Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Balita
2.1.1 Definisi Balita

Balita merupakan anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih
tenar dengan pengertian anak dibawah lima tahun. Balita adalah istilah umum bagi
anak usia 1-3 tahun (Batita) dan anak pra-sekolah (3-5 tahun). Saat usia balita, anak
masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting seperti
mandi, buang air dan makan. Perkembangan berjalan dan berbicara sudah bertambah
baik. Namun, kemampuan lain masih terbatas. Masa balita merupakan periode sangat
penting dalam proses pertumbuhan kembang manusia. Perkembangan dan
pertumbahan dimasa itu menjadi tolak ukur keberhasilan pertumbuhan dan
perkembangan anak di periode berikutnya (Dian, 2021).

Laju pertumbuhan masa balita lebih besar dari masa pra-sekolah sehingga
diperlukan jumlah makanan yang relative besar. Namun perut yang masih lebih kecil
menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih
kecil dari anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan
adalah posri kecil dengan frekuensi sering (Puspitawati dan Syamsianah, 2018).

Usia pra-sekolah anak menjadi konsumen aktif. Mereka sudah dapat memilih
makanan yang disukainya. Usia ini anak mulai bergaul dengan lingkungannya atau
bersekolah playgroup sehingga anak mengalami beberapa perubahan dalam perilaku.
Anak akan mencapai fase gemar memprotes sehingga mereka akan mengatakan tidak
terhadap setiap ajakan. Masa ini berat badan anak cenderung mengalami penurunan,
akibat dari aktifitas yang mulai banyak dan pemilihan maupun penolakan terhadap
makanan. Usia ini juga akan mengalami gangguan status gizi relative pada anak
perempuan bila dibandingkan dengan anak laki-laki (Puspitawati dan Syamsianah,
2018).

2.2 Gizi Kurang

Gizi kurang adalah suatu kondisi berat badan menurut umur (BB/U) tidak
sesuai dengan usia yang seharusnya. Kondisi gizi kurang rentan terjadi pada balita
usia 2-5 tahun karena balita sudah menerapkan pola makan seperti makanan keluarga
dan mulai dengan tingkat aktifitas fisik yang tinggi. Kekurangan gizi pada masa balita
terkait dengan perkembangan otak sehingga dapat mempengaruhi kecerdasan anak
dan berdampak pada pembentukan kualitas sumber daya manusia di masa mendatang
(Diniyyah dan Nindya, 2017).

Asupan zat gizi merupakan salah satu penyebab langsung yang dapat
mempengaruhi status gizi balita. Asupan zat gizi dapat diperoleh dari beberapa zat
gizi, diantaranya yaitu zat gizi makro seperti energi karbohidrat, protein dan lemak.
Zat gizi makro merupakan zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah yang besar oleh
tubuh dan Sebagian besar berperan dalam penyediaan energi. Tingkat konsumsi zat
gizi makro dapat mempengaruhi status gizi balita (Diniyyah dan Nindya, 2017).

2.3 Zat Gizi Makro

Zat gizi makro yang terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak merupakan zat
gizi yang sangat dibutuhkan dalam proses tumbuh kembang anak. Karbohidrat
merupakan sumber energi utama dalam diet yang dapat menyediakan setengah atau
lebih dari total asupan kalori. Anak membutuhkan energi untuk memenuhi kebutuhan
basal, menunjang pertumbuhan dan untuk aktifitas sehati-hari. Energi juga dapat
diperoleh dari lemak yang juga menjadi sumber asam lemak essensial yang berperan
penting dalam perkembangan otak. Selain itu, anak juga membutuhkan protein yang
lebih banyak untuk pertumbuhan dan pertukaran energi yang lebih aktif (Kusumawati
dan Noer, 2015).
2.3.1 Protein

Protein merupakan salah satu zat gizi makro yang penting bagi kehidupan
manusia selain karbohidrat dan lemak. Berbagai macam jenis protein dapat diperoleh
ddari berbagai makanan sumber protein baik yang berasal dari hewan maupun
tumbuh-tumbuhan. Protein yang berasal dari makanan berfungsi menyediakan asam
amino essensial untuk sintesis protein jaringan. Selain itu protein juga menyediakan
nitrogen untuk sintesis asam amino non-essensial, asam nukleat dan molekul yang
diperlukan. Pengukuran kadar protein total dilakukan sengan metode Kjeldahl
(Hasnaeni, 2022).

2.3.2 Lemak

Lemak atau lipit adalah zat organic hidrofobik yang bersifat sukar larut dalam
air. Lemak adalah zat yang kaya akan energi dan berfungsi sebagai sumber energi
yang memiliki peranan penting dalam proses metabolism lemak. Menurut anjuran
pedoman gizi seimbang, konsumsi lemak yang baik adalah 25% dari kebutuhan.
Lemak dalam pangan adalah lemak yang terdapat dalam bahan pangan dan dapat
digunakan oleh tubuh manusia. Lemak ini mencakup trigliserida, asam lemak jenuh,
asam lemak tak jenuh dan kolesterol (Hardinsyah dan Supariasa, 2016).

2.3.3 Karbohidrat

Karbohidrat adalah zat gizi berupa senyawa organic yang terdiri dari atom
karbon, hydrogen dan oksigen yang digunakan sebagai bahan pembentuk energi.
Karbohidrat merupakan zat makanan yang paling cepat menyuplai energi sebagai
bahan bakar tubuh, terutama saat tubuh dalam kondisi lapar. Setelah makanan yang
mengandung karbohidrat dikonsumsi, karbohidrat akan segera dioksidasi untuk
memenuhi kebutuhan energi (Hardinsyah dan Supariasa, 2016).
2.4 Makanan Selingan Balita

Makanan selingan merupakan makanan yang tidak kalah pentingnya yang

diberikan pada jam di antara makanan pokok. Makanan selingan sendiri dapat

membantu jika anak tidak cukup menerima porsi makan karena anak susah makan.

Tetapi, pemberian makanan selingan yang berlebihan tidak baik karena akan

mengganggu nafsu makan anak. Jenis makanan selingan yang baik yaitu mengandung

zat gizi lengkap seperti sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Makanan

selingan sendiri memiliki fungsi untuk mengisi kekurangan kalori anak akibat

banyaknya aktifitas pada usia balita (Irianto, 2014).

Makanan selingan memiliki manfaat untuk mengenalkan aneka ragam jenis

bahan makanan, menambah nilai gizi yang mungkin belum terpenuhi pada makanan

utama, dan bagi anak yang memiliki aktivitas yang tinggi seperti bermain dan

sebagianya, makanan selingan juga bisa mengisi kekurangan kalori atau enegi akibat

banyaknya aktivitas yang dilakukan balita. Makanan selingan sebaiknya diolah

sendiri dirumah, namun jika terpaksa membeli diluar ada baiknya memperhatikan

kebersihan tempatnya serta kelengkapan kandungan gizinya (Gizi Seimbang dalam

Kesehatan Reproduksi, 2014).

2.5 Tartlet

Tartlet merupakan suatu produk pangan dengan menggunakan sugar dough


berbahan dasar tepung terigu, butter, icing sugar dan telur. Proses pembuatan
tergolong mudah, pengadukan yang tidak membutuhkan waktu yang lama. Potensi
yang dimiliki tartlet untuk dioptimalkan terkait dengan upaya pemenuhan kandungan
zat gizi makro dengan menambahkan bahan pangan fungsional tertentu, diantaranya
tepung pisang raja dan tepung kacang merah (Rahman dan Farida, 2021).

Kulit tartlet tergolong short pastry, apabila dibakar akan terasa lunak dan

mudah patah karena bahan dasar tepungnya adalah tepung terigu dengan protein

rendah. Ketebalan tartlet adalah kurang lebih 2,5 cm, namun ukurannya kadang

disesuaikan dengan porsi individu. Kulit tartlet renyah pada bagian luarnya dan

dibagian dalamnya diisi dengan pastry cream. Tartlet terbagi atas 2 bagian yaitu

baked tarts dan unbaked tarts. Pada umumnya baked tarts di bagian dalamnya diisi

dengan flling cream atau aneka ragam buah, sedangkan unbaked tarts adalah kulit

tartlet yang sudah matang lalu bagian dalamnya diisi dengan pastry cream serta

topping buah segar.

Tartlet adalah jenis olahan pastry yang sangat digemari berbagai macam

kalangan, krena selain tekstur yang renyah, isi tartlet pun bisa dimodifikasi dengan

berbagai variasi rasa. Tartlet tergolong kedalam short pastry yang merupakan jenis

kue yang apabila melalui proses pemanggangan teksturnya akan terasa lunak dan

mudah rapuh atau patah. Adonan short pastry itu sendiri terdiri atas 2 bagian, yaitu

Sweet short pastry yang adonannya terbuat dari telur, margarin, tepung terigu, gula

yang diisi buah-buahan, es krim dan vla sebagai hidangan penutup. Sedangkan

unsweetened short pastry terbuat dari telur, margarin, dan tepung terigu yang diisi

daging ayam atau udang sebagai hidangan pembuka (Marlina Leny, 2017).
2.6 Kacang Merah

Kacang merah merupakan salah satu jenis kacang-kacangan yang memiliki


kandungan protein yang cukup tinggi. Komposisi zat gizi tepung kacang merah dalam
100 g yaitu protein 17,24 g, lemak 2,21 g, dan karbohidrat 71,08 g. Kacang merah
sendiri dapat meregenerasi sel-sel dalam tubuh yang rusak dan kulit kacang merah
juga mengandung senyawa antioksidan berupa antosianin yang berfungsi mencegah
berbagai penyakit (Perwita, dkk, 2021).

kandungan nutrisi yang banyak memungkinkan kacang merah dimanfaatkan


sebagai bahan tambahan pada makanan. Pada umumnya di Indonesia kacang merah
digunakan sebagai tambahan pada sup dan makanan tradisional namun saat ini
kacang merah sudah dapat dimanfaatkan pada jenis kue apabila kacang merah diolah
menjadi tepung. Kacang merah biasanya diolah menjadi tepung dengan tujuan untuk
memperpanjang masa simpan kacang merah. Tampilan warna cokelat kemerahan
pada kacang merah dikarenakan perendaman sehingga pigmen kacang merah larut di
dalam media perendaman (Intan, 2018).

2.7 Pisang Raja

Pisang raja dikenal sebagai buah yang kaya akan mineral seperti kalium,
kalsium, fosfor dan zat besi. (Sari, Devi dan Issutarti, 2018). Karena diperkaya akan
zat gizi pisang raja juga bisa dijadikan sebagai alternatif penambahan pada
pembuatan produk makanan tambahan pada balita gizi kurang, dengan
pengembangan menjadi produk olahan tepung (Selviyatnti dkk, 2019). Kandungan
zat gizi Pisang Raja per 100 gram, yaitu: Air 65,8 g, Energi 120 Kkal, Protein 1,2 g,
Lemak 0,2 g, Karbohidrat 31,8 g, Serat 5,3 g, Abu 1,0 g, Kalsium 10 mg, Fosfor 22
mg, Besi 0,8 mg, Natrium 35 mg, Kalium 582,2 mg, Tembaga 0,31 mg, Seng 0,7 mg,
Beta-Karoten 53 mcg, Thiamin 0,06 mg (Kemenkes, TKPI).
2.8 Proksimat

Proksimat merupakan zat gizi atau nutrisi yang diperlukan oleh tubuh dalam
jumlah yang besar dengan satuan gram. Yang termaksud dalam proksimat adalah
protein, lemak dan karbohidrat.

2.8.1 Protein

Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh,
disamping itu protein berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh dan juga berfungsi
sebagai zat pengatur dan pembangun. Protein berfungsi untuk pertumbuhan dan
pemeliharaan jaringan, salah satu penghawil utama energi, sebagai enzim dan
antibody, mengangkat zat gizi, mengatur keseimbangan air.

2.8.2 Lemak

Lemak adalah salah satu sumber energi yang dibutuhkan oleh manusia guna
melakukan aktifitas sehari-hari. Manusia membutuhkan kadar lemak yang seimbang.
Akan tetapi, jika lemak yang ada di dalam tubuh manusia melebihi batas normal
maka akan mengalami obesitas yang pada akhirnya akan menimbulkan beberapa
penyakit. Oleh karena itu jika kadar lemak yang berada dalam darah berlebih haruslah
berolahraga, diet untuk melakukan yang berada dalam tubuh (Anonim, 2016).

2.8.3 Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber utama otak yang diperlukan untuk berbagai


proses dalam otak. Karbohidrat untuk aktifitas sel otak diperlukan dalam bentuk
glukosa. Glikogen yang dipecah dari protein kemudian digunakan sebagai energi
untuk otak. Selain itu karbohidrat komplek seperti gandum, sayur dan buah-buahan
juga dapat meningkatkan penyerapan dari triptofan (Tejasari, 2005). Kebutuhan
karbohidrat pada balita yang dianjurkan perhari menurut Permenkes 2019 yaitu 105 g
untuk usia 6-11bulan, 215 g untuk usia 1-3 tahun dan 220 g untuk usia 4-6 tahun.

Anda mungkin juga menyukai