Kurnianisfa R Misdiarso W
Sulhan Efendi
12020219130120 12020219130086
12020219120020
1. Al-Furuq, karya Abdullah ibn Yusuf ibn Muhammad ibn 1. Al-Furuq, karya Abu Abdullah Muhammad ibn Abdullah ibn
Hayawiyah al-Juwaini (Ayah Imam al-Haramain) (w. 438 H). al-Hu sain al-Samiriy (w. 616 H). Al Riyadh al Nawadhir fi
al-Asybah wa al-Nadzair, karya Sulaiman ibn Abdul Qawi
2. Qawaid fi Furu' al-Syafi'iyah, karya Abu Hamid Muhammad ibn Abdul karim al-Thufi (w. 710 H).
ibn Ibrahim al-Jajarmi (w. 613 H). 2. Al-Qawaid al-Nuraniyah al Fiqhiyah, karya Taqiyuddin
3. Qawaid al-Ahkam fi Mashalih al-Anam, karya Izzuddin ibn Ahmad ibn Abdul Halim ibn Abdussalam al-Harani yang
Abdussa- lam al-Silmy (w. 660 H). dikenal Tbn Taimiyyah (w. 728 H).
4. Al-Asybah wa al-Nadzair, karya Shadruddin Muhammad ibn 3. A-Qmwaid, karya Ahmad ibn Umar al-Maqdisi (w. 771 H).
4. Taqrir al-Qawaid wa Tahrir al-Fawaid, karya al-hafiz Abu al-
Umar ibn al-Wakil (w. 716 H). Faraj Abdurrahman ibn rajab al-hanbali (w. 790 H).
5. Al-Asybah wa al-Nadsair, karya Tajuddin Abdul Wahhab al- 5. Al-Qawaid wa al-Fawaid al-Ushuliyah, karya Ali ibn Abbas
Kafi al-Subki (w. 771 H). Ibn al-Lahham (w. 803 H).
6. Al-Mantsur fi al-Qawaid, karya Badruddin Muhammad ibn 6. Kitab al-Qawaid al-Kulliyah wa al-Dhawabith al-Fighiyyah,
Abdullah al-Zarkasyi (w. 794 H). karya Ja maluddin Yusuf ibn al-Hasan ibn Abdul Hadi al-
Dimasyqi (w. 909 6. H).
7. Al-Qawaid, karya Syarafuddin Ali ibn Utsman al-Ghazzi (w. 7. Risalah fi al-Qawaid al-Fiqhiyah, karya Abdurrahman al-
799 H). Sa'di (w. 13-8. 76 H).
Adapun karya-karya penting ulama kontemporer yang secara khusus membahas
kaidah-kaidah fikih di bidang ekonomi dan keuangan syariah, sebagai berikut
1. Jamharah al-Qawaid al-Fiqhiyah fi al Muamalat al-Maliyah, karya Dr. Ali Ahmad al-Nadawi terbit
tahun 2000 M.
2. Mausuah Al-Qawaid wa al- Dhawabith al-Fiqhiyah al-Hakimah li almuua malah al-Maliyah fi al-
Fiqh al Islami, karya Dr. Ali Ahmad al-Nadawi.
3. Al-Qawaid wa al-Dhawabith al-Fiqhiyah li al-Muamalat al- Maliyah Inda Tbn Taimiyah, karya
Abdussalam Ibn Ibrahim ibn Muhammad al-Ha- sin terbut tahun 2002 M.
4. Mausu'ah al-Qawaid al-Fiqhiyah al-Munadzzamah li al-Muamalah a Maliyah al-Islamiyah wa
Dauruha Fi Taujih al-Nudzum al-Mua'ashirah, karya Athiyah Adlan Athiyah Ramadhan terbit tahun
2008 M.
5. Al-Qmwaid al-Fiqhiyah al-Kubro wa Atsaruha fi al-Muamalah al-Mali- yah, karya Dr. Umar
Abdullah Kamil (Disertasi) di AI-Azhar Univer sity.
6. 99 Kaidah Fiqh Muamalah Kulliyah, karya Dr. Abbas Arfan terbit tahun 2013 M.
7. Qawaid Fiqhiyah dan penerapannya dalam Transaksi Keuangan Syariah Kontemporer, karya Syarif
Hidayatullah terbit tahun 2012 M.
8. Riba, Gharar dan Kaidah-Kaidah Ekonomi Syariah Analisis Fikih dan Eko- nomi, karya Adiwarman
A karim dan Oni Sahroni terbit tahun 2015.
F
Otoritas kaidah fikih dalam
inovasi produk akad
Kaidah fiqih merupakan hasil individu induktif dari cabang-cabang ilmu fiqih namun
memiliki jangkauan yang sangat luas sehingga mampu menjawab masalah-masalah mutakhir
atau dengan kata lain pun menilai bahwa kaidah fikih mampu meramal hukum dalam rangka
menjawab tantangan dan problematika fiqih yang lintas zaman.
Dalam kalangan mazhab malikiyah menjadikan kaidah fiqih sebagai salah satu sumber
hukum Islam mazhab ini menempatkan bahwa kaidah fiqih sejajar dengan usul fiqih yang
dijadikan sebagai metodologi dalam melahirkan hukum Islam.
Mazhab Syafi'iyah, dikemukakan oleh al-Suyuthi bahwa kaidah fiqih dapat dijadikan
hujjah yang sangat signifikan ekstensinya dalam fiqih meskipun di kalangan syafi'iyyah
sendiri terjadi perbedaan pendapat misalnya al-juwaini yang mengemukakan bahwa kaidah
fiqih tidak dapat digunakan untuk Istidlal . Bagi para fuqoha Hanabila kitab fiqih sebagai
hujjah atau dalil dalam istinbat hukum terutama dalam kasus-kasus yang tidak dijelaskan oleh
teks.
Para ulama kontemporer juga memiliki pandangan yang beragam
mengenai otoritas kaidah fiqih misalnya :
• Abdul Aziz Muhammad Azzam, mengakui bahwa kaidah fikih dapat dijadikan dalil syara yang memungkinkan
menggali hukum darinya, jika sumber kaidah fiqih tersebut bersumber dari Al-Quran dan Sunnah. Berbeda halnya jika
kaidah tersebut dibangun berdasarkan penalaran induktif terhadap masalah-masalah fiqih yang menyerupai yang
saling menyerupa.
• Ali Ahmad al-Nadawi, menurutnya kaidah fiqih dapat dijadikan dalil hukum jika kaidah itu merupakan sebuah dari
ushuli atau merupakan hadis Nabi.
• Al-Qardhawi menegaskan bahwa jika seorang fakir tidak menemukan sebuah teks yang bersifat jusz’i dalam suatu
masalah, maka ia boleh mendasari ketetapan hukumnya melalui kaidah-kaidah fiqih yang kulliyah
Dapat disimpulkan bahwa pendapat ulama terbagi menjadi tiga kelompok
1. Kelompoknya secara mutlak menolak kaidah fiqih sebagai rujukan langsung dalam beristinbat
hukum Islam
2. Kelompok yang secara mutlak membolehkan kaidah-kaidah fiqih dijadikan sebagai dalil dalam
mengistinbatkan suatu hukum
3. Kelompok yang berpendapat bahwa kaidah fikih dijadikan sumber hukum dengan syarat yaitu
kaidah tersebut harus berasal dari dalil naqli( baik dari Al-Quran maupun Hadist dan bukan dari
hasil ijtihad akal fuqaha (induktif)).
G
Urgensi kaidah fikih
ekonomi & keuangan
Al-Qarafi Al-Zarkasy
Kaidah fikih memiliki urgensi minimal Mengikat masalah-masalah fikih yang bertebaran
pada tiga hal: karena banyaknya materi fikih menjadi suatu kaidah-
• Kaidah fikih memiliki kedudukan yang kaidah yang menyatukan (kaidah fikih) adalah untuk
istimewa dalam khazanah keilmuan lebih memudahkan dihafal dan dipelihara. Dalam
Islam karena kepakaran seorang fakih) konteks ini, kaidah fikih akan lebih mudah untuk
sangat dipengaruhi oleh penguasaan dihafalkan sehing ga dengan demikian seorang fakih
dan kemahiran di bidang kaidah fikih. (ahli fikih) dapat meringkas persoalan-persoalan
• Kaidah fikih dapat menjadi landasan fikih yang serupa (al-nadhair) dalam suatu rumusan
dalam berfatwa dalam masalah- kaidah fikih yang singkat dan padat.
masalah hukumn Islam.
• Kaidah fikih dapat menjadikan disiplin
ilmu fikih lebih sistematis dan
mempermudah seseorang untuk Ahmad Al-Zarqa
mengidentifikasi masalah-masalah
Urgensi kaidah fikih menggambarkan secara jelas mengenai prinsip-prinsip fikih
fikih yang jumlahnya sangat banyak
yang bersifat umum, membuka cakrawala serta jalan-jalan pemikiran tentang fikih.
dan melimpah,
Kaidah fikih mengikat berbagai hukum cabang yang bersifat praktis dengan
berbagai dhawabith, yang menjelaskan bahwa setiap hukum, cabang tersebut
memiliki satu manath (illat/alasan hukum) dan segi keterkaitan, meskipun objek
dan temanya berbeda-beda.
Urgensi kaidah fikih dalam penetapan hukum Islam, sebagai berikut:
• Kaidah fikih adalah ranah ijtihad dalam menerapkan illat hukum yang digali dari permasalahan-
permasalahan hukum cabang berdasarkan hasil ijtihad mujtahid mutlak;
• Kaidah fikih memiliki peran penting dalam rangka mempermudah pemahaman tentang hukum Islam, di
mana berbagai hukum cabang yang banyak tersusun menjadi satu kaidah;
• Pengkajian kaidah fikih dapat membantu memelihara dan mengikat berbagai masalah yang banyak dan
saling bertentangan, menjadi jalan untuk menghadirkan berbagai hukum;
• Kaidah fikih dapat mengembangkan kemampuan dan kemahiran dalam disiplin ilmu fikih seseorang,
sehingga mampu menttakhrij berbagai hukum fikih yang tidak terbatas sesuai dengan kaidah mazhab
imamnya; dan
• Mengikat berbagai hukum dalam satu ikatan menunjukkan bahwa hukum-hukum ini memiliki
kemaslahatan yang saling berdekatan atau mempunyai kemaslahatan yang besar.
Kaidah fikih memiliki posisi strategis dalam membantu merumuskan hukum sebuah masalah
yang tidak dijelaskan dalam al Quran dan Sunnah. Kaidah fikih dalam bidang ekonomi bertugas
menjustifikasi dan melegitimasi seluruh aktifitas ekonomi umat Islam dalam berbagai bidang
transaksi, baik yang terkait dengan transaksi-transaksi mono akad maupun multi akad.
Dalam konteks ini, kaidah fikih ekonomi dan keuangan memberikan landasan yang kuat
dalam penetapan hukum Islam (fikih) dan pengembangan serta inovasi dalam merumuskan produk-
produk akad di dunia perbankan syariah. Itu sebabnya, kaidah fikih digunakan oleh Dewan Syariah
Nasional MUI sebagai salah satu landasan dalam penetapan fatwa-fatwa ekonomi syariah. Dalam
setiap merumuskan hukum suatu masalah ekonomi, DSN-MUI tak pernah lepas menggunakan
kaidah fiqhiyyah sebagai istidlal.
Thanks