Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN HASIL OBSERVASI BIMBINGAN KONSELING

di SD NEGERI 2 Gunung Jati Desa Gunung Jati, Gunung Jati, Kec.


Cempaka, Kab. Ogan Komering Ulu Timur Prov. Sumatera Selatan

Dosen Pengampu : Nurlela M.Pd

Disusun oleh: INTAN WAHYUNI (2020143598)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2022
PROFIL SEKOLAH

IDENTITAS SEKOLAH

Nama Sekolah : SD Negeri 2 Gunung Jati


Nomor Pokok Sekolah Nasional : 10606206
Jenjang Pendidikan : Sekolah Dasar
Status Sekolah : Negeri
Alamat Sekolah : Jl. Lintas Provinsi Desa Gunung Jati KM 125
Kecamatan : Cempaka
Kabupaten : Oku Timur
Provinsi : Prov. Sumatera Selatan
Telp/HP : 082185674447
Akreditasi Sekolah :B
Tahun Diperoleh : 2015
Katagori Sekolah : SSN
Kode Pos : 32184
Jumlah Siswa :
Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV
L P L P L P L P
5 8 7 6 6 8 9 5

Kelas V Kelas VI Jumlah Jumlah


L p L P L P Seluruh
9 15 8 11 57 40 97

IDENTITAS KEPALA SEKOLAH

Nama Kepala Sekolah : Herlina Wati, S.Pd.SD.,M.Pd


NIP/Pangkat.Gol : 196512151989072001 / Pembina IV b
TMT PLT Kepsek Disekolah Ini : 01 November 2022
Alamat Kepala Sekolah : Jl. Lintas Provinsi Desa Gunung Jati
Jl/Desa/Kelurahan : Jl. Lintas Provinsi Desa Gunung Jati KM 125
Kecamatan : Cempaka
Kab/Kota : Oku Timur
Provinsi ; Sumatera Selatan
Email/Website` :-
Gunung Jati, Desember 2022
PLT Kepala SDN 2 Palembang

Herlina Wati,S.Pd.,SD.,M.Pd
NIP. 196512151989072001
HASIL OBSERVASI KELAS V SD NEGERI 2 GUNUNG JATI

A. PROGRAM BK DI SEKOLAH DASAR


Sekolah dasar (disingkat SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal
di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6.
Sekolah dasar bertanggung jawab memberikan pengalaman-pengalaman dasar kepada anak,
yaitu kemampuan dan kecakapan membaca, menulis dan berhitung, pengetahuan umum serta
perkembangan kepribadian, yaitu sikap terbuka terhadap orang lain, penuh inisiatif, kreatifitas,
dan kepemimpinan, ketrampilan serta sikap bertanggung jawab guru sekolah dasar memegang
peranan dan memikul tanggung jawab untuk memahami anak dan membantu perkembangan
sosial pribadi anak.

Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan
kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri
secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna
menentukan rencana masa depan yang lebih baik. Hal senada juga dikemukakan oleh Prayitno
dan Erman Amti (2004: 99), Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh
orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau
orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri
dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Sementara Bimo Walgito (2004: 4-5), mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan
atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari
atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam
kehidupannya. Bimbingan bukan lagi suatu tindakan yang bersifat hanya mengatasi setiap
krisis yang dihadapi oleh anak,tetapi juga merupakan suatu pemikiran tentang perkembangan
anak sebagai pribadi dengan segala kebutuhan,minat dan kemampuan yang harus berkembang.

Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antarab dua orang
dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang
dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri
sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan
dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun
masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan
menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, dalam Prayitno 2004 : 101).

Bimbingan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui


wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami
sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi
konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga
individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai
perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik
untuk mencapai kesejahteraan hidup.

1. Tindakan preventif di sekolah dasar

Tuntutan untuk mengadakan identifikasi secara awal diakui kebenarannya oleh para ahli
bimbingan karena:
1. Kepribadian anak masih luwes,belum menemukan banyak masalh hidup,mudah
terbentuk dan masih akan banyak mengalami perkembangan.
2. Orang tua murid sering berhubungan dengan guru dan mudah dibentuk hubungan
tersebut,orang tua juga aktif pendidikan anaknya disekolah.
3. Masa depan anak masih terbuka sehingga dapat belajar mengenali diri sendiri dan dapat
menghadapi suatu masalah dikemudian hari.Bimbingan tidak hanya pada anak yang
bermasalah melainkan pandangan bimbingan dewasa ini yaitu menyediakan suasana
atau situasi perkembangan yang baik,sehingga setiap anak di sekolah dapat terdorong
semangat blejarnya dan dapat mengembangkan pribadinya sebik mungkin dan terhindar
dari praktik-praktik yang merusak perkembangan anak itu sendiri.

2. Kesiapan disekolah dasar

Konsep psikologi belajar mengenai kesiapan belajar menunjukan bahwa hambatan


pendidikan dapat timbul jika kurikulum diberikan kepada anak terlalu cepat/terlalu lambat,
untuk menghadapi perubahan dan perkembangan pendidikan yang terus menerus perlu adanya
penyuluhan untuk menumbahkan motivasi dan menciptakan situasi balajar dengan baik
sehingga diperoleh kreatifitas dan kepemimpinan yang positif pada aktrifitas melalui
penyuluhan kepada orang tua dan murid.
Berarti perlunya Bimbingan dan Konseling di SD jika ditinjau secara mendalam,
setidaknya ada tiga hal utama yang melatar belakangi perlunya bimbingan yakni tinjauan secara
umum, sosio kultural dan aspek psikologis. Secara umum, latar belakang perlunya bimbingan
berhubungan erat dengan pencapaian tujuan pendidikan nasional, yaitu: meningkatkan kualitas
sumber daya manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh,
bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut sudah barang tentu perlu mengintegrasikan seluruh
komponen yang ada dalam pendidikan, salah satunya komponen bimbingan. Bila dicermati dari
sudut sosio kultural, yang melatar belakangi perlunya proses bimbingan adalah adanya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sehingga berdampak disetiap
dimensi kehidupan. Hal tersebut semakin diperparah dengan laju pertumbuhan penduduk yang
tinggi, sementara laju lapangan pekerjaan relatif menetap.

B. PROGRAM BK DI SD NEGERI 2 GUNUNG JATI

Saat dilaksanakan observasi di SD Negeri 2 Gunung Jati belum terdapat program


bimbingan dan konseling secara terpogram. Bimbingan dan konseling yang ada hanya
dilaksanakan langsung oleh guru kelas masing-masing. Pelaksanaan bimbingan dan konseling
di SD Negeri 2 Gunung Jati ini dilaksanakan apabila ditemukan adanya suatu masalahyang
terjadi, namun dalam pelaksanaan tidak menggunakan cara-cara yang tersusun secara rinci,
tetapi langsung ditangani dengan menggunakan cara yang sesuai dengan kasus yang terjadi.
Cara penyelesaiannya biasanya menggunakan model langsung memberi sanksi, wawancara,
pemberian peringatan kepada siswa, serta memanggil orang tua atau melakukan kunjungan
rumah.

C. BENTUK PROGRAM

Walaupun di SD Negeri 2 Gunung Jati tidak memiliki program BK secara terprogram,


namun dalam program pelaksanaan pengajaran di SD Negeri 2 Gunung Jati selama ini, catatan
perkembangan siswa, sikap dan perilaku siswa, absensi siswa, prestasi siswa, kegiatan-kegiatan
sekolah, dll, selalu ada. Dan catatan tersebut merupakan bentuk program BK yang ada di SD
Negeri 2 Gunung Jati karena memiliki kesamaan dengan bentuk program BK secara umum.
Catatan-catatan tersebut diarsipkan pada buku dan di kelompok-kelompokkan masing-masing
sesuai dengan jenisnya yaitu catatan perkembangan siswa, sikap dan perilaku siswa, absensi
siswa, prestasi siswa, kegiatan-kegiatan sekolah, dll.
Adapun tujuan dari bimbingan konseling di SD Sebagai berikut :

Tujuan umum bimbingan dan konseling membantu individu agar dapat mencapai
perkembangan secara optimal sesuai dengan bakat, kemampuan, minat dan nilai-nilai, serta
terpecahnya masalah-masalah yang dihadapi individu. Termasuk tujuan umum bimbingan dan
konseling adalah membantu individu agar dapat mandiri dengan ciri-ciri mampu memahami
dan menerima dirinya sendiri dan lingkungannya, membuat keputusan dan rencana yang
realistik, mengarahkan diri sendiri dengan keputusan dan rencananya itu serta pada akhirnya
mewujudkan diri sendiri.
Tujuan khusus bimbingan dan konseling langsung terkait pada arah perkembangan klien
dan masalah-masalah yang dihadapi. Tujuan khusus itu merupakan penjabaran tujuan- tujuan
umum yang dikaitkan pada permasalahan klien, baik yang menyangkut perkembangan maupun
kehidupannya.
Tujuan diadakannya observasi ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi peserta
didik yang bermasalah, baik dalam pelajaran dan perilakunya. Kemudian penulis pun
memberikan beberapa solusi terhadap si anak dalam menyelesaikan masalah tersebut, dengan
tujuan membantu si siswa untuk kearah yang lebih baik lagi sehingga termotivasi untuk lebih
baik lagi di kelasnya.

Adapun tujuan lainnya dari bimbingan konseling ini, yaitu :


1. Untuk mengetahui rencana, pelaksanaan dan evaluasi BK
2. Untuk mengetahui karakteristik siswa dan kebutuhan siswa
3. Untuk mengetahui kerja sama antara guru, kepala sekolah, wali kelas, dan orang tua
4. Untuk mengetahui masalah-masalah siswa.
5. Untuk mengetahui penanganan siswa bermasalah.
6. Untuk mengetahui bimbingan karir.
7. Untuk mengetahui masalah sosial dan budaya.
Berikut pertanyaan yang saya ajukan kepada wali kelas lV di SD NEGERI 2 GUNUNG
JATI:

1.Apakah ada guru bimbingan konseling di SD ?


Jawaban:

SD Negeri 2 Gunung Jati memang tidak memiliki program BK secara terpogram, namun
tetap ada Bimbingan dan Konseling oleh masing-masing wali kelas/guru kelas terhadap siswa
dan dilaksanakan jika ditemukan masalah pada siswa. Dan umumnya sekolah pada jenjang SD
belum ada guru BK, maka layanan bimbingan dan konseling dilaksanakn oleh Guru Kelas.

2.Berfungsi atau tidak bimbingan konseling di SD?


Jawaban:

Bimbingan konseling itu sangat berfungsi, karena bimbingan konseling bisa membantu
menyelesaikan masalah yang terjadi di dalam kelas maupun di luar kelas. Selain untuk
menyelesaikan masalah bimbingan konseling juga membantu siswa untuk bisa
mengembangkan apa yang menjadi potensi dirinya sehingga bisa bermanfaat bagi masa depan.
Fungsi bimbingan dan konseling pada dasarnya sangat banyak tetapi yang utama adalah dapat
dilihat dari konteksnya yaitu sebagai fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi
pengentasan, fungsi pemeliharaan dan fungsi pengembangan.
1. Fungsi pemahaman : membantu peserta didik agar dapat memahami dirinya sendiri dan
mengetahui potensi yang dimilikinya. Berdasarkan pemahaman ini, siswa sekolah dasar
diharapkan dapat memahami atau mengetahui potensi yang ia miliki dan dapat
mengembangkannya secara optimal.
2. Fungsi pencegahan : upaya untuk mempengaruhi dengan cara positif dan bijaksana
terhadap lingkungan yang menimbulkan kesulitan atau kerugian sebelum kesulitan dan
kerugian ini terjadi.
3. Fungsi pengentasan : usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah melalui pelayanan
bimbingan dan konseling. Fungsi penyesuaian, merupakan usaha bimbingan untuk
membantu peserta didik memperoleh penyesuain diri secara baik dengan
lingkungannya.
4. Fungsi pemeliharaan : memfasilitasi konseling agar terhindar dari kondisi-kondisi yang
akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. membantu anak didik dalam menjaga
suasana yang kondusif yang telah tercipta pada diri anak didik, sehingga aman dari
segala gangguan yang mengancam suasana kondusif tersebut.
5. Fungsi pengembangan : mempertahankan dan menambah baik artinya bahwa fungsi
pemeliharaan harus tetap dilaksanakan untuk membangun dan mengembangkannya.

3.Asas-asas apa saja yang digunakan di SD?


Jawaban:

Asas adalah segala hal yang harus dipenuhi dalam melaksanakan suatu kegiatan, agar
kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik serta mendapatkan hasil yang memuaskan.
Sangat pentingnya asas-asas bimbingan konseling ini sehingga dikatakan sebagai jiwa dan nafas
dari seluruh kehidupan layanan bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas ini dijalankan
dengan tidak baik, penyelenggaraan bimbingan dan konseling akan berjalan tersendat- sendat
atau bahkan terhenti sama sekali.

Asas-asas bimbingan dan konseling yaitu ketentuan ketentuan yang harus diterapkan
dalam penyelenggaraan layanan BK itu sendiri. Apabila asas-asas itu diikuti dan terselenggara
dengan baik dapat diharapkan proses pelayanan mengarah pada pencapaian tujuan yang
diharapkan, sebaliknya jika asas-asas itu diabaikan sangat dikhawatirkan kegiatan yang
terlaksana itu akan berlawanan dengan tujuan dari bimbingan dan konseling, bahkan akan dapat
merugikan orang-orang yang terlibat dalam pelayanan, serta profesis dan bimbingan dan
konseling itu sendiri.

Dengan terlaksananya asas – asas bimbingan konseling tersebut, maka sangat mungkin
dalam melakukan pemberian pelayanagn bimbigan konseling kepada peserta didik akan
berjalan dengan baik dan dapat juga tercapainya tujuan yang diinginkan.

1. Asas kerahasiaan
Sebagai guru bk dan juga guru kelas haruslah memegang rahasia yang diberikan kepada
mereka itu adalah salah satu hal penting dalam menjadi guru bk disekolah dasar dimana
kita sebagai guru harus merahasiakan semua hal yang kita ketahui ,jika ada seorang
peserta didik yang bercerita mengenai masalah kelurganyaa maka kita harus menyimpan
rahasia trsebut tidak hanya itu kita harus memberikan nasihat atau saran kepada peserta
didik yang sedang berkonsultasi pada kita ,akan tetapi pada sejkolah dasar sangat jarang
sekali peserta didik tersebut untuk bercerita kepada guru mereka mereka akan lebih
memilih cerita kepada teman yang sudah mereka percaya seperti yang sudah dibahas
jika ada maslah terjadi cukup kita selesaikan dilingkungan sekolah saja jangan sampai
masalah tersebut sampai pada pihak luar.

2. Asas keterbukaan
Asas selanjutnya yaitu asas keterbukaan dimana guru bimbingan atau juga peserta didik
harus sama – sama terbuka dalam masalah yang sedang mereka hadapi mereka harus
meceritakan secara nyata kejadian yang mereka alami agar para guru pembimbing bisa
memberikan saran – saran kepada peserta didik tersebut. Jika peserta didik sudah
terbuka dengan masalah yang dihadapinya maka guru bk akan sangat mudah untuk
menbantu memecahankan masalah yang sedang dialaminya , mereka masih ragu atau
malu jika harus menceritakan masalah mereka kepada guru oleh karna itu perlunya
penekatan diantara guru bk dan juga peserta didik , guru bk harus bisa mengambil hati
atau mendekatkan diri kepada peserta didik agar asas keterbukaan ini bisa terlaksana.

3. Asas kesukarelaan
Disini peserta didik harus sukarela dalam memberikan informasi yang akan mereka
ceritakan tidak ada paksaan dari pihak manapun jika peserta didik sudah ada asas
kerahasiaan maka ia akan dengan sendirinya menceritkan maslah yang sedang terjadi
dan akan meminta guru bk yang tersedia untuk membantu dan memberikan saran
kepadanya. Jika anak tersebut sudah memiliki asas kerahasiaan dan juga asas
kesukarelaan makan asas – asas yang lain akan terlaksana juga .

4. Asas Kemandirian
Seperti dikemukakan di atas kemandirian merupakan tujuan dan usaha layanan
Bimbingan dan Konseling. Dalam memberikan layanan hendaknya para petugas selalu
berusaha menghidupkan kemandirian pada diri orang yang dibimbing, jangan
hendaknya orang yang dibimbing menjadi bergantung pada orang lain, khususnya para
pembimbing.
Contoh aplikasinya : setelah dibimbing, siswa tidak memiliki rasa ketergantungan
kepada guru yang bersangkutan.

5. Asas Kegiatan
Usaha layanan Bimbingan dan Konseling akan memberikan buah yang tidak berarti, bila
individu yang dibimbing tidak melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan
bimbingan. Hasil-hasil usaha bimbingan tidak tercipta dengan sendirinya, tetapi harus
diraih oleh individu yang bersangkutan. Para pemberi layanan Bimbingan dan
Konseling hendaknya menimbulkan suasana individu yang dibimbing itu mampu
menyelenggarakan kegiatan yang dimaksud.
Contohnya : masukan-masukan dari guru BK harus dilakukan oleh siswa dalam bentuk
kegiatan agar dapat hasilnya.
6. Asas Kekinian
Asas kekinian yaitu asas bimbingan yang mengkehendaki agar obyek sasaran layanan
BK ialah permasalahan peserta didik dalam kondisi masa sekarang. konselor tidak boleh
menunda-nunda pemberian bantuan. Jika adanya siswa atau klien memintak bantuan
atau terlihatnya masalah dari klien tersebut, maka si konselor hendaknya untuk segera
memberikan

7. Asas Keterpaduan
Layanan Bimbingan dan Konseling memadukan berbagai aspek individu yang
dibimbing, sebagaimana diketahui individu yang dibimbing itu memiliki berbagai segi,
kalau keadaannya tidak saling serasi dan terpadu akan justru menimbulkan masalah. Di
samping keterpaduan pada diri individu yang dibimbing, juga diperhatikan keterpaduan
isi dan proses layanan yang diberikan, jangan hendaknya aspek layanan yang satu tidak
serasi atau bahkan bertentangan dengan aspek layanan yang lain.
Contoh aplikasinya : layanan Bimbingan dan Konseling harus berpadu dengan layanan
lain, baik intra maupun inter sekolah.

8. Asas Kedinamisan
Upaya layanan Bimbingan dan Konseling menghendaki terjadinya perubahan pada diri
individu yang dibimbing yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik.
Perubahan tidaklah sekedar mengulang-ulang hal-hal yang lama yang bersifat monoton,
melainkan perubahan yang suatu menuju ke suatu pembaruan, sesuatu yang lebih maju.
Contoh aplikasinya : siswa dibimbing untuk menjadi seorang yang progressif yaitu
adanya perubahan dan penbaruan dalam dirinya untuk menjadi yang lebih baik dari
sebelumnya.

9. Asas Kenormatifan
Sebagaimana dikemukakan terdahulu, usaha layanan Bimbingan dan Konseling tidak
boleh bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.
Contoh aplikasinya : layanan Bimbingan dan Konseling tidak bertentangan dengan
norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat.

10. Asas Keahlian


Usaha layanan Bimbingan dan Konseling secara teratur, sistematik, dan dengan
mempergunakan teknik serta alat yang memadai. Asas keahlian ini akan menjamin
keberhasilan usaha Bimbingan dan Konseling, dan selanjutnya keberhasilan usaha
Bimbingan dan Konseling akan menaikkan kepercayaan masyarakat pada Bimbingan
dan Konseling.
Contoh aplikasinya : layanan ini dilakukan oleh yang ahli menjadi konselor setelah
mendapatkan pendidikan Bimbingan dan Konseling.

11. Asas Alih Tangan


Asas ini mengisyaratkan bahwa bila seorang petugas Bimbingan dan Konseling sudah
mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu klien belum dapat terbantu
sebagaimana yang diharapkan, maka petugas itu mengalihtangankan klien tersebut,
kepada petugas atau badan lain yang lebih ahli. Di samping itu, asas ini juga
menasihatkan petugas Bimbingan dan Konseling hanya menangani masalah-masalah
klien sesuai dengan kewenangan petugas yang bersangkutan, setiap masalah hendaknya
ditangani oleh ahli yang berwenang untuk itu.
Contoh aplikasinya : bila ada siswa yang mengonsumsi narkoba maka masalah ini dapat
ditangani oleh polisi bila tidak dapat diatasi oleh pihak sekolah.

12. Asas Tutwuri Handayani


Asas tut wuri handayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana
yang mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, memberikan
rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada klien untuk
maju.Demikian juga segenap layanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang
diselenggarakan hendaknya disertai dan sekaligus dapat membangun suasana
pengayoman, keteladanan, dan dorongan.

4.Masalah apa saja yang sering timbul di SD khususnya dikelas lV?


Jawaban:

Secara umum masalah siswa SD yang ditemui di SD Negeri 2 Gunung Jati masih dalam
kenakalan anak-anak sekolah dasar yang wajar. Masalah yang ditemukan kebanyakan adalah
masalah belajar dan saling mengejek antar siswa. Masalah belajar yang terjadi pada umumnya
seperti siswa yang sering tidak memperhatikan pada saat guru mengajar atau tidak mngerjakan
PR yang telah diberikan guru. Biasanya masalah ini timbul karena siswa yang tidak fokus
dalam menerima pelajaran dan malas. Sehingga komunikasi antara guru dengan siswa kurang
baik serta akan mengakibatkan siswa tidak dapat menyerap informasi yang diberikan oleh guru
secara maksimal. Di samping itu malasnya siswa juga tidak mendapat perhatian dari orang tua
di rumah. Sehingga siswa juga tidak memperdulikan tugas yang diberikan gru di sekolah. Selain
itu tentang ketertiban pada saat upacara bendera setiap hari senin juga masih ditemukan
masalah yaitu tidak lengkapnya atribut siswa seperti tidak memakai topi, ikat pinggang, dsb.
Di SD Negeri 2 Gunung Jati terdapat banyak siswa dari berbagai macam latar belakang
sosial dan ini merupakan masalah yang dihadapi oleh guru yang harus menyamaratakan jenjang
sosial dan tidak pilih kasih kepada semua siswa, sehingga tidak terjadi kesenjangan sosial, pilih
kasih daerah tempat tinggal ataupun fisik siswa dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

5.Bagaimana cara atau solusi untuk mengatasi masalah tersebut?


Jawaban:

Penyelesaian masalah belajar dilakukan dengan cara tatap muka, guru menyisipkan
konseling yang ditujukan kepada semua peserta didik agar rajin belajar, serta memperhatikan
saat guru memberikan pelajaran dan penyelesaian masalah kenakalan siswa dilakukan dengan
cara pendekatan dan bimbingan. Dalam penyelesaian masalah secara individual maka
penyelesaian masalah yang dilakukan adalah dengan cara konseling (pertemuan tatap muka
antara klien yang bermasalah dengan konselor atau guru kelas). Setelah diwawancarai dan
diidentifikasi masalah belajar apa yang ada pada siswa atau kenakalan yang dilakukan siswa,
guru mengarahkannya. Siswa diberi motivasi dan solusi terhadap masalah yang dihadapi, maka
diberi bimbingan bagaimana cara menemukan cara belajar yang efektif dan mengatur waktu
agar dapat membagi waktu antara bermain, mengerjakan PR serta belajar. Kemudian guru juga
selalu mengingatkan kepada siswa yang sering lupa terhadap kelengkapan pakaiannya saat
upacara agar siswa bisa lebih disiplin lagi. Siswa diberi nasihat melalui pendekatan dan
bimbingan agar tidak melakukan kesalahan itu lagi dan diberi tahu bahwa setiap manusia
membutuhkan bantuan orang lain.
Setelah itu, guru sebagai konselor juga harus membutuhkan kerjasama dari orang tua
siswa. Hal ini berkaitan dengan lingkungan belajar siswa, karena lingkungan belajar siswa
merupakan hal yang sangat penting bagi berlangsungnya kegiatan belajar siswa. Maka
diharapkan orang tua mampu menciptakan kondisi belajar yang kondusif bagi anaknya.

6.Dari banyaknya masalah tersebut masalah apa yang paling serius hingga melibatkan
orang tua?
Jawaban:

permasalahan yang memerlukan pemanggilan orang tua atau wali siswa adalah kasus
yang dinilai sedang hingga berat, sehingga tidak dapat diselesaikan hanya dengan guru dan
siswa, tetapi harus melibatkan keluarga siswa. dengan adanya pemanggilan dengan orang tua
atau wali siswa dapat terjalin komunikasi dan silaturahmi yang baik antara guru di SD dengan
orang tua siswa, sehingga kedua belah pihak dapat saling bertukar informasi mengenai
perkembangan siswa. Seperti saat menghadapi kasus siswa yang melakukan tindakan kekerasan
terhadap siswa lain, mengadakan pendekatan secara personal yaitu dengan memanggil orang
tua siswa. Surat pemanggilan secara resmi diberikan langsung wali kelas kepada orang tua
siswa, selanjutnya setelah orang tua menerima surat dan bersedia hadir maka keesokan harinya
dilaksanakanlah pembicaraan dalam hal menyelesaikan masalah siswa tersebut, pendekatan
personal itu dilakukan untuk membicarakan dan saling bertukar informasi dengan orang tua
siswa, sehingga mereka  turut mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi oleh anaknya
di SD. Dengan demikian orang tua juga menggetahui kondisi anak sebenarnya dan tidak hanya 
menuntut ataumenyalahkan  pihak SD sehingga  semua pihak dapat
mengetahui permasalahan yang terjadi, berharap dengan adanya pertemuan dengan orang tua
siswa dapat ditemukan solusi atas permasalahan siswa. dengan adanya komunikasi yang terjalin
antara pihak SD dengan keluarga siswa maka masalah yang dihadapi siswa dapat diselesaikan
dengan baik.

7.Apakah ada program bimbingan konseling di SD?


Jawaban:

Saat dilaksanakan observasi di SD Negeri 2 Gunung Jati belum terdapat program


bimbingan dan konseling secara terpogram. Bimbingan dan konseling yang ada hanya
dilaksanakan langsung oleh guru kelas masing-masing. Pelaksanaan bimbingan dan konseling
di SD Negeri 2 Gunung Jati ini dilaksanakan apabila ditemukan adanya suatu masalahyang
terjadi, namun dalam pelaksanaan tidak menggunakan cara-cara yang tersusun secara rinci,
tetapi langsung ditangani dengan menggunakan cara yang sesuai dengan kasus yang terjadi.
Cara penyelesaiannya biasanya menggunakan model langsung memberi sanksi, wawancara,
pemberian peringatan kepada siswa, serta memanggil orang tua atau melakukan kunjungan
rumah.

8.Apakah orang tua mempunyai peranan penting dalam Bimbingan Konseling?


Jawaban

Orangtua memegang peranan penting dalam membangun karakter kepribadian anak.


Diharapkan orang tua lebih memahami berbagai permasalahan yang tidak menutup
kemungkinan akan menimpa anak mereka baik saat sekarang ini maupun masa yang akan
datang. Dan bukan sekedar memahaminya, melainkan juga mampu menentukan sikap yang
bijak dalam menempatkan dirinya ditengah-tengah pergolakan hidup yang dialami anak, serta
memberikan solusi terbaik yang memberikan kenyamanan bagi anak dalam menjalani
hidupnya. Jadi orang tua harus berupaya melakukan sesuatu seperti bagaimana bertindak
sebagai orang tua untuk menumbuhkan dan membangkitkan kepribadian yang sesuai dengan
harapan mereka. Apapun harus dilakukan untuk menggali potensi konseling yang dimiliki oleh
orang tua, bagaimana orang tua berupaya menjadi konselor yang baik dihadapan anak- anak.

9.Kerja sama antara guru, kepala sekolah, wali kelas dan orang tua?
Jawaban:

Dasar kerjasama Guru BK Bimbingan Konseling dengan Wali Kelas secara tidak
langsung penanganan nya sudah ada masuk kedalam layanan responsif. Caranya bukan hanya
klasikal, bisa juga dengan konseling perorangan, bimbingan kelompok atau konseling
kelompok. Yang terlibat di dalam penyusunan program kegiatan meningkatkan motivasi yaitu
kepala sekolah dan ada kerjasama. Saling bekerja sama mereka ini, awalnya ini dimulai dari
wali kelas masing- masing memberikan daftar atau list nama siswa siswi yang perlu di bimbing
lalu diserahkan kepada kepala sekolah untuk mengatasi permasalahan dari siswa siswi tersebut
setelah itu kepala sekolah dan wali kelas mengamati selama 3 bulan ada perubahan atau tidak
selama 3 bulan. Jika tidak ada perubahan kepala sekolah memberikan surat panggilan kepada
orang tua yang bersangkutan. Disini peran wali kelas hanya sebagai pengawas serta melaporkan
perubahan yang terjadi kepada kepala sekolah mengenai permasalahan siswa siswi. Dan wali
kelas tidak berhak memanggil orang tua tanpa seizin kepala sekolah.

10. Persepsi Guru Tentang Bimbingan Dan Konseling?


Jawaban:

Menurut guru di SD Negeri 2 Gunung Jati selaku narasumber berpendapat bahwa


program bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar sangat penting untuk dilaksanakan guna
membantu siswa mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya. Program BK akan berjalan
dengan baik apabila dilaksanakan oleh seorang yang ahli atau seorang guru BK. Dengan adanya
guru BK diharapkan program BK yang telah direncanakan akan berjalan dengan baik, juga akan
meringankan beban guru kelas dalam menjalankan tugasnya, serta lebih mengerti masalah yang
dihadapi oleh siswa dan penyelesaiannya. Jadi guru BK juga sangat dibutuhkan di SD karena
lebih memahami tentang Bimbingan dan Konseling. Sedangkan program Bimbingan dan
Konseling selama ini yang ada di SD Negeri 2 Gunung Jati yang dilaksanakan oleh guru kelas
masing-masing sudah berjalan dengan cukup baik.

11.Guru Yang Pernah Ikut Pengembangan Bimbingan Dan Konseling ?


Jawaban:
Di SD Negeri 2 Gunung Jati ini belum pernah ada guru yang mengikuti pengembangan
Bimbingan dan Konseling.

12.Administrasi Bimbingan dan Konseling?


Jawaban:
Di SD Negeri 2 Gunung Jati dalam menjalankan bimbingan dan konseling hanya
diadministrasikan oleh masing-masing wali kelas. Buku ini berfungsi untuk menulis masalah
siswa dan cara pemecahan masalah.
DOKUMENTAS

Anda mungkin juga menyukai