Anda di halaman 1dari 22

PENGANTAR HUKUM ISLAM

(USHUL FIQH, FIQH, DAN SYARI’AH)


PENGERTIAN USHUL FIQH

‫أصول‬: Dasar/ma yubna


‘alaihi ghairuhu (dasar
segala sesuatu, pondasi,
asas, atau akar)/dalil
‫أصول الفقه‬

‫ الفقه‬: Pengetahuan/
Pemahaman
PENGERTIAN USHUL FIQH
• al-Baidhawi: Ilmu pengetahuan tentang dalil-dalil
fiqh secara global, metode penggunaan dalil
tersebut dan keadaan (persyaratan) orang yang
menggunakannya
• Abd.Wahhab Khallaf : Ilmu pengetahuan tentang
kaedah-kaedah dan metode penggalian hukum-
hukum syara’ mengenai perbuatan manusia
(amaliyah) dari dalil-dalil yang terperinci atau
kumpulan kaedah-kaedah atau metode penelitian
hukum syara’ mengenai perbuatan manusia
(amaliyah) dari dalil-dalil yang terperinci
PENGERTIAN FIQH
• Fiqh menurut bahasa berarti
pengetahuan dan pemahaman
terhadap sesuatu
• Abu Zahrah menyatakan bahwa
fiqh merupakan pemahaman
secara mendalam (al-fahmul al-
amiiq)
PENGERTIAN FIQH
• Sehingga secara harfiah, kata “fikih” berarti
mengerti, tahu atau faham
• Secara istilah, adalah ilmu tentang hukum-
hukum syariah yang bersifat perbuatan praktis
manusia yang digali dari dalil-dalil terprinci.
• Kata fikih digunakan dalam dua arti:
1) dalam arti ilmu hukum (jurisprudence);
2) dalam arti hukum itu sendiri (law)
PENGERTIAN FIQH
• Fiqh menurut istilah berarti ilmu tentang
hukum-hukum syar'i yang bersifat
praktis dengan dalil-dalilnya yang
terperinci
• Fiqh merupakan ilmu yang membahas
tentang hukum-hukum syar’I yang
berkaitan dengan perbuatan-perbuatan
para mukallaf yang dikeluarkan dari dalil-
dalilnya yang terperinci
PENGERTIAN SYARI’AH
• Secara istilah syari’ah adalah titah
Allah yang berhubungan dengan
perbuatan para mukallaf, baik
berupa tuntutan (untuk
melaksanakan atau meninggalkan),
pilihan, maupun berupa wadhi’
(syarat, sebab, halangan, sah, batal,
dan rukhshah/keringanan)
PENGERTIAN SYARI’AH
• Berdasarkan pengertian ini terbentuk istilah
tasyri’ atau tasyri’ Islamiy yang berarti
peraturan perundang-undangan yang disusun
sesuai dengan landasan dan prinsip-prinsip
yang terkandung dalam Al-Qur’an dan al-
Sunnah
• Peraturan perundang-undangan tersebut
terumuskan ke dalam dua bagian besar, yakni
bidang ibadah dan kedua bidang muamalah
SUMBER HUKUM ISLAM
• AL-QUR’AN --- merupakan sumber hukum
utama.
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab
kepadamu dengan membawa kebenaran,
supaya kamu mengadili antara manusia
dengan apa yang telah Allah wahyukan
kepadamu” (an-Nisaa: 105)
SUMBER HUKUM ISLAM
• AS-SUNNAH ---- apa yang dikatakan,
dicontohkan, dan disetujui oleh Nabi
Muhammad SAW
• INGAT! Tidak semua as-sunnah diterima,
HANYA yang benar-benar berasal dari
Rasulullah SAW yang diterima ---- munculah
hadits shahih, hasan, dhoif, dan hadits palsu
SUMBER HUKUM ISLAM
• Apabila dalam al-Qur’an dan al-Sunnah belum
ditentukan secara jelas mengenai hukum atau
ketetapan yang pasti terkait apa yang terjadi
dalam masyarakat, MAKA umat muslim
diperkenankan untuk melakukan IJTIHAD
• Ijtihad adalah mengerahkan segala kemampuan
untuk mendapatkan suatu kepastian hukum
dengan mengacu kepada prinsip-prinsip pokok
ajaran Islam yang bersumber pada al-Qur’an dan
al-Sunnah
SUMBER HUKUM ISLAM
Bagian dari Ijtihad muncul istilah:
• Ijma’ (kesepakatan para ulama, ada ijma’
sharih dan ijma’ sukuti),
• Qiyas (penganalogian suatu masalah baru
dengan teks/nash karena adanya kesamaan
‘illat/alasan hukum)
• Istihsan (berpindah dari suatu hukum kepada
hukum lain karena adanya dalil syara’ yang
menghendaki demikian)
SUMBER HUKUM ISLAM
• Istishlah atau mashlahah musrsalah (menetapkan
hukum suatu masalah yang tidak ada nashnya,
dengan didasarkan pada kemaslahatan semata)
• Istishhab (membiarkan tetap berlangsungnya
suatu hukum masa lampau karena belum adanya
dalil yang merubahnya)
• Catatan: istilah-istilah tersebut lebih
dikategorikan sebagai metode dalam berijtihad,
bukan sebagai sumber hukum
HUBUNGAN USHUL FIQH, FIQH,
SYARI’AH
AL-QUR’AN dan AL-
SUNNAH

Ushul Fiqh

Fiqh Syari’ah
PENJENJANGAN NORMA-NORMA HUKUM
ISLAM
• Ahli hukum Islam klasik membuat
penjenjangan norma-norma hukum Islam
menjadi dua tingkat :
1) al-ushul (asas umum), dan
2) al-furu’ (peraturan-pertauran hukum
konkret)
• Syamsul Anwar: Norma-norma hukum Islam
dapat dijenjangkan menjadi tiga lapis:
1) Nilai-nilai dasar atau norma-norma filosofis
(al-qiyam al-asasiyyah)
2) Asas-asas umum (al-ushul al-kulliyyah) dan
3) Peraturan-peraturan hukum konkret (al-
ahkam al-far’iyyah)
• Al-qiyam al-asasiyyah (nilai-nilai dasar atau
norma-norma filosofis) : nilai-nilai dasar yang
menjadi fondasi ajaran Islam, termasuk
hukumnya (kemaslahatan, keadilan,
persamaan, kebebasan, akidah, akhlak
persaudaraan (al-ukhuwwah) dan seterusnya.
• Nilai-nilai dasar tersebut diterjemahkan
menjadi lebih konkret dalam bentuk, dan
sekaligus menjadi dasar dari asas umum yang
merupakan norma-norma tengah.
• Al-ushul al-kuliyyah (asas-asas umum ini ada
yang bersifat lepas yang disebut asas-asas
hukum Islam (an-nazhariyyah al-fiqhiyyah) ≥
asas-asas yang berlaku dalam perjanjian,
pidana, siyasah dan seterusnya.
• Ada juga asas-asas umum yang dirumuskan
secara singkat dan padat (rumusan yuristik)
yang disebut al-qawaid al-fiqhiyyah
• Al-ahkam al-far’iyyah (peraturan-peraturan
hukum konkret) adalah konkretiasasi dari asas
umum dan terwujud baik dalam ketentuan-
ketentuan hukum taklifi ≥ wajib, haram,
sunnah, makruh dan mubah, maupun dalam
ketentuan-ketentuan wadh’i ≥ sebab, syarat
dan mani’
• Ketiga jenjang norma-norma tersebut tersusun
secara hierarkis, dimana norma yang lebih
abstrak dikonkretisasi dalam norma yang lebih
konkret:
al-qiyam al-asasiyyah dikonkretisasi dalam
norma-norma tengah al-ushul al-kuliyyah ≥ an-
nazhariyyah al-fiqhiyyah (asas-asas hukum Islam)
maupun al-qawa’id al-fiqhiyyah (kaidah-kaidah
hukum Islam). Kemudian pada gilirannya norma-
norma tengah dikonkretisasi lagi dalam bentuk
peraturan-peraturan hukum konkret (al-ahkam
al-far’iyyah)
• Kemaslahatan (al-qiyam al-asasiyyah)
dikonkretisasi dalam norma tengah (al-ushul
al-kulliyyah) berupa kaidah hukum (al-qawaid
al-fiqhiyyah) ≥ kesukaran memberi
kemudahan, kemudian norma tengah ini
dikonkretisasi dalam peraturan hukum konkret
(al-ahkam al-far’iyyah) ≥ hukum perdata:
debitur yang sedang menghadapi perubahan
keadaan yang memberatkan dapat
mengajukan klausul perjanjian kepada hakim
KARAKTERISTIK HUKUM
ISLAM
1. Tauhid (Rabbaniyyah)
2. Morality (akhlaqi)
3. Realistis (Waqi’i)
4. Humanis (Insani)
5. Harmonity (Tanasuqi)
6. Tatality (Syumuli)

Anda mungkin juga menyukai