(I) Tugas Tutorial 1 - PKR
(I) Tugas Tutorial 1 - PKR
4
15 Agustus 2019
JAWABAN
1. Pembelajaran kelas rangkap merupakan suatu kajian strategi pembelajaran, yang menjadi
pilihan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pembelajaran kelas rangkap yang disingkat
(PKR) relatif baru di dalam dunia pendidikan dan tidak banyak sekolah yang melaksanakan
PKR ini. Pengertian pembelajaran kelas rangkap sesungguhnya di mana seorang guru atau
sekelompok guru mengelola kelas, yang terdapat berbagai siswa dari tingkatan kelas yang
berbeda atau usia yang bervariasi dengan kemampuan yang bervariasi pula dalam satu ruangan
untuk tujuan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.
Di Indonesia, pembelajaran kelas rangkap masih dipandang sebagai ‘kelas dua’ dan kurang
bermutu dibandingkan dengan pembelajarn kelas tunggal konvensional. Kekurangan guru dan
kekurangan siswa yang mendaftar sehingga jumlah siswa satu sekolah menjadi 60 anak atau kurang
(rata-rata 10 anak per kelas atau kurang) memaksa sekolah untuk menyelenggarakan pembelajaran
kelas rangkap sebagai solusi yang praktis untuk mengatasi masalah keterbatasan jumlah guru yang
terjadi secara luas dan merata di semua wilayah.
Alasan dilakukannya Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) tidak hanya karena faktor
kekurangan guru. PKR juga sering diterapkan karena alasan letak geografis yang sulit
dijangkau, ruangan kelas terbatas, kekurangan tenaga guru, jumlah siswa yang relatif sedikit,
guru berhalangan hadir, atau mungkin faktor keamanan seperti di daerah pengungsi.
Nyatanya di Era Digital ini, masih ada beberapa sekolah yang masih menggunakan
Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) terutama di daerah daerah terpencil. Indonesia memiliki
wilayah yang luas dan terdiri dari ribuan pulau. Dalam sistem pendidikan, hal yang tidak dapat
dihindari adalah penyebaran dan distribusi guru secara merata, yang masih menjadi suatu tantangan
yang harus diatasi.
CONTOH
Probolinggo mengenal kelas rangkap melalui program Inovasi untuk Anak Sekolah
Indonesia (INOVASI). Yaitu program kemitraan antara Pemerintah Indonesia dan Australia untuk
periode 2016-2019. Delapan SD di Kecamatan Sukapura, dipilih sebagai rintisan kelas rangkap
dalam program ini.
Merl INOVASI, Rasita mengatakan, kelas rangkap kurang begitu dikenal di Indonesia.
Menurutnya di negara berkembang seperti Indonesia, kelas rangkap bukan pilihan terbaik,
melainkan keterpaksaan. Sementara di negara maju, dipilih atas dasar pedagogis. “Bukan karena
keterpaksaan,” katanya.
“Di Northern Territory of Australia, 40 persen dari sekolah di kawasan ini menerapkan PKR.
29 persen dari kelas-kelas di negeri kincir angin Belanda, juga tidak merasa rikuh melaksanakannya.
Bahkan di negeri adikuasa sekalipun, Amerika Serikat, masih dijumpai 1000 sekolah dengan hanya
satu ruang kelas,” tulisnya.
Ada banyak alasan mengapa kelas rangkap dipilih. Pertama, alasan geografis. Sulitnya
lokasi, terbatasnya sarana transportasi, permukiman yang berpindah-pindah, dan adanya mata
pencaharian khusus orang tua murid, mendorong penggunaan kelas rangkap.
Kedua, alasan demografis. Untuk mengajar murid dalam jumlah yang kecil, apalagi tinggal
di daerah pemukiman yang amat jarang, kelas rangkap dinilai sebagai pendekatan pengajaran yang
praktis.
Ketiga, alasan kurang guru. Walaupun jumlah guru secara keseluruhan mencukupi, sulit
untuk mencari guru yang dengan suka cita siap mengajar di daerah terpencil. Kondisi ini salah
satunya dialami Kabupaten Probolinggo.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan kabupaten setempat, Probolinggo kekurangan 726 guru.
Rinciannya. Rinciannya, 564 guru SD dan 162 guru SMP. Itu belum termasuk sekitar 260 guru yang
akan pensiun tahun ini.
Alasan keempat penerapan kelas rangkap, adalah terbatasnya ruang kelas, adanya guru yang
tidak hadir, serta alasan lainnya.
BB03-RK17a-RII.4
15 Agustus 2019
Kelas rangkap juga memiliki manfaat. Antara lain, memungkinkan pemerintah untuk
memenuhi asas jumlah (quantity) dan pemerataan (equity). Yaitu dengan mengoptimalkan sumber
daya yang ada.
Kelas rangkap juga ekonomis. Dengan seorang guru atau beberapa guru saja, proses pembelajaran
dapat berlangsung. Begitu juga dengan satu ruang atau beberapa ruang kelas, proses pembelajaran
tetap dapat berlangsung.
Yang tak kalah penting, manfaat pedagogis. Pengalaman sejumlah negara yang
mempraktikkan kelas rangkap, jelas Dr. Aria Djalil, menunjukkan, strategi ini mampu
meningkatkan kemandirian murid.
Sumber:
Prinsip Umum
b. Motivasi
Motivasi harus dibangun pada diri siswa baik yang tumbuh dari keinginan sendiri maupun
motivasi yang dating atau diberikan dari luar. Oleh karena itu pembelajaran harus diawali
dengan menumbuhkan motivasi siswa agar siswa merasa butuh dan mau belajar. Jika
motivasi itu sudah tumbuh, maka motivasi tersebut perlu dipelihara dan harus
ditingkatkan melalui berbagai bentuk penguatan.
Contohya : Guru sebagai pengajar di sekolah harus memberikan contoh yang baik dan
selalu memberikan semangat dan motivasi kepada siswa, untuk orang tua juga membantu
anak untuk selalu memberi motivasi kepada anaknya dengan memberikan pengertian dan
pentingnya belajar.
BB03-RK17a-RII.4
15 Agustus 2019
Proses tersebut dapat dipandang sebagai suatu siklus proses pengalaman konkret,
pengamatan mendalam, pemikiran abstrak, dan percobaan atau penerapan secara aktif.
Contohnya : Guru harus dapat melibatkan siswa dalam proses mentransformasikan ilmu,
dimana guru melibatkan siswa secara langsung dalam proses kegiatan belajar agar
siswa mampu memahami apa yang sedang diajarkan sehingga menjadikan pengalaman
yang nyata serta mendalam sehingga siswa mampu berpikir secara abstrak dan aktif.
Contohnya : Guru membuat rancangan kegiatan yang dimana kegiatan itu melibatkan
siswa sebagai pesertanya, kelompokan anak – anak sesuai dengan seusianya (peer
group) biarkan mereka berinteraksi dengan teman seusianya dan menyelesaikan
tugasnya sesuai kemampuannya.
Lingkungan dan Susana belajar yang memungkinkan siswa dapat melakukakn kegiatan
belajar yang dirancang oleh gurunya, sehingga belajar secara konstektual dapat tercipta.
Contohnya : Guru membuat rancangan kegiatan yang baik sehingga siswa dapat
melakukan segala kegiatan dan mampu mengikuti arahan dari gurunya sehingga secara
tidak langsung siswa diarahkan belajar secara konstektual.
Lingkungan, barang-barang bekas, dan segala peralatan yang ada di sekolah dapat dimanfaatkan
oleh guru PKR sehingga ketiga prinsip terdahulu dapat dipenuhi. Demikian juga dengan orang
dan waktu. Misalnya, murid yang mempunyai kemampuan lebih tinggi (baik dari kelas yang sama
maupun dari kelas yang lebih tinggi dapat dimanfaatkan sebagai tutor. Selanjutnya, waktu harus
dialokasikan secara cermat sehingga menghasilkan WKA yang berkadar tinggi. Oleh karena itu,
seorang guru PKR harus mampu memanfaatkan waktu secara efisien sehingga waktu yang
terbuang dapat diperkecil, bahkan dihindari.
Di samping keempat prinsip di atas, masih ada satu prinsip lagi yang perlu dikuasai guru PKR,
yaitu membiasakan murid untuk mandiri. Prinsip ini sebenarnya merupakan akibat langsung dari
keempat prinsip di atas. Jika guru mampu menerapkan keempat prinsip di atas, murid akan terbiasa
mandiri. Kemampuan murid untuk belajar mandiri akan memungkinkan guru PKR mengelola
pembelajaran secara lebih baik sehingga kadar WKA menjadi semakin tinggi. Dengan demikian,
prinsip yang kelima ini akan terwujud jika guru dengan mantap dapat menerapkan keempat prinsip
terdahulu. Sebaliknya, terterapkannya prinsip kelima ini akan memungkinkan guru semakin mudah
menerapkan keempat prinsip yang lain. Dengan perkataan lain, kelima prinsip ini saling berkaitan.
Model pembelajaran kelas rangkap 221 merupakan model pembelajaran kelas rangkap
yang menggabungkan dua kelas atau lebih dengan dua mata pelajaran yang berbeda
dan dilaksanakan dalam satu ruangan yang sama.
BB03-RK17a-RII.4
15 Agustus 2019
BB03-RK17a-RII.4
15 Agustus 2019
Dalam model PKR 221, anda sebagai guru menghadapi du akelas, dalam hal ini kelas 5 dan kelas 6,
untuk mengajar mata pelajaran IPA dengan topik sumber daya alam di kelas 5, dan mata pelajaran
IPS topik sumber kekayaan alam dikelas 6. Kedua topik mrmiliki saling keterkaitan. Proses
pembelajaran berlangsung dalam satu ruangan. Model PKR 221 merupakan model PKR murni
karena prinsip keserempakan terpenuhi tanpa batas fisik. Perhatian tatap muka sebagai wahana
pedagogis control guru terhadap kelas dapat berlangsung terus menerus. Model ini sangat dianjurkan
BB03-RK17a-RII.4
15 Agustus 2019
untuk digunakan karena paling efektif diantara model PKR lainnya. Namu, model ini hanya mungkin
diterapkan jika jumlah siswa tidak terlampau banyak (15-20 orang).
Dalam menerapkan model PKR 221 di atas, ikut petunjuk sebagai berikut.
1. Pada kegiatan pendahuluan ± 10 menit pertama berikan pengantar dan pengarahan dalam satu
ruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu papan tulis dibagi dua. Tuliskan topik dan hasil
belajar yang diharapkan dari kelas 5 dan kelas 6. Ikuti dengan langkah - langkah untuk
masing – masing kelas yang akan ditempuh selama pertemuan itu ± 80 menit.
2. Pada kegiatan Inti ± 60 menit berikutnya terapkan aneka metode yang sesuai untuk masing -
masing kelas. Selama kegiatan belajar berlangsung adakan pemantapan, bimbingan, balikan
sesuai keperluan. Terapakan prinsip wittenes, alertness, dan overlappingness. Gunakan
keterampilan dasar mengajar yang sesuai.
3. Pada kegiatan penutup ± 10 menit terakhir berdirilah didepan kelas menghadapi kedua kelas
untuk mengadakan review atas materi dan kegiatan yang baru berlaku. Berikan komentar dan
penguatan sesuai keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas ayau apa saja
sebagai bahan untuk pertemuan berkutnya atau mungkin juga untuk hari berikutnya.
BB03-RK17a-RII.4
15 Agustus 2019
Dalam model PKR 222, sebagai guru anda menghadapi dua kelas, dalam hal ini kelas 5 dan 6
untuk mengajar mata pelajaran matematika topik bangun ruang dikelas 5 dan mata pelajaran IPA
topik tumbuhan hijau di kelas 6. Kedua topik memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran
berlangsung dalam dua ruangan berdekatan yang terhubung dengan pintu. Model PKR 222
merupakan model PKR modifikasi, untuk kondisi jumlah siswa lebih dari 20 orang, yang tidak
mungkin ditampung dalam satu ruangan. Penerapan model ini mempunyai dampak, antara lain
perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis control guru terhadap kelas tidak dapat berlangsung
terus menerus karena masing – masing kelas harus menunggu hadirnya guru secara fisik secara
bergiliran. Waktu tunggu tentunya lebih lama karena guru harus berpindah – pindah diantara dua
ruangan. Oleh karena itu, harus dirancang dengan cermat agar tampa kehadiran guru untuk
BB03-RK17a-RII.4
15 Agustus 2019
semntara, siswa tetap dapat belajar dengan penuh perhatian. Dalam praktik model ini tidak seefektif
model PKR 221.
Dalam menerapkan model ini anda perlu mengikuti petunjuk sebagai berikut.
1. Pada kegiatan pendahualuan ± 10 menit pertama satukan siswa kelas 5 dan 6 dalam satu ruangan
yang tempat duduknya mencukupi.bila ternyata tidak mungkin menyatukan siswa kelas 5 dan 6
dalam ruangan, gunakan halaman atau emperan sekolah sambil berdiri/berbaris. Apabila cara
kedua masih tidak mungkin biarkan siswa kelas 5 dan 6. Berikan pengantar dan arahan umum
secara berselang selang untuk kelas 5, kemudian kelas 6 dan atau sebaliknya.
2. Pada kegiatan inti ± 60 menit berikutnya terapkan aneka metode yang sesuai untuk masing
– masing kelas. Yang perlu diperhatikan jangan sampai saat anda sedang menghadapi kelas yang
satu, kelas yang satu lagi tidak ada kegiatan ribut. Atur kepindahan ada dari ruang ke ruang
secara seimbang, artinya jangan banyak menggunakan waktu disatu ruang. Ada saat dimana
anda berdiri dipintu penghubung. Selama berlangsungnya pembelajaran, jangan lupa
menerapkan prinsipnya wittiness, alertness, dan overlappingness.
3. Pada kegiatan penutup ± 10 menit terakhir berdirilah di pintu penghubung menghadapi kedua
kelas untuk mengadakan review umum mengenai materi dan kegiatan belajar yang baru berlaku.
Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan setelah itu, berikan tindak lanjut berupa tugas
untuk masing – masing kelas. Kemukan hal – hal yang perlu disiapkan untuk jam pelajaran
berikutnya.
4. Sebagai catatan, untuk model PKR 222 ini sedapat mungkin denah ruangan diatur agar
pandangan siswa mengarah kedepan dan kearah pintu penghubung.