Anda di halaman 1dari 21

Nama : RISLAMSYAH

Kelvin Perdianto SATRIA AKBAR

Nim : 2020031046
2020031030

Tugas Rangkuman Akuntansi Keuangan Lanjutan I Bab 6 & 7

Bab 6

Transfer Antarperusahaan: Aset Tidak Lancar

Induk Perusahaan dan anak-anak perusahaannya sering kali


terlibat dalam berbagai transaksi antara mereka sendiri. Transaksi
tersebut sering merupakan bagian penting dari operasi keseluruhan
entitas konsolidasi. Transaksi antarperusahaan yang berhubungan
istimewa ini disebut transfer antarperusahaan (intercorporate
transfers). Ide pokok dari laporan keuangan konsolidasi adalah
menyajikan aktivitas dari afiliasi konsolidasi seakan- akan perusahaan
afiliasi yang terpisah tersebut merupakan satu perusahaan tunggal.
Oleh karena itu, perusahaan tunggal tidak dapat diperbolehkan untuk
memasukan transaksi internal dalam laporan keuangannya, maka
entitas konsolidasi juga harus mengeluarkan seluruh pengaruh dari
transaksi yang terjadi di dalam entitas konsolidasi dari laporan
keuangannya.

Gambaran Umum mengenai Entitas Konsolidasi

Entitas konsolidasi adalah agregasi dari sejumlah perusahaan yang


berbeda. Laporan keuangan yang disusun oleh masing-masing afiliasi
dikonsolidasi menjadi satu laporan keuangan yang mnyajikan posisi
keuangan dan hasil operasi dari seluruh entitas ekonomi seakan-akan
merupakan perusahaan tunggal. Figur 6-1 mengilustrasi entitas
konsolidasi yang melibatkan setiap perusahaan dalam transpers antar
perusahaan dan transaksi dengan pihak eksternal. Figur 6-1
mencerminkan transaksi yang akan dimasukkan dalam hasil operasi
entitas konsolidasi untuk periode tersebut.

Eliminasi Transfer Antarperusahaan

Semua aspek transfer antarperusahaan harus dieliminasi dalam


penyusunan laporan keuangan konsolidasian, sehingga laporan
keuangan tersebut terlihat seakan-akan merupakan laporan keuangan
dari suatu perusahaan tunggal. PSAK 65, "Laporan Keuangan
Konsolidasian", menyebutkan saldo antarperusahaan, pembelian dan
penjualan, serta pengeluaran/beban sebagai contoh dari saldo
antarperusahaan dan transaksi yang harus dieliminasi.

Eliminasi Laba dan Rugi yang Belum Terealisasi

Laba belum terealisasi dari transfer antarperusahaan ini disebut laba


antarperusahaan yang belum terealisasi (unrealized intercompany
profit). Ilustrasi berikut memberikan tinjauan mengenai proses
penjualan antarperusahaan menggunakan tanah sebagai contoh.
Figur 6-2 menunjukkan rentetan transaksi yang melibatkan induk
perusahaan dan anak perusahaannya. Pertama-tama, tanah dibeli
oleh PT Induk dari pihak yang tidak berelasi, kemudian dijual ke anak
perusahaan, dan akhirnya dijual oleh anak perusahaan tersebut ke
pihak yang tidak berelasi. Ketiga transaksi tersebut dan jumlah yang
terkait adalah sebagai berikut.

TI-Pembelian oleh PT Induk dari pihak luar seharga Rp10.000.000.

T2-Penjualan dari PT Induk ke PT Anak seharga Rp15.000.000.

T3-Penjualan dari PT Anak ke pihak luar seharga Rp25.000.000.

Sebagaimana ditunjukkan dalam kasus-kasus berikut, jumlah


keuntungan yang dilaporkan dalam setiap kasus oleh masing-masing
perusahaan dan entitas konsolidasi dalam suatu periode bergantung
pada transaksi mana yang terjadi pada periode tersebut.

Kasus A

Ketiga transaksi terjadi pada periode akuntansi yang sama. Jumlah


keuntungan yang dilaporkan atas transaksi tersebut adalah sebagai
berikut.
Keuntungan yang dilaporkan oleh setiap entitas dianggap telah
terealisasi karena telah terjual ke pihak yang tidak berelasi selama
periode tersebut. Total keuntungan yang dilaporkan oleh entitas
konsolidasi adalah perbedaan antara harga yang dibayarkan oleh
entitas konsolidasi sebesar Rp10.000.000 dan harga jual tanah entitas
konsolidasi ke pihak luar sebesar Rp25.000.000. Keuntungan sebesar
Rp15.000.000 tersebut dilaporkan laba rugi konsolidasi. Dari sudut
pandang konsolidasi, penjualan dari PT Anak, transaksi T2, adalah
transaksi internal dan tiidak dilaporkan dalam laporan keuangan
konsolidasi.

Transfer Jasa Antarperusahaan

Perusahaan yang berelasi sering kali membeli jasa dari satu


perusahaan ke perusahaan lainnya. Jenis jasa antarperusahaan
tersebut dapat bermacam macam pembelian jasa konsultasi, jasa
rekayasa, jasa pemasaran, dan jasa pemeliharaan merupakan contoh
jasa yang sering terjadi.

Umumnya, pendekatan yang lebih sederhana digunakan dalam


eliminasi transaksi antar perusahaan dengan mengasumsikan bahwa
jasa tersebut menguntungan periode sekarang dan karenanya setiap
laba antarperusahaan atas jasa tersebut telah terealisasi pada periode
dilakukannya transfer. Oleh karena itu, tidak adaayat jurnal eliminasi
sehubungan dengan transfer pada periode berjalan diperlukan
diperiode berikutnya sebab laba antarperusahaan dianggap telah
terealisasi pada periode transfer.

Transfer Aset Berupa Tanah

Pada saat transfer aset tidak lancar terjadi, penyesuaian sering kali
diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian
selama tanah tersebut masih dimiliki oleh perusahaan pembeli.
Contoh paling sederhana dari transfer aset antarperusahaan adalah
penjualan tanah antarperusahaan.

Gambaran Umum Proses Eliminasi Laba

Pada saat tanah ditransfer antara pihak yang berelasi pada nilai
bukunya, tidak ada penyesuaian atau eliminasi khusus yang
diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian.
Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa PT Induk mengakuisisi tanah
senilai Rp20.000.000 pada tanggal 1 Januari 20X1, dan menjual tanah
tersebut ke anak perusahaannya, PT Anak, pada tanggal 1 Juli 20X1,
sebesar Rp35.000.000, sebagai berikut.

Alokasi Eliminnasi Laba Belum Terealisasi

Keuntungan atau kerugian dari transfer antarperusahaan diakui


oleh afiliasi penjual dan menjadi hak pemegang saham afiliasi
tersebut. Penjualan yang terjadi dari induk perusahaan ke anak
perusahaan disebut penjualan downstream (downstream sale), setiap
keuntungan atau kerugian dari transfer tersebut menjadi hak
pemegang saham induk perusahaan. Sedangkan penjualan dari anak
perusahaan ke induk perusahaan disebut penjualan upstream
(upstream sale), yaitu setiap keuntungan atau kerugian menjadi hak
pemegang saham anak perusahaan. Jika anak perusahaan dimiliki
penuh, maka semua keuntungan atau kerugian pada akhirnya menjadi
hak induk perusahaan sebagai satu-satunya pemegang saham. Akan
tetapi, jika anak perusahaan tidak dimiliki penuh, maka keuntungan
atau kerugian dari penjualan upstream harus dibagi antara induk
perusahaan dan pemegang saham non-pengendali.

Eliminasi Laba Belum Terealisasi Setelah Tahun Pertama

Pada periode timbulnya laba belum terealisasi dari penjualan


antarperusahaan, ayat jurnal eliminasi kertas kerja digunakan dalam
proses konsolidasi untuk menghilangkan pengaruh keuntungan atau
kerugian yang dicatat oleh penjual dan menyesuaikan jumlah aset
yang dilaporkan menjadi harga semula yang dibayarkan oleh afiliasi
penjual. Tiap periode setelahnya selama aset tersebut masih dimiliki
oleh afiliasi pembeli, saldo aset yang dilaporkan dan klaim pemegang
saham dari afiliasi penjual harus disesuaikan untuk menghilangkan
pengaruh dari keuntungan atau kerugian belum terealisasi. Laba dari
periode yang akan datang tidak akan terpengaruh. Dalam kasus
penjualan downstream, induk perusahaan mengakui seluruh laba dari
transfer antarperusahaan dan memasukkannya dalam saldo laba di
tahun-tahun berikutnya. Oleh karena itu, ayat jurnal eliminasi berikut
diperlukan dalam kertas kerja konsolidasi setiap tahun setelah tahun
penjualan downstream atas tanah, selama anak perusahaan masih
memiliki tanah tersebut.

Pelepasan Aset di Kemudian Hari

Keuntungan antarperusahaan belum terealisasi dari penjualan aset


antarperusahaan dianggap terealisasi pada saat aset tersebut dijual
kembali ke pihak eksternal. Untuk tujuan konsolidasi, keuntungan
atan kerugian yang diakui oleh afiliasi yang menjual ke pihak eksternal
harus disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian antarperusahaan
belum terealisasi. Walaupun laba yang dilaporkan penjual dari
penjualan eksternal berdasarkan pada biaya perolehan afiliasi
tersebut, keuntungan atau kerugian yang dilaporkan oleh entitas
konsolidasi berdasarkan biaya perolehan aset dari entitas konsolidasi,
yaitu biaya perolehan yang terjadi oleh afiliasi yang membeli aset
tersebut semula dari pihak luar. Untuk mengilustrasikan perlakuan
laba antarperusahaan belum terealisasi setelah aset yang ditransfer
tersebut dijual, asumsikan bahwa PT Induk membeli tanah dari pihak
luar seharga Rp20.000.000 pada tanggal 1 Januari 20X1 dan menjual
tanah tersebut ke PT Anak pada tanggal 1 Juli 200X1 seharg
Rp35.000.000. PT Anak kemudian menjual tanah tersebut ke pihak
luar pada tanggal 1 Maret 20X5 seharga Rp45.000.000, sebagai
berikut.

Transfer Antarperusahaan berupa Aset Disusutkan

Laba antarperusahaan belum terealisasi dari aset disusutkan


atau diamortisasi dianggap akan terealisasi secara bertahap selama
sisa umur ekonomis aset tersebut bersamaan dengan penggunaannya
oleh afiliasi pembeli dalam menghasilkan pendapatan dari pihak non
afiliasi. Pengaruhnya, bagian dari keuntungan atau kerugian belum
terealisasi menjadi terealisasi setiap periode seiring dengan manfaat
yang didapat dari aset tersebut dan potensi jasanya berkurang.
Jumlah penyusutan yang diakui dalam pembukuan perusahaan setiap
periode atas aset yang dibeli dari afiliasi berdasarkan pada harga
transfer antarperusahaan. Akan tetapi, dari sudut pandang
konsolidasi, penyusutan harus didasarkan pada biaya perolehan aset
untuk entitas konsolidasi yaitu biaya perolehan aset dari pihak yang
semula membeli aset tersebut dari pihak luar.

Penjualan Downstream

Sebagai contoh PT Induk dan PT Anak dimodifikasi untuk


mengilustrasikan penjualan downstream dari aset disusutkan.
Asumsikan bahwa PT Induk menjual peralatan ke PT Anak pada
tanggal 31 Desember 20X1 seharga Rp7.000.000, sebagai berikut :

Biaya perolehan peralatan PT Induk sebesar Rp9.000.000 pada saat


dibeli tanggal 31 Desember 20X8, tiga tahun sebelum 31 Desember
20X1, dan telah disusutkan menggunakan metode garis lurus dengan
umur 10 tahun, tanpa nilai sisa.

Perubahan Etimmasi Umur Aset Setelah Transfer

Sebagai contoh, perusahaan pengakuisisi mungkin menggunakan aset


tersebut untuk proses produksi yang berbeda atau frekuensi
penggunaan berubah. Jika terjadi perubahan estimasi sisa umur aset
disusutkan pada saat transfer antarperusahaan, maka perlakuannya
sama dengan jika perubahan tersebut terjadi pada saat aset tersebut
masih terdapat pada pembukuan afiliasi yang mentransfer. Sisa masa
manfaat yang baru digunakan sebagai dasar penyusutan, baik untuk
afiliasi pembeli maupun untuk tujuan penyusunan laporan keuangan
konsolidasian.

Transfer Aset Sebelum Akhir Tahun

Pada kasus dengan transfer aset antarperusahaan terjadi selama


periode berjalan bukan pada akhir periode, sebagian dari keuntungan
atau kerugian antarperusahaan dianggap terealisasi pada periode
transfer. Jika hal ini terjadi, maka ayat jurnal eliminasi kertas kerja
pada akhir tahun tersebut harus memasukkan pengaruh beban
penyusutan dan akumulasi penyusutan. Jumlah penyesuaian ini sama
dengan selisili antara penyusutan yang dicatat oleh pembeli dan
penyusutan yang seharusnya dicatat oleh penjual untuk periode yang
dimulai dari saat penjualan antarperusahaan. Sebagai contoh, jika
penjualan upstream atas peralatan dari PT Anak ke PT Induk terjadi
pada tanggal 1 Januari 20X1, bukan tanggal 31 Desember 20X1, maka
tambahan ayat jurnal eliminasi yang sama dengan ayat jurnal E(52)
diperlukan dalam kertas kerja konsolidasi yang disusun pada tanggal
31 Desember 20X1.

Transfer Antarperusahaan berupa Aset Diamortisasi

Hak produksi, paten, dan jenis aset takberwujud lain dapat dijual ke
perusahaan afiliasi. Akuntansi untuk aset takberwujud biasanya
berbeda dengan akuntansi aset berwujud dalam hal amortisasi aset
takberwujud umumnya dilaporkan sebesar saldo sisa yang belum
diamortisasi tanpa penggunaan akun kontra. Selain me-netto-kan
akumulasi amortisasi dari aset takberwujud terhadap biaya perolehan
aset, penjualan aset takberwujud antarperusahaan diperlakukan
dengan cara yang sama dengan penjualan aset berwujud
antarperusahaan.

Transfer Aset Tidak Lancar Antarperusahaan Metode Ekuitas


Disesuaikan Penuh dan Metode Biaya

Induk perusahaan dapat menggunakan pencatatan akuntansi atas


anak perusahaan menggunakan salah satu dari beberapa metode.
Selama anak perusahaan tersebut dikonsolidasi, metode akuntansi
anak perusahaan di pembukuan induk perusahaan tidak mempunyai
pengaruh terhadap laporan keuangan konsolidasi. Walaupun fokus
utama dari Bab 6 adalah konsolidasi menggunakan metode ekuitas
dasar pada pembukuan induk perusahaan, dua metode lain juga
banyak digunakan dalam praktiknya. Metode ini adalah metode
ekuitas disesuaikan penuh dan metode biaya.

Metode Ekuitas Disesuaikan Penuh

Suatu perusahaan yang memilih untuk mencatat investasinya


menggunakan metode ekuitas disesuaikan penuh untuk mencatat
bagian proporsional dari laba dan dividen anak perusahaan. Selain itu,
bagian investor dari laba antarperusahaan dari transaksi
antarperusahaan dihilangkan dari laba induk perusahaan pada
periode penjualan antarperusahaan dengan mengurangi akun
investasi dan laba yang diakui dari investee. Pada saat laba
antarperusahaan di kemudian hari terealisasi, investor meningkatkan
akun investasi dan laba yang diakui dari investee. Dengan
penyesuaian ini, laba bersih induk perusahaan akan sama dengan laba
bersih konsolidasi.

Metode Biaya

Apabila menggunakan metode biaya untuk akuntansi investasi pada


anak perusahaan, induk perusahaan mencatat dividen yang diterima
dari anak perusahaan selama periode berjalan sebagai pendapatan.
Dalam metode biaya, tidak ada jurnal yang dibuat untuk mencatat
bagian induk perusahaan atas laba anak perusahaan yang tidak
didistribusikan, amortisasi selisih, atau menghilangkan laba
antarperusahaan belum terealisasi.
Bab 7

Transaksi Persediaan Antarperusahaan

Transaksi persediaan adalah bentuk pertukaran antarperusahaan


yang paling sering terjadi. Secara konseptual, eliminasi transfer
persediaan antarperusahaan yang berelasi tidak berbeda dengan
eliminasi jenis transaksi antarperusahaan yang lain. Semua
pendapatan dan beban yang dicatat oleh perusahaan-perusahaan
yang terlibat harus dieliminasi seluruhnya dalam penyusunan laporan
keuangan konsolidasian, serta semua keuntungan serta kerugian yang
dicatat atas transfer tersebut harus ditangguhkan sampai barang yang
ditransfer dijual ke non-afiliasi.

Transfer pada Biaya Perolehan

Pada saat penjualan persediaan menghasilkan keuntungan atau


kerugian diperlukan satu ayat jurnal eliminasi untuk menghilangkan
pendapatan dari penjualan antarperusahaan dan beban pokok
penjualan terkait yang dicatat oleh penjual. Hal ini dilakukan untuk
menghindari kedua akun tersebut dicatat lebih tinggi dari jumlah yang
seharusnya. Laba bersih konsolidasi tidak terpengaruh oleh ayat jurnal
eliminasi tersebut jika transfer dilakukan pada biaya perolehan
karena, baik pendapatan maupun beban pokok penjualan dikurangi
oleh jumlah yang sama.

Transfer dengan Keuntungan dan Kerugian

Pada saat penjualan antarperusahaan termasuk keuntungan atau


kerugian, ayat jurnal eliminasi untuk konsolidasi dalam periode
transfer harus disesuaikan dengan akun laporan laba rugi
konsolidasian dan laporan posisi keuangan:

 Laporan laba rugi : Penjualan dan beban pokok penjualan


 Laporan posisi keuangan : Persediaan

Pengaruh Jenis Sistem Persediaan

Sebagian besar perusahaan menggunakan sistem pengendalian


persediaan perpetual atau periodik untuk mencatat persediaan dan
beban pokok penjualan. Dalam sistem persediaan perpetual,
pembelian barang dagang didebit langsung ke akun Persediaan;
penjualan memerlukan debit ke Beban Pokok Penjualan dan kredit ke
Persediaan sebesar biaya perolehan barang dagangan yang dijual. Jika
menggunakan sistem persediaan periodik, maka pembelian
persediaan barang dagang didebit ke akun Pembelian, bukan ke
Persediaan, dan tidak ada ayat jurnal yang diperlukan untuk mengakui
beban pokok penjualan sampai akhir periode akuntansi.

Penjualan Kembali pada Periode Transfer Antarperusahaan

Untuk mengilustrasikan konsolidasi pada saat persediaan dijual ke


afiliasi dan dijual kembali ke non-afiliasi pada periode yang sama,
asumsikan pada tanggal 5 November 20X1, PT Anak menjual
persediaan yang dibeli dari PT Induk ke PT Nonafiliasi seharga
Rp15.000.000, sebagai berikut.

PT Anak menjual persediaan ke PT Nonafiliasi dengan ayat jurnal


berikut :

5 November 20X1

(5) Kas 15.000.000

Penjualan 15.000.000

Penjualan Persediaan ke PT Nonafiliasi

(6) Beban Pokok Penjualan 10.000.000

Penjualan 10.000.0000
Biaya Persediaan yang dijual ke PT Nonafiliasi

Review atas semua ayat jurnal yang dicatat oleh masing-masing


perusahaan mengindikasikan saldo yang tidak tepat akan dilaporkan
dalam laporan laba rugi konsolidasian jika pengaruh dari penjualan
antarperusahaan tidak dihilangkan.

Penjualan Kembali pada Periode setelah Transfer Antarperusahaan

Untuk ilustrasi, asumsikan bahwa PT Induk membeli persediaan pada


tahun 20X1 seharga Rp7.000.000 dan menjual persediaan tersebut
kepada PT Anak selama tahun berjalan seharga Rp10.000.000. PT
Anak menjual Persediaan tersebut ke PT Nonafiliasi seharga
Rp15.000.000 pada tanggal 2 Januari 20X2 sebagai berikut.

Persediaan Dimiliki selama Dua Periode atau Lebih

Perusahaan dapat mencatat biaya perolehan persediaan yang dibeli


dari afiliasi selama lebih dari satu periode akuntansi. Sebagai contoh,
biaya perolehan suatu barang dapat berada dalam lapisan persediaan
LIFO dan akan menjadi bagian saldo persediaan sampai lapisan
tersebut dilikuidasi. Sebelum terjadinya likuidasi, diperlukan ayat
jurnal eliminasi dalam kertas kerja konsolidasi setiap kali disusun
laporan keuangan konsolidasi untuk menyatakan kembali persediaan
ke biaya perolehan
Penjualan Upstream atas Persediaan

Pada saat terjadi penjualan upstream atas persediaan dan persediaan


dijual oleh induk perusahaan ke non-afiliasi pada periode yang sama,
semua ayat jurnal metode ekuitas yang dibuat oleh induk perusahaan
dan ayat jurnal eliminasi dalam kertas kerja konsolidasi sama dengan
ayat jurnal dalam kasus penjualan downstream.Penjualan upstream
dapat diilustrasikan menggunakan contoh yang sama dengan kasus
penjualan downstream. Asumsikan penjualan persediaan dari PT Anak
kepada PT Induk sebagai berikut.
PT Anak membeli persediaan pada tanggal 1 Maret 20X1 senilai
Rp7.000.000 dan menjualnya ke PT Induk senilai Rp10.000.000 pada
tahun yang sama. PT Induk memegang persediaan tersebut sampai
tanggal 2 Januari tahun berikutnya, di mana pada saat itu PT Induk
menjualnya ke PT Nonafiliasi senilai Rp15.000.000.

Pertimbangan Tambahan

Frekuensi transfer persediaan antarperusahaan dan bervariasinya


keadaan transaksi dapu menimbulkan berbagai isu implementasi.
Beberapa isu tersebut akan dibahas secara singkat dalam bagian ini.

Penjualan dari Satu Anak Perusahaan ke Anak Perusahaan Lain

Transfer persediaan sering terjadi antarperusahaan dalam


pengendalian atau kepemilikan bersama Pada saat satu anak
perusahaan menjual barang dagangan ke anak perusahaan lain, ayat
jurnal eliminasi sama dengan yang telah disajikan untuk penjualan
dari anak perusahaan ke induk perusahaan. Jumlah penuh dari
keuntungan antarperusahaan belum direalisasi dieliminasi, dengan
eliminasi keuntungan dialokasikan secara proporsional terhadap hak
kepemilikan dari anak perusahaan yang menjual barang dagangan.
Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa PT Induk memiliki 90% saham
beredar PT Anak Dua selain dari 80% kepemilikannya di PT Anak. Jika
PT Anak menjual persediaan dengan keuntungan sebesar
Rp3.000.000 ke PT Anak Dua seharga Rp 10.000.000 dan PT Anak Dua
masih memiliki semua persediaan sampai akhir periode, maka ayat
jurnal eliminasi berikut merupakan salah satu ayat jurnal eliminasi
yang diperlukan dalam kertas kerja konsolidasi pada akhir periode.

Biaya-Biaya Terkait dengan Transfer

Pada saat satu afiliasi mentransfer persediaan ke afiliasi lain,


beberapa biaya tambahan, seperti biaya angkut, sering terjadi dalam
transfer tersebut. Biaya ini harus diperlakukan dengan cara yang sama
denga saat afiliasi merupakan divisi operasi dari suatu perusahaan
tunggal. Jika biaya tambahan tersebut akan dimasukkan dalam biaya
perolehan persediaan dari unit persediaan yang ditransfer dari satu
lokasi ke lokasi lain dalam perusahaan yang sama, maka perlakuan
tersebut juga berlaku untuk konsolidasi.
Yang Terendah antara Biaya Perolehan atau Pasar

Pasar suatu perusahaan dapat menurunkan nilai persediaan yang


dibeli dari afiliasi menggunakan aturan yang terendah antara biaya
perolehan atau pasar (lower-of-cost-or-market) jika nilai lebih rendah
dari harga transfer antarperusahaan. Situasi tersebut dapat
diilustrasikan dengan mengasumsikan bahwa induk perusahaan
membeli persediaan senilai Rp20.000.000 dan menjual ke anak
perusahaan seharga Rp35.000.000. Anak perusahaan masih memiliki
persediaan tersebut dalam persediaan akhir tahun dan menetapkan
bahwa nilai pasar (nilai penggantian) adalah sebesar Rp25.000.000
pada suatu tersebut.

Anak perusahaan menurunkan nilai persediaan dari Rp35.000.000


menjadi nilai pasar yang lebih rendah sebesar Rp25.000.000 pada
akhir tahun dan mencatat ayat jurnal berikut.

E(34) Kerugian dari Penurunan Nilai Persediaan


10.000.000

Persediaan
10.000.000

Penurunan nilai persediaan ke nilai pasar

Ayat jurnal tersebut merevaluasi persediaan menjadi Rp25.000.000 di


pembukuan anak perusahaan tetapi penilaian yang tepat dari sudut
pandang konsolidasi adalah berdasarkan biaya perolehan awa
persediaan induk perusahaan sebesar Rp20.000.000. Oleh karena itu,
ayat jurnal eliminasi berik diperlukan dalam kertas kerja konsolidasi.

E(35) Penjualan 35.000.000

Beban Pokok Penjualan


20.000.000
Persediaan
5.000.000

Kerugian dari Penurunan Nilai Persediaan


10.000.000

Mengeliminasi Penjualan Persediaan antarperusahaan

Kerugian persediaan yang dicatat oleh anak perusahaan harus


dieliminasi karena penilaian persediaan sebesar Rp.20.000.000 untuk
tujuan konsolidasi lebih rendah dari nilai pasar persediaan sebesar Rp.
25.000.0000.

Penjualan dan Pembelian Sebelum Afiliasi

Sebagai aturan umum, pengaruh dari transaksi yang bukan hasil


transaksi wajar harus dieliminasi. Akan tetapi, penggabungan dua
perusahaan tidak selalu berarti transaksi sebelumnya di antara
mereka bukan transaksi yang wajar. Keadaan yang mendasari
terjadinya transaksi, seperti harga dan kuantitas persediaan yang
ditransfer harus ditelah. Jika tidak ada bukti lain yang menunjukkan
sebaliknya, perusahaan yang bergabung bersama dalam kombinasi
bisnis dipandang merupakan perusahaan yang terpisah dan
independen sebelum bergabung.

Transaksi Persediaan Antarperusahaan Metode Ekuitas Disesuaikan


Penuh dan Metode Biaya

Prosedur konsolidasi yang digunakan berdasarkan metode ekuitas


disesuaikan penuh dan metode biaya akan diilustrasikan
menggunakan contoh penjualan upstream atas persediaan yang
disajikan sebelumnya. Asumsikan bahwa PT Anak membeli persediaan
senilai Rp7.000.000 pada tahun 20X1, menjual persediaan tersebut ke
PT Induk seharga Rp 10.000.000. PT Induk menjual persediaan
tersebut ke pihak eksternal pada tahun 20X2. Kedua perusahaan
menggunakan sistem pengendalian persediaan perpetual.

Metode Ekuitas Disesuaikan Penuh

Ayat jurnal di pembukuan PT Induk dan ayat jurnal eliminasi dalam


kertas kerja konsolidasi pada metode ekuitas disesuaikan penuh sama
dengan ayat jurnal dalam metode ekuitas dasar, kecuali untuk
perbedaan yang terkait dengan keuntungan antarperusahaan belum
direalisasi. Ketika menggunakan metode ekuitas disesuaikan penuh,
induk perusahaan mengurangi pendapatan dan saldo akun
investasinya sebesar bagiannya atas keuntungan antarperusahaan
belum direalisasi yang timbul selama tahun berjalan. Di tahun
berikutnya, induk perusahaan meningkatkan pendapatan dan nilai
tercatat akun investasi ketika keuntungan antarperusahaan direalisasi
melalui transaksi dengan pihak eksternal.

Metode Biaya

Apabila menggunakan metode biaya, induk perusahaan mencatat


dividen yang diterima dari anak perusahaan sebagai pendapatan dan
tidak membuat penyesuaian atas laba anak perusahaan yang tidak
didistribusikan atau keuntungan antarperusahaan belum direalisasi.
Sebagai contoh dari konsolidasi setelah transaksi penjualan
persediaan upstream ketika induk perusahaan mencatat investasi
pada anak perusahaan menggunakan metode biaya, asumsikan fakta
yang sama dengan yang digunakan sebelumnya dalam ilustrasi
penjualan upstream.

Anda mungkin juga menyukai