Anda di halaman 1dari 9

GAMBARAN GENERAL CONSENT PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH

SAKIT ISLAM BANJARMASIN TAHUN 2020

OVERVIEW OF GENERAL CONSENT IN INPATIENTS AT BANJARMASIN


ISLAMIC HOSPITAL IN 2020
Mahriati Hikmah
STIKES Husada Borneo
Program Studi D3 Perekam Medis dan Informasi Kesehatan STIKES Husada
Borneo Banjarbaru
hikmahmahriati@gmail.com

Abstract
General approval is an agreement that contains the rights and obligations of the
patient, discipline and regulations as long as the patient is hospitalized the
inpatient's family does not get an explanation about the general consen at
Banjarmasin Islamic Hospital, the patient's family only signs the general consent
form given by the officer. The purpose of this study is to find out general consent
in inpatients at Banjarmasin Islamic Hospital. The research method used is
accentual sampling using data collection techniques based on the results of
research at Banjarmasin Islamic Hospital has standard operating procedure (SPO)
for inpatients published on March 2, 2020 by the director of Banjarmasin Islamic
Hospital. Preparation of general consent information is good enough but there are
obstacles such as families forgetting to write the identity of the patient to be treated.
General Consent Evaluation Monitoring is not an SPO (Operational Procedure
Standard) but is in accordance with its medical record standards.

Keywords: General Consentl, Medical Records,SPO

Pendahuluan
Rumah sakit adalah suatu institusi yang diderita pasien. Pelayanan yang
pelayanan kesehatan yang kompleks, diberikan oleh rumah sakit salah
padat pakar dan padat normal. Rumah satunya adalah pelayanan medis dan
sakit adalah suatu organisasi yang administrasi yang diberikan oleh
melalui tenaga medis profesional yang rumah sakit adalah rekam medis
permanen menyelenggarakan (1). Pendaftaran pasien merupakan
pelayanan kedokteran, asuhan kegiatan pengumpulan data pasien
keperawatan yang berkesinambungan, yang dilakukan oleh petugas
diagnosa serta pengobatan penyakit pendaftaran dengan lengkap dan

1
akurat sesuai dengan sumber data dikumpulkan oleh petugas pendaftaran
yang sah, seperti kartu tanda pasien yang salah mekakualitas rekam
penduduk (KTP), kartu keluarga (KK), medis tersebut menjadi kurang baik
atau surat izin mengemudi (SIM). karena data yang dihasilkan tidak
Apabila data pasien yang telah akurat (2).
Banyak rumah sakit memperoleh/ pasien, hubungan pasien dengan
menetapkan persetujuan umum (dari dokter atau Rumah sakit mengalami
pada tujuan khusus) untuk pengobatan perubahan yang cukup berarti.(4)
pada saat pasien diterima sebagai Saat ini pasien menyadari bahwa
pasien rawayt inap di rumah sakit atau dia harus tahu tentang kondisi
pasien didaftar untuk pertama kalinya penyakitnya serta apa yang akan
sebagai pasien rawat inap. Bila dilakukan dokter rumah sakit terhadap
dengan cara persetujuan umum, dirinya, bahkan seringkali pasien
pasien diberi penjelasan tentang merasa perlu berdiskusi langsung
lingkup dari persetujuan umum, seperti dengan dokter yang akan merawatnya.
tes dan pengobatan mana yang Hubungan pasien-dokter atau pasien-
termasuk dalam persetujuan umum rumah sakit sudah bergeser menjadi
tersebut. Pasien juga diberi informasi lebih bersifat kemitraan. Tanpa kerja
tentang tes dan pengobatan mana sama dengan pasien, dokter tidak
yang memerlukan persetujuan mungkin melakukan pemeriksaan dan
(informed consent) secara tersendiri. memberikan pengobatan secara
Persetujuan umum tersebut juga optimal, dan keberhasilan seluruh
mencantumkan bila ada mahasiswa perawatan dan pengobatan seringkali
dan trainess lain yang terlibat dalam tergantung kerjasama antara pasien-
proses pelayanan. Rumah sakit dokter-tim medis.Setiap pasien
menetapkan bagaimana suatu memiliki hak kesehatan yang diatur
persetujuan umum didokumentasikan dalam UU No 36 tahun 2009 tentang
didalam rekam medis pasien (3). Kesehatan mengatakan Kesehatan
Mereka (pasien) tidak perduli lagi merupakan hak asasi manusia dan
dengan apa yang akan dilakukan salah satu unsur kesejahteraan yang
dokter terhadap dirinya berkenaan harus diwujudkan. Sesuai dengan cita-
dengan penyakitnya.Namun makin cita bangsa Indonesia sebagaimana
meningkatnya kesadaran masyarakat yang dimaksud dalam Pancasila dan
akan hak dan kewajiban nya sebagai Undang-Undang Dasar Negara

2
Republik Indonesia Tahun 1945 dengan Undang-Undang Republik
dengan kata lain melanggar hak Indonesia (6).
pasien samasaja melanggar asasi Hak dan kewajiban pasien adalah
manusia. Menurut UU Nomor 44 tahun hak dan kewajiban pribadi dan rumah
2009 tentang rumah sakit sakit yang harus diterima oleh pasien
menyebutkan Setiap pasien memiliki dalam menerima layanan kesehatan
hak dan kewajibannya sebagai pasien. rumah sakit, seperti pasien berhak
Menurut Undang-Undang Republik memperoleh pelayanan medis yang
Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 bermutu sesuai dengan standar profesi
tentang rumah sakit, rumah sakit kedokteran/kedokteran gigi tanpa
adalah institusi pelayanan kesehatan diskriminasi dan pasien wajib
yang menyelenggarakan pelayanan mengikuti peraturan rumah sakit yang
kesehatan perorangan secara ada (7).
paripurna yang menyediakan Berdasarkan hasil studi
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan pendahuluan yang dilakukan di Rumah
gawat darurat. Rumah sakit Sakit Islam Banjarmasin, pada tanggal
merupakan tempat penyelenggaraan 23 November 2019 yaitu keluarga
upaya kesehatan yaitu bertujuan untuk pasien rawat inap tidak mendapatkan
mewujudkan derajat kesehatan yang kejelasan mengenai general consent.
optimal bagi MasyarakatUndang- Dampak yang terjadi dengan tidak
Undang Nomor 44 Tahun 2009 adanya penjelasan mengenai general
Tentang Rumah Sakit Pasal29 juga consent salah satunya akan berakibat
sudah menjelaskan bahwa rumah sakit pada pelanggaran hak dan kewajiban
berkewajiban memberikan informasi pasien serta keluarga pasien.
yang benar, jelas dan jujur mengenai Berdasarkan latar belakang
hak dan kewajiban pasien, serta permasalahan diatas, maka Rumusan
menghormati dan melindungi hak-hak Masalah dalam penelitian ini adalah
pasien. (5). Bagaimana general consent pada
Terpenuhinya hak dan kewajiban pasien rawat inap di Rumah Sakit
pasien akan bermanfaat bagi Islam Banjarmasin.
meningkatnya kepuasan pasien,
layanan mutu rumah sakit serta
terpenuhinya hak dan kewajiban Metode Penelitian
pasien terhadap rekam medis sesuai

3
Jenis penelitian yang digunakan pencatatan terhadap kegiatan yang
adalah penelitian deskriptif. Informan berjalan sehubungan dengan
Utama adalah subjek penelitian pemahaman pasien atau keluarga
berjumlah 3 responden Informan pasien ditempat pendaftran rawat inap
Utama pada penelitian ini adalah RS Islam Banjarmasin. Dan dengan
petugas pendaftaran rawat inap. wawancara yaitu peneliti akan
Informan triangulasi Kepala instalasi mengadakan wawancara dengan
Rekam Medis dan pasien rawat inap pasien dan petugas pendaftran rawat
Teknik pengumpulan data dilakukan inap dan kepala unit rekam medis di
dengan menggunakan pengamatan Rumah Sakit Islam Banjarmasin.
(observasi) yaitu peneliti melihat Teknik Analisa data yang dilakukan
langsung dengan melakukan dalam penelitian ini adalah accidental
sampling.

Hasil Penelitian
1. Mengidentifikasi SPO 2. Pelaksanaan pemberian General
pendaftaran pasien rawat inap Consent di Tempat Pendaftaran
berdasarkan informasi tempat rawat inap.
pendaftaran rawat inap di Rumah Dari hasil wawancara informan
Sakit Islam Banjarmasin utama dan informan triangulasi diatas
Berdasarkan hasil penelitian di dapat diambil kesimpulan bahwa
Rumah Sakit Islam Banjarmasin pelaksanaan general consent disini
dengan melakukan observasi, tersebut sudah baik dan lancar tetapi
instalasi rekam medis memiliki standar ada kendala nya seperti keluarga lupa
prosedur operasional (SPO) menulis identitas pasien yang dirawat
pendaftaran pasien rawat inap. inap karena itu akan bergantung pada
Standar prosedur pendaftaran pasien pasien yang datang dan keluarga
rawat inap berada ditempat pasien datang dikemudian hari, dan
pendaftaran pasien rawat inap Rumah kendala bagi petugas dikemudian hari
Sakit islam banjarmasin. Standar apabila berkas sudah naik keatas
prosedur operasional pendaftaran (ruangan) petugas bingung nama
rawat inap diterbitkan pada tanggal 20 pasien siapa, keluarga yang
Maret 2020 oleh direktur RS islam bertanggung jawab siapa, karena di
banjarmasin. general consent terdapat tulisan “ saya

4
memberikan atau tidak memberikan penerimaan pasien dapat dilakukan
wewenang kepada pihak rumah sakit dengan pendaftaran langsung dan
berupa data dan informasi yang tidak langsung. Pendaftaran secara
tertuang di general consent “ setiap langsung ke fasilitas pelayanan
data-data yang diberikannya sesuai Kesehatan untuk mendaftar sebagai
apa yang tertulis di general consent pasien. Sedangkan pendaftaran
3. Monitoring dan Evaluasi Genenral secara tidak langsung bearti bahwa
Consent di Rumah Sakit Islam pasien melakukan pendaftaran untuk
Banjarmasin mendapatkan pemeriksaan dari
Berdasarkan hasil wawancara fasilitas teknologi jarak jauh, misalnya
dari informan utama dan informan pasien mendaftar dengan
triangulasi di Rumah Sakit Islam memanfaatkan fasilitas telepon,
Banjarmasin bahwa tidak terdapat fasilitas sms, fasilitas web dan lain-
SPO monitoring evaluasi general lain.
consent akan tetapi Tindakan tersebut 2. Pelaksanaan pemberian General
sudah sesuai dengan standar rekam Consent di Tempat Pendaftaran rawat
medis. inap.
Pelaksanaan pemberian informasi
Pembahasan
general consent di Rumah Sakit Islam
1. Identifikasi SPO pendaftaran
Banjarmasin dengan menggunakan
pasien rawat inap berdasarkan
pedoman observasi dan wawancara
informasi tempat pendaftaran rawat
menemukan bahwa sebagian besar
inap di Rumah Sakit Islam
responden menilai di Rumah Sakit
Banjarmasin.
Islam Banjarmasin memiliki
Berdasarkan Hasil Penelitian pada
pelaksanaan pemberian informasi
bulan juli 2020 dengan menggunakan
kurang baik. Hal ini dikarenakan hanya
pedoman observasi dan wawancara
beberapa petugas menjelaskan
bahwa terdapat Standar Prosedur
seluruh hak dan kewajiban pasien,
Operasional (SPO) pendaftaran
tata tertib rumah sakit, pelayanan yang
pasien rawat inap di Rumah Sakit
didapatkan pasien selama menjalani
Islam Banjarmasin.
pengobatan rawat inap di rumah sakit
Pada kegiatan penerimaan pasien
dan lain lain sesuai dengan formulir
perlu diperhatikan tentang cara
persetujuan umum (general consent).
melakukan penerimaan pasien,
Sebagian besar petugas hanya

5
menunjukkan letak tanda tangan pada a. Kegiatan dilakukan satu kali setiap
formulir persetujuan umum (general enam bulan sekali
consent) dan langsung b. Kegiatan evaluasi kelengkapan
menandatangani formulir persetujuan berkas rekam medis petugas
umum (general consent). pengevaluasi mengambil 10
Hal ini sesuai dengan penelitian berkas rekam medis pasien yang
menurut Munawir 2011 yaitu dirawat 6 bulan terakhir secara
dikarenakan belum semua petugas acak, kemudian memeriksa
mengikuti SPO atau aturan dan kelengkapan informasi pengisian
kebijakan yang ada. Petugas formulir general consentyang
penerimaan pasien dalam memuat tentang
memberikan penjelasan dan informasi c. Identitas dan tanda tangan
belum maksimal. Keluarga dan pasien pemberi informasi
masih kurang peduli pada isi general d. Identitas dan tanda tangan
consent sehingga belum semuanya penerima informasi serta saksi
membaca general consent Dengan e. Tanggal, bulan, tahun pembuatan
demikian belum sepenuhnya pernyataan.
menerima informasi dan mengerti isi f. Kegiatan evaluasi kelengkapan
general consent. informasi yang diterima pasien:
3. Monitoring dan Evaluasi 1) Petugas mengevaluasi secara acak
Genenral Consent di Rumah Sakit mengunjungi ruang rawat inap dan
Islam Banjarmasin memilih 2 (dua) rekam medis
Berdasarkan hasil penelitian pasien pada tanggal 10 setiap
dengan menggunakan pedoman bulan berjalan.
wawancara kepada kepala instalasi 2) Petugas didampingi perawat jaga
rekam medis bahwa diRumah Sakit meminta izin pasien/keluarga
Islam Banjarmasin belum terdapat pendamping pasien sesuai dengan
Standar Prosedur Operasional RM yang terpilih untuk melakukan
monitoring evaluasi general consent. wawancara singkat.
3) Petugas menanyakan mengenai:
Prosedur kebijakan SK Dir
a. Hak dan kewajiban pasien,
No.1488/SK/RSBW/XI/2015 tentang
dengan menanyakan apakah
komite peningkatan Mutu Dan
pasien tersebut menerima
Keselamatan Pasien.
leaflet hak dan kewajiban

6
pasien, petugas lalu mencatat Banjarmasin dapat di tarik kesimpulan
dilembar audit general consent sebagai berikut:
b. Peraturan Rumah Sakit, dengan a. Rumah Sakit Islam Banjarmasin
menanyakan apakah memiliki standar prosedur
pasien/keluarga mengetahui operasional (SPO) pendaftaran
peraturan rumah sakit tidak rawat inap. Standar prosedur
bertanggung jawab atas kehilangan operasional pendaftaran rawat
barang berharga, oleh karena itu inap diterbitkan oleh direktur
barang berharga dapat dititpkan Rumah Sakit Islam Banjarmasin.
pada petugas. b. Pelaksanaan pemberian informasi
c. Informasi biaya, dengan (general consent) di Rumah Sakit
menanyakan apakah pasien telah Islam Banjarmasin bahwa
menerima informasi mengenai Sebagian besar responden menilai
system pembayaran (jawaban ya pelaksanaan pemberian informasi
atau tidak). kurang baik
c. Monitoring Evaluasi General
Data dikumpulkan petugas
Consent di Rumah Sakit Islam
pengevaluasi, kemudian disetorkan
Banjarmasin bahwa di Rumah
ke komite peningkatan mutu dan
Sakit tersebut tidak terdapat SPO
keselamatan pasien.
(Standar Prosedur Operasional)
Kesimpulan tentang Monitoring Evaluasi
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan di Rumah Sakit Islam

Daftar Pustaka 3. Sutoto, (2012). Instrumen


Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012
1. Rustiyanto,Ery. (2009) Perekam
Jakarta.
Medis dan Informasi Kesehatan.
4. Wiyono, djoko, (2000). Manajemen
Yogyakarta:Graha Ilmu.
Mutu Pelayanan Kesehatan.
2. Budi, SC (2011) Manajement Unit
Surabaya Airlangga University
Rekam Medis. Yogyakarta:
Press.
Quantum Sinergis Media
5. UU No 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan.Jakarta.

7
6. Undang-undang Praktek Kedokteran
pasal 53 Tentang Kewajiban Pasien
7. Rahmida, Erliyanti, (2017). Analisis
Pelaksanaan General Consent pada
Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit
Umum Daerah Ulin Banjarmasin

Anda mungkin juga menyukai