Anda di halaman 1dari 2

http://smp-geografi.blogspot.sg/2012/01/1-membuat-sketsa.

html

MEMBUAT SKETSA

Peta mental akan mudah dijelaskan kepada orang lain bila diwujudkan dalam bentuk gambar
nyata, yaitu berupa sketsa. Sketsa juga dapat dibuat berdasarkan obyek nyata yang terdapat di
muka bumi. Sketsa hanya gambaran kasar tentang suatu wilayah berdasarkan hasil pengamatan
lapangan dari sipembuat sketsa atau dibuat secara garis  besar.

Sketsa bukanlah peta. Sketsa berbeda dengan peta karena peta tidak memiliki ukuran dan jarak
sesuai aslinya. Contoh : sketsa bentang alam di sekitar sekolah, sketsa route perjalanan siswa dari
rumah hingga sekolah, sketsa lokasi gedung pertemuan, dan lain-lain.

Gambar  8.1   Sketsa Gedung Pertemuan Perkawinan

Berdasarkan Gambar 8.1, tamu undangan diberi tahu bahwa gedung pertemuan perkawinan
terletak di Jl. Merdeka, di sebelah pasar Minggu. Bagi tamu yang belum paham betul daerah itu,
ditunjukkan tanda-tanda khas kota (landmark), yaitu simpang lima, balai kota, kebun binatang
dan pasar minggu. Dimanapun Anda berada bila telah menemukan landmark tersebut, akan
mudah untuk menuju ke gedung pertemuan perkawinan. Caranya mengikuti arah anak panah.

Gambar obyek dan tulisan dalam sketsa hendaknya tidak terlalu banyak. Sketsa sebaiknya dibuat
sesederhana mungkin, jelas dan tidak membingungkan.  Obyek yang tidak sesuai tujuan
pembuatan sketsa harus dihilangkan (tidak digambar). 
http://smp-geografi.blogspot.sg/2012/01/contoh-sketsa-bentang-alam.html

OBYEK GEOGRAFI (BENTANG ALAM DAN BENTANG BUDAYA)


Obyek geografi yang berupa bentang alam dan bentang budaya akan mudah dipelajari bila
digambar dalam bentuk sketsa. Hal ini karena obyek geografi tersebut disederhanakan, dan
obyek yang digambar hanya tertentu saja berdasarkan tujuan pembuatan sketsa.  

Berikut ini adalah contoh sketsa bentang alam daerah pantai. Pada sketsa tersebut hanya
digambar tentang bentang alam beserta karakterik masing-masing obyek penting. Obyek penting
yang digambar adalah laut, pantai, hutan mangrove, dan daerah perbukitan. 

Sketsa bukanlah peta.


Apabila obyek yang digambar dalam sketsa diletakkan pada posisi keruangan seperti
kenampakan aslinya dan penggambarnnya telah menggunakan skala maka sketsa tersebut sudah
dapat dikatakan sebagai peta.
 
Oleh karena sketsa bukan peta, maka gambar dalam sketsa seringkali mengabaikan ukuran dan
bentuk obyek aslinya. Apabila bentuk sudah mirip dengan obyek aslinya sketsa tersebut sudah
dianggap benar. Dalam kegiatan tertentu, sketsa justru lebih mudah dipahami orang dari pada
peta atau citra (photo udara).

Anda mungkin juga menyukai