Anda di halaman 1dari 13

USHUL

FIQH
- PENGERTIAN USHUL FIQH -

SECARA ETIMOLOGI:

Secara etimologi ushul fiqih terdiri dari dua kata yaitu ushul dan fiqih. Dilihat dari kata bahasa arab
rangkainnya kata ushul dan fiqih tersebut dinamakan dengan tarkib idhafah. Ushul secara bahasa
merupakan jamak (bentuk plural/majemuk) dari kata ashl yang berarti dasar, pondasi atau akar.

SECARA TERMINOLOGI :

ushul fiqih juga dikatakan sebagai ilmu pengetahuan dari hal kaidah-kaidah Dan pembahasan Yang
dapat membawa Kepada pengambilan hukum-hukum tentang amal perbuatan manusia dari dalil-dalil
yang terperinci
- USHUL FIQH MENURUT PARA ULAMA

1.Menurut Abdul Wahab khallaf Ushul Fiqh adalah pengetahuan tentang kaidah-
kaidah dan kajian-kajian yang digunakan untuk menemukan hukum-hukum syarak
suatu perbuatan yang
diperoleh dari dalil-dalilnya yang terperinci.

2. Menurut Abu zahrah, ushul fiqih adalah pengetahuan tentang kaidah-kaidah yang
menjelaskan kepada mujtahid tentang metode-metode untuk mengambil hukum-
hukum suatu perbuatan dari dalil – dalil yang terperinci.
ADD YOUR TITLE HERE

1.Menurut seorang Ulama Ushul besar Al - Amidi, ushul fiqih adalah dalil - dalil fiqih dari segi penunjukannya
kepada hukum - hukum syarak serta bagaimana orang orang yang kompeten menetapkan hukum dari dalil –
dalil secara global, bukan secara sepsifik (tafshili).

2. Menurut Abdul Hamid hakim ushul fiqih adalah dalil fiqih secara global, seperti ucapan para ulama dimana
suatu yang dikatakan sebagai perintah adalah menandakan sebuah kewajiban, suatu yang dikatakan sebagai
larangan adalah menandakan sebuah keharaman, dan suatu yang dikatakan sebagai perbuatan Nabi Muhammad
saw ( ijmak dan qiyas ) adalah sebuah hujjah.
ADD YOUR TITLE HERE

RUANG LINGKUP USHUL FIQH -

Ruang lingkup pembahasan Ushul fiqh terbagi menjadi Tiga , yaitu:


(1). Hukum syar’i dan hal - hal yang berkaitan dengannya, dengan rincian
sebagai berikut:
(a) Pembahasan tentang al-Hakim → Dalam kajian ushul fiqih, al-hakim
berarti pihak penentu dan pembuat hukum syariat secara hakiki, yang
memutuskan hukum dipengadilan (qadhi) dalam penengakan aturan bagi setiap
muslim.
(b) Khithab at-Taklif → khithab (seruan) yang berkaitan dengan tuntutan
(thalab) atau pilihan (takhyir) yaitu hukum – hukum untuk perbuatan manusia
berupa ahkam al-khamsah ( wajib, mandub, makruh, haram dan mubah).
ADD YOUR TITLE HERE

c) Khitab Al – wadhi’ → khithab (seruan) yang berkaitan dengan pensyariatan atau penetapan yaitu
hukum – hukum untuk hukum perbuatan manusia dan memberinya sifat – sifst tertentu disebut hukmu
al-hukmi.

(d) Qa’idah kulliyah → kaidah global atau menyeluruh yang diterima oleh madzhab-madzhab (hukum
syara’) yang kepadanya berlaku batasan-batasan hukum syara’ sebagai khithab Allah.
ADD YOUR TITLE HERE

(2). Dalil dan hal-hal yang berkaitan dengannya, dengan rincian sebagai berikut:

(a) Dalil-dalil syara' → sesuatu yang digunakan untuk mengetahui hukum-hukum tertentu yang ada untuk
menyelesaikan masalah, dimana hukum tersebut merupakan hukum syara, atau hukum yang keluar dari pembuat
hukum yaitu Allah SWT. ( Al-Quran, hadits, ijma sahabat dan qiyas syar’I )

(b) Sesuatu yang diduga sebagai dalil, padahal bukan dalil → dalil yang diperselisihkan oleh jumhur (mayoritas)
ulama. Maksudnya, sebagian ulama menjadikannya sebagai hujjah (bukti atau alasan), dan sebagian ulama lainnya
tidak, karena tidak didapati dalam Al-Qur’an, Sunnah, Ijma’ maupun Qiyas. Misalnya istihsan (anggapan baik terhadap
sesuatu), Maslahah mursalah (kebaikan yang tidak disinggung-singgung oleh syara’ untuk melaksanakan atau
meninggalkan), Urf (Adat kebiasaan yang telah menjadi tradisi), dan masih banyak lagi.
ADD YOUR TITLE HERE

) Pembahasan tentang bahasa Arab → Bahasa Arab adalah bahasa yang terdapat di dalam Al-Quran yang harus
dipelajari dan dipahami oleh setiap muslim agar mendapatkan suatu kebaikan dan keberkahan.

(d) Pembahasan tentang al-Qur’an dan As-Sunnah → Al-Quran dan As-Sunnah (hadits) adalah sumber utama untuk
umat islam di seluruh dunia untuk menjalani kehidupan. Dimana Al-Quran sebagai pedoman yang utama untuk umat
islam, dan As-Sunnah sebagai pedoman kedua setelah Al-Quran dalam pelaksanaanya di kehidupan umat islam.
ADD YOUR TITLE HERE
(3). Ijtihad dan hal-hal yang berkaitan dengannya, dengan rincian sebagai berikut:

(a).Pembahasan tentang ijtihad → Ijtihad adalah pengarahan segenap daya upaya untuk menemukan hukum sesuatu
secara rinci dan mendalam, yang tidak dibahas dalam Al-Quran maupun hadis. Hal ini diupayakan oleh ulama (ahli
agama islam) untuk menjawab segala persoalan yang muncul ketika dalam sumber utama agama islam tidak ditemukan
dalil dan ketentuan hukum yang jelas.

(b).Pembahasan tentang taqlid → taqlid merupakan amalan yang berdasarkan pendapat seseorang tanpa disertai
landasan hukum Islam. Maksudnya mengikuti pendapat ulama mujtahidin dan menyakini kebenarannya untuk diamalkan
dengan tetap memposisikan hal itu sebagai hasil ijtihad yang bersifat dzanni (praduga), bukan qath’i (pasti).
ADD YOUR TITLE HERE
) Pembahasan tentang tarjih → Tarjih adalah menguatkan salah satu dalil dari dua dalil yang bertentangan terhadap yang
lain sehingga dapat diketahui mana yang lebih kuat, kemudian diamalkan dan dikesampingkan (ditinggalkan) yang lainnya
(Iemah).

(4). Kaidah – kaidah yang berkaitan dengannya, dengan rincian sebagai berikut:

(a) Kaidah fiqhiyyah → Kaidah fiqhiyyah adalah generalisasi fiqih yang dapat dijadikan rujukan para ulama dalam
menetapkan hukum-hukum fiqih yang telah dirumuskan dalam bentuk proposisi-proposisi.

(b) Kaidah ushuliyyah → Kaidah ushuliyyah adalah generalisasi bentuk-bentuk dan makna-makna lafaz dalam Al-Quran dan
Sunnah baik yang terumuskan dalam proposisi-proposisi atau tidak.
ADD YOUR TITLE HERE

-TUJUAN USHUL FIQH -


ADD YOUR TITLE HERE

Mengaplikasikan kaidah dan teori ushul fiqh terhadap


dalil-dalil yang spesifik untuk menghasilkan hukum syarak
yang dikehendaki oleh dalil tersebut

Memberi pengetahuan kepada umat Islam tentang sistem


hukum dan metode penetapan hukum itu sendiri.

Memelihara agama dari penyimpangan penyalahgunaan


sumber dan dalil hukum. Ushul fiqh menjadi tolok ukur
validitas kebenaran sebuah ijtihad.
ADD YOUR TITLE HERE

TUJUAN USHUL FIQH -

4.Mengetahui keunggulan dan kelemahan para mujtahid,


ddilihatilihat dari dalil-dalil yang digunakan.

5.Dapat dijadikan penimbang (sebab terjadinya) perbedaan


madztrab di antara keyakinan terhadap satu bentuk
kejadian.
6.Mengetahui dalil hukum dan cara penjabaran hukum
dari dalilnya untuk memahami hukum dari satu sudut
pandang atau membandingkan dua hukum yang berbeda

7.Sangat penting bagi umat Islam, karena disatu pihak


pertumbuhan nash telah terhenti sejak meninggalnya Nabi,
sementara dipihak lain akibat kemajuan sains dan
teknologi, permasalahan yang di hadapi kian hari kian
bertambah.

Anda mungkin juga menyukai