membutuhkan perhatian
lebih.
4).Hipertensi : Ibu hamil menjelang persalinan yang memiliki riwayat hipertensi beresiko tinggi bagi bayi
yang dilahirkan. Seseorang dengan kedua orang tua pengidap tekanan darah tinggi akan memiliki resiko terserang
penyakit darah tinggi dua kali lebih besar. Jika ibu memiliki hipertensi resiko adalah 50% sedangkan pada ayah
resikonya sebesar 80% yang akan diturunkan kepada anaknya karena faktor resiko dalam keluarga tidak dapat
dikontrol.
5).Epilepsi : untuk mengetahui jika ibu hamil memiliki riwayat penyakit keturunan epilepsi saat hamil bisa
berisiko untuk kehamilan dan pertumbuhan serta perkembangan janin di dalam kandungannya.
6) .Gangguan Jiwa : faktor yang disebut bisa meningkatkan risiko gangguan jiwa, salah satunya adalah faktor
genetik. Jika ibu hamil memiliki riwata keluarga gangguan jiwa atau Orang yang memiliki keluarga dan orangtua
dengan riwayat gangguan mental disebut lebih rentan mengalami kondisi yang sama.
b.Sering kontak dengan penderita keluarga ibu dan suami: menanyakan hal ini kepada ibu hamil untuk mengurangi
dan meminimalisir resiko penularan ke ibu maupun janin
1).HIV/ AIDS : untuk mengetahui dan meminimalisir adanya ibu hamil yang berisiko untuk menularkan
penyakit HIV kepada bayinya. Anamnesis yang dapat dilakukan antara lain dengan menanyakan apakah ibu pemakai
obat terlarang, perokok, mengadakan hubungan seks bebas, dan lain-lainnya. Bila ditemukan kasus tersebut di atas,
harus dilakukan tindakan lebih lanjut.
2) .TBC : Selama kehamilan dapat terjadi transmisi basil TB ke janin, biasanya te rjadi secara lim fatik ,
hematogen atau secara langsung. Diagnosis klinis TB pada kehamilan le bih s ulit k arena gejala ya ng m u ncul s
eperti kelelahan, sesak nafas, berkeringat, lemas, batuk, dan demam ringan mirip dengan gejala fisiologis kehamilan.
World Health Organization sangat merekomendasikan skrining gejala dan pemeriksaan Xpert MTB (Mycobacterium
tuberculosis) / R I F (Resistance to Rifampin) untuk mendiagnosis TB pada kehamilan.
3).Hepatitis : Infeksi hepatitis virus pada kehamilan tidak berhubungan langsung dengan peristiwa kehamilan,
namun tetap memerlukan penanganan khusus, mengingat penyulit- penyulit yang mungkin timbul baik untuk ibu
maupun janin. Hepatitis virus sering menibulakan jaundice pada kehamilan, dengan kemajuan pengobatan saat ini,
asam ursodeoxychalic dapat mengurangi kerusakan hati, baik akut maupun kronik.
4.Riwayat keturunan kembar : Faktor genetik memiliki peran cukup penting dalam menentukan seberapa besar
peluang pasangan bisa memiliki anak kembar. Jika salah satu orangtua Anda memiliki saudara kembar, maka besar
kemungkinan akan punya anak kembar juga di kemudian hari. Pasalnya, tubuh seseorang dapat membawa gen kembar
yang diwariskan dari orangtua