2020 M
Ushul Fikih
1.Hakikat Ushul Fiqh
(Pengertian, Manfaat, dan Qawa`id Ushul serta Qawa`id Fiqhiyyah)
5. Ijtihad
(1)
Hakikat Ushul Fiqh
(Pengertian, Manfaat, dan Qawa`id
Ushul serta Qawa`id Fiqhiyyah)
Pengertian Ushul Fiqh
▪ Ilmu ushul fiqh tumbuh bersama ilmu fiqh; ulama generasi awal (sahabat) telah
banyak berijtihad untuk mencari kesimpulan hukum; di antaranya Ali Ibn Abi
Talib telah menganalogikan ketentuan sanksi bagi pemabuk terhadap
sanksi qadzaf; dan Ibn Mas`ud telah menentukan `iddah bagi wanita hamil
yang ditinggal wafat suaminya.
▪ Pada masa tabi`in ushul fiqh semakin berkembang, karena banyaknya
waqi`iyyat yang memerlukan kesimpulan hukum; pada fase ini terkenal dua
aliran hukum; yaitu aliran Madinah (di antaranya Sa`id Ibn al-Musayyab) yang
banyak menggunakan hadits sebagai dalil dan menjadikan `amal ulama
Madinah sebagai dalil; dan ulama Irak (antara lain Ibrahim al-Nakha`i) yang
banyak menggunakan ra’y dalam mengambil kesimpulan hukum.
▪ Setelah periode tabi`in, ushul fiqh diupayakan lebih sistematis; generasi imam
Madzhab memulai mengukuhkan seperangkat metodologis sebagai paradigma
yang khas; Abu Hanifah sebagai ahli ra’y, Imam malik sebagai ahli hadits,
imam Syafi`i sebagai ahli qiyas, dan Daud al-Zhahiri memiliki metode al-
qadhaya al-mudarrajat (misal: urutan sahabat dari abu bakar kemudian umar,
maka abu bakar lebih utama dari umar)
Ushul Fiqh dan Qawa`id Fiqh
No Unsur Penjelasan
01. Hukm Perintah Allah yang berkaitan dengan perbuatan
hamba (mukallaf/subyek hukum) dalam bentuk
tuntutan (iqtidha’), pilihan (al-takhyir), dan
hubungan sebab akibat (al-wadh`).
02. Hakim Allah (al-Qur’an), Rasul (sunah), dan ulama/
mujtahid/mufti (ijtihad).
03. Mahkum fih Perbuatan hamba yang cakap hukum (subyek
hukum/mukallaf)
04. Mahkum `Alaih Hamba yang sudah cakap hukum (subyek
hukum/mukallaf).
Hukum Syara’
• Hukum syara` merupakan buah (inti) dari ilmu fiqh dan ilmu ushul fiqh; ushul
fiqh merupakan ikhtiar penggalian hukum dari sumber-sumbernya (al-Qur’an
dan hadits), sedangkan ilmu fiqh mengkaji hasil penggalian hukum syara`
yang berhubungan dengan perbuatan subyek hukum (mukallaf).
• Bentuk hukum syara` terkait perbuatan mukallaf adalah:
➢ Iqtidha’; yaitu perintah/larangan Allah dan Rasul bagi mukallaf untuk
melakukan atau meninggalkan sesuatu.
➢ Takhyir; yaitu pilihan bagi mukallaf untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu.
➢ Wadh`i; yaitu hubungan sebab-akibat dalam penerapan hukum.
• Hukum Syara` dibedakan menjadi dua;
➢ Hukum Taklifi.
➢ Hukum wadh`i.
Hukum Taklifi
Ancaman Wajib
Perintah dan larangan dari Allah
Perintah
Ma sakata
Mubah Halal
`anhu
Larangan Haram
Ancaman Haram
Hukum Wadh`i
Akad yang dilakukan oleh pihak yang tidak cakap hukum bersifat (mauquf);
keabsahan akad bergantung kepada izin wali/pengampu atau pihak lainnya
yang otoritatif. Jika diizinkan, berarti sah akadnya; dan jika tidak diizinkan,
kaka akadnya batal.
Sah, Fasad, dan Batal
الحكم
Dilarang
األصل الفرع
Jual beli pada Semua pekerjaan
waktu jumat
العلة
Melalaikan
(B)
Dalil Hukum yang tidak
disepakati
(Istihsan, Mashlahah [Mursalah], Istishhab,
`Urf, Qaul Sahabat, Syar` Man Qablana,
al-Dzari`ah)
(a)
Al-Istihsan
Al- Istihsan
Muhkam:
ُالر َبا
ِ َُُمن
ِ يَ َو َذرواُ َماُ َب ِق
Mufassar:
........ إَلُأنُتكونُتجارة حاضرة.
QS. Al-Baqarah 282
Al-zhahir: :ُالربَا
ِ ح َّر َم
َُ ُو ْ ُّللا
َ ُالبَ ْي َع َّ ُْۗوأ َ َح َّل
َ ُُمثْلُال ِربَا ْ َذلِكَ ُ ِبأَنَّه ْمُقَالواُ ِإنَّ َم
ِ اُالبَيْع
Dhahirnya ayat ini menjelaskan bahwa jual beli itu dibolehkan
dan riba diharamkan.
Mutasyabih
Mujmal
Musykil
Khafi
Ragam Ghair Wadhih
Wadhi` al-
Kongres Ahli Bahasa
Lughah
Hamil al-
Lughah Mufassir/al-Qari’
Ketentuan Haqiqi dan Majazi
Ayat Majazi:
عذَابُأ َ ِليمُ علَىُت َج َ
ارة ت ْن ِجيك ْم ُِ
ُم ْنُ َ • يَاُأَي َهاُالَّ ِذ َ
ينُآ َمنواُ َه ْلُأَدلك ُْم َ
(g)
Al-Ta’wil
Konsep Ta’wil
Syarat-syarat Ta’wil
Hifzh al-Din Hifzh al-Nafs Hifzh al-`Aql Hifzh al-Nasl Hifzh al-Mal
Perintah untuk menikah (QS al-Nisa’ [4]: 3); cegahan berzina (QS al-Nur [24]: 2-3); dan cegahan
bagi wali menikahkan orang yang berada di bawah kewaliannya, kepada laki-laki
nonmuslim/musyrik (QS al-Baqarah [2]: 221).
Cegahan mencuri (QS al-Ma’idah [5]: 38; cegahan konsumsi harta secara batil (QS al-Baqarah [2]:
188; dan cegahan tasharruf secara riba (QS Ali Imran [3]: 230); cegahan israf (QS al-A`raf [7]:
38); dan perintah untuk konsumsi secara halal dan baik (QS al-Ma’idah [5]: 88).
Mashlahah
Manfa`ah Mafsadah
Dharurat/`Umum al-Balwa
Dharuriyyah
Maqashid al-syari`ah
Hajiyyah Al-hajjah
Tahsiniyyah ???
(i)
Ta`arudh al-Adillah
Konsep Ta`arud al-Adillah
▪ Hadits riwayat Imam Muslim dan Ahmad tentang Qadhi yang
diutus ke Yaman:
عمروِ بن العاص رض ي هللا عنه أنه سمع رسو َلِ هللا صلى هللا وسلم يقولِ :إذا حكم ِ
ن َع ْ
ِ
الحاكم فاجتهد ثمِ أصاب فله أجران؛ و إذا حكم فاجتهد ثمِ أخطاء فله أجر ( ِرواه
مسلم و أحمد).
Ragam Ijtihad dan Tingkatan Mujtahidnya
❑ Topik yang diijtihadi tidak termasuk mujma` `alaih wa ma`lum min al-
din bi al-dharurah (sesuatu yang pengertiannya sudah jelas baik
secara konsep maupun praktek) dan bersifat qath`iy al-dalalah; di
antaranya wajibnya shalat, puasa ramadhan, haji, berbakti kepada
orang tua, membantu mustadh`afin, larangan zina, mencuri, dan
membunuh.
❑ Hukum yang dikandung oleh nashsh zhanniy baik dari segi wurud
maupun dalalah-nya.
❑ Hukum yang dikandung oleh nashsh qath`iy tapi zhanniy dari segi
dalalah-nya.
❑ Hukum yang dikandung oleh nashsh zhanniy tapi qath`iy dari segi
dalalah-nya.
❑ Hukum yang tidak dikandung dalam nashsh dan ijma` (al-waqi`iyyat).
Syarat-syarat Mujtahid