RKS Gedung Perkuliahan Psdku Sanggau
RKS Gedung Perkuliahan Psdku Sanggau
A. UMUM
1. URAIAN KEGIATAN
1.1 Lingkup Kegiatan :
a. Pekerjaaan : Pembangunan Gedung Perkuliahan PSDKU Sanggau
b. Lokasi Pekerjaan : Lokasi kegiatan yaitu di PSDKU Sanggau Jalan Jend.
Sabang Merah, Bunut, Kecamatan Kapuas Kabupaten
Sanggau Kalimantan Barat
c. Sumber Dana : Hibah Pemkab Sanggau tahun 2022
Pasal 1
Ketentuan Umum
1.1 Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan dengan baik dan benar serta
penuh dengan tanggung jawab dan teliti sesuai dengan ketentuan kontrak.
1.2 Seluruh cara dan prosedur yang diikuti, termasuk semua pekerjaan
sementara yang akan dilaksanakan, semuanya harus mendapat persetujuan
dari Pengawas Lapangan.
1.3 Dalam pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus mentaati peraturan-
peraturan pemerintah dan peraturan daerah yang berlaku yang
berhubungan dengan pekerjaan ini.
1.4 Selain mengacu pada ketentuan-ketentuan tentang persyaratan umum
dalam pembangunan, juga harus mengacu pada persyaratan teknis dari
Standar Nasional Indonesia (SNI).
1.5 Secara umum persyaratan teknis mengacu ketentuan dalam Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor :22/PRT/M/2018 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara,Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:
14/PRT/M/2017 tentang persyaratan kemudahan bangunan gedung dan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :26/PRT/M/2008 tentang
persyaratan teknis system kebakaran pada bangunan gedung dan
lingkungan.
Pasal 2
Lokasi dan Lingkup Pekerjaan
2.1 Lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan terletak di PSDKU Sanggau Jalan Sabang
Merah, Bunut, Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat.
2.2 Lingkup pekerjaan dimaksud adalah Pembangunan Gedung Perkuliahan
PSDKU Sanggau.
2.3 Seluruh pekerjaan tersebut di atas mencakup penyediaan bahan, peralatan,
tenaga kerja serta mengamankan, mengawasi dan memelihara bahan -
bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan
berlangsung sehingga seluruh pekerjaan dapat selesai dengan sempurna.
Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat -
Syarat Pelaksanaan Pekerjaan dan Gambar - gambar pelaksanaan yang
telah disediakan untuk proyek ini.
2.4. Kontraktor/Pelaksana menjamin pada Pemberi Tugas dan Pengelola
Teknis, bahwa semua bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan ini adalah
sama sekali baru, kecuali ditentukan lain, serta Kontraktor / Pelaksana
menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari
cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan dokumen kontrak.
2.5 Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas bahwa pekerjaan
telah diselesaikan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi
tanggung jawab Kontraktor/Pelaksana sepenuhnya.
Pasal 3
Penjelasan Gambar – Gambar
3.1 Untuk dapat memahami serta menghayati secara sempurna seluruh
pekerjaan ini, kontraktor diwajibkan untuk mempelajari secara teliti, baik
gambar maupun syarat - syarat pada Dokumen Pengadaan (Pelelangan) ini
untuk meyakinkan diri bahwa benar-benar tidak terdapat lagi
ketidakjelasan perbedaan ukuran - ukuran, perbedaan antar gambar -
gambar serta kejanggalan atau kekeliruan lainnya. Apabila terdapat ketidak
cocokan, perbedaan atau kejanggalan antar gambar-gambar yang satu
dengan lainnya, maupun antar gambar - gambar dengan Dokumen
Pengadaan (Pelelangan), maka kontraktor diwajibkan melaporkan hal - hal
tersebut kepada Perencana /Konsultan Pengawas secara tertulis untuk
mendapatkan keputusan pelaksanaan di tapak secepatnya. Ketentuan
tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor /Pelaksana
untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.
3.2 Mengingat setiap kesalahan maupun kelalaian dan ketidaktelitian dalam
melaksanakan satu bagian pekerjaan akan mempengaruhi bagian pekerjaan
lainnya, maka ketelitian pelaksanaan mutlak serta mendapat perhatian
pertama. Kelalaian terhadap ketentuan ini dapat mengakibatkan
dibongkarnya suatu hasil pekerjaan oleh Konsultan Pengawas, yang
mengakibatkan suatu kerugian bagi kontraktor.
3.3 Yang dimaksud dengan pekerjaan dalam uraian ini adalah segala hal yang
menyangkut pelaksanaan pekerjaan dan mengikuti gambar - gambar
perencanaan serta penjelasan dalam Rencana Kerja dan Syarat - Syarat
yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan (Pelelangan) ini termasuk
didalamnya pengadaan bahan - bahan, pengerahan tenaga kerja, peralatan
yang diperlukan serta sarana lainnya, sehingga maksud dan tujuan
terwujud sesuai dengan rencana.
3.4 Kontraktor/Pelaksana tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran
ukuran - ukuran yang tercantum didalam gambar pelaksanaan tanpa
sepengetahuan Pengelola Teknis. Bila hal tersebut terjadi, segala akibat
yang akan menjadi tanggung jawab Kontraktor/Pelaksana baik dari segi
biaya maupun waktu.
Pasal 4
Situasi / penempatan bangunan
4.1 Penempatan gedung disesuaikan dengan Block Plan/Gambar Situasi yang
ada (menurut petunjuk pengawas lapangan/pihak user/pihak proyek).
4.2 Kontraktor harus mengadakan penelitian yang seksama terutama mengenai
kondisi tanah/lahan yang ada, sehingga dalam estimasi perhitungan
volume tidak terjadi kesalahan - kesalahan yang mengakibatkan harga
penawaran menjadi rendah.
4.3 Kelalaian dan ketidak telitian kontraktor dalam hal ini tidak dapat dijadikan
alasan untuk mengajukan klaim.
4.4 Pekerjaan pemasangan bowplank harus mendapatkan persetujuan
pengawas atau dari pihak direksi.
Pasal 5
Rencana Kerja
5.1 Selambat - lambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal Surat Keputusan
Pemberian Pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan Kepada Direksi
Lapangan untuk mendapat persetujuannya antara lain :
a. Suatu rencana kerja atau jadwal waktu pelaksanaan dalam bentuk Bar
Chart yang lengkap dan terperinci, meliputi seluruh pekerjaan seperti
dimaksud dalam Dokumen Kontrak.
b. Keterangan lengkap mengenai organisasi dan Personalia yang akan
melaksanakan tugas pekerjaan.
c. Jadwal Pengerahan Tenaga Kerja.
d. Jadwal penyediaan bahan bangunan dan peralatan serta perlengkapan
lainnya.
5.2 Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana kerja
yang telah diajukan tersebut di atas.
5.3 Kelalaian dalam menyerahkan rencana kerja tersebut di atas, dapat
menyebabkan ditundanya permulaan pekerjaan. Akibat dari penundaan
pekerjaan ini menjadi tanggungjawab Kontraktor.
Pasal 6
Tanggung Jawab Kontraktor Terhadap Pekerjaan
6.1 Semua pelaksanaan pekerjaan harus mendapat persetujuan dari Pengawas
Lapangan, tidak berarti bahwa Kontraktor melepaskan tanggung jawab
yang tercantum dalam Kontrak.
6.2 Tanah tempat pekerjaan dalam keadaan pada waktu penawaran termasuk
segala sesuatu yang berada dalam batas - batas yang ditentukan,
diserahkan tanggung jawab kepada kontraktor. Namun demikian, semua
benda yang ditemukan di lapangan tersebut, tetap menjadi milik Pemberi
Tugas (Bouwheer).
6.3 Kantraktor harus mengisi / menimbun kembali semua lobang - lobang dan
bekas galian - galian yang dibuatnya setelah selesai pekerjaan atau tidak
diperlukan lagi untuk pekerjaan, serta harus bersih dari segala sampah /
kotoran dan bahan - bahan yang tidak diperlukan lagi.
6.4 Pemberi Tugas, Pengawas Lapangan berhak untuk mengadakan Inspeksi
kesetiap bagian pekerjaan. Juga apabila pekerjaan tersebut dikerjakan di
bengkel Kontraktor atau Sub Kontraktor. Dalam hal ini Kontraktor harus
memberi informasi, bantuan dan fasilitas lain yang diperlukan dalam
pemeriksaan secara teliti dan lengkap.
6.5 Kontraktor bertanggung jawab terhadap ketertiban pegawai serta
kendaraan- kendaraannya dan bersedia memelihara atau memperbaiki
segala kerusakan- kerusakan yang mungkin terjadi, baik di dalam lokasi
proyek maupun di luarnya, sehingga kembali seperti semula.
6.6 Pada waktu penyerahan pertama, seluruh pekerjaan harus diserahkan dalam
keadaan sempurna / selesai, termasuk pembongkaran pekerjaan-pekerjaan
sementara, pembersihan halaman dan sekitarnya sesuai dengan keinginan
Pengawas Lapangan.
6.7 Kontaktor, Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas bertanggung
jawab atas Umur Konstruksi selama 10 Tahun, sesuai dengan Undang -
Undang Jasa Konstruksi ( UUJK ) Nomor 2 Tahun 2017.
Pasal 7
Setting Out
7.1 Untuk menentukan posisi dan ketinggian bangunan di lapangan Pemborong
harus melakukan pengukuran dilapangan secara teliti dan benar, sesuai
dengan referensi Benchmark atau titik tetap dilapangan seperti ditunjukkan
dalam gambar atau atas petunjuk Pengawas Lapangan.
7.2 Pengukuran untuk penentuan posisi dilakukan dengan peralatan yang
mempunyai presisi tinggi dengan metode triangulasi dan hasilnya
disampaikan ke Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
7.3 Dalam hal terdapat perbedaan antara rencana dalam gambar dengan hasil
pengukuran yang dilaksanakan pemborong dilapangan, maka sebelum
melanjutkan pekerjaan yang mungkin dipengaruhi perbedaan tersebut,
pemborong harus melaporkan hal ini kepada Pengawas Lapangan untuk
mendapatkan keputusan dan dinyatakan dalam Berita Acara.
7.4 Keputusan akan hasil pengukuran oleh Pemborong akan didasarkan atas
keamanan konstruksi dan kelancaran operasional.
Pasal 8
Daerah Kerja dan Jalan masuk
8.1 Pemborong akan diberikan daerah kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
Lokasi tersebut dapat diperoleh dengan cara sewa /pinjam berdasarkan
ketentuan yang berlaku dan harus membatasi operasinya dilapangan yang
betul-betul diperlukan untuk pekerjaan tersebut.
8.2 Tata letak yang meliputi jalan masuk, lokasi penyimpanan bahan bangunan
dan jalur pengangkutan material dibuat oleh Pemborong dengan
persetujuan Pengawas Lapangan.
Pasal 9
Material
9.1 Material yang akan dipakai dalam pekerjaan - pekerjaan ini diutamakan
produksi dalam negeri yang memenuhi persyaratan yang ditentukan.
9.2 Jika pemborong mengajukan bahan lain yang akan digunakan selain yang
disyaratkan, maka mutunya minimal harus sama dengan yang disyaratkan
dalam dokumen tender. Sebelum pemesanan bahan harus diberitahukan
pada Pengawas Lapangan yang meliputi jenis, kualitas dan kuantitas bahan
yang dipesan, untuk mendapat persetujuan.
9.3 Penumpukan material harus pada tempat yang baik agar mutu dari material
dapat terjaga.
Pasal 10
Kode, Standard, Sertifikat dan Literatur dari pabrik
Pemborong harus menyediakan dilapangan antara lain foto copy persyaratan,
standard bahan, katalog, rekomendasi dan sertifikat serta informasi lainnya yang
diperlukan untuk semua material yang digunakan dalam proyek ini serta petunjuk
pemasangan barang - barang tersebut harus mengikuti prosedur yang
direkomendasikan oleh pabrik.
Pasal 11
Lalu Lintas
Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan-bahan untuk keperluan
pekerjaan, pemborong harus berhati - hati sedemikian sehingga tidak mengganggu
kelancaran operasional atau menimbulkan kerusakan terhadap jalan yang telah ada
dan prasarana lainnya. Bila terjadi kerusakan, Pemborong berkewajiban untuk
memperbaiki/ mengganti.
Pasal 12
Cuaca
Pekerjaan harus diberhentikan apabila cuaca tidak mengizinkan yang
mengakibatkan penurunan mutu suatu pekerjaan.
Pasal 13
Service Sementara
Pemborong harus menyediakan air dan listrik yang diperlukan selama pelaksanaan
pekerjaan berlangsung.
Pasal 14
Shop Drawing, As Built Drawing
14.1 Shop Drawing
Shop Drawing adalah gambar - gambar, daftar bengkokan besi, diagram -
diagram, daftar elemen bangunan dan detail gambar, yang disiapkan oleh
Kontraktor atau Sub Kontraktor yang memberikan penjelasan pekerjaan
pembangunan dengan sebaik - baiknya. Kontraktor tidak dapat menuntut
akan kerusakan atau perpanjangan waktu karena keterlambatan sebagai
akibat perbaikan gambar kerja. Kontraktor bertanggung jawab akan adanya
kesalahan yang terdapat dalam shop drawing tersebut.
14.2 As Built Drawing
Apabila terdapat perbedaan antara gambar - gambar dengan pelaksanaan
pekerjaan (atas persetujuan pengawas pekerjaan lapangan), maka segera
setelah pelaksanaan bagian pekerjaan tersebut harus membuat As Built
Drawing. Setelah seluruh pekerjaan selesai dilaksanakan, pemborong
diwajibkan membuat gambar - gambar dari seluruh pekerjaan termasuk
perubahan-perubahan yang dilaksanakan di lapangan. Gambar - gambar As
Built Drawing dibuat dengan menggunakan software Auto Cad, dan
dicetak rangkap 5 (lima) serta file As Built Drawing diserahkan kepada
Pengawas pekerjaan.
Pasal 15
Laporan Pekerjaan dan Foto-foto
15.1 Laporan Pekerjaan :
a. Pemborong diwajibkan melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan
rencana, perubahan - perubahan yang mungkin terjadi harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Pemberi Tugas.
b. Pemborong harus membuat laporan harian, mingguan dan bulanan.
c. Di dalam laporan harian harus tercantum keadaan cuaca, bahan yang
masuk, jumlah pekerja/pegawai/karyawan, catatan - catatan tentang
perintah - perintah dari Pemberi Tugas / Direksi atau wakilnya dan hal
- hal lain yang dianggap perlu.
d. Jumlah pekerja setiap hari dicatat menurut golongan dan upah. Daftar
pekerja ini setiap waktu dapat diperiksa oleh Pemberi Tugas, dan ia
berhak mengadakan penelitian tentang produktivitas pekerjaan
tersebut.
e. Setiap akhir pekan Pemborong harus menyampaikan Laporan
Mingguan kepada Pemberi Tugas tentang kemajuan pekerjaan dalam
minggu yang bersangkutan, meliputi persediaan bahan di tempat
proyek, penambahan, pengurangan atau perubahan pekerjaan,
jumlah/macam dan harga satuan bahan-bahan yang masuk dan
kejadian-kejadian penting lainnya yang terjadi dalam proyek yang
mempengaruhi pelaksanaan proyek.
f. Setiap akhir bulan, Pemborong harus melaporkan kemajuan pekerjaan
secara terperinci dan besarnya persentase terhadap
keseluruhan/bagian, disamping dokumentasi foto berwarna ukuran
postcard yang menunjukkan kemajuan pekerjaan beserta peralatan
yang dipakai dan lain - lain foto ditempel pada album dengan
keterangan - keterangan serta tanggal gambar- gambar diambil.
Pemborong harus mengirimkannya kepada Pemberi Tugas sebanyak 5
(lima) set album atas biaya kontraktor.
15.2 Foto - Foto.
Kontraktor diharuskan mengadakan pengambilan foto di lapangan, yang
berkenaan dengan kemajuan tahap pekerjaan, detail - detail yang akan
ditutup, adanya bencana dan sebagainya. Hasil cetakan foto tersebut harus
disampaikan pada Pengawas Lapangan sebanyak 5 (lima) set atas biaya
kontraktor.
Pasal 16
Kebersihan dan Keselamatan Kerja
16.1 Selama masa pekerjaan, Kontraktor / Pemborong harus senantiasa
memelihara kebersihan lokasi pekerjaan, setiap saat sampah - sampah
pekerjaan selalu diangkut dan dikumpulkan di suati tempat yang telah
ditentukan.
16.2. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang
bersih, sehat dan cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja dan
personil yang terlibat dalam proyek.
16.3 Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan kotak P3K di tempat
pekerjaan
16.4 Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa
pemeliharaan, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas
keselamatan dan keamanan pekerja, bahan dan peralatan teknis serta
konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas. Dalam hal terjadinya
kerusakan-kerusakan, maka Kontraktor / Pemborong harus bertanggung
jawab untuk memperbaikinya.
16.5 Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor/ Pemborong selekas mungkin
memberitahukan kepada Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan
yang perlu untuk keselamatan korban kecelakaan itu.
16.6 Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor /Pemborong wajib
menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (Fire Extinguisher) lengkap
dan siap pakai, dengan jumlah sekurang - kurangnya 2 (dua) buah tabung.
Masing- masing tabung berkapasitas 12 kg.
16.7 Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan
Menteri Tenaga Kerja Nomor 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984
tanggal 27 Januari 1984 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor
33 Tahun 1977 bagi Tenaga Kerja Borongan Harian Lepas pada
Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan proyek-
proyek Departemen Pekerjaan Umum, Pihak Kontraktor / Pemborong yang
sedang melaksanakan pembangunan / pekerjaan agar ikut serta dalam
program ASTEK dan memberitahukan secara tertulis kepada Pemimpin
Proyek.
Pasal 17
Pemeriksaan Hasil Pekerjaan
17.1 Ijin masuk tempat kerja
- Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor/
Pemborong, tetapi karena bahan / material ataupun komponen jadi
maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak oleh Konsultan Pengawas /
Direksi, harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya
Kontraktor/ Pemborong dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas / Direksi.
- Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutupi atau menjadi tidak terlihat
sebelum mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, dan
Kontraktor/ Pemborong harus memberikan kesempatan sepenuhnya
kepada Petugas/ Ahli dari Konsultan Pengawas untuk memeriksa dan
mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan tidak terlihat.
- Kontraktor / Pemborong harus melaporkan kepada Konsultan
Pengawas kapan setiap pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan
siap diperiksa dan Konsultan Pengawas tidak boleh menunda waktu
pemeriksaan, kecuali
apabila Konsultan Pengawas memberikan petunjuk tertulis kepada
Kontraktor/ Pemborong apa yang harus dilakukan.
- Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam
(dihitung dari waktu diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan,
tidak terhitung hari libur / hari raya) tidak dipenuhi / ditanggapi oleh
Konsultan Pengawas, maka Kontraktor / Pemborong dapat
meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa
dianggap telah disetujui oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
- Bila Kontraktor / Pemborong melalaikan perintah, Konsultan
Pengawas / Direksi berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan
sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki.
- Biaya pembongkaran dan pemasangan / perbaikan kembali menjadi
tanggungan Kontraktor/ Pemborong, tidak dapat di-klaim sebagai
biaya pekerjaan tambah maupun alasan untuk perpanjangan waktu
pelaksanaan.
17.2 Kemajuan pekerjaan
- Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus
disediakan oleh Kontraktor / Pemborong demikian pula metode/ cara
pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian rupa,
sehingga diterima oleh Konsultan Pengawas.
- Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu
waktu menurut penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk
menjamin penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada
waktu yang diperpanjang, maka Konsultan Pengawas harus
memberikan petunjuk secara tertulis langkah-langkah yang perlu
diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
17.3 Perintah untuk pelaksanaan
Bila Kontraktor / Pemborong atau petugas lapangannya tidak berada di
tempat kerja dimana Konsultan Pengawas bermaksud untu memberikan
petunjuk atau perintah, maka petunjuk atau perintah itu harus dipatuhi dan
dilaksanakan oleh semua petugas pelaksana atau petugas yang ditunjuk
oleh Kontraktor / Pemborong untuk menangani pekerjaan itu.
17..4 Toleransi
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam Kontrak ini harus dikerjakan
sesuai dengan toleransi yang diberikan dalam spesifikasi dan toleransi
lainnya yang ditetapkan pada bagian lainnya.
Pasal 18
Izin – Izin
Kontraktor harus mengurus dan memperhitungkan biaya untuk membuat izin - izin
yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara lain : izin
penerangan/listrik, izin pengambilan material, izin pembuangan, izin pemakaian
jalan, izin penggunaan bangunan serta izin - izin lain yang diperlukan sesuai dengan
ketentuan/peraturan daerah setempat.
Pasal 19
Papan Nama Proyek
Kontraktor / Pemborong harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan
ketentuan yang berlaku atas biaya Kontraktor / Pemborong.
Pasal 20
Kuasa Kontraktor Dilapangan
20.1 Di lapangan pekerjaan, Kontraktor/ Pemborong wajib menunjuk seorang
Kuasa Kontraktor atau biasa disebut Site Manajer yang cakap dan ahli
untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa
penuh dari Kontraktor/ Pemborong.
20.2 Dengan adanya Pelaksana tidak berarti bahwa Kontraktor/ Pemborong
lepas tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap
kewajibannya.
20.3 Kontraktor/ Pemborong wajib memberitahu secara tertulis kepada
Pemimpin/ Ketua Proyek dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan
Pelaksana untuk mendapat persetujuan.
20.4 Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin / Ketua Proyek dan
Konsultan Pengawas bahwa Pelaksana dianggap kurang mampu atau tidak
cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada
Kontraktor/ Pemborong secara tertulis untuk mengganti Pelaksana.
20.5 Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan,
Kontraktor/ Pemborong harus sudah menunjuk Pelaksana yang baru atau
Kontraktor/ Pemborong sendiri (Penanggung Jawab/ Direktur Perusahaan)
yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan.
II. SYARAT - SYARAT TEKNIS YANG BERSIFAT KHUSUS
Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
1.1 Pekerjaan Pembangunan Gedung PSDKU Sanggau ini meliputi pekerjaan :
I. Pekerjaan Pendahuluan.
II. Pekerjaan Struktur
III. Pekerjaan Dinding, Lantai.
IV. Pekerjaan Atap
V. Pekerjaan Plafond,
VI. Pekerjaan Mekanikal Dan Elektrikal
VII. Pekerjaan Lain-Lain.
1.2 Persyaratan yang disebutkan berikut ini akan berlaku secara umum untuk semua
pekerjaan, kecuali untuk pekerjaan - pekerjaan yang disyaratkan secara khusus.
Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1 Survey lokasi
a. Survey lokasi merupakan kegiatan yang sama - sama dilakukan oleh pemberi
kerja/pengawas lapangan dengan kontraktor untuk melihat kondisi lapangan dan
mencari kesesuaian antara rancangan asli yang ditunjukkan gambar dengan
kebutuhan aktual lapangan.
c. Segala obyek yang ada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu lapuk,
tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan - rintangan
lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukan berada disana; harus dibersihkan
dan atau dibongkar serta dibuang bila perlu. Pada daerah galian, segala tunggul
dan akar harus dibuang dari daerah galian sampai kedalaman sekurang -
kurangnya 50 cm. di bawah elevasi lubang galian.
sesuai Gambar Kerja. Lubang - lubang akibat pembongkaran harus diurug
dengan material yang memadai dan dipadatkan sampai 90 % dari kepadatan
kering maksimum sesuai AASHTO T99.
2.4 Gudang bahan peralatan dan bangsal pekerja
a. Kontraktor harus menyediakan gudang yang bersifat nonpermanen dengan luas
yang cukup untuk menyimpan bahan - bahan bangunan dan peralatan - peralatan
agar terhindar dari cuaca dan pencurian.
b. Kontraktor mengajukan rencana penempatan gudang bahan dan peralatan yang
harus mendapat persetujuan pengawas lapangan.
c. Perlengkapan yang harus disediakan :
■ Meja rapat dan kursi yang mencukupi serta dilengkapi dengan papan white
bord 60 cmx 120 cm.
■ 2 unit kotak P3K lengkap dengan isinya
■ Kontraktor harus menyediakan fasilitas penerangan dan listrik untuk
pelaksanaan kegiatan.
d. Laporan Harian, Mingguan dan Pemotretan.
■ Kuantitas dan arah pemotretan serta beberapa set foto tersebut harus
dicetak (minimal 5 set) ditentukan kemudian berdasarkan kebutuhan
maupun tahapan pada angsuran pembayaran. Foto / gambar harus dicetak
di atas kertas bromida mengkilap dan berwarna ukuran 3R.
b. Pemborong harus atau wajib membuat bouwplank dan memasang patok -patok
pembantu, sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan untuk menjamin ketelitian,
bentuk, posisi, arah elevasi dan lain - lain, yang harus dipelihara keutuhan letak
dan ketinggiannya selama pekerjaan berlangsung.
d. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Borneo dengan ukuran tebal 3
cm. dan lebar 15 cm., lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
e. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 dengan jarak satu sama lain
adalah 1,50 m. tertancap di tanah sehingga tidak dapat digerak- gerakkan atau
diubah.
f. Papan bangunan dipasang sejarak 2,00 m. dari as pondasi terluar atau sesuai
dengan keadaan setempat.
g. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan antara satu dengan lainnya
atau rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.
Pasal 3
PENGUJIAN LABORATORIUM
3.1. Didalam pelaksanaan pembangunan maka pengujian bahan harus dilaksanakan.
Pengujian ini diperlukan guna mendapatkan bahan yang sesuai dengan spesifikasi
yang disyaratkan. Fasilitas Laboratorium Kontraktor harus memberikan informasi ke
pengguna jasa, konsultan pengawas mengenai tempat pengujian untuk memenuhi
ketentuan pengendalian mutu dari spesifikasi bahan yang digunakan, atau
bekerjasama dengan Laboratorium Dinas yang terkait yang telah memiliki fasilitas
yang memadai.
a. Pelaksanaan Pengujian
Pasal 4
PEKERJAAN GALIAN TANAH
Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang / galian di tanah dan termasuk
pengurugan /pemadatan tanah kembali yang diperlukan untuk :
- Pondasi Plat, Poer dan Sloof
- Perataan (cut / fill )
- Galian lain seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan atau Konsultan Pengawas.
Pada pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor Inspektorat ini jenis pekerjaan galian adalah
pekerjaan galian tanah biasa/lunak. Semua galian yang disebut sebagai galian konstruksi
terdiri dari galian lantai bangunan, galian pondasi bangunan existing, galian perkerasan jalan
/ halaman, galian pipa / kabel listrik / pipa gas, saluran-saluran serta konstruksi - konstruksi
lainnya, selain yang disebutkan pada spesifikasi ini. Semua pekerjaan galian harus dikerjakan
sesuai dengan spesifikasi untuk ketiga macam
galian tersebut di atas. Syarat - Syarat Kerja yang menyangkut bidang lain, mengikuti
ketentuan - ketentuan letak, peil dan dimensi seperti yang dicantumkan dalam Gambar
Rencana atau petunjuk Konsultan Pengawas. Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan
setelah papan Patok Ukur terpasang lengkap dengan penandaan sumbu, ketinggian dan
bentuk telah diperiksa seta disetujui Konsultan Pengawas. Galian untuk konstruksi harus
sesuai dengan Gambar Kerja dan bersih dari tanah urug bekas serta sisa bahan bangunan.
Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti petunjuk-petunjuk
Konsultan Pengawas sehingga tidak menimbulkan gangguan pada lingkungan tapak / site
atau menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari 24 jam. Jika pada galian
terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak padat atau longgar, maka bagian ini
harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang tejadi harus ditutup urugan pasir yang
dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm. lapis demi lapis sampai penuh sehingga
mencapai ketinggian yang diinginkan. Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan Kontraktor /
Pemborong dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah. Bila Kontraktor / Pemborong
melakukan penggalian yang melebihi kedalaman yang ditentukan dalam Gambar Kerja, maka
Kontraktor / Pemborong wajib untuk menutupi kelebihan galian tersebut dengan urugan pasir
yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm. lapis demi lapis sampai penuh
sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Galian pondasi harus dilakukan sesuaidengan
lebar lantai kerja pondasi atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja, dengan penampang
lereng galian kiri dan kanan dimiringkan 10° kearah luar pondasi dari As, ketinggian serta
bentuk selesai sesuai Gambar Kerja, diperiksa serta disetujui Konsultan Pengawas. Kelebihan
tanah galian harus dibuang keluar dari dalam tapak / site konstruksi. Area antara papan Patok
Ukur dengan galian harus bebas dari timbunan tanah. Untuk menjaga lereng - lereng lubang
galian agar tidak longsor / runtuh, maka apabila dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas,
Kontraktor / Pemborong harus memasang konstruksi penahan (casing) sementara dari bahan
seng gelombang BJLS 50 atau setara, atau dari papan - papan tebal 3 cm. diperkuat dengan
kayu - kayu dolken minimal diameter 8 cm. sehingga konstruksi tersebut dapat menjamin
kestabilan lereng galian. Apabila dan atau karena permukaan air tanah tinggi, Kontraktor /
Pemborong harus menyediakan pompa air secukupnya untuk menyedot air yang
menggenangi galian. Disyaratkan bahwa seluruh permukaan galian terutama lantai galian,
harus kering untuk pekerjaan - pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan :
5.1 Umum
- Tiang pancang minipile yang akan digunakan dalam proyek ini baru
dapat dipancang setelah diperiksa dan dinyatakan memenuhi syarat oleh
pengawas lapangan.
d. Tiang hanya dipancang selama ada Pengawas Lapangan dan harus tersedia
fasilitas bagi Pengawas Lapangan untuk memperoleh informasi pemancangan
tiang yang diperlukan. Namun demikian Kontraktor tetap bertanggung jawab
atas pelaksanaan pekerjaan ini.
f. Apabila tiang rusak dan tidak dapat dipakai akibat overdriving atau tidak
memenuhi toleransi yang diijinkan maka tiang yang tidak terpakai tersebut
harus diganti dan tiang pancang baru harus dipancang sebagai pengganti, atau
Kontraktor memancang tiang extra sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Segala
biaya penggantian atau penambahan tiang dan lain-lain ditanggung oleh
kontraktor.
a. Tiang pancang pada dasarnya harus dipancang sampai mencapai final set.
Apabila final set telah dicapai sebelum panjang tiang atau kedalaman rencana
tercapai, maka bagian tiang berlebih (di atas cut of level) harus dipotong.
Pemotongan kelebihan tiang ini harus mendapat persetujuan Pengawas
Lapangan.
b. Apabila seluruh panjang tiang rencana telah terpancang tetapi final set belum
dipenuhi, maka tiang pancang tersebut harus disambung.
Penyambungan kekurangan panjang tiang ini harus mendapat persetujuan
Pengawas Lapangan.
d. Jika pada saat pemancangan, tiang pancang yang telah dipancang sebelumnya
menjadi terangkat atau salah posisinya, maka Kontraktor harus mengulang
pemancangan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan semula.
Pasal 6
Pekerjaan Kontruksi Beton
6.1 Umum
a. Semua bahan - bahan yang akan dipakai dalam pejkerjaan ini harus memenuhi
ketentuan - ketentuan umum yang berlaku di Indonesia. Beton yang
dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus mempunyai mutu
karakteristik minimal K-250 Kg/Cm2 (fc=21 Mpa). Adukan beton yang
dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini menggunan molen
beton/concrete mixer, yang sebelumnya sudah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas / Konsultan Pengawas.
b. Semen yang didatangkan ke proyek harus dalam keadaan utuh dan baru.
Kantong- kantong pembungkus harus utuh dan tidak ada sobekan.
e. Semen yang umurnya lebih dari tiga bulan sejak dikeluarkan dari pabrik tidak
diperkenankan dipakai untuk pekerjaan yang sifatnya struktural.
6.3 Agregat
a. Agregat halus atau pasir untuk pekerjaan beton dan adukan harus berbutir keras,
bersih dari kotoran - kotoran dan zat - zat kimia organik dan anorganik yang
dapat merugikan mutu beton ataupun baja tulangan, dan bersudut tajam.
Susunan pembagian butir harus memenuhi persyaratan seperti pada tabel:
bawah ini:
Tabel Presentase lewat saringan
Ukuran Saringan (mm)
10 5 2,5 1,2 0,6 0.3 0,15
butiran
% 100 90-100 80-100 50-90 26-65 10-35 2-10
b. Persentase berat fraksi butiran yang lebih halus dari 0,074 mm dan atau
kotoran atau lumpur tidak boleh lebih dari 5 % terhadap berat keseluruhan.
Kecuali ketentuan di atas, semua ketentuan agregat halus beton (pasir) pada
SKSNI T-15-1991-03 harus dipenuhi.
d. Batu pecah harus diperoleh dari batu keras yang digiling oleh mesin pemecah
batu sesuai dengan persyaratan PBI, bersih, serta bebas dari kotoran - kotoran
yang dapat mengurangi kekuatan mutu beton maupun baja. Pembagian butir
harus memenuhi ketentuan seperti di bawah ini.
a. Air yang dipakai untuk adukan beton harus bersih dan adukan spesi harus bebas
dari zat - zat organik, anorganik, asam, garam, dan bahan alkali yang dapat
mempengaruhi berkurangnya kekuatan dan atau keawetan beton. Mutu air
tersebut sedapat mungkin bermutu air minum.
b. Air yang akan dipakai untuk pekerjaan beton, membilas, membasahi dan lain-
lain harus mendapat pemeriksaan dan persetujuan dari Pengawas Lapangan
sebelum dipakai.
6.6 Bekisting
a. Bahan bekisting untuk pekerjaan ini dapat menggunakan bekisting dari kayu
dan plywood untuk pekerjaan beton bertulang seperti yang tertera dalam
gambar.
c. Pekerjaan bekisting harus sedemikian rupa hingga bekisting terjamin rapat dan
adukan tidak merembes keluar.
d. Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekisting harus bersih dari
kotoran serta tidak ada genangan air yang mengakibatkan turunnya mutu beton.
Untuk menjamin bahwa bagian dalam bekisting benar - benar bersih dan tidak
ada genangan air dapat digunakan kompressor.
6.7 Tulangan
e. Tebal selimut beton untuk memberi perlindungan pada baja tulangan harus
sesuai dengan gambar rencana.
f. Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana dan harus
dijaga jarak antara tulangan dan bekesting untuk mendapatkan tebal selimut
beton (beton deking) minimal sesuai persyaratan. Untuk itu Pemborong harus
mempergunakan penyekat (spacer), dudukan (chairs) dari balok - balok beton
dengan mutu minimal sama dengan beton yang bersangkutan. Semua tulangan
harus diikat dengan baik dan kokoh sehingga dijamin tidak bergeser pada waktu
pengecoran. Kawat pengikat yang berlebih harus dibengkokkan ke arah dalam
beton.
h. Khusus untuk selimut beton, dudukkan harus cukup kuat dan jaraknya
sedemikian hingga tulangan tidak melengkung dan beton penutup tidak kurang
dari yang disyaratkan. Toleransi yang diperkenankan untuk penyimpangan atau
deviasi terhadap bidang horizontal atau vertikal adalah 5 mm.
j. Untuk semua tulangan kecuali sengkang harus merupakan tulangan ulir tidak
diperkenankan tulangan polos.
e. Penuangan beton melebihi ketinggian lebih dari 1,5 meter atau pengendapan
yang terlalu banyak pada suatu titik atau menariknya sepanjang cetakan tidak
diperkenankan.
j. Kubus beton yang diambil selama pengecoran harus diuji kekuatan tekan
karakteristiknya di laboratorium yang telah disetujui Pengawas Lapangan atas
biaya Pemborong dan hasilnya dilaporkan secara tertulis kepada Pengawas
Lapangan untuk dievaluasi. Bilamana hasil pengujian menunjukkan mutu beton
kurang dari K yang disyaratkan, maka Pemborong diwajibkan untuk
mengajukan kepada Pemberi Tugas dan Pengawas Lapangan rencana dan
mengadakan perkuatan/penyempurnaan konstruksi dengan biaya Pemborong.
k. Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa mutu beton kurang dari nilai
Karakteristik yang disyaratkan Pemborong harus mengambil core - sample dari
bagian - bagian konstruksi. Jumlah core - sample untuk tiap pemeriksaan adalah
3 buah, dan selanjutnya kekuatannya akan diperiksa di laboratorium dengan
petunjuk Pemberi Tugas dan/atau Pengawas Lapangan atas biaya Pemborong.
Hasilnya akan dievaluasi Pengawas Lapangan dan apabila ternyata nilai yang
diperoleh membahayakan konstruksi, Pemborong harus melakukan perbaikan
dengan biaya Pemborong.
a. Seluruh beton harus dilindungi selama proses pengerasan terhadap efek - efek
yang ditimbulkan oleh sinar matahari dan angin, kelembaban dan pengeringan
yang cepat yang dapat menyebabkan pengeringan, gangguan pada proses
hidrasi dan perubahan terhadap mutu beton setelah pengecoran, permukaan
horizontal selesai diratakan dan/atau pada waktu pemindahan dari cetakan.
c. Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap dengan tekanan atmosfir, panas dan lembab
atau proses-proses lainnya yang bisa diterima, hanya dilakukan untuk mempercepat
pencapaian kekuatan serta mengurangi waktu perawatan, dengan persetujuan dari Pengawas
Lapangan.
Pasal 7
PEKERJAAN DINDING BATAKO
PASAL 8
PEKERJAAN PLESTERAN
PASAL 9
PEKERJAAN LANTAI / KERAMIK
Bagian ini meliputi hal - hal mengenai pengadaan bahan - bahan dan pemasangan
semua pekerjaan lantai dan keramik seperti yang tertera pada gambar - gambar.
Pelaksanaan harus bernar - benar mengikuti garis - garis ketinggian, bentuk-bentu
seperti yang terlihat dalam gambar - gambar dan persyaratan ini.
9.2 Persyaratan Bahan - Bahan
a. Untuk lantai ruangan, dan tangga dan selasar dipergunakan jenis keramik
ukuran 60x60 Cm polished, dan untuk keramik teras menggunakan keramik
lantai 60 cm x60 cm unpolished (warna menyesuaikan), sedangkan Lantai
KM/WC dipergunakan jenis lantai keramik anti slip ukuran 40x40 Cm unpolish
dan untuk dinding KM/WC dipergunakan jenis polished keramik ukuran 40x40
Cm polished.
b. Bahan perekat untuk pekerjaan ini adalah acian Portland Cement (PC) biasa
yang disetujui oleh Pengawas / Perencana.
c. Pelaksana harus mengadakan dan menyerahkan contoh - contoh keramik yang
akan dipakainya kepada Pengawas/Pengelola Teknis untuk mendapatkan
persetujuan.
9.3 Pelaksanaan Pekerjaan
a. Persetujuan,sebelum memulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh
pemasangan (mock up) yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan,
warna dan grouting-nya (kolotannya).
b. Sebelum pemasangan lantai keramik di lantai dasar dimulai, kontraktor
wajib memeriksa lapisan dasarnya terutama kerataan level lantai dan kepadatan
lantai yang akan dikeramik.
c. Untuk semua pasangan lantai keramik menggunakan adukan 1 pc : 4 ps kecuali
untuk ruang dan dinding KM/WC menggunakan adukan 1 pc : 3 ps.
d. Pengisi celah antar ubin, digunakan acian Portland Cement sesuai dengan warna
keramik yang dipasang atau warna lain atas persetujuan Pengawas/Perencana.
e. Kontraktor harus melindungi keramik yang telah dipasang maupun adukan
perata dan harus mengganti, atas biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi,
penyerahan pekerjaan dilakukan dalam keadaan bersih.
g. Pada saat penyerahan pertama pekerjaan semua permukaan lantai dalam
keadaan bersih dari kotoran yang menempel pada muka lantai.
h. Sebelum pekerjaan dilaksanakan Kontraktor harus mendapatkan persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.
PASAL 10
PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA
PASAL 11
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN KUNCI
PASAL 12
PEKERJAAN KACA
PASAL 13
PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA
PASAL 14
PEKERJAAN STRUKTUR RANGKA ATAP DAN PENUTUP ATAP
PASAL 15
PEKERJAAN PLAFOND
15.1 Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi hal - hal mengenai pengadaan bahan - bahan, peralatan, tenaga
dan pemasangan semua pekerjaan plafond seperti yang tertera pada gambar - gambar.
Pelaksanaan harus benar - benar mengikuti garis - garis ketinggian, bentuk - bentuk
seperti yang terlihat dalam gambar - gambar dan persyaratan ini.
15.2 Persyaratan Bahan - Bahan
a. Material rangka plafond yang digunakan adalah besi baja holo.
b. Pemasangan plafond menggunakan gypsum board tebal 9 mm semutu produk
Jayaboard.
c. Pemasangan plafond pada kaki atap menggunakan bahan plafond GRC.
d. Pelaksana harus menyerahkan contoh material baik papan gypsum maupun
rangka plafond kepada pengawas.
e. List profil palfond pada ruangan menggunakan list profil gypsum dan pada
bagian luar (kaki atap) menggunakan lsit profil kayu.
d. Bahan langit-langit disimpan/ditumpuk dengan lantai terangkat, dan harus bebas
dari genangan air, dan diusahakan agar mudah untuk diadakan pemeriksaan dan
pengamatan.
e. Tinggi tumpukan tidak boleh lebih dari 2 (dua) meter dan diusahakan terlindung
dari cuaca dan diusahakan udara masih tetap berhembus.
15.3 Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pemasangan rangka plafond harus rata sehingga tidak menimbulkan permukaan
plafond menjadi bergelombang dan mengganggu estetika.
b. Pelaksana harus menyediakan steger-steger agar pada waktu pemasangan langit
- langit tidak merusak lantai ataupun pekerjaan - pekerjaan lain yang telah
selesai. Langit-langit hanya boleh dipasang setelah semua pekerjaan yang akan
ditutup selesai terpasang.
c. Perhatikan pemasangan langit-langit, yang berhubungan dengan lampu
- lampu, diffuser - diffuser, AC, pinggiran- pinggiran dan sebagainya. Langit -
langit yang terpasang harus dibuka kembali jika terjadi perbaikan pekerjaan-
pekerjaan yang berada di atasnya (mekanikal, elektrikal atau memperbaiki
pekerjaan) dan harus dipasang kembali dengan kondisi baik dan rapi serta
mendapat persetujuan dari Pengawas / Pengelola Teknis.
d. Pelaksana harus membuat lobang manhole sesuai kebutuhan dengan lokasi
- lokasi yang sudah mendapat persetujuan Pengawas / Pengelola Teknis.
e. Rangka harus benar-benar dipasang kuat dengan jarak dan ukuran sesuai dengan
gambar kerja dan syarat-syarat yang ditentukan.
f. Sambungan antar gypsum harus disambung dengan kain kasa lebar 5 cm , dan
dicompound dengan serbuk gypsum yang dicampur alkasit.
g. Compound harus dikerjakan dengan rata, sehingga tidak nampak adanya
sambungan.
PASAL 16
PEKERJAAN CAT DAN LABURAN
PASAL 17
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK DAN ARMATUR
PASAL 18
PEKERJAAN LOGAM NON STRUKTURAL
PASAL 19
PENYERAHAN PEKERJAAN
9.1. Kontraktor harus menyelesaikan semua bagian pekerjaan yang tertera dalam kontrak,
Gambar-gambar dan syarat - syarat pada Dokumen Pengadaan (Pelelangan) ataupun
perubahan yang terdapat dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing),
sehingga pekerjaan dapat diterima dengan baik oleh Konsultan Pengawas dan Pihak
Pemimpin Proyek.
9.2. Pada saat pekerjaan akan diserah-terimakan untuk pertama kalinya (Provisional Hand
Over - PHO), Kontraktor harus menyerahkan :
■ Gambar - gambar yang sebenarnya (As Built Drawings) yang telah di setujui.
■ Gambar instalasi listrik yang sebenarnya.
■ Foto - foto pelaksanaan pekerjaan.
9.3. Bersama - sama dengan Konsultan Pengawas, kontraktor harus meneliti, mencatat dan
menyetujui, bagian - bagian pekerjaan yang belum sempurna, untuk dibuatkan daftar
(Check List) pekerjaan-pekerjaan yang akan diperbaiki dalam masa pemeliharaan.
Pasal 20
PEKERJAAN LAIN – LAIN
10.1. Setelah selesai pekerjaan seluruh lokasi dalam lingkungan pekerjaan harus
dibersihkan.
10.2. Pekerjaan kecil yang sifatnya penyempurnaan wajib dilakukan dengan biaya sendiri
oleh kontraktor.
10.3. Didalam pelaksanaan pekerjaan ini kontraktor wajib mematuhi petunjuk dan
ketentuan yang disampaikan pengawas lapangan.
10.4. Dokumentasi berupa photo - photo, awal pelaksanaan, sedang pelaksanaan yang
meliputi segmen - segmen pekerjaan, dan akhir pelaksanaan mutlak harus ada.
10.5. Kontraktor harus membuat dan menyampaikan laporan harian, mingguan, dan
bulanan kepada pengawas teknik secara periodik. Biaya pembuatan laporan dan
dokumentasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
10.6. Tenaga Ahli yang akan ditugaskan dalam melaksanakan pekerjaan harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut : Lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan
Tinggi Swasta yang telah terakreditasi oleh instansi yang berwenang atau lulus ujian
negara, atau perguruan tinggi luar negeri yang ijazahnya telah disahkan atau diakui
oleh instansi pemerintah yang berwenang di bidang pendidikan tinggi.
Ditetapkan,
Dipontianak, 2022
Pejabat Pembuat Komitmen,