Anda di halaman 1dari 34

Ilmu Ukur Tanah

LAPORAN AKHIR PRAKTEK ILMU UKUR TANAH

Disusun Oleh :

2201421075 - M. Daffa Zahran. F


2201421043 - Naufal Purnagalih. W. I
2201421000 - Raka Amanda
2201421044 - Rayya Ilham. H
2201421068 - Reysha Shafanka
2201421059 - Sthephani Agustina

PROGRAM STUDI TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2022/2023
DAFTAR ISI
A. Dasar teori.........................................................................3
B. Tujuan...............................................................................3
C. Alat dan bahan..................................................................3
D. Langkah kerja...................................................................5
E. Kendala.............................................................................5
F. Data hasil pengukuran......................................................5
BAB I

A. Dasar Teori
Sebuah garis lurus terbentuk oleh dua buah titik. Atau dengan kata lain suatu garis
lurus dapat ditentukan bila diketahui dua buah titik yang berbeda tempat atau terdapat jarak
antar dua titik tersebut. Untuk menyatakan titik tersebut dilapangan biasanya menggunakan
suatu tanda berupa patok, jalon, pen ukur, paku payung atau tanda-tanda lainnya. Titik-titik
yang dimaksud bersifat sementara sebagai alat bantu pada saat pengukuran dilapangan.

B. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melakukan pengukuran terhadap dua gariis lurus, dan dapat
menggunakan alat secara benar.

C. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Memahami dan membuat garis lurus antara dua titik di lapangan.
2. Memperpanjang garis lurus di lapangan.
3. Membuat garis sejajar di lapangan
4. Membuat garis tegak lurus di lapangan
5. Memahami dan melakukan pengukuran jarak di lapangan.
6. Menentukan titik/posisi perpotongan antara dua garis lurus di lapangan.
7. Mengenal fungsi dan menggunakan alat-alat ukur sederhana.
8. Menyelesaikan permasalahan dalam membuat garis lurus yang ada di lapangan.

Alat-alat yang digunakan :


1. Jalon
2. Tripod
3. Pen Ukur
4.Staf Level
5.Prisma
6.Unting-unting
6.Alat tulis menulis
D. Langkah Kerja
1. Percobaan dapat dilakukan minimal oleh 3 orang. Orang ke 1 dan 2 menancapkan Jalon
pada titik A dan B (titik acuan }.
2. Orang ketiga dapat membuat garis pelurusan dengan cara menancapkan Jalon diantara
titik A dan B. Untuk memudahkan proses peletakan Jalon, gunakan
prisma dan unting unting.
3. Lalu gunakan pita ukur atau meteran, kaitkan pita ukur pada patok. Gunakan unting
unting agar lebih mudah dalam menentukan pelurusan.
4. Gunakan prisma untuk memastikan bahwa kedua Jalon sudah terlihat dan kita berdiri di
titik yang lurus antara titik A dan titik B

Dokumentasi
BAB II

A. Dasar Teori
Pengukuran situasi adalah melakukan pengukuran suatu daerah dengan menentukan
unsur-unsur seperti jarak dan sudut, dari suatu titik-titik atau bangunan yang ada di daerah
itu dalam jumlah yang cukup, sehingga dari daerah itu dengan segenap isinya dapat dibuat
suatu bayangan atau gambar yang cukup jelas dengan suatu skala yang ditentukan terlebih
dahulu. Untuk pengukuran situasi seringkali digunakan cara TACHYMETRY yaitu untuk
pemetaan luas dengan bentuk-bentuk detail yang tidak beraturan. Dengan cara ini juga
bentuk permukaan tanah dapat dengan mudah dipetakan. Jadi yang dimaksud dengan
pemetaan situasi atau detail adalah memetakan semua unsur-unsur yang ada di permukaan
tanah pada suatu area atau luasan tertentu. Unsur-unsur yang dimaksud dapat berupa unsur
alam seperti ketinggian tanah, batas vegetasi, batas sungai maupun unsur buatan manusia
seperti bangunan, saluran air, pagar.

B. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengenal dan mengukur situasi dengan alat-alat yang sederhana
dan menggambarkannya.

C. Tujuan Khusus
 Mahasiswa dapat membuat garis lurus menggunakan alat-alat sederhana di lapangan
dengan benar.
 Mahasiswa dapat mengukur jarak menggunakan alat-alat sederhana dengan benar.
 Mahasiswa dapat membuat sudut siku-siku di lapangan dengan benar.
 Mahasiswa dapat melakukan pengukuran situasi dengan benar.
 Mahasiswa dapat memecahkan persoalan yang timbul di lapangan dengan benar.

Alat-alat yang digunakan :
1. Jalon
2. Tripod
3. Pen Ukur
4. Staf Level
5. Prisma unting-unting
6. Alat tulis menulis
D. Langkah Kerja
1. Menentukan titik mana saja yang akan diukur (P1, P2, P5, P6, dan P7)
2. Mengamati peta lokasi
3. Survey lokasi
4. Menggambar sketsa bidang yang akan diukur
5. Menentukan titik awal yang akan dijadikan koordinat (0,0)
6. Menentukan baseline x dan y dengan menarik garis menggunakan meteran
7. Dirikan Jalon pada titik yang telah ditentukan
8. Jepit Jalon menggunakan tripod jepit agar berdiri dengan stabil (dibantu staf level)
9. Mengukur titik yang sudah ditentukan.
10. Jika titik belum tegak lurus, harus dibuat titik bantu yang sejajar dengan baseline dengan
batuan prisma.
Sketsa Pengukuran

Dokumentasi Kelompok
BAB III

A. Dasar teori

Jarak merupakan rentangan hubungan terpendek antara dua titik. Jauh rentangan
antara duatitik dinyatakan dalam satuan ukuran. Panjang garis dalam peta itu yang harus
diukur panjangnya untuk melengkapi sudut-sudutdalam penentuan lokasi titik-titik.
Kedudukan kedua titik tsb, bisa pada :

- Posisi datar (sejajar dengan bidang datar), disebut jarak datar


- Posisi miring (membentuk sudut lancip dengan bidang datar), disebut jarak
miring (lapangan)
- Posisi tegak (membentuk sudut 90 ̊terhadap bidang datar), disebut jarak tegak
(bedatinggi)

B. Tujuan

1) Mahasiswa dapat mengetahui alat-alat sederhana pengukuran tanah.


2) Mahasiswa dapat mengenal macam alat-ukur jarak dan kompas survei
3) Mahasiswa dapat memahami ketelitian bacaan alat ukur
4) Mahasiswa mampu mengoperasikan alat ukur jarak dan kompas secara langsung
5) Mahasiswa mampu menentukan koordinat target dengan metode polar
6) Mahasiswa mampu menyajikan hasil ukuran menjadi peta

C. Alat dan bahan

- Jalon

Batang mulai adalah instrumen survei yang digunakan untuk menandai posisi
stasiun, dan untuk pengamatan stasiun tersebut, serta untuk garis lurus mulai.
- Penta prisma

Alat ini terbuat dari logam dan kaca. Digunakan untuk melihat kesejajaran jalon.

- Unting- unting

Unting unting atau sering juga disebut dengan bandul, adalah salah satu alat tukang
yang biasanya dipergunakan untuk mengukur ketegakan suatu benda atau bidang.
- Tripod jepit

Alat ini berfungsi untuk menjepit jalon agar dapat berdiri tegak.
- Meteran besar tancap

Alat ini berfungsi untuk mengukur jarak atau panjang.


- Staff level

Alat ini berguna untuk memastikan bahwa jalon sudah berada pada posisi tegak
lurus dengan alasnya.

D. Langkah kerja

1. Menentukan titik mana saja yang akan diukur


2. Mengamati peta lokasi
3. Survey lokasi
4. Menggambar sketsa bidang yang akan diukur
5. Menentukan titik awal yang akan dijadikan koordinat (0,0)
6. Menentukan baseline x dan y dengan menarik garis menggunakan meteran
7. Dirikan jalon pada titik yang telah ditentukan
8. Jepit jalon menggunakan tripod jepit agar berdiri dengan stabil
9. Gunakan staff level untuk memastikan jalon sudah tegak lurus dengan bidang alas
10. Mengukur titik yang sudah ditentukan
11. Jika titik belum tegak lurus, harus dibuat titik bantu yang sejajar dengan baseline
dengan bantuan prisma

E.Kendala

- Saat melakukan pengukuran, banyak bangunan dan pohon yang menghalangi


jalannya pengukuran.
- Banyak mobilitas kendaraan saat pengukuran titik (P5,P6,dan P7)
- Tanah yang tidak rata
F. Data hasil pengukuran
1. P1: (0,0)
2. P2 : (22.47,0)
3. P5 : (78.49,11.47)
4. P6 : (83.92, 35.21)
5. P6 : (76.17, 7.58)
6. Jarak antara mushola ke baseline : 6,48 meter
7. Jarak jalan ke baseline : 1,16 meter
8. Lebar jalan : 2,14 meter
9. Jarak toilet ke baseline : 0,85 meter
10. Panjang Mushola : 6,03 meter
Stake Out

Rencana 1

R1 R7

R2 R8

R3 R9

R4 R10

R5 R11

R6 R12

Pada perencanaan 1 kami berencana membuat sebuah bangunan berbentuk persegi 8


di sertai jalan berada disebelah toilet bengkel, jadi R1 sampai R12 merupakan titik rencana
Gedung segi 8 kami. Dengan lebar 10 meter dan panjang bangunan 7 meter dan jalan
mempunyai lebar 2 meter dan panjang jalan sekitar 3,5 meter yang dimana pengukuran x
dimulai dri titik p2 dan y dimulai dari ujung jalan. Jarak p2 ke titik r11 adalah 12 meter.
Perencanaan 2

R12 R14

R13 R15

Pada perencanaan 2 ini kami berencana membuat sebuah kolam ikan didepan
Gudang bengkel karena disana banyak nyamuk, pada perencanaan 2 ini kami mendapat 4
titik yaitu R12, R13, R14 Dan R15, yang dimana lebar kola mini adalah 3 meter dan
panjang kolam ini 5 meter.
Perhitungan dimulai dari titik p5’ ditarik sampai kekordinat R14 (-71, -9).

Perencanaan 3

R16 R20

R17 R21

R18 R22

R19 R23

Pada perencanaan 3 ini kami berencana membuat toilet dan sebuah jalan dari trotoar
menuju toilet, yang memiliki panjang 6 meter dan lebar 4 meter, dan panjang jalan adalah
0,85 meter dan lebar jalan 1 meter.
Lampiran Autocad
BAB IV

A. Dasar Teori
Pengukuran yang dilakukan melitang, artinya bahwa pengukuran Cross Section itu
dilakukan dengan cross atau memotong jalan. Pengukuran ini adalah irisan arah melintang
dari pengukuran memanjangdan biasanya digunakan dalam pengukuran jalan raya, saluran,
irigasi, atau jalankereta api, dll.Untuk pengukuran profil alat diletakkan di satu titik untuk
mengukur beberapa titik – titik pada satu tampang profil yang menunjukkan tinggi – rendah
permukaan. Sehingga untuk menentukan beda tinggi untuk pengukuran profilmelintang,
dituliskan dengan rumus :
BT = BA+BB
BT : Batas Tengah
BA : Batas Atas
BB : Batas Bawah

B. Alat-Alat yang Digunakan

 Watterpass (1)
Prinsip kerja dari alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbut teropong horizontal.
Bagian yang membuat kedudukan menjadi horizontal iniadalah nivo yang berbentuk
seperti tabung berisi cairan dengan gelembung didalamnya.bagian yang terpenting pada
alat ukur waterpass
 Teropong
Pada teropong didalamnya terdapat susunan lensa yang sudah diatur sehingga teropong
dapat digunakan untuk pembacaan sumbu. 
 Nivo
Fungsi nivo ini adalah untuk mengetehui kedudukan peawat apakah datar atau belum.
Untuk mengatur kedudukan nivo diletakkan diatas alat penyetel yang terdiri atas tiga
bagian sekrup.
 Tiga sekrup penyetel
Alat ini digunakan untuk mengatur kedudukan gelembung nivo.
 Staff level (1)

Digunakan untuk memastikan bahwa rambu ukur sudar berdiri tegak.


 Rambu ukur (1)

Pada penggunaan alat ukur waterpass selalu


diselalu disertai rambu ukur (lavelling rod/bak). Rambu ukur ini terbuat dari
bahan kayu atau alumunium panjangnya 3 meter (ada yg 4 atau 5 meter) yang
terpenting dari rambu ukur ini adalah pembagian skalanya harus betul
betul teliti untuk dapat menghasilkan hasil pengukuran yang baik. Disamping
itu cara memegangnyapun harus betul – betul tegak(vertical). Untuk
mendapatkan kedudukan rambu yang baik, sebaiknya rambu diletakkandiatas
base plate bila kebetulan berada di titik antara (titik antara pato –
patok  permanent)
 Meteran (2)

 Pen ukur (10)


 Alat tulis
Pensil/pulpen dan kertas untuk mencatat hasil pengukuran.
 Payung
Digunakan untuk melindungi waterpass dari sinar matahari.
 Kapur
Digunakan untuk menandakan suatu titik.

C. Langkah Pengukuran
D. Hasil pengukuran
p1 ke p1e 67 cm
p1e ke p1f 13cm
p1f ke p1g 84 cm
p1g ke p1h 90 cm
p1h ke p1i 27cm
p1i ke p1j 34 cm

1a ke 1b 15 cm
1b ke 1c 7cm
1c ke 1d 16cm
1d ke 1e 2cm
1e ke 1f 82cm
Dokumentasi
BAB V

A. Dasar teori
Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda tinggi / jarak
vertikal.Alat ini diletakkan diatas tripode atau kaki tiga dan dilengkapi dengan :
teropong, skrup penyetel, nivo dan bacaan sudut horizontal. Pengukuran waterpass
adalah pengukuran untuk menentukan ketinggian atau beda tinggi antara dua titik.
Pengukuran waterpass ini sangat penting gunanya untuk mendapatkan data sebagai
keperluan pemetaan, perencanaan ataupun untuk pekerjaan konstruksi.
Hasilhasil dari pengukuran waterpass di antaranya digunakan untuk
perencanaan jalan, jalan kereta api, saluran, penentuan letak bangunan gedung
yang didasarkan atas elevasi tanah yang ada, perhitungan urugan dan galian
tanah, penelitian terhadap saluransaluran yang sudah ada, dan lainlain.

Dalam pengukuran tinggi ada beberapa istilah yang sering digunakan, yaitu :
 Garis vertikal adalah garis yang menuju ke pusat bumi, yang umum dianggap
sama dengan garis untingunting.
 Bidang mendatar adalah bidang yang tegak lurus garis vertikal pada setiap
titik. Bidang horisontal berbentuk melengkung mengikuti permukaan laut.
 Datum adalah bidang yang digunakan sebagai bidang referensi untuk
ketinggian, misalnya permukaan laut ratarata.
 Elevasi adalah jarak vertikal (ketinggian) yang diukur terhadap bidang datum.
 Banch Mark (BM) adalah titik yang tetap yang telah diketahui elevasinya
terhadap datum yang dipakai, untuk pedoman pengukuran elevasi daerah
sekelilingnya.

Prinsip cara kerja dari alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu
teropong horisontal. Bagian yang membuat kedudukan menjadi horisontal adalah nivo,
yang berbentuk tabung berisi cairan dengan gelembung di dalamnya.
Pada penggunaan alat ukur waterpass selalu harus disertai dengan rambu ukur
(baak). Yang terpenting dari rambu ukur ini adalah pembagian skalanya harus betul-
betul teliti untuk dapat menghasilkan pengukuran yang baik. Di samping itu cara
memegangnya pun harus betulbetul tegak (vertikal). Agar letak rambu ukur berdiri
dengan tegak, maka dapat digunakan nivo rambu .
Jika nivo rambu ini tidak tersedia, dapat pula dengan cara menggoyangkan
rambu ukur secara perlahanlahan ke depan, kemudian ke belakang, kemudian
pengamat mencatat hasil pembacaan rambu ukur yang minimum. Cara ini tidak cocok
bila rambu ukur yang digunakan beralas berbentuk persegi.
Pada saat pembacaan rambu ukur harus selalu diperhatikan bahwa :

2BT = BA + BB

Adapun : BT = Bacaan benang tengah


Waterpass BA = Bacaan benang atas
Waterpass BB= Bacaan benang bawah waterpass

Bila hal diatas tidak terpenuhi, maka kemungkinan salah pembacaan atau pembagian
skala pada rambu ukur tersebut tidak benar. Dalam praktikum Ilmu Ukur Tanah ada dua
macam Pengukuran waterpass yang dilaksanakan, yaitu :
1. Pengukuran Waterpass Memanjang
2. Pengukuran Waterpass Melintang.

B. Tujuan
1) Mahasiswa dapat menggunakan waterpass.
2) Mahasiswa dapat membaca rambu ukur yaitu ba,bb,bt
3) Mahasiswa dapat memahami ketelitian bacaan rambu ukur menggunakan water pass
4) Mahasiswa dapat mengolah data hasil pembacaan menggunakan waterpass

C. Alat dan bahan


- Waterpass
- Rambu Ukur

Untuk mempermudah/membantu mengukur beda tinggi antara garis bidik dengan


permukaan tanah
- Statip

Salah satu perlengkapan pengukuran yang berfungsi sebagai kaki untuk meletakkan
waterpass. Statip mempunyai 3 kaki yang berfungsi untuk menyeimbangkan berdirinya
statip.
- Pen Ukur
Salah satu perlengkapan pengukuran yang berfungsi menandai titik di tanah.
- Payung
Salah satu perlengkapan pengukuran yang berfungsi sebagai pelindung waterpass dari
sinar matahari agar cairan niveau tidak menguap (pemuaian) atau sedang hujan.
- Tripod jepit

Alat ini berfungsi untuk menjepit jalon agar dapat berdiri tegak.
- Meteran besar tancap

Alat ini berfungsi untuk mengukur jarak atau panjang.


- Staff level

Alat ini berguna untuk memastikan bahwa jalon sudah berada pada posisi tegak
lurus dengan alasnya.
- Alat Tulis dan Kalskulator
untuk mencatat data dan menghitung koreksi kesalahan pembacaan benang.
D. Langkah kerja

1. Menentukan titik mana saja yang akan diukur


2. Mengamati peta lokasi
3. Survey lokasi
4. Menggambar sketsa bidang yang akan diukur
5. Menentukan titik awal yang akan dijadikan pengukuran dengan waterpass
6. Menempatkan waterpass diantara rambu ukur yang akan di ukur dan arahkan
terhadap rambu ukur
7. Dirikan rambu ukur pada titik yang telah ditentukan
8. Jepit rambu ukur menggunakan tripod jepit agar berdiri dengan stabil
9. Gunakan staff level untuk memastikan rambu ukur sudah tegak lurus dengan bidang
alas
10. Pengukuran dengan membaca ba,bb,bt dirambu ukur antara rambu pertama, kedua
dan seterusnya sesuai titik yang akan diukur
11. Jika saat pengukuran kurang pas dalam perhitungan maka dihitung ulang sampai
pengukuran pas sehingga benang tengahnya tidak lebih diantara 0.01-0.02

E. Kendala

- Saat melakukan pengukuran, banyak bangunan dan pohon yang


menghalangi jalannya pengukuran.
- Banyak mobilitas kendaraan saat pengukuran titik antarar P6 dan P7
- Tanah yang tidak rata
- Pemasangan waterpass saat setting centering agak susah
- Jarak pandang antara waterpass dan rambu ukur jika lama menyebabkan sedikit blur
pada mata
- Pengaruh Sinar Matahari
F. Cara Pengukuran

1. Letakkan rambu ukur di titik A dan B.


2. Letakkan alat antara titik A dan titik B (usahakan jarak antara alat dengan titik A maupun
titik B sama).
3. Baca Rambu A (BA, BT, BB). Hitung koreksi dengan cara BT=(BA+BB):2
4. Baca rambu B (BA, BT, BB). Hitung koreksi dengan cara BT=(BA+BB):2
Koreksi maksimum 2mm.
Hitung beda tinggi dengan mengurangi BT muka dan BT belakang.
 Hitung jarak alat dengan titik A
Da=(BA A – BB A)x100
 Hitung jarak alat dengan titik B
Db=(BA B – BB B)x100
 Hitung jarak AB=Da+Db
Pada slag berikutnya, rambu A menjadi bacaan muka dan sebaliknya, rambu B menjadi
bacaan belakang.
G. Data Hasil Pengukuran
- Pengukuran Pergi dan Pulang Menggunakan Waterpass
- Selisih Pengukuran Pergi dan Pulang

Muka : 3, 45 Muka : 2, 67
Belakang : 0,91 Belakang : 1, 02

Muka : 8, 21 Muka : 0, 93
Belakang : 0, 72 Belakang : 0, 81
Dokumentasi

BAB VI

A. Dasar Teori
Kontur adalah garis khayal yang menggambarkan semua titik yang mempunyai
ketinggian yang sama dari bidang referensi tertentu, umumnya bidang yang digunakan
adalah permukaan air laut. Kontur digambarkan dengan interval vertikal yang reguler.
Interval kontur adalah jarak vertikal antara dua garis ketinggian yang ditentukan berdasarkan
skalanya. Bentuk suatu kontur menggambarkan bentuk suatu permukaan lahan yang
sebenarnya. Kontur-kontur yang berdekatan menunjukkan kemiringan yang terjal, kontur-
kontur yang berjauhan menunjukkan kemiringan yang landai.
Ada beberapa metode penarikan garis kontur, antara lain metode langsung, yaitu titik-
titik yang sama tinggi di lapangan secara langsung oleh alat penyipat datar, rambu ukur, dan
patok-patok yang jumlahnya banyak. Cara ini kurang praktis dan membutuhkan waktu yang
banyak di lapangan. Metode tidak langsung, yaitu digambar atas dasar ketelitian detail hasil
plotting yang tidak merupakan kelipatan dari interval kontur yang diperlukan, sehingga
diperlukan penentuan posisi titik-titik yang mempunyai ketinggian kelipatan dari interval
kontur.

B. Tujuan
1. Mengukur perhitungan kontur suatu wilayah.
2. Melakukan perhitungan data hasil pengukuran.
3. Membuat peta kontur wilayah yang telah diukur.
4. Menentukan kelerengan kontur pada peta kontur.
C. Alat-alat
1. Waterpass
2. Rambu ukur
3. Staff level
4. Meteran
5. Pen ukur
6. Kapur
7. Tripod
8. HP (aplikasi altimeter)

D. Langkah Kerja
1. Buatlah sketsa kasar terlebih dahulu.
2. Carilah Lapangan atau area yang ingin diukur elevasinya.
3. Melakukan pengukuran altitude menggunakan aplikasi altimeter pada handphone
untuk mencari elevasinya.
4. Mengukur tinggi P5 dengan meteran.
5. Hasil perhitungan altimeter dikurang dengan hasil ukuran dari meteran.
6. Buatlah garis baseline sesuai dengan sketsa kasar (garis titik P5 dan titik P6).
7. Tandai dengan pen ukur masing masing berjarak 3 meter sebayak 13 buah sampai.
8. Setelah itu tarik garis lurus dari titik pertama untuk menghasilkan 4 titik baru yang
melintang masing-masing berjarak 3 meter lalu tandai dengan pen ukur/ kapur.
9. Setelah selesai lanjut ke titik 2 hingga 5 dengan cara yang sama.
10. Taruh waterpass di tempat yang sekiranya bisa melihat banyak titik (memindahkan
waterpass jika titik yang ingin diukur tidak bisa terlihat).
11. Berdirikan rambu ukur di titik awal dan periksa ketegakannya dengan staf level, lalu
tahan staf level menggunakan tripod.
12. Ukur elevasinya menggunakan waterpass.
13. Setelah selesai catat hasi BA, BT, dan BB.
14. Lanjut ukur elevasi titik selanjutnya dengan cara yang sama.
15. Jika saat pengukuran terhalang oleh pohon, pindahkan waterpass lalu ukur BA, BB,
atau BT yang sudah diketahui agar menjadi backsite.

E. Kendala
1. Terhalang oleh pohon atau ranting saat pengukuran menggunakan waterpass karena
area pengukuran terdapat banyak pohon.
2. Cuaca yang tidak menentu karena dapat memperlambat pengukuran, jika hujan
pengukuran harus dihentikan supaya waterpass tidak rusak.

Dokumentasi
Data Hasil Pengukuran
Titik Bacaan Benang Tengah
No Beda Tinggi Tinggi
Bidik
Belakang Muka Titik
1 P5 9,49 -3,18 70,68
2 2 12,67 67,50
1,37
3 3 11,30 68,87
-3,13
4 4 14,43 65,74
1,26
5 5 13,18 67,00
2,91
6 6 10,27
69,90
-0,83
7 7 11,10
69,07
-0,77
8 8 11,87
68,30
-0,23
9 9 12,10
68,07
-0,78
10 10 12,88
67,29
-2,13
11 11 15,01
65,16
1,62
12 12 13,39
66,78
-0,17
13 13 13,56
66,61
2,03
14 14 11,53
68,64
-0,66
15 15 12,19
67,98
7,03
16 16 5,16
75,01
-1,92
17 17 7,08
73,09
-6,43
18 18 13,51
66,66
3,22
19 19 10,29
69,88
-0,81
20 20 11,10
69,07
-0,71
21 21 11,81
68,36
-0,01
22 22 11,82
68,35
-0,47
23 23 12,29
67,89
2,05
24 24 10,24
69,93
-2,96
25 25 13,20
66,97
1,25
26 26 11,95
68,22
-0,72
27 27 12,67
67,50
-0,29
28 28 12,96
67,21
-0,40
29 29 13,36
66,81
-0,50
30 30 13,86
66,31
0,01
31 31 13,85
66,32
3,80
32 32 10,05
70,12
0,33
33 33 9,72
70,45
-1,69
34 34 11,41
68,76
-0,02
35 35 11,43
68,75
0,27
36 36 11,16
69,01
-0,34
37 37 11,50
68,67
-2,44
38 38 13,94
66,23
2,77
39 39 11,17
69,00
-1,64
40 40 12,81
67,36
-0,73
41 41 13,54
66,63
0,16
42 42 13,38
66,79
-0,44
43 43 13,82
66,35
0,10
44 44 13,72
66,45
-3,36
45 45 17,08
63,09
3,00
46 46 14,08
66,09
-0,24
47 47 14,32
65,85
0,25
48 48 14,07
66,10
-0,20
49 49 14,27
65,90
-0,28
50 50 14,55 65,62
0,37
51 51 14,18
65,99
0,38
52 52 13,80
66,37

Anda mungkin juga menyukai