Anda di halaman 1dari 12

FIQIH & USHUL

FIQIH
Present by
Fakhriyah Najwa
from :
XII - IIS 2
KONSEP USHUL FIQIH
1.PENGERTIAN FIQIH &
USHUL FIQIH
1. Pengertian Fikih
Kata “fikih” ditinjau dari segi bahasa berasal dari kata kerja dasar bahasa
Arab ‫ فـــقهـا‬- ‫ يـــفقهـ‬- ‫ فـــقهـ‬yang memiliki beberapa arti, yaitu; “memahami
secara
mendalam, mengerti, dan ahli”. Paham di sini maksudnya adalah paham dan
mengerti maksud yang dibicarakan.
Adapun “fikih” ditinjau dari segi istilah, dikutip sebagaimana pendapat
Abdul Wahab Khalaf:
Fikih adalah kumpulan (ketetapan) hukum syara’ yang berkenaan dengan
perbuatan manusia, yang diambil dari dalil-dalilnya yang jelas dan terperinci.
2.Pengertian Ushul Fiqih
Ushul fikih merupakan sarana atau alat yang dapat digunakan untuk
memahami nash al-Qur’an dan as-Sunnah agar dapat menghasilkan hukum-
hukum syara’. Dengan kata lain, ushul fikih merupakan metodologi atau teori
yang tidak hanya digunakan untuk memahami hukum-hukum syara’ saja,
melainkan juga dapat berfungsi untuk menetapkan dan menghasilkan hukum-
hukum syara’ yang bersifat furu’iyah.
2.Objek Pembahasan Fiqih &
Ushul Fiqih
2.Tujuan Mempelajari Fiqih & Ushul Fiqih

a.Tujuan mempelajari fiqih > rujukan bagi para hakim dalam menetapkan dan
memutuskan serta menerapkan hukum yang berkenaan dengan perbuatan dan
perkataan seseorang. Begitu pula fikih sebagai rujukan bagi setiap orang untuk
mengetahui hukum syara’ yang berkenaan dengan perbuatan dan perkataan
seseorang.

b.Tujuan mempelajari ushul fiqih >


Secara lebih perinci, Wahba Zuhaili menyebutkan bahwa tujuan dan manfaat
mempelajari ushul fikih itu sebagai berikut :
a. Mengetahui kaidah-kaidah dan cara-cara yang digunakan oleh para fuqaha’
atau mujtahid dalam istimbath hukum syara’.
b. Untuk memperoleh kemampuan dalam melakukan istinbath hukum dari
dalil-
dalilnya, terutama bagi mujtahid. Seorang mujtahid dituntut mampu menggali
dan menghasilkan berbagai ketetapan hukum syara’ dengan jalan istimbath
c. Bagi mujtahid khususnya, akan membantu mereka dalam melakukan
istimbath hukum dari dalil-dalil nash. Dengan mempelajari ushul fikih para
peneliti (mujtahid) akan mampu mentarjih dan mentakhrij pendapat para
ulama terdahulu, atau menetapkan hukum-hukum yang terkait dengan
kepentingan manusia baik secara individu maupun kolektif.
Sebab,sebagaimana diketahui bahwa nash al-Qur’an dan al-Hadis terbatas
sementara berbagai peristiwa baru dan kasus-kasus hukum tidak pernah
berhenti dan terus terjadi.
d. Mempelajari ushul fikih adalah merupakan jalan untuk memelihara agama
dan sendi-sendi hukum syari’at beserta dalil-dalilnya. Oleh karena itulah, para
ulama ushul fikih mengatakan bahwa manfaat mempelajari ushul fikih adalah
mengetahui hukum-hukum Allah Swt. sekaligus mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
e. Mampu menerapkan kaidah-kaidah ushul fikih dalam menghadapi dan
menjawab kasus-kasus baru yang tidak ditemukan dalilnya dalam nash secara
tekstual.
4.Menganalisis Pertumbuhan dan
Perkembangan Fiqih & Ushul Fiqih

1.Pertumbuhan dan Perkembangan Fiqih

Hukum fikih tumbuh bersamaan dengan perkembangan Islam. Karena


agama Islam adalah kumpulan dari beberapa unsur yaitu aqidah, akhlak dan
hukum suatu perbuatan. Jika kita ingin mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan fikih, maka kita dapat melihatnya secara periodesasi dan
tahapan- tahapannya.
Ulama telah membagi kepada berapa periodisasi dari pertumbuhan dan
perkembangan fikih.Sebagaimana dijelaskan oleh Jadul Haq Ali Jadul Haq
bahwa pertumbuhan dan perkembangan fikih itu dapat dibagi menjadi lima
periode. Pertama, periode Nabi dan masa kedatangan Islam; kedua, periode
sahabat dan tâbî’in; ketiga, periode kodifikasi (tadwin) fikih dan
kematangannya; keempat, periode berhentinya ijtihad; dan kelima,
merupakan periode kebangkitan
2.Pertumbuhan dan Perkembangan Ushul Fiqih

Ushul fikih yang lahir sebagai suatu teori hukum Islam


merupakan hasil rumusan Imam Syafi’i. Rumusan itu lahir setelah melewati
telaah dan kajian akademik (kajian secara mendalam) yang dilakukan oleh
Imam Syafi’i terhadap berbagai pemikiran fikih yang masih sporadis atau
belum sistematis dan masih berserakan. Teori ushul fikih yang telah
dirumuskan oleh Imam Syafi’i secara sistematis itu dapat dilihat dalam karya
monumental beliau,Kerangkah dasar yang telah diletakkan oleh Imam Syafi’i
ini dikembangkan oleh para murid, pengikutnya dan orang-orang yang
datang kemudian. Salah seorang murid Imam Syafi’i yang terkenal yaitu
Imam Ahmad Ibnu Hambal (164 H-241 H) yang juga cukup besar andilnya
dalam pemikiran ushul fikih. Langkah- langkah istimbath hukum yang
digariskannya suatu al-Kitab, al-Sunnah, al-Ijma, al-Qiyas, al-Istishab, al-
Maslahah Mursalah, dan al-Sadzudz Dż|ari’ah. Selain tokoh-tokoh yang telah
disebutkan di atas, terdapat pula sejumlah ulama yang juga cukup berjasa
dalam pengembangan ushul fikih. Diantaranya, Daud Ibnu Sulaiman al-
Zahiri. Tokoh ini lebih populer dikenal dengan sebutan Daud Zahiri, karena
dalam istinbath hukum lebih menekankan kepada zahir nash al-Kitab dan as-
Sunnah.
Sekian Presentasi dari saya
Fakhriyah Najwa

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu


.....

Anda mungkin juga menyukai