Anda di halaman 1dari 59

Askep Kesehatan

Komunitas:
Populasi Rentan

Zaroan Supriadi
Correspondence: zarwan66@gmail.com
Topik 01 Konsep populasi rentan

Bahasan Askep Kesehatan Komunitas Populasi


02 Rentan :

Anak Jalanan

Area Bencana

Area Kerja (industri sederhana/rumah tangga}

Correctional Setting

Area Rural
Kerentanan dan Populasi
Rentan
Kerentanan merupakan kerentanan
terhadap stressor aktual atau potensial
yang dapat menyebabkan efek yang
merugikan.
Populasi rentan (Vulnerable Population)
adalah bagian dari populasi yang
memiliki resiko lebih besar mengalami
masalah kesehatan akibat terpapar
resiko atau akibat buruk dari masalah
kesehatan (Stanhope & Lancaster 2015).
Populasi Rentan yaitu populasi yang memiliki karakteristik lebih memungkinkan
berkembangnya masalah kesehatan dan lebih mengalami kesulitan menjangkau
pelayanan kesehatan, kemungkinan besar berpenghasilan kurang, serta masa hidup
lebih singkat akibat kondisi kesehatan ( Maurer dan Smith 2013).
Populasi Rentan

Kemiskinan dan Anak jalanan


Penyandang disabilitas/kebutuhan khusus
Remaja hamil
Pekerja migran
Populasi dengan gangguan mental
Correctional setting/Orang yang pernah dipenjara
Area rural (Pedesaan)

Veteran/Pensiunan
Upaya Pencegahan Pada Kerentanan

Pencegahan Primer
Pencegahan Sekunder
Pencegahan Tersier

Prevention
Berfokus pada upaya promosi
01 kesehatan

Berkoordinasi dan membangun jaringan


dengan sektor lain 02
Upaya Pencegahan
terhadap Kerentanan 03
Memperluas jaringan akses pelayanan
kesehatan

Memberikan dukungan atau support


kepada populasi rentan 04

Advokasi kepada pemerintah untuk membuat


05 kebijakan yang melindungi populasi rentan

Menyediakan laoangan kerja bagi


populasi rentan 06
Karakteristik Populasi Rentan di Indonesia

Status Sosioekonomi Keterbatasan anggaran, Pendidikan, kurangnya dukungan

Usia Usia yang bertambah meningkatkan kerentanan

Kesehatan Kerentanan meningkat akibat perubahan status kesehatan


Pelayanan kesehatan yang dibutuhkan kelompok rentan

Promotif Konseling

Preventif Kuratif

Rehabilitatif Pembentukan kelompok


Peran Perawat pada Populasi Rentan
01 Case manager

02 Health educator

03 Counselor

04 Direct care provider

05 Population health advocate (Pendukung


kesehatan masyarakat)

06 Community assessor and developer

07 Monitor and evaluate of care

08 Health program planner and implementer

09 Participant in developing health policies


Strategi perawat komunitas pada populasi rentan

Teori Neuman Teori Adaptasi Roy


Identifikasi stressor dan garis Menekankan pada promosi
pertahanan kesehatan

Teori Selfcare Orem


Bina Suasana
Mengidentifikasi kebutuhan
perawatan diri Menciptakan lingkungan sosial
yang baik dan ber-PHBS
Anak
Jalanan???
Anak Jalanan

Anak jalanan merupakan anak-anak yang


sepenuhnya tinggal dijalanan dan tidak
mendapatkan perlindungan dari orang tua atau
keluarga
Anak jalanan adalah anak yang sebagian besar
menghabiskan waktunya untuk melakukan
kegiatan hidup sehari-hari di jalanan, mencari
nafkah atau berkeliaran dijalan-jalan atau tempat
umum lainnya (Sudarsono, 2009)
Kategori Anak Jalanan
Anak jalanan berusia di atas 16 tahun
Anak jalanan yang hidup di jalanan
• Tidak lagi berhubungan/berhubungan
• Putus hubungan / lama tidak bertemu
tidak teratur dengan orang tuanya
dengan orang tuanya
• 8 – 24 jam berada dijalanan
• Bekerja di jalanan 8 – 10 jam
Text Here • Tidur di jalanan atau rumah orang tua
(mengamen, mengemis, memulung) dan
• Sudah tamat SD atau SMP, namun tidak
sisinya menggelandang/tidur

Text Here
bersekolah lagi
• Tidak lagi sekolah

Text Here
• Pekerjaan: calo, mencuci bus, menyemir,
• Rata-rata berusia < 14 tahun
dll
Anak jalanan yang bekerja di jalanan
Anak yang rentan menjadi anak jalanan Text Here
• Berhubungan tidak teratur dengan orang tuanya
• Bertemu teratur setiap • 8 – 16 jam berada dijalanan
hari/tinggal dan tidur dengan • Mengontrak kamar sendiri, bersama teman, ikut
keluarganya orang tua atau saudara, umumnya di daerah
• 4 – 5 jam bekerja dijalanan kumuh
• Masih bersekolah • Tidak lagi sekolah
• Pekerjaan: penjual koran, penyemir • Pekerjaan: penjual koran, pengasong, pencuci
bus, pemulung, penyemir, dll.
sepatu, pengamen,dll
• Rata-rata berusia < 16 tahun
• Usia rata-rata < 14tahun
Karakteristik anak Jalanan

Fisik
01 02 03 04
Penampilan Rambut Sebagian besar Pakaian tidak
dan warna kemerahan berbadan kurus terurus
kulitkusam

01 02 03 04
Mobilitas tinggi Acuh tak acuh Penuh curiga Sangat sensitif

05 06
Berwatak keras Kreatif

Psikis
Faktor-Faktor yang Berkontribusi pada Anak Jalanan

Tiga faktor besar secara tunggal dan interaktif


dimasyarakat yang berkontribusi pada anak jalanan,
yaitu:

(1) Kekurangan perumahan yang


terjangkau,

(2) Pendapatan yang tidak mencukupi


untuk memenuhi kebutuhan dasar,

(3) Layanan pendukung yang tidak


memadai dan langka.
Masalah Kesehatan

Masalah kesehatan umum pada


anak jalanan:

Gejala depresi, Gangguan mental/jiwa,


Psikososial
Penyalahgunaan alkohol/obat

HIV/AIDS, TB/MDR TB, Penyakit menular lainnya Infeksi

Trauma, Kelahiran premature, COPD, BBLR, Masalah musculoskeletal, Yang lainnya


Penurunan akses ke perawatan, Masalah kaki, Malnutrisi, Peningkatan
tingkat penggunaan IGD
Faktor Penyebab Keberadaan Anak Jalanan

Immediate Causes Underlying causes Basic causes

Faktor tingkat mikro: faktor yang Faktor tingkat makro: faktor yang
Faktor tingkat messo: faktor
berhubungan dengan anak dan berhubungan dengan struktur
yang ada di masyarakat,
keluarganya, makro (masyarakat),
seperti: ekonomi, penggusuran,
seperti: keluarga miskin, seperti: mengikuti teman, korban bencana, korban penculikan,
kehilangan orang tua akibat bermasalah dengan Kesenjangan sistem jaring
perceraian dan kekerasan komunitas, ketidakpedulian pengamanan sosial, jaring
dalam keluarga terhadap anak jalanan pengamanan sosial tidak ada ketika
keluarga dan anak mengalami
masalah
Kerangka Kerja
Asuhan Keperawatan Komunitas Anak Jalanan

Models of Justice (Model Keadilan)


Market justice dan social justice

Thinking Upstream (Berpikir Hulu)


Fokus pada masalah utama yang ada dihulu. Mis. Kuranganya
perumahan, pendapatan, layanan yang tidak memadai.

Social Determinants of Health (Kesehatan yang dipengaruhi


faktor sosial)
Stabilitas ekonomi, pendidikan, konteks sosial dan masyarakat,
kesehatan dan perawatan kesehatan, dan lingkungan dan
lingkungan binaan

Public Health Intervention Wheel (Roda Intervensi


Kesehatan Masyarakat)
Mengarahkan praktik pada tingkat individu dan keluarga,
pendekatan hilir, serta pada tingkat komunitas atau sistem,
pendekatan hulu
Pencegahan Sekunder
Tingkat Pencegahan pada Skrining klien untuk deteksi
kemiskinan dan Anak Jalanan dini penggunaan narkoba dan
kemungkinan banyak
pengguna jarum suntik;
skrining untuk penyakit yang
mungkin timbul dari
penggunaan narkoba suntikan:
HIV, hepatitis, dan penyakit
yang ditularkan melalui darah
lainnya
Pencegahan Primer
Pendidikan kesehatan
di daerah setempat
untuk pencegahan Pencegahan Tersier
penyakit yang
Menerapkan program yang lebih
berhubungan dengan
penggunaan jarum sistematis untuk pertukaran jarum;
suntik memulai pengobatan untuk setiap
penyakit yang terdeteksi
Strategi perawat dalam penanganan
individu, keluarga, dan populasi anak jalanan

Ciptakan lingkungan yang Advokasi untuk layanan perawatan


saling percaya kesehatan yang dapat diakses

Jangan membuat asumsi Fokus pada pencegahan


Strategi
Ketahui kapan harus berjalan di
Tunjukkan rasa hormat, kasih samping klien dan kapan mendorong
sayang, dan perhatian klien untuk berjalan di depan

Mengkoordinasikan jaringan Kembangkan jaringan dukungan


layanan dan penyedia untuk diri sendiri
Asuhan Keperawatan Pada Anak Jalanan

01 03 05

Pengkajian
02 04
Rencana Keperawatan Evaluasi
A. Data Inti Komunitas
Tetapkan tujuan sesuai • Ajarkan evaluasi
(Demografi, Riwayat)
data dasar, kolaboratif, secara mandiri
B. Data sub sistem
berpusat pada keluarga • Evaluasi hasil
(Lingkungan Fisik, Diagnosis
dan peka budaya sesuai tujuan yang
Yankes dan sosial, Keperawatan
telah disepakati
ekonomi, transportasi,
Implementasi
politik dan pemerintah,
komunikasi,
Pendidikan, rekreasi)
Area Bencana???
Bencana
Suatu kejadian alam, buatan manusia, atau
perpaduan keduanya yang terjadi secara tiba-tiba,
sehingga mengakibatkan dampak negatif yang
dahsat bagi kelangsungan hidup (Priambodo,
2013).

✓ Korban jiwa
✓ Kerusakan lingkungan
✓ Kerugian harta benda
✓ Dampak psikologis
Jenis Bencana:
✓ Bencana alam: gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
✓ Bencana non alam: gagal teknologi, gagal modernisasi, pandemi, wabah penyakit
✓ Bencana sosial: konflik sosial antar kelompok/masyarakat, teror.
Masalah kesehatan pada area bencana:
• Penyakit menular seperti diare pada daerah banjir
Bencana

• Luka-luka, gangguan integritas kulit


• Penyakit saluran nafas akibat debu pada daerah
gunung meletus, kekeringan
• Masalah psikologis: stress, depresi, cemas, takur,
dll. Akibat kehilangan harta benda dan keluarga
Tindakan yang dapat dilakukan perawat:

Perawatan Urgent berupa Sharing


dan pemeriksaan fisik, mendengarkan Pemulihan
perawatan luka, keluhan, solusi
pemulihan 01 dan lainnya dan motivasi,
03 kesehatan
kesehatan sesuai profesi
mental
taman bermain
fisik perawat untuk anak-anak

Galang dana, Berikan fasilitas


posko bantuan dan skil berupa
Pemberian berfokus pada Pemberdayaan
bantuan
02 pelatihan 04 masyarakat
pemerataan keterampilan di
ditempat bencana daerah pasca
sesuai kebutuhan bencana
korban
Peran perawat komunitas dalam manajemen siaga bencana
Peran perawat komunitas dalam bencana memiliki tanggung jawab pada setiap tahapan,
yaitu sebagai bagian penyusun rencana, pendidik, pemberi askep, tim pengkajian
bencana.

Fase Pre-Impact Fase Impact Fase Post-Impact


Berpartisipasi dalam penyusunan renc Bertindak cepat Penanganan dampak fisik dan
ana penanggulangan resiko bencana psikologis korban
Berpartisipasi dalam pengkajian resiko Tidak memberikan janji pada korban Mencegah perkembangan stress
bencana: Analisis bahaya, Pembuatan yang selamat psikologi menjadi Post Traumatic
peta bahaya, Analisis kerentanan Berkonsentrasi penuh pada apa stress disorder (PTSD)
yang dilakukan Perawat dan profesi lainnya
Menginisiasi upaya pencegahan
Koordinasi dan menciptakan bekerjasama dengan masyarakat
Mengidentifikasi kebutuhan diklat pera kepemimpinan dan lintas sektor menangani
wat masalah kesehatan pasca darurat
Mendiskusikan dan merancang
bencana dan mempercepat proses
Penyuluhan dan Simulasi kesiapan master plan of revitalizing untuk
recovery menuju kondisi sehat dan
menghadapi ancaman bencana jangka Panjang
aman
Promkes peningkatan kesiapan
masyarakat dalam menghadapi
bencana
Tujuan persiapan dan
pencegahan bencana Hasil yang diharapkan

01 02 03 01 02 03

Mengurangi Mengurangi Meringankan Masy. Mengerti Masy. Mampu Masy. Dapat


kemungkinan korban akibat penderitaan proses mengambil bekerjasama
bencana bencana korban bencana penanganan Tindakan yang dengan pihak
bencana tepat saat terkait dalam
terjadi melakukan
bencana penanggulangan
bencana
Rencana Pencegahan Bencana

Pertimbangan dalam perencanaan

Prioritas
Segala kegiatan utama dalam proses pencegahan bencana. Mis.
Mencegah longsor dengan melestarikan hutan

Rencana pelaksanaan
Disesuaikan sumber dana, bahan dan waktu yang diperlukan

Tindakan pelaksanaan
Tindakan dilakukan untuk mewujudkan rencana yang disusun

Pengawasan
Memastikan kelancaran proses pelaksanaan dan mencapai tujuan
yang diharapkan
Upaya pada level pencegahan
Pencegahan Primer Pencegahan Sekunder Pencegahan Tersier
• Mengenali instruksi Kerjasama kelompok Rehabilitasi bangunan fisik, kondisi
ancaman bahaya dipengungsian fisik dan mental masy. Dengan
• Promosi kesehatan untuk Penkes cara mencegah dan Kerjasama kelompok dan lintas
mencegah penyakit yang pertolongan pertama terhadap sektor setelah terjadi bencana
biasa terjadi di daerah penyakit yang diderita
bencana Kerjasama linsek untuk pengobatan
• Kerjasama lintas sektor dan perawatan luka saat terjadi
dalam pelatihan bencana
menghadapi bencana
(sebelum terjadi bencana)
• Melatih penanganan
pertama korban bencana
• Mengidentifikasi saat fase
emergency (makanan, air,
obat, pakaian, selimut,
tenda)
Area Kerja (industri
sederhana/rumah tangga) Upaya kesehatan kerja adalah
upaya penyelarasan antara
kapasitas, beban,dan lingkungan
kerja agar setiap pekerja dapat
bekerja dengan sehat, tanpa
membahayakan dirinya sendiri
maupun masyarakat di
sekelilingnya, agar diperoleh
produktivitas kerja yang optimal
(UU Kesehatan, 1992)
Lingkungan
Pelayanan kesehatan
Fisik (alami, buatan), kimia (organik/
anorganik, logam berat, debu), biologis Promotif, Kuratif (perawatan,
(virus, bakteri, mikroorganisme) dan
sosbud (ekonomi, pendidikan, pekerjaan)
pengobatan), pencegahan
kecacatan, rehabilitatif

Faktor yang
menentukan status
kesehatan
Menurut Blum (1981)
Perilaku
Genetik
sikap, kebiasaan, Faktor bawaan
tingkah laku setiap manusia
Manusia
Sifat Kesehatan
Kerja

Bersifat
medis/kesehatan

Lingkungan kerja

Sifat Keselamatan
Kerja
Bersifat Teknis
Prinsip dasar pengelolaan lingkungan kerja

01. Pengenalan bahaya terhadap faktor-faktor lingkungan kerja


Bahaya ditempat kerja muncul karena adanya interaksi antar unsur produksi, yaitu
manusia, peralatan, material, proses dan metode kerja. Mengidentifikasi faktor resiko
kesehatan dan keselamatan kerja: faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi, dan psikologi.

02. Penilaian/evaluasi terhadap bahaya faktor-faktor lingkungan kerja.


Pengukuran bahaya di lingkungan kerja dengan metode yang spesifik dan terukur. Hasilnya akan dianalisis
berdasarkan kesesuaian standar baku mutu/nilai ambang batas (NAB) menurut aturan/regulasi yang dapat
dipertanggungjawabkan.

03. Pengendalian bahaya terhadap faktor-faktor lingkungan kerja


Eliminasi, Substitusi, Pengendalian Teknik, Pengendalian Administratif, Penggunaan Alat Pelindung Diri
Hirarki Pengendalian Bahaya di Lingkungan Kerja (Yuliani Setyaningsih, 2018)
Kecelakaan Kerja

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 03/Men/98


Suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban
manusia dan atau harta benda

Kecelakaan yang terjadi di tempat kerja/kecelakaan industri kerjamerupakan suatu kejadian yang tidak
diduga sebelumnya dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang diatur dari suatu aktivitas
(Husni, 2003).

Menurut Departemen Tenaga Kerja RI, kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian yang tiba-
tiba atau yang tidak disangka-sangka dan tidak terjadi dengan sendirinya tetapi ada
penyebabnya.
Faktor Resiko Di Tempat Kerja
Hazard atau potensi bahaya menunjukan adanya sesuatu
yang potensial untuk mengakibatkan cedera atau
penyakit, kerusakan atau kerugian yang dapat dialami
oleh tenaga kerja atau instansi

Kesehatan dan kinerja seseorang pekerja


ditempat kerja dipengaruhi oleh:
1. Beban Kerja (beban fisik, mental dan sosial)
2. Kapasitas Kerja (pendidikan, keterampilan,
kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan
gizi dan sebagainya)
3. Lingkungan Kerja (faktor fisik, kimia,
biologik, ergonomik, maupun aspek
psikososial)
Penyebab kecelakaan kerja

Penyebab dasar Faktor manusia atau pribadi


(basic causes)
Faktor kerja atau lingkungan

Kondisi berbahaya (kondisi yang tidak


Penyebab langsung standart/ unsafe condition)
(immediate causes)
Tindakan berbahaya (tindakan yang
tidak standart/ unsafe act)
Kerugian akibat kecelakaan kerja

Kerusakan Kekacauan Organisasi Keluhan & Kesedihan


Kerusakan bagian mesin, Kekacauan dalam proses Keluhan & penderitaan dari
pesawat alat kerja, bahan, produksi pekerja. Kesedihan pada
proses, tempat, & kelurga & sahabat
lingkungan kerja

Kelainan & Cacat Kematian


Luka-luka, kelainan tubuh
bahkan cacat
Pencegahan kecelakaan akibat kerja

Upaya Pencegahan
Kecelakaan

Peraturan perundangan Standarisasi Pengawasan Penelitian bersifat teknik

Riset medis Penelitian psikologis


Jenis Penyakit akibat kerja Keperawatan kesehatan kerja

Penyakit Saluran Pernapasan Menciptakan tenaga kerja yang


sehat dan produktif
Penyakit Kulit
Tujuan
Kanker
Penyakit Liver Agar tenaga kerja dan setiap orang
yang berada di tempat kerja selalu
Kerusakan Pendengaran dalam keadaan sehat dan selamat
Coronary Artery Disease
Agar sumber-sumber produksi
Masalah Neuropsikitarik dapat berjalan secara lancar tanpa
Gejala pada Punggung dan Sendi adanya hambatan
Penyakit yang Tidak Diketahui
Sebabnya
Fungsi dan tugas perawat
Fungsi perawat Tugas perawat
1. Mengawasi lingkungan pekerja
Mengkaji masalah
kesehatan 2. Memelihara fasilitas kesehatan perusahaan

Menyusun rencana 3. Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan pekerja


asuhan keperawatan
pekerja 4. Membantu melakukan penilaian terhadap keadaan kesehatan pekerja

Melaksanakan 5. Merencanakan dan melaksanakan kunjungan rumah dan perawatan di rumah kepada pekerja dan
pelayanan kesehatan keluarga yang mempunyai masalah kesehatan
dan keperawatan
terhadap pekerja 6. Ikut berperan dalam penyelenggaraan pendidikan K3 terhadap pekerja

Melakukan 7. Ikut berperan dalam usaha keselamatan kerja


penilaian terhadap
asuhan keperawatan 8. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai KB terhadap pekerja dan keluarganya
yang dilakukan
9. Membantu usaha penyelidikan kesehatan pekerja

10. Mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan K3


Penerapan konsep lima tingkatan pencegahan penyakit (five level and prevention
diseases) pada penyakit akibat kerja

Peningkatan kesehatan (health


promotion)

Membatasi kecacatan
Perlindungan khusus (disability limitation)
(spesific protection)

Deteksi dini dan pengobatan Pemulihan kesehatan


tepat (early diagnosis and (rehabilitation)
prompt treatment)
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KESEHATAN
KERJA

Klik link untuk melihat: Askep Industri\FORM ASKEP KOMUNITAS 2022.docx


Correctional Setting
Lembaga Pemasyarakatan
Lembaga negara yang memiliki wewenang dan kewajiban, serta
bertanggung jawab dalam menangani kehidupan narapidana untuk
diberikan pembinaan, merawat, dan memanusiakan narapidana, agar
setelah keluar dari LAPAS dapat diterima Kembali oleh keluarga dan
masyarakat, serta memiliki keahlian baru dan kepribadian yang taat
hukum.

Penghuni Lembaga Pemasyarakatan:


◆Orang yang menjalankan pidana penjara dan pidana kurungan
◆Orang yang ditahan sementara
◆Orang yang disandera
◆Orang yang tidak menjalankan pidana penjara atau pidana
kurungan, namun secara sah dimasukkan ke dalam Lembaga
pemasyarakatan
KEADAAN UMUM LEMBAGA PERMASYARAKATAN

Gambaran keadaan di lembaga pemasyarakatan di Indonesia sama dengan


tata kehidupan di penjara yang amat ketat.
Kegiatan di lapas diatur berdasarkan jadwal tertentu seperti, kegiatan pembinaan,
jam besuk, waktu istirahat, waktu olahraga, waktu tidur dan bangun, makan dan
sebagainya
JENIS LEMBAGA PEMASYARAKATAN

Menurut usia
Menurut kapasitasnya
• Lembaga Pemasyarakatan untuk
• Lembaga Pemasyarakatan Kelas I
anak
• Lembaga Pemasyarakatan Kelas II
• Lembaga Pemasyarakatan khusus
• Lembaga Pemasyarakatan Kelas III
pemuda
• Lembaga Pemasyarakatan untuk
dewasa

Menurut jenis kelamin


• Lembaga Pemasyarakatan khusus
wanita
• Lembaga Pemasyarakatan khusus
laki-laki
Permasalahan dalam Kelompok Binaan di Lembaga Permasyarakatan

Kesehatan mental
Skizofrenia, bipolar affective disorder dan personality
disorder

Kesehatan fisik
Penyakit kronis dan penyakit menular seperti HIV,
Hepatitis dan Tuberculosis
Standar praktek keperawatan pada Correctional Setting

Standar perawatan
a. Mengumpulkan data kesehatan klien
b. Menganalisis tindakan berdasarkan data untuk menentukan diagnosis
c. Mengidentifikasi hasil yang diharapkan untuk klien
d. Mengembangkan rencana perawatan dan intervensi yang sudah ditentukan agar
hasil yang diharapkan tercapai.
e. Mengimplementasikan intervensi yang terdapat pada rencana perawatan

f. Mengevaluasi kemajuan klien terhadap hasil yang dicapai


Standar praktek keperawatan pada Correctional Setting

Standar pelaksanaan profesional


a. Sistematis mengevaluasi kualitas dan kefektifan praktek perawat
b. Mengevaluasi praktek keperawatannya berhubungan dengan standar praktek profesional dan
mengevaluasi status dan regulasi
c. Mendapatkan dan mempertahankan pengetahuan sekarang ini dalam praktek keperawatan

d. Berkontribusi dalam pengembangan perawatan profesional dengan rekan kerja, teman sejawat atau yang
lainnya

e. Menentukan keputusan dan aksi yang berkepentingan dengan klien yang sesuai dengan sikap etik
f. Kolaborasi dengan klien, penegak hukum, dan penyedia jasa kesehatan lainnya dalam memberikan
perawatan kesehatan
g. Menggunakan praktek riset

h. Mempertimbangkan faktor keselamatan, keefektifan dan memberikan pelayanan kesehatan


ASUHAH KEPERAWATAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN

Pengkajian Diagnosis Keperawatan


• Data umum
• Data demografi
• Data subsistem
o Lingkungan Fisik Perencanaan Keperawatan
o Pelayanan kesehatan dan sosial
o Ekonomi
o Keamanan
o Politik dan kebijakan pemerintah
o Sistem komunikasi Implementasi Keperawatan
o Pendidikan
o Rekreasi
• Pemeriksaan Fisik
Evaluasi Keperawatan
Area Rural
Rural
Komunitas rural yaitu sekumpulan individu yang berinteraksi satu sama lain
dan tinggal disuatu wilayah diluar perkotaan dimana wilayah tersebut
biasanya memiliki keterbatasan dalam intensitas pembangunan yang
menyebabkan pelayanan (sarana dan prasarana) tidak selalu memadai.

Menurut Anderson (2006), rural atau pedesaan adalah masyarakat yang


tinggal di daerah yang penduduknya jarang dan biasanya terletak pada
daerah yang agak jauh dari kota besar.
Karakteristik masyarakat pedesaan
Long dan Weinert (1989)

Kesehatan dan etos kerja


Jarak dan isolasi
Kepercayaan diri
Kurangnya anonimitas

Identifikasi orang dalam/orang luar dan


penduduk lama/pendatang baru
Ciri-ciri masyarakat pedesaan atau rural

Mempunyai perilaku homogeny

Mempunyai perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan


kebersamaan

Mempunyai perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status

Isolasi sosial, sehingga static

Kesatuan dan keutuhan cultural

Masih banyak ritual dan nilai-nilai sakral

Kolektivisme
Prioritas Kesehatan di Area Rural
Prioritas kesehatan yang di pedesaan:
1. Akses ke perawatan kesehatan 13. Infrastruktur kesehatan masyarakat
2. Akses ke layanan medis darurat 14. Tembakau
3. Akses tenaga kesehatan 15. Kesehatan ibu, bayi, dan anak
4. Akses pelayanan kesehatan (umum) 16. Keselamatan dan kesehatan kerja
5. Akses ke asuransi kesehatan 17. Kanker
6. Akses ke perawatan primer 18. Kesehatan lingkungan
7. Kesehatan jiwa 19. Penyakit jantung dan stroke
8. Kesehatan mulut
9. Program berbasis pendidikan dan masyarakat
10. Diabetes
11. Pencegahan cedera dan kekerasan
12. Nutrisi dan kelebihan berat badan

Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed. I hope and I believe that this Template will your Time,
Money and Reputation. You can simply impress your audience and add a unique zing and appeal to your Presentations.
Tingkat Pencegahan Masalah Kesehatan di Area Rural

Pencegahan Primer
Pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan perbaikan
status gizi dan kesehatan, pemberian imunisasi, pengembangan personalitas dan pembentukan
karakter seperti peningkatan kebiasaan cuci tangan sebelum makan, karena kebanyakan
masyarakat di pedesaan bekerja sebagai petani sehingga perlu diberi tahu tentang cara hidup
bersih & sehat

Pencegahan Sekunder
Skrining kesehatan, pencarian penderita. Untuk penyakit menular terkadang pengendalian
sekunder dapat mengakibatkan isolasi atau karantina. Desinfeksi, pengobatan massal dengan
antibiotik, menjaga kontak langsung dengan penderita penyakit menular

Pencegahan Tersier
Rehabilitasi pemulihan penyakit yang diderita
Referensi
01 Nies, Mary A. & McEwen , Melanie. (2019). Community/public
health nursing: promoting the health of populations, seventh edition.
Canada: Elsevier

02 Stanhope, Marcia & Lancaster, Jeanette. (2016). Public Health


Nursing Population-Centered Health Care in the Community, edition
nine. Canada: Elsevier
THANK YOU
Selamat Belajar

Anda mungkin juga menyukai