NIM : 20043049
Prodi : S1 Akuntansi
Matkul : Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
Tugas Reguler Minggu 3
1. Konsep dan Siklus Akuntansi Kombinasi bisnis: transfer asset dan penyusunan LPK
• Konsep Kombinasi Bisnis
Adanya persaingan yang ketat antar perusahaan dalam hal jenis produk mutu produk maupun
dalam hal pemasaran sering kali menimbulkan persaingan yang tidak sehat dan saling
mengalahkan antar perusahaan. Untuk mengatasi hal tersebut maka banyak perusahaan yang
melakukan suatu bentuk kerja sama yang saling menguntungkan. Salah satu bentuk kerja
samanya adalah dengan melakukan penggabungan usaha antara dua perusahaan atau lebih
perusahaan dengan perusahaan yang mempunyai kinerja baik yang sejenis maupun tidak
sejenis. Kombinasi bisnis merupakan suatu peristiwa dimana pihak yang melakukan akuisisi
memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis. Sedangkan menurut PSAK No. 22
paragraf 8 tahun 1999 Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua
atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan
menyatu dengan (uniting with) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas aktiva
dan operasi perusahaan lain Kombinasi bisnis diatur dalam PSAK No. 22 paragraf 8 tahun
1999.
Dalam akuntansi untuk kombinasi bisnis, penting diketauhi bahwa pelaporan yang jujur dari
hasil kejadian ekonomi pada perusahaan tertentu adalah inti dari proses akuntansi. Laporan ini
seharusnya tidak bias terhadap kepentingan masing-maing pihak dan harus berdasarkan pada
substansi kejadian ekonomi yang melandasi. Setelah SEC dibentuk pada 1930an, dua metode
akuntansi untuk kombinasi bisnis berevolusi, yaitu: metode purchase dan pooling of interest.
Perlu dicatat pula ketika saham berhak suara dipertukarkan, masing-masing pemilik
sebelumnya masih ada dalam perusahaan, dan perusahaan secara sederhana digabungkan
untuk melanjutkan operasi masing-masing yang sebelumnya terpisah. Ini menunjukkan
pooling of interest sepertinya akan lebih tepat digunakan apabila kepemilikan dari dua atau
lebih entitas dikombinasikan. Lebih jelasnya, suatu kombinasi bisnis sebagai dampak
pembelian tunai atas bagian ekuitas seharusnya dicatat sebagai pembelian. APB meninjau
ulang pertanyaan ini dan pada 1970 menerbitkan APB no. 16, Kombinasi Bisnis. Dewan
menemukan kegunaan dalam penggunaan keduanya, metode pooling of interest dan metode
purchase, dan tidak mengusulkan supaya satu metode harus digunakan sehingga
mengesampingkan metode lain. APB mencatat bahwa kedua metode tersebut tidak menjadi
alternatif pada transaksi yang sama dan membuat kriteria tertentu untuk menentukan apakah
suatu kombinasi harus dicatat sebagai pembelian atau sebagai pooling of interest. Dibawah
APB No. 16, seluruh transaksi yang melibatkan pertukaran secara tunai dicatat sebagai
pembelian, sedangkan pertukaran saham ber-hak suara dicatat sebagai pooling of interest
sesuai dua belas kriteria khusus penyatuan. Jika ada kriteria yang tidak terpenuhi, kombinasi
diperlakukan sebagai pembelian. Kriteria penyatuan tersebut disusun untuk memastikan
bahwa kombinasi tidak akan dapat dicatat sebagai pooling of interest apabila ada salah satu
kelompok pemegang saham memperoleh keuntungan atas yang lainnya, atau di mana
perusahaan yang berkombinasi tidak berencana untuk melanjutkan aktivitas perusahaan yang
sebelumnya terpisah.Ini menekankan bahwa pooling of interest dipertimbangkan bisa
digunakan apabila terdapat pertukaran saham ber-hak suara dan setiap kondisi untuk
penyatuan menurut APB no. 16 dipenuhi. Apabila kombinasi merupakan dampak transaksi
tunai atau salah satu dari persyaratan penyatuan tidak terpenuhi, maka metode purchase harus
digunakan.
3. Transfer Aset
- Transfer Aset Berupa Tanah
Pada saat transfer aset tak lancar terjadi, penyesuaian sering kali diperlukan dalam
penyusunan laporan keuangan konsolidasi selama tanah tersebut masih dimiliki oleh
perusahaan pembeli. Contoh paling sederhana dari transfer aset antarperusahaan adalah
penjualan tanah antarperusahaan. Pada saat tanah ditransfer antara pihak yang
berhubungan istimewa pada nilai bukunya, tidak ada penyesuaian atau eliminasi khusus
yang diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi. Transfer tanah yang
lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai bukunya memerlukan perlakuan khusus dalam
proses konsolidasi. Keuntungan atau kerugian entitas penjual harus dieliminasi karena
tanah tersebut masih dimiliki oleh entitas konsolidasi, dan tidak ada keuntungan atau
kerugian yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi sampai tanah tersebut
dijual ke pihak di luar entitas konsolidasi. Tanah juga harus dilaporkan sebesar biaya
perolehan awalnya dalam laporan keuangan konsolidasi selama tanah tersebut masih
dimiliki di dalam entitas konsolidasi, siapa pun pihak afiliasi yang dimiliki tanah
tersebut.
Metode Biaya
Apabila menggunakan metode biya untuk akuntansi investasi pada anak perusahaan,
induk perusahaan mencatat dividen yang diterima dari anak perusahaan selama periode
berjalan sebagai pendapatan. Dalam metode biaya, tidak ada jurnal yang dibuat untuk 300
mencatat bagian induk perusahaan atas laba anak perusahaan yang tidak didistribusikan,
amortisasi diferensial, atau menghilangkan laba antarperusahaan belum direalisasi. Untuk
mengilustrasikan konsolidasi setelah adanya penjualan peralatan anatrperusahaan jika
induk perusahaan mencatat investasi pada anak perusahaan menggunakan metode biaya,
asumsikan fakta-fakta yang sama dengan ilustrasi sebelumnya untuk penjualan arus ke
atas.
Prosedur eliminasi dan penyesuaian dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah
sebagai berikut:
1) Investasi
- Akun investasi dieliminasi dengan ekuitas entitas anak
- Akun kepentingan non pengendali akan muncul jika kepemilikan pada entitas anak tidak
100%
- Perhitungan perbedaan nilai wajar dan nilai buku dalam konsolidasi (nilai wajar yang
dikonsolidasi)
- Goodwill muncul jika nilai perolehan tidak sama dengan nilai wajar
2) Akun
- Akun resiprokal (transaksi yang timbul antara anak dan induk) harus dieliminasi, contoh:
utang – piutang
3) Transaksi
- Transaksi yang boleh diakui adalah transaksi kepada pihak ketiga, transaksi anak dan
induk harus dieliminasi (jual beli persediaan, aset tetap, obligasi)
- Keuntungan dan kerugian hasil dari transaksi intra kelompok usaha yang diakui dalam
aset: persediaan, aset tetap, dan obligasi harus dieliminasi.
- Penjualan hulu dari entitas induk, semua laba disesuaikan mempengaruhi bagian laba
induk.