Anda di halaman 1dari 6

Nama : Stepanus Pasaribu

Nim : 044583706

Prodi : Perencanaan Wilayah Dan Kota

Matkul : Analisis Lokasi dan Pola Keruangan

Selamat siang Tutor, ijin menanggapi pertanyaan dari forum diskusi ini. Terima
Kasih .

1) Berikanlah penjelasan bahwa preferensi/kriteria lokasi sangat


mempengaruhi location decision bagi berbagai kegiatan di dalam ruang!

2) Berikan penjelasan hal-hal yang menyebabkan dinamika perubahan pola,


struktur dan karakter ruang, serta gejala yang terjadi akibat perubahan tersebut!

3) Berikan penjelasan hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam


menentukan location decision berdasarkan preferensi ekonomi!

4) Anda diminta untuk memberikan penjelasan secara mendalam tentang


relevansi Teori Klasik dari Von Thunen pada masa sekarang, serta beberapa hal
yang menjadi kelemahan pada kondisi saat ini sehingga menjadi kritik oleh ahli
lainnya!

5) Anda diminta untuk memberikan penjelasan tentang faktor-faktor yang


menyebabkan suatu central place dapat memiliki orde paling tinggi dalam
hierarki orde yang dikemukan dalam teori Walter Christaller!

Jawaban:

1. Teori lokasi pada dasarnya mempelajari preferensi/kriteria dari manusia,


organisasi, firma/perusahaan (swasta dan pemerintah) dalam
memilih/memutuskan lokasi (location decision) bagi kegiatan-kegiatannya di
dalam ruang. Preferensi/kriteria yang mendasari keputusan menentukan lokasi
dapat dikategorikan atas ekonomi dan non ekonomi. Penempatan suatu objek
dan kegiatan pada suatu lokasi akan mempengaruhi pola ruang sebelumnya.
Preferensi (ekonomi, sosial budaya, psikologi, agama, politik, keamanan, dan
lain-lain) akan mendasari di dalam pengambilan keputusan tentang lokasi yang
dipilih. Keputusan lokasi akan membentuk pola keruangan.

3. Penempatan suatu objek dan kegiatan pada suatu lokasi akan mempengaruhi
pola ruang sebelumnya. Preferensi (ekonomi, sosial budaya, psikologi, agama,
politik, keamanan, dan lain-lain) akan mendasari di dalam pengambilan
keputusan tentang lokasi yang dipilih. Keputusan lokasi akan membentuk pola
keruangan. Pola keruangan (spatial pattern) merupakan gambaran (fisik) dari
lokasi-lokasi kegiatan sebagai hasil location decision tersebut. Terdapat saling
keterkaitan antara preferences/criteria, location decision dan spatial pattern.
Dalam konteks pengaruh terhadap ruang, sebenarnya adanya penempatan
objek dan kegiatan ke dalam ruang, akan mempengaruhi perubahan, baik di
dalam pola ruang, struktur ruang, maupun karakter ruangnya. Perubahan dalam
pola ruang, antara lain berupa:

1. Perubahan di dalam pola peruntukan lahan, yaitu dengan masuknya suatu


objek atau kegiatan baru pada suatu kawasan secara terus-menerus akan dapat
menggantikan peruntukan lahan yang ada saat ini. Sebagai contoh:

a. Perubahan kawasan perumahan menjadi kawasan jasa perdagangan, karena


adanya perubahan fungsi pemanfaatan bangunan perumahan yang sedikit demi
sedikit yang kemudian menyeluruh menggantikan fungsi bangunan sebagai
perumahan.
b. Perubahan kawasan lindung menjadi kawasan terbangun, misalnya
berkembangnya pembangunan vila-vila di daerah Puncak yang sebenarnya
ditetapkan sebagai kawasan lindung.

2. Perubahan di dalam intensitas pemanfaatan ruang, sebagai contoh:

a. Semakin padatnya penduduk dan bangunan pada suatu kawasan karena


berkembangnya objek dan kegiatan baru yang masuk ke kawasan tersebut.

b. Semakin meluasnya daerah terbangun dan semakin sempitnya daerah non


terbangun, antara lain ruang terbuka hijau.

3. Perubahan karakter ruang, antara lain perubahan kualitas lingkungan, harga


lahan, dsb. Sebagai contoh:

a. Semakin padat atau tingginya intensitas kegiatan, secara otomatis juga akan
meningkatkan pergerakan lalu lintas, sehingga jalan semakin padat, dan
pencemaran lingkungan (polusi udara dan kebisingan) juga semakin tinggi.

b. Harga lahan akan semakin mahal pada daerah dengan intensitas kegiatan
yang semakin tinggi.

Preferensi ekonomi, pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh keuntungan


(profit) yang optimum dalam rentang waktu panjang. Keuntungan merupakan
selisih antara pendapatan (revenues) dengan biaya (cost). Keuntungan
maksimum atau optimum dapat diperoleh dengan cara memaksimalkan
pendapatan (revenues) dan meminimalkan biaya (cost). Dalam penentuan lokasi
kegiatan, misalnya kegiatan industri, lokasi pabrik akan ditentukan terutama
oleh lokasi yang akan menyebabkan biaya yang minimal. Biaya minimal ini
seringkali terutama didasarkan atas upaya meminimalkan biaya transportasi,
baik biaya transpor untuk mengangkut bahan baku ke lokasi pabrik, maupun
biaya transpor untuk mengangkut produk dari pabrik ke tempat pemasaran.
Jenis industri yang lokasinya sangat tergantung pada perhitungan biaya transpor,
termasuk pada kategori industri transport orientation.

4. Gagasan utama yang dapat diambil dari Teori Von Thunen adalah bahwa tata
guna lahan akan mempengaruhi nilai sewa suatu lahan. Area yang berada
dipusat pasar atau kota akan memiliki nilai atau harga yang lebih mahal
dibandingkan lahan yang berlokasi jauh dari pusat pasar. Banyaknya kegiatan
yang berpusat pada kota atau pusat pasar ini menjadikan kota memiliki nilai
yang lebih ekonomis untuk mendapatkan keuntungan maksimal bagi para
pelaku pertanian. Perbedaan yang disebabkan oleh faktor jarak ini menentukan
nilai suatu barang, semakin jauh jarak yang ditempuh oleh para petani maka
biaya transportasi yang dikeluarkan akan semakin meningkat, sehingga para
petani akan memilih untuk menyewa lahan yang lebih dekat dengan pusat pasar
atau kota dengan harapan bisa mendapatkan nilai atau harga barang yang lebih
tinggi tanpa harus mengeluarkan biaya transportasi yang tinggi. Namun
demikian, jika kita cermati Teori Von Thunen pada masa sekarang, sepertinya
teori ini tidak dapat sepenuhnya diterapkan meskipun perbedaan sewa lahan di
wilayah kota dinilai lebih tinggi namun permasalahan mengenai biaya
transportasi yang terjadi pada masa itu kini sudah tidak terlalu membebani para
pelaku pertanian pada masa sekarang, karena jasa angkutan sudah sangat jauh
berkembang dibandingkan pada masa itu, sehingga area pertanian tidak harus
selalu mendekati pusat pasar atau kota.

5. Menurut Christaller, kota sentral merupakan pusat bagi daerah sekitarnya


yang menjadi penghubung perdagangan dengan wilayah lain. Selanjutnya,
Christaller menyebutkannya sebagai tempat sentral karena tempat yang sentral
tersebut tidaklah semata-mata hanya bergantung kepada aspek permukiman
penduduk. Dalam teori in digambarkan bahwa tempat sentral merupakan suatu
titik simpul dari suatu bentuk heksagonal atau segienam. Daerah segienam ini
merupakan wilayah-wilayah yang penduduknya mampu terlayani oleh tempat
yang sentral tersebut. Central Place theory dikemukakan oleh Walter Christaller
pada tahun 1933. Teori ini menyatakan bahwa suatu lokasi dapat melayani
berbagai kebutuhan yang terletak pada suatu tempat yang disebutnya sebagai
tempat sentral. Tempat sentral tersebut memiliki tingkatan-tingkatan tertentu
sesuai kemampuannya melayani kebutuhan wilayah tersebut. Bentuk pelayanan
tersebut digambarkan dalam segi enam/heksagonal. Teori ini berlaku apabila
memiliki karakteristik sebagai berikut

a. wilayahnya datar dan tidak berbukit

b. tingkat ekonomi dan daya beli penduduk relatif sama

c. penduduk memiliki kesempatan yang sama untuk bergerak ke berbagai arah

Teori Cristaller bertitik tolak dari letak perdagangan dan pelayanan dalam
sebuah kota seperti rumah sakit, sekolah, bank, dan sebagainya. Semakin besar
pusat pelayanan atau perdagangan semakin luas penduduk yang dapat dilayani.
Sebaliknya semakin kecil semakin sedikit penduduk yang dilayani.

Water Christaller (dalam Nurmala Dewi, 1997), ahli geografi berkebangsaan


Jerman, mengatakan bahwa sebagai kawasan yang berpengaruh luas terhadap
wilayah-wilayah di sekitarnya, pusat pertumbuhan dapat dicitrakan dengan titik-
titik simpul yang berbentuk geometris heksagonal (segi enam). Wilayah segi
enam itu merupakan wilayah-wilayah yang penduduknya terlayani oleh tempat
sentral yang bersangkutan. Tempat-tempat sentral yang dimaksud dapat berupa
pusat-pusat perbelanjaan, kota, atau pun pusat-pusat kegiatan lainnya. Oleh
tempat-tempat sentral itu, wilayah atau tempat-tempat lain di sekitarnya akan
tertarik.

Sumber:

- BMP PWKL 4208 Analisis Lokasi dan Pola Keruangan

Anda mungkin juga menyukai