Anda di halaman 1dari 4

Nama : Putri Febly Anggraini

NIM : 20043049
Prodi : S1 Akuntansi
Matkul : Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
Tugas Reguler Minggu 3

Konsep dan Siklus Akuntansi Kombinasi bisnis :


transfer asset dan penyusunan LPK

1. Konsep dan Siklus Akuntansi Kombinasi bisnis: transfer asset dan penyusunan LPK
• Konsep Kombinasi Bisnis
Adanya persaingan yang ketat antar perusahaan dalam hal jenis produk mutu produk maupun
dalam hal pemasaran sering kali menimbulkan persaingan yang tidak sehat dan saling
mengalahkan antar perusahaan. Untuk mengatasi hal tersebut maka banyak perusahaan yang
melakukan suatu bentuk kerja sama yang saling menguntungkan. Salah satu bentuk kerja
samanya adalah dengan melakukan penggabungan usaha antara dua perusahaan atau lebih
perusahaan dengan perusahaan yang mempunyai kinerja baik yang sejenis maupun tidak
sejenis. Kombinasi bisnis merupakan suatu peristiwa dimana pihak yang melakukan akuisisi
memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis. Sedangkan menurut PSAK No. 22
paragraf 8 tahun 1999 Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua
atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan
menyatu dengan (uniting with) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas aktiva
dan operasi perusahaan lain Kombinasi bisnis diatur dalam PSAK No. 22 paragraf 8 tahun
1999.

• Kebijakan Kombinasi Bisnis


Kebijakan bisnis kombinasi telah menjadi fenomena yang teramati sejak akhir 1800-an.
Wyatt mengkategorikan fenomena ini sebagai berikut :
1) Era Klasik periode dari 1890 sampai 1904, berdasarkan pasasi Sherman Act. Kombinasi
tersebut pada umumnya dilakukan melalui perusahaan holding dengan tujuan integrasi
vertikal atas keseluruhan operasi dari perolehan material sampai ke penjualan produk.
2) Gelombang Kedua periode dari akhir PD-1 sampai pada akhir 1920an. Kombinasi pada
umumnya akuisis sedikit demi sedikit untuk tujuan ekspansi operasi melalui perusahaan
yang diakuisisi.
3) Gelombang Ketiga periode dari akhir PD-2 sampai setelah 1960an. Kombinasi ini juga
dilakukan melalui akusisi sedikit demi sedikit dengan tujuan memperkuat posisi
kompetitif, diversifikasi ke area baru, atau untuk menjaga keterbaruan terkait perubahan
teknologi.

• Akuntansi Untuk Kombinasi Bisnis


Sebagai sebuah konsep akuntansi, kombinasi bisnis merupakan upaya menggabungkan dua
atau lebih entitas bisnis ke dalam satu entitas akuntansi. Kombinasi bisnis terjadi apabila satu
entitas mengakuisis aset bersih atau kepentingan ekuitas pada satu atau beberapa entitas dan
memperoleh pengendalian atas entitas tersebut. Berdasarkan GAAP terbaru, pengendalian
sederhananya terjadi ketika sebuah perusahaan memiliki mayoritas kepentingan ekuitas pada
perusahaan lain. Terdapat dua metode untuk memperoleh kepemilikan mayoritas pada
perusahaan lain:
1) Perusahaan pengakuisis membeli saham ber-hak suara dari perusahaan terakuisis dengan
tunai, atau
2) Perusahaan pengakuisisi menukar saham ber-hak suara-nya dengan saham ber-hak suara
dari perusahaan terakuisisi.

Dalam akuntansi untuk kombinasi bisnis, penting diketauhi bahwa pelaporan yang jujur dari
hasil kejadian ekonomi pada perusahaan tertentu adalah inti dari proses akuntansi. Laporan ini
seharusnya tidak bias terhadap kepentingan masing-maing pihak dan harus berdasarkan pada
substansi kejadian ekonomi yang melandasi. Setelah SEC dibentuk pada 1930an, dua metode
akuntansi untuk kombinasi bisnis berevolusi, yaitu: metode purchase dan pooling of interest.
Perlu dicatat pula ketika saham berhak suara dipertukarkan, masing-masing pemilik
sebelumnya masih ada dalam perusahaan, dan perusahaan secara sederhana digabungkan
untuk melanjutkan operasi masing-masing yang sebelumnya terpisah. Ini menunjukkan
pooling of interest sepertinya akan lebih tepat digunakan apabila kepemilikan dari dua atau
lebih entitas dikombinasikan. Lebih jelasnya, suatu kombinasi bisnis sebagai dampak
pembelian tunai atas bagian ekuitas seharusnya dicatat sebagai pembelian. APB meninjau
ulang pertanyaan ini dan pada 1970 menerbitkan APB no. 16, Kombinasi Bisnis. Dewan
menemukan kegunaan dalam penggunaan keduanya, metode pooling of interest dan metode
purchase, dan tidak mengusulkan supaya satu metode harus digunakan sehingga
mengesampingkan metode lain. APB mencatat bahwa kedua metode tersebut tidak menjadi
alternatif pada transaksi yang sama dan membuat kriteria tertentu untuk menentukan apakah
suatu kombinasi harus dicatat sebagai pembelian atau sebagai pooling of interest. Dibawah
APB No. 16, seluruh transaksi yang melibatkan pertukaran secara tunai dicatat sebagai
pembelian, sedangkan pertukaran saham ber-hak suara dicatat sebagai pooling of interest
sesuai dua belas kriteria khusus penyatuan. Jika ada kriteria yang tidak terpenuhi, kombinasi
diperlakukan sebagai pembelian. Kriteria penyatuan tersebut disusun untuk memastikan
bahwa kombinasi tidak akan dapat dicatat sebagai pooling of interest apabila ada salah satu
kelompok pemegang saham memperoleh keuntungan atas yang lainnya, atau di mana
perusahaan yang berkombinasi tidak berencana untuk melanjutkan aktivitas perusahaan yang
sebelumnya terpisah.Ini menekankan bahwa pooling of interest dipertimbangkan bisa
digunakan apabila terdapat pertukaran saham ber-hak suara dan setiap kondisi untuk
penyatuan menurut APB no. 16 dipenuhi. Apabila kombinasi merupakan dampak transaksi
tunai atau salah satu dari persyaratan penyatuan tidak terpenuhi, maka metode purchase harus
digunakan.

2. Membuat statemen keuangan pasca kombinasi bisnis


Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi adalah laporan yang menyajikan posisi keuangan dan hasil
operasi untuk induk perusahaan (entitas pengendali) dan satu atau lebih anak perusahaan
(entitas yang dikendalikan) seakan-akan entitas-entitas individual tersebut merupakan satu
entitas atau perusahaan satu perusahaan. Laporan keuangan konsolidasi diperlukan apabila
salah satu perusahaan yang bergabung memiliki kontrol terhadap perusahaan lain, dan
sebaliknyalaporan keuangan konsolidasi tidak diperlukan apabila satu perusahaan tidak
memiliki kontrol terhadap perusahaan lain. Artinya, jika tidak memiliki hak kendali (control)
yang lebih, maka mereka adalah badan usaha (entity) mandiri, artinya mereka masing-masing
akan membuat laporan keuangan yang sendirisendiri dan tidak mungkin untuk digabungkan,
ditambahkan atau yang sejenisnya. Jadi, tidak ada maksud untuk membuat sebuah laporan
keuangan konsolidasi.
Adapun maksud dan tujuan laporan keuangan konsolidasi yaitu: agar dapat memberikan
gambaran yang obyektif dan sesuai atas keseluruhan posisi dan aktivitas dari satu perusahaan
(economic entity) yang terdiri atas sejumlah perusahaan yang berhubungan istimewa, dimana
laporan konsolidasi keuangan diharapkan tidak boleh menyesatkan pihak-pihak yang
berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi atas peristiwa ekonomi juga. Dalam
PSAK No. 4, Paragraf 4 penyajian laporan keuangan konsolidasi oleh induk perusahaan
bertujuan untuk memberikan informasi kepada para pemakai laporan keuangan mengenai data
keuangan dari suatu kelompok perusahaan dalam kelompok tersebut merupakan suatu entitas
hukum yang terpisah satu sama lain.

3. Transfer Aset
- Transfer Aset Berupa Tanah
Pada saat transfer aset tak lancar terjadi, penyesuaian sering kali diperlukan dalam
penyusunan laporan keuangan konsolidasi selama tanah tersebut masih dimiliki oleh
perusahaan pembeli. Contoh paling sederhana dari transfer aset antarperusahaan adalah
penjualan tanah antarperusahaan. Pada saat tanah ditransfer antara pihak yang
berhubungan istimewa pada nilai bukunya, tidak ada penyesuaian atau eliminasi khusus
yang diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi. Transfer tanah yang
lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai bukunya memerlukan perlakuan khusus dalam
proses konsolidasi. Keuntungan atau kerugian entitas penjual harus dieliminasi karena
tanah tersebut masih dimiliki oleh entitas konsolidasi, dan tidak ada keuntungan atau
kerugian yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi sampai tanah tersebut
dijual ke pihak di luar entitas konsolidasi. Tanah juga harus dilaporkan sebesar biaya
perolehan awalnya dalam laporan keuangan konsolidasi selama tanah tersebut masih
dimiliki di dalam entitas konsolidasi, siapa pun pihak afiliasi yang dimiliki tanah
tersebut.

- Transfer Aset Berupa Aset Disusutkan


Laba antarperusahaan belum direalisasi dari aset disusutkan atau diamortisasi dianggap
akan direalisasi secara bertahap selama sisa umur ekonomis aset tersebut bersama dengan
penggunaannya oleh afiliasi pembeli dalam menghasilkan pendapatan dari pihak non-
afiliasi. Pengaruhnya, bagian dari keuntungan atau kerugian belum direalisasi menjadi
direalisasi setiap periode seiring dengan manfaat yang didapat dari aset tersebut dan
potensi jasanya berkurang. Jumlah penyusutan yang diakui dalam pembukuan perusahaan
setiap periode atas aset yang dibeli dari afiliasi berdasarkan pada harga transfer
antarperusahaan, akan tetapi, dari sudut pandang konsolidasi, penyusutan harus
didasarkan pada biaya perolehan aset untuk entitas konsolidasi yaitu biaya perolehan aset
dari pihak yang semula membeli aset tersebut dari pihak luar. Ayat jurnal eliminasi yang
diperlukan dalam kertas kerja konsolidasi untuk menyatakan kembali aset tersebut,
akumulasi penyusutan terkait, dan beban penyusutan terkait menjadi jumlah yang akan
muncul di laporan keuangan konsolidasi jika tidak terdapat transfer antarperusahaan.
Oleh karena penjualan antarperusahaan terjadi 270 seluruhnya dalam entitas konsolidasi,
maka laporan keuangan konsolidasi harus muncul seakan-akan transfer tersebut tidak
pernah terjadi.

- Transfer Aset Berupa Aset Diamortisasi


Hak produksi, paten,dan jenis aset tak berwujud lain dapat dijual keperusahaan afiliasi.
Akintansi untuk aset tak berwujud biasanya berbeda dengan akuntansi aset berwuud
dalam hal amortisasi aset tak berwujud umunya dilaporkan sesar saldo sisa yang belum
diamortisasi tanpa penggunaan akun kontrak. Selain me- netto-kan akuntansi amortisasi
dari asettak berwujud terhadap biaya perolehan aset, penjualan aset tak berwujud
antarperusahaan diperlakukan dengan cara yang sama dengan penjualan aset berwujud
antarperusahaan.

- Transfer Aset Tak Lancar Antar Perusahaan


Metode Ekuitas Disesuaikan Penuh
Suatu perusahaan yang memilih untuk mencatat investasinya menggunakan metode
ekuitas disesuaikan penuh untukmencata bagian proposional dari laba dan investasi anak
perusahaan.selain itu, bagian investor dari laba antarperusahaan dari transaksi
antarperusahaan dihilangkan dari laba induk perusahaan pada periode penjualan
antarperusahaan dengan mengurangi akun investasi dan laba yang diakui dari investee.
Dengan penyesuain ini, laba bersih induk diperusahaan akan sama dengan laba bersih
konsolidasi.

Metode Biaya
Apabila menggunakan metode biya untuk akuntansi investasi pada anak perusahaan,
induk perusahaan mencatat dividen yang diterima dari anak perusahaan selama periode
berjalan sebagai pendapatan. Dalam metode biaya, tidak ada jurnal yang dibuat untuk 300
mencatat bagian induk perusahaan atas laba anak perusahaan yang tidak didistribusikan,
amortisasi diferensial, atau menghilangkan laba antarperusahaan belum direalisasi. Untuk
mengilustrasikan konsolidasi setelah adanya penjualan peralatan anatrperusahaan jika
induk perusahaan mencatat investasi pada anak perusahaan menggunakan metode biaya,
asumsikan fakta-fakta yang sama dengan ilustrasi sebelumnya untuk penjualan arus ke
atas.

4. Proses Penyusunan LPK Pasca Kombinasi Bisnis


Laporan keuangan konsolidasian bertujuan untuk dapat menyajikan informasi keuangan dari
kelompok usaha tersebut sebagai entitas ekonomi tunggal. Agar tujuan tersebut dapat dicapai,
PSAK 65 memberikan prosedur dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian, sebagai
berikut:
1) menggabungkan item sejenis seperti aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus
kas dari entitas induk dengan entitas anaknya;
2) menghapus (mengeliminasi) jumlah tercatat dari investasi entitas induk di setiap entitas
anak dan bagian entitas induk pada ekuitas setiap entitas anak (PSAK 22: Kombinasi
Bisnis menjelaskan bagaimana menghitung setiap goodwill terkait);
3) mengeliminasi secara penuh aset dan liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas
dalam intra kelompok usaha terkait dengan transaksi antar entitas dalam kelompok usaha
(laba atau rugi yang timbul dari transaksi intra kelompok usaha yang diakui dalam aset,
seperti persediaan dan aset tetap, dieliminasi seluruhnya). Kerugian intra kelompok usaha
mengindikasikan adanya penurunan nilai yang mensyaratkan pengakuan dalam laporan
keuangan konsolidasian.
4) Mengidentifikasi kepentingan non pengendali dan bagian kepemilikan entitas induk atas
asset neto entitas anak yang dikonsolidasikan. Kepentingan non pengendali atas aset neto
terdiri dari: a. Jumlah kepentingan nonpengendali pada tanggal kombinasi awal yang
dihitung sesuai PSAK 22 b. Bagian kepentingan nonpengendali atas perubahan ekuitas
sejak tanggal kombinasi bisnis tersebut

Prosedur eliminasi dan penyesuaian dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah
sebagai berikut:
1) Investasi
- Akun investasi dieliminasi dengan ekuitas entitas anak
- Akun kepentingan non pengendali akan muncul jika kepemilikan pada entitas anak tidak
100%
- Perhitungan perbedaan nilai wajar dan nilai buku dalam konsolidasi (nilai wajar yang
dikonsolidasi)
- Goodwill muncul jika nilai perolehan tidak sama dengan nilai wajar
2) Akun
- Akun resiprokal (transaksi yang timbul antara anak dan induk) harus dieliminasi, contoh:
utang – piutang
3) Transaksi
- Transaksi yang boleh diakui adalah transaksi kepada pihak ketiga, transaksi anak dan
induk harus dieliminasi (jual beli persediaan, aset tetap, obligasi)
- Keuntungan dan kerugian hasil dari transaksi intra kelompok usaha yang diakui dalam
aset: persediaan, aset tetap, dan obligasi harus dieliminasi.
- Penjualan hulu dari entitas induk, semua laba disesuaikan mempengaruhi bagian laba
induk.

Anda mungkin juga menyukai