Anda di halaman 1dari 12

Contoh BB03-RK17a-RII.

4
15 Agustus 2019

TUGAS TUTORIAL KE-1


KODE/NAMA/SKS MATA KULIAH: PDGK4302/Pembelajaran Kelas Rangkap/2 sks
PROGRAM STUDI PGSD S1
Nama Tutor : Sukamto, M.Pd.
Nama Mahasiswa : ELLISA MAHARDINI
NIM : 857351369
Kelas : B
Waktu Pengerjaan : Hari/Tanggal : JUMAT 05 MEI 2023
Tahun : 2023.1
Pengembangan
TUGAS PRAKTIK 1
A. Kerjakan Latihan ini dengan benar!
Skor
No UraianTugas Tutorial Sumber Tugas Tutorial
Maksimal
1. Jelaskan secara singkat alasan-alasan mengapa pembelajaran kelas rangkap perlu dipelajari di era 27 1.Daftar Pustaka/OER
digital ini? Berikan contoh kasus yang dapat Saudara ambil di berita untuk menjelaskan salah Modul 1 /PDGK4302 Pembelajaran
satu alasan tersebut! Kelas Rangkap, Aria Djalil, dkk,
Universitas Terbuka, Jakarta, 2014
2. Jelaskan prinsip-prinsip yang mendasari Pembelajaran Kelas Rangkap dan berikan contohnya! 20 2. Daftar Pustaka/OER
Modul 2 /PDGK4302 Pembelajaran
Kelas Rangkap, Aria Djalil, dkk,
Universitas Terbuka, Jakarta, 2014
3. Jelaskan model pembelajaran kelas rangkap 221 dan 222 beserta contoh penerapannya 14 3.Daftar Pustaka/OER
disesuaikan dengan tema dalam pembelajaran kurikulum 2013! Modul 1-2 /PDGK4302 Pembelajaran
Kelas Rangkap, Aria Djalil, dkk,
Universitas Terbuka, Jakarta, 2014
B. Merancang RPP PKR Model 221 & PPT-nya!
TUGAS : Saudara mahasiswa, Tugas pada pertemuan ini Anda diharuskan membuat/merancang 1 RPP PKR Model 221 dan buatkan ppt-nya, lalu diskusikan
dahulu dengan teman sejawat. Setelah mendapat masukan dari teman sejawat, Anda bisa menyiapkan APKG I dan APKG II dan serahkan ke teman sejawat untuk
digunakan teman sejawat menilai kegiatan praktek PKR Anda di kelas. Hasil dari penilain APKG I dan APKG 2 oleh supervisor, lalu rekap nilainya sertakan dalam
pengumpulan tugas.

CARA MENULISKAN FILE PDF TUGAS YAITU :


* No. Absen_Kelas_NIM_Nama Lengkap_MatKul_Tugas berapa [02_3A_857313724_SARI AYU_PKR_TT1] dan [22_3A_857313724_SARI
RAPET_PKR_RPP1]
** Dimohon mahasiswa mengerjakan tugas tutorial menggunakan ketikan rapi atau tulisan tangan di kertas Folio. Kumpulkan sesegera mungkin kepada Tutor.
BB03-RK17a-RII.4
15 Agustus 2019

JAWABAN
1. Pembelajaran kelas rangkap merupakan suatu kajian strategi pembelajaran, yang menjadi
pilihan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pembelajaran kelas rangkap yang disingkat
(PKR) relatif baru di dalam dunia pendidikan dan tidak banyak sekolah yang melaksanakan
PKR ini. Pengertian pembelajaran kelas rangkap sesungguhnya di mana seorang guru atau
sekelompok guru mengelola kelas, yang terdapat berbagai siswa dari tingkatan kelas yang
berbeda atau usia yang bervariasi dengan kemampuan yang bervariasi pula dalam satu ruangan
untuk tujuan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.

Di Indonesia, pembelajaran kelas rangkap masih dipandang sebagai ‘kelas dua’ dan kurang
bermutu dibandingkan dengan pembelajarn kelas tunggal konvensional. Kekurangan guru dan
kekurangan siswa yang mendaftar sehingga jumlah siswa satu sekolah menjadi 60 anak atau kurang
(rata-rata 10 anak per kelas atau kurang) memaksa sekolah untuk menyelenggarakan pembelajaran
kelas rangkap sebagai solusi yang praktis untuk mengatasi masalah keterbatasan jumlah guru yang
terjadi secara luas dan merata di semua wilayah.

Alasan dilakukannya Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) tidak hanya karena faktor
kekurangan guru. PKR juga sering diterapkan karena alasan letak geografis yang sulit
dijangkau, ruangan kelas terbatas, kekurangan tenaga guru, jumlah siswa yang relatif sedikit,
guru berhalangan hadir, atau mungkin faktor keamanan seperti di daerah pengungsi.

Nyatanya di Era Digital ini, masih ada beberapa sekolah yang masih menggunakan
Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) terutama di daerah daerah terpencil. Indonesia memiliki
wilayah yang luas dan terdiri dari ribuan pulau. Dalam sistem pendidikan, hal yang tidak dapat
dihindari adalah penyebaran dan distribusi guru secara merata, yang masih menjadi suatu tantangan
yang harus diatasi.

Di banyak Sekolah Dasar berukuran kecil di Indonesia, mengelompokkan anak-anak dari


beberapa jenjang kelas ke dalam satu kelas bisa menjadi salah satu cara agar pendidikan dapat tetap
berjalan. Misalnya, menggabungkan kelas tiga dan empat dalam satu kelas. Ini yang disebut dengan
model pembelajaran kelas rangkap, yaitu situasi ketika seorang guru harus mengajar lebih dari satu
kelas di waktu dan tempat yang bersamaan. Dalam hal ini, kemampuan guru dituntut mampu
mengelola kelas dengan baik dan menjadikan siswa aktif sehingga kondisi kelas tidak gaduh atau
ada siswa tidak belajar karena guru mengajar bergantian kelas.
BB03-RK17a-RII.4
15 Agustus 2019

CONTOH

Probolinggo mengenal kelas rangkap melalui program Inovasi untuk Anak Sekolah
Indonesia (INOVASI). Yaitu program kemitraan antara Pemerintah Indonesia dan Australia untuk
periode 2016-2019. Delapan SD di Kecamatan Sukapura, dipilih sebagai rintisan kelas rangkap
dalam program ini.

Merl INOVASI, Rasita mengatakan, kelas rangkap kurang begitu dikenal di Indonesia.
Menurutnya di negara berkembang seperti Indonesia, kelas rangkap bukan pilihan terbaik,
melainkan keterpaksaan. Sementara di negara maju, dipilih atas dasar pedagogis. “Bukan karena
keterpaksaan,” katanya.

“Di Northern Territory of Australia, 40 persen dari sekolah di kawasan ini menerapkan PKR.
29 persen dari kelas-kelas di negeri kincir angin Belanda, juga tidak merasa rikuh melaksanakannya.
Bahkan di negeri adikuasa sekalipun, Amerika Serikat, masih dijumpai 1000 sekolah dengan hanya
satu ruang kelas,” tulisnya.

Ada banyak alasan mengapa kelas rangkap dipilih. Pertama, alasan geografis. Sulitnya
lokasi, terbatasnya sarana transportasi, permukiman yang berpindah-pindah, dan adanya mata
pencaharian khusus orang tua murid, mendorong penggunaan kelas rangkap.

Kedua, alasan demografis. Untuk mengajar murid dalam jumlah yang kecil, apalagi tinggal
di daerah pemukiman yang amat jarang, kelas rangkap dinilai sebagai pendekatan pengajaran yang
praktis.

Ketiga, alasan kurang guru. Walaupun jumlah guru secara keseluruhan mencukupi, sulit
untuk mencari guru yang dengan suka cita siap mengajar di daerah terpencil. Kondisi ini salah
satunya dialami Kabupaten Probolinggo.

Berdasarkan data Dinas Pendidikan kabupaten setempat, Probolinggo kekurangan 726 guru.
Rinciannya. Rinciannya, 564 guru SD dan 162 guru SMP. Itu belum termasuk sekitar 260 guru yang
akan pensiun tahun ini.

Alasan keempat penerapan kelas rangkap, adalah terbatasnya ruang kelas, adanya guru yang
tidak hadir, serta alasan lainnya.
BB03-RK17a-RII.4
15 Agustus 2019

Kelas rangkap juga memiliki manfaat. Antara lain, memungkinkan pemerintah untuk
memenuhi asas jumlah (quantity) dan pemerataan (equity). Yaitu dengan mengoptimalkan sumber
daya yang ada.

Kelas rangkap juga ekonomis. Dengan seorang guru atau beberapa guru saja, proses pembelajaran
dapat berlangsung. Begitu juga dengan satu ruang atau beberapa ruang kelas, proses pembelajaran
tetap dapat berlangsung.

Yang tak kalah penting, manfaat pedagogis. Pengalaman sejumlah negara yang
mempraktikkan kelas rangkap, jelas Dr. Aria Djalil, menunjukkan, strategi ini mampu
meningkatkan kemandirian murid.

Sumber:

Mengenal Kelas Rangkap yang Akan Direplikasi di Probolinggo - TIMES Indonesia

2. Prinsip – prinsip yang mendasari Pembelejaran Kelas Rangkap :

 Prinsip Umum

a. Perbedaan Individu Anak

Pada perkembangan kognitif, sikap, dan perilakunya menuntut perlakuan pembelajaran


yang cocok dengan tingkatannya. Contohnya siswa kelas 1 tentu berbeda dengan
perlakuan terhadap siswa kelas 6 dikarenakan pada tingkat usia kelas 1 proses berpikir
konkret mereka lebih dominan, sedangkan pada siswa kelas 6 sudah mulai dapat berpikir
abstrak.

b. Motivasi

Motivasi harus dibangun pada diri siswa baik yang tumbuh dari keinginan sendiri maupun
motivasi yang dating atau diberikan dari luar. Oleh karena itu pembelajaran harus diawali
dengan menumbuhkan motivasi siswa agar siswa merasa butuh dan mau belajar. Jika
motivasi itu sudah tumbuh, maka motivasi tersebut perlu dipelihara dan harus
ditingkatkan melalui berbagai bentuk penguatan.

Contohya : Guru sebagai pengajar di sekolah harus memberikan contoh yang baik dan
selalu memberikan semangat dan motivasi kepada siswa, untuk orang tua juga membantu
anak untuk selalu memberi motivasi kepada anaknya dengan memberikan pengertian dan
pentingnya belajar.
BB03-RK17a-RII.4
15 Agustus 2019

c. Belajar sebagai proses akademis

Proses tersebut dapat dipandang sebagai suatu siklus proses pengalaman konkret,
pengamatan mendalam, pemikiran abstrak, dan percobaan atau penerapan secara aktif.

Contohnya : Guru harus dapat melibatkan siswa dalam proses mentransformasikan ilmu,
dimana guru melibatkan siswa secara langsung dalam proses kegiatan belajar agar
siswa mampu memahami apa yang sedang diajarkan sehingga menjadikan pengalaman
yang nyata serta mendalam sehingga siswa mampu berpikir secara abstrak dan aktif.

d. Belajar dari teman seusianya

Membuat rancangan dimana rancangan tersebut di khususkan untuk teman seusianya


mereka dapat berinteraksi dengan mudah jika racangan memang disengaja dibentuk untuk
tujuan yang sama.

Contohnya : Guru membuat rancangan kegiatan yang dimana kegiatan itu melibatkan
siswa sebagai pesertanya, kelompokan anak – anak sesuai dengan seusianya (peer
group) biarkan mereka berinteraksi dengan teman seusianya dan menyelesaikan
tugasnya sesuai kemampuannya.

e. Pencapaian dampak intruksional dan dampak pengiring

Lingkungan dan Susana belajar yang memungkinkan siswa dapat melakukakn kegiatan
belajar yang dirancang oleh gurunya, sehingga belajar secara konstektual dapat tercipta.

Contohnya : Guru membuat rancangan kegiatan yang baik sehingga siswa dapat
melakukan segala kegiatan dan mampu mengikuti arahan dari gurunya sehingga secara
tidak langsung siswa diarahkan belajar secara konstektual.

Di samping prinsip-prinsip pembelajaran secara umum, PKR mempunyai prinsip


khusus sebagai berikut.

1. Keserempakan Kegiatan Pembelajaran


Dalam PKR, guru menghadapi dua kelas atau lebih pada waktu yang sama. Oleh
karena itu, prinsip utama PKR adalah kegiatan pembelajaran terjadi secara bersamaan
atau serempak. Kegiatan yang terjadi secara serempak ini tentu harus bermutu dan
bermakna, artinya, kegiatan tersebut mempunyai tujuan yang sesuai dengan tuntutan
kurikulum/kebutuhan murid dan dikelola secara benar. Dengan demikian, jika ada
kegiatan yang dikerjakan murid hanya untuk mengisi "kekosongan", pembelajaran yang
demikian itu, bukan PKR yang diharapkan.
BB03-RK17a-RII.4
15 Agustus 2019

2. Kadar Tinggi Waktu Keaktifan Akademik (WKA)


Selama berlangsungnya PKR, semua murid harus secara aktif menghayati
pengalaman belajar yang bermakna, baik yang berkaitan dengan tuntutan kurikulum,
maupun yang berkaitan dengan tujuan-tujuan yang bersifat jangka panjang seperti
kemampuan berpikir kritis, mandiri, bertanggung jawab, dan bekerja sama. Oleh karena
itu, PKR tidak memberi toleransi pada banyaknya WKA yang hilang karena guru tidak
terampil mengelola PKR. Misalnya, waktu tunggu yang terlampau lama, pembentukan
kelompok yang berkepanjangan atau pindah kelas yang menyita waktu. Makin banyak
waktu yang terbuang untuk keperluan seperti itu, makin rendah kadar WKA. Namun,
Anda harus selalu ingat bahwa WKA yang tinggi, tidak selalu berkadar tinggi. Kualitas
pengalaman belajar yang dihayati murid sangat menentukan kadar WKA. Oleh karena
itu, kualitas dan lamanya kegiatan berlangsung menentukan tinggi rendahnya kadar
WKA.

3. Kontak Psikologis Guru dan Murid yang Berkelanjutan


Dalam PKR, guru harus selalu berusaha dengan berbagai cara agar setiap dan semua murid
merasa mendapat perhatian dari guru secara terus-menerus. Agar mampu melakukan hal ini, guru
harus menguasai berbagai teknik. Menghadapi dua kelas atau lebih pada saat yang sama,
kemudian mampu meyakinkan murid bahwa guru selalu berada bersama mereka, bukanlah
pekerjaan yang mudah. Guru harus mampu melakukan tindakan instruksional dan tindakan
pengelolaan yang tepat. Tindakan instruksional adalah tindakan yang langsung berkaitan dengan
penyampaian isi kurikulum, seperti menjelaskan, memberi tugas atau mengajukan pertanyaan.
Tindakan pengelolaan adalah tindakan yang berkaitan dengan penciptaan dan pengembalian
kondisi kelas yang optimal, Misalnya, menunjukkan sikap tanggap dan peka, mengatur tempat
duduk sehingga semua murid dapat memandang guru, memberi petunjuk yang jelas atau menegur
murid yang gaduh selama pelajaran berlangsung. Mengunjungi murid yang sedang bekerja dalam
kelompok atau bekerja sendiri, merupakan salah satu contoh untuk memelihara kontak psikologis
guru-murid secara berkelanjutan.

4. Dalam PKR, Terjadi Pemanfaatan Sumber Secara Efisien


Dalam pembelajaran, sumber dapat berupa peralatan/sarana, nara (orang), dan waktu.. Agar
terjadi WKA yang tinggi, semua jenis sumber tersebut harus dimanfaatkan secara efisien.
BB03-RK17a-RII.4
15 Agustus 2019

Lingkungan, barang-barang bekas, dan segala peralatan yang ada di sekolah dapat dimanfaatkan
oleh guru PKR sehingga ketiga prinsip terdahulu dapat dipenuhi. Demikian juga dengan orang
dan waktu. Misalnya, murid yang mempunyai kemampuan lebih tinggi (baik dari kelas yang sama
maupun dari kelas yang lebih tinggi dapat dimanfaatkan sebagai tutor. Selanjutnya, waktu harus
dialokasikan secara cermat sehingga menghasilkan WKA yang berkadar tinggi. Oleh karena itu,
seorang guru PKR harus mampu memanfaatkan waktu secara efisien sehingga waktu yang
terbuang dapat diperkecil, bahkan dihindari.

Di samping keempat prinsip di atas, masih ada satu prinsip lagi yang perlu dikuasai guru PKR,
yaitu membiasakan murid untuk mandiri. Prinsip ini sebenarnya merupakan akibat langsung dari
keempat prinsip di atas. Jika guru mampu menerapkan keempat prinsip di atas, murid akan terbiasa
mandiri. Kemampuan murid untuk belajar mandiri akan memungkinkan guru PKR mengelola
pembelajaran secara lebih baik sehingga kadar WKA menjadi semakin tinggi. Dengan demikian,
prinsip yang kelima ini akan terwujud jika guru dengan mantap dapat menerapkan keempat prinsip
terdahulu. Sebaliknya, terterapkannya prinsip kelima ini akan memungkinkan guru semakin mudah
menerapkan keempat prinsip yang lain. Dengan perkataan lain, kelima prinsip ini saling berkaitan.

3. Model Pembelajaran Kelas Rangkap 221 dan 222

 Model pembelajaran kelas rangkap 221 merupakan model pembelajaran kelas rangkap
yang menggabungkan dua kelas atau lebih dengan dua mata pelajaran yang berbeda
dan dilaksanakan dalam satu ruangan yang sama.
BB03-RK17a-RII.4
15 Agustus 2019

 Model pembelajaran kelas rangkap 222 merupakan model pembelajaran kelas


rangkap dimana guru mengajar dua kelas secara bersamaan dengan dua mata
pelajaran yang berbeda namun dilaksanakan dalam ruang yang berbeda. Contohnya :
Model Pembelajaran Kelas Rangkap 221
BB03-RK17a-RII.4
15 Agustus 2019

BB03-RK17a-RII.4
15 Agustus 2019

Dalam model PKR 221, anda sebagai guru menghadapi du akelas, dalam hal ini kelas 5 dan kelas 6,
untuk mengajar mata pelajaran IPA dengan topik sumber daya alam di kelas 5, dan mata pelajaran
IPS topik sumber kekayaan alam dikelas 6. Kedua topik mrmiliki saling keterkaitan. Proses
pembelajaran berlangsung dalam satu ruangan. Model PKR 221 merupakan model PKR murni
karena prinsip keserempakan terpenuhi tanpa batas fisik. Perhatian tatap muka sebagai wahana
pedagogis control guru terhadap kelas dapat berlangsung terus menerus. Model ini sangat dianjurkan
BB03-RK17a-RII.4
15 Agustus 2019

untuk digunakan karena paling efektif diantara model PKR lainnya. Namu, model ini hanya mungkin
diterapkan jika jumlah siswa tidak terlampau banyak (15-20 orang).

Dalam menerapkan model PKR 221 di atas, ikut petunjuk sebagai berikut.

1. Pada kegiatan pendahuluan ± 10 menit pertama berikan pengantar dan pengarahan dalam satu
ruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu papan tulis dibagi dua. Tuliskan topik dan hasil
belajar yang diharapkan dari kelas 5 dan kelas 6. Ikuti dengan langkah - langkah untuk
masing – masing kelas yang akan ditempuh selama pertemuan itu ± 80 menit.
2. Pada kegiatan Inti ± 60 menit berikutnya terapkan aneka metode yang sesuai untuk masing -
masing kelas. Selama kegiatan belajar berlangsung adakan pemantapan, bimbingan, balikan
sesuai keperluan. Terapakan prinsip wittenes, alertness, dan overlappingness. Gunakan
keterampilan dasar mengajar yang sesuai.
3. Pada kegiatan penutup ± 10 menit terakhir berdirilah didepan kelas menghadapi kedua kelas
untuk mengadakan review atas materi dan kegiatan yang baru berlaku. Berikan komentar dan
penguatan sesuai keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas ayau apa saja
sebagai bahan untuk pertemuan berkutnya atau mungkin juga untuk hari berikutnya.
BB03-RK17a-RII.4
15 Agustus 2019

Dalam model PKR 222, sebagai guru anda menghadapi dua kelas, dalam hal ini kelas 5 dan 6
untuk mengajar mata pelajaran matematika topik bangun ruang dikelas 5 dan mata pelajaran IPA
topik tumbuhan hijau di kelas 6. Kedua topik memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran
berlangsung dalam dua ruangan berdekatan yang terhubung dengan pintu. Model PKR 222
merupakan model PKR modifikasi, untuk kondisi jumlah siswa lebih dari 20 orang, yang tidak
mungkin ditampung dalam satu ruangan. Penerapan model ini mempunyai dampak, antara lain
perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis control guru terhadap kelas tidak dapat berlangsung
terus menerus karena masing – masing kelas harus menunggu hadirnya guru secara fisik secara
bergiliran. Waktu tunggu tentunya lebih lama karena guru harus berpindah – pindah diantara dua
ruangan. Oleh karena itu, harus dirancang dengan cermat agar tampa kehadiran guru untuk
BB03-RK17a-RII.4
15 Agustus 2019

semntara, siswa tetap dapat belajar dengan penuh perhatian. Dalam praktik model ini tidak seefektif
model PKR 221.

Dalam menerapkan model ini anda perlu mengikuti petunjuk sebagai berikut.

1. Pada kegiatan pendahualuan ± 10 menit pertama satukan siswa kelas 5 dan 6 dalam satu ruangan
yang tempat duduknya mencukupi.bila ternyata tidak mungkin menyatukan siswa kelas 5 dan 6
dalam ruangan, gunakan halaman atau emperan sekolah sambil berdiri/berbaris. Apabila cara
kedua masih tidak mungkin biarkan siswa kelas 5 dan 6. Berikan pengantar dan arahan umum
secara berselang selang untuk kelas 5, kemudian kelas 6 dan atau sebaliknya.
2. Pada kegiatan inti ± 60 menit berikutnya terapkan aneka metode yang sesuai untuk masing

– masing kelas. Yang perlu diperhatikan jangan sampai saat anda sedang menghadapi kelas yang
satu, kelas yang satu lagi tidak ada kegiatan ribut. Atur kepindahan ada dari ruang ke ruang
secara seimbang, artinya jangan banyak menggunakan waktu disatu ruang. Ada saat dimana
anda berdiri dipintu penghubung. Selama berlangsungnya pembelajaran, jangan lupa
menerapkan prinsipnya wittiness, alertness, dan overlappingness.

3. Pada kegiatan penutup ± 10 menit terakhir berdirilah di pintu penghubung menghadapi kedua
kelas untuk mengadakan review umum mengenai materi dan kegiatan belajar yang baru berlaku.
Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan setelah itu, berikan tindak lanjut berupa tugas
untuk masing – masing kelas. Kemukan hal – hal yang perlu disiapkan untuk jam pelajaran
berikutnya.
4. Sebagai catatan, untuk model PKR 222 ini sedapat mungkin denah ruangan diatur agar
pandangan siswa mengarah kedepan dan kearah pintu penghubung.

Anda mungkin juga menyukai