Anda di halaman 1dari 3

Darajat Ali Firdaus

1173020030
HES/VII/A

Laporan Webinar
Tema :
Dinamika Fatwa DSN-MUI : Subtansi dan Metodologi
Narasumber :
Prof. Dr. Jaih Mubarok, SE, MH, M.Ag
Wakil Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) DSN-MUI

Resume Materi Webinar :


Dalam fiqih ada beberapa dimensi dalam ilmu syariah yang dimana ketika fatwa dikeluarkan bisa
di angkat menjadi sebuah undang-undang atau sebagai peraturan ekonomi atau yang
lainya.Dimensi Ilmu Syariah ini, sebagai berikut :
1. Fqih
Fiqh merupakan dimensi hukum Islam yang berupa pendapat hasil ijtihad fuqaha yang
mencakup seluruh aspek kehidupan manusia; eksistensinya dilembagakan ke dalam
madzhab (aliran): antara lain Hanafiah, Malikiah, Syafi`iah, Hanabilah, dan Zhahiriah;
masing-masing madzhab memiliki rujukan kitab tersendiri, di antaranya al-Mabsuth
(Hanafiah), al-Muwaththa’ dan al-Mudawanah (Malikiah), al-Umm dan al-Muhadzdzab
(Syafi`iah), al-Mughni karya Ibn Qudamah al-Maqdisi (Hanabilah), dan al-Muhalla karya
Ibn Hazm (Zhahiriah).
2. Fatwa
Fatwa merupakan dimensi hukum Islam yang berupa pendapat hasil ijtihad mufti yang
pada umumnya bersifat spesifik karena didasarkan atas hubungan harmonis antara mufti
dan mustafti yang mempertanyakan hukum peristiwa tertentu (al-as’ilah) yang
memerlukan jawaban atau ketetapan hukum (fatwa) dari mufti.
3. Qanun
Qanun merupakan dimensi hukum Islam kontemporer yang berhubungan dengan
kekuasaan negara modern; kesepakatan Eksekutif dan Legislatif pada bidang legislasi pada
umumnya melahirkan peraturan perundang-undangan; peraturan perundang-undangan
dibedakan menjadi dua: peraturan perundang-undangan yang berisi tentang substansi
(hukum materil) dan peraturan perundang-undangan yang berisi tentang hukum acara
(hukum formil).
4. Watsiqah
Watsiqah merupakan dimensi hukum Islam kontemporer yang berhubungan dengan bisnis
(hukum bisnis); akad yang dilakukan pihak-pihak dalam melakukan usaha dituangkan
dalam akta perjanjian (al-watsiqah); kedudukan akad yang dilakukan oleh pihak-pihak
merupakan undang-undang yang mengikat bagi mereka yang melakukannya (al-muslimun
`inda syuruthihim [atau asas facta sun servanda dalam hukum perdata).
5. Qadha
Qadha’ merupakan dimensi hukum Islam kontemporer yang berhubungan dengan
penegakan hukum; yaitu dokumen berupa putusan pengadil atas sengketa yang terjadi di
antara pihak-pihak; putusan pengadil kadang disebut law in concreto; putusan pengadil
secara umum dapat dibedakan menjadi dua: pengadil dalam domain ranah litigasi (disebut
putusan hakim dari tingkat pertama hingga kasasi dan upaya luar biasa [PK]); dan domain
yang termasuk dalam domain ranah nonlitigasi
Dalam DSN-MUI menggunakan ijtihad jama’i dalam membuat. Adapun ijtihad jama’i adalah
Ijtihad jama‘i merupakan musyawarah (syura) yang dilakukan pakar guna menjawab dan/atau
menjelaskan musykilah tertentu. Beberapa kaidah yang digunakan dalam membuat fatwa, sebagai
berikut:
1. Al-ashl fi al-asyya’ al-ibahah.
2. Al-tahlil wa al-tahrim haqq Allah wahdah.
3. Tahrim al-halal wa tahlil al-haram qarin al-syirk bi Allah.
4. Al-tahrim yattabi‘ al-khabats wa al-dharar.
5. Fi al-halal ma yughni ‘an al-haram.
6. Ma adda ila al-haram haram.
7. Al-tahayul ‘ala al-haram haram.
8. Al-niyah al-hasanah la tubarir al-haram.
9. Ittiqa’ al-syubhat khasyyat al-wuqu‘ fi al-haram.
10. Al-haram haram ‘ala al-jami‘.
11. Al-dharurat tubih al-mahzhurat.
Dalam hal ini, Prof. Dr. Jaih Mubarok, SE, MH, M.Ag mengatakan bahwa fatwa DSN-MUI ini
dibuat untuk dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan aktifitas terutama sebagai landasan bagi
pelaku bisnis untuk melakukan kegiatan bisnisnya sesuai dengan syariah.
Lampiran

Foto Kegiatan Webinar

Anda mungkin juga menyukai