Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PENGENDALIAN KUALITAS

Tentang
METODE KEIZEN

Oleh:

DINDA NABILA 2026201032


NUR FARADILLA 2026201091
PANDU FEBRIANSYAH 2026201075

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUMAI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memeberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Metode Keizen” ini dengan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen Wetri Febrina, M.T pada mata kuliah Pengendalian Kualitas. Selain itu,
makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang metode keizen bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen Wetri Febrina, M.T selaku
dosen mata kuliah Pengendalian Kualitas yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah
yang kami tekuni.

Kami juga berterimakasih kepada kelompok kami yang telah bekerjasama


sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah kami.

Dumai, Januari 2023

Kelompok 8

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kaizen merupakan istilah dalam bahasa Jepang yang bermakna “perbaikan

berkesinambungan”. Filsafat kaizen berpandangan bahwa hidup kita hendaknya

focus pada upaya perbaikan terus-menerus. Pada penerapannya dalam perusahaan,

kaizen mencakup pengertian perbaikan berkesinambungan yang melibatkan

seluruh pekerjanya, dari manajemen tingkat atas sampai manajemen tingkat

bawah. (Hitoshi Takeda,2006).

Kaizen mempunyai ruang lingkup yang tidak terbatas, dimulai dari diri

kita sendiri,keluarga, rumah tangga, lingkungan masyarakat, perusahaan, bahkan

lebih besar lagi Negara. Sasaran utama dari Kaizen adalah menghilangkan

pemborosan-pemborosan yang memberikan nilai tambah produk/jasa dari

perspektif konsumen. Pemborosan-pemborosan itu perlu dieliminir karena

menimbulkan biaya-biaya yang menyebabkan kurangnya profit. Disamping itu

konsumen tidak mau menanggung biaya-biaya yang tidak perlu tersebut.

Dalam penerapan Kaizen, para pemimpin perusahaan/organisasi di Jepang

berpegang pada dua prinsip. Pertama, perlu proses atau cara kerja yang demikian,

kita bisa bekerja lebih cekatan (bukan bekerja lebih berat). Untuk mendapatkan

proses yang lebih baik, para pemimpin perusahaan perlu mengetahui sumber

masalah-masalah, kemudian meminta ide/gagasan/solusi dari semua

karyawannya. Bagaimanapun juga merekalah yang menjalani pekerjaan sehari-

hari/dekat dengan pekerjaannya. Biasanya solusi terbaik adalah solusi yang paling
2

sederhana, logis, dan mudah dilaksanakan. Kedua, memilih gagasan-

gagasan yang bisa dilaksanakan, “mengeksekusinya” dan bersabar menunggu

hasilnya.

Konsep kaizen sangat penting untuk menjelaskan perbedaan antara

pandangan Jepang dan pandangan Barat terhadap manajemen. Perbedaan yang

paling penting antara konsep manajemen Jepang dan Barat adalah Kaizen Jepang

dan cara berpikirnya yang berorientasi pada proses sedangkan cara berpikir Barat

tentang pembaharuan yang berorientasi pada hasil (Imai, 1998: 11).

Filsafat kaizen menganggap bahwa cara hidup kita seperti kehidupan kerja

atau kehidupan sosial maupun kehidupan rumah tangga hendaknya terfokus pada

upaya perbaikan terus menerus. Perbaikan dalam kaizen bersifat kecil dan

berangsur. Kebalikan dari inovasi, yang dipakai dalam manajemen barat

umumnya dan merupakan perubahaan besar-besaran melalui terobosan teknologi,

konsep manajemen, atau teknik produksi mutakhir. Kaizen tidak bersifat dramatis

dan proses kaizen diterapkan berdasarkan akal sehat dan berbiaya rendah,

menjamin kemajuan berangsur yang memberikan imbalan hasil dalam jangka

panjang. Jadi kaizen merupakan pendekatan dengan risiko rendah (Handayani,

2005: 5)

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai

berikut:

1. Bagaimana sejarah teori Kaizen?


3

2. Apa langkah-langkah pemecahan metode Kaizen?

3. Bagaimana korelasitas Kaizen dengan Produktivitas Kerja?

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu:

1. Menjelaskan sejarah teori Kaizen

2. Menjelaskan langkah-langkah pemecahan metode Kaizen

3. Menjelaskan korelasitas Kaizen dengan Produktivitas Kerja

1.4. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui sejarah teori Kaizen

2. Mengetahui langkah-langkah pemecahan metode Kaizen

3. Mengetahui korelasitas Kaizen dengan Produktivitas Kerja


4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. METODE KAIZEN

2.1.1. Pengertian Keizen

Kaizen adalah suatu filosofi dari Jepang yang memfokuskan diri pada

pengembangan dan penyempurnaan secara terus menerus atau berkesinambungan

dalam perusahaan bisnis. Kaizen berasal dari Bahasa Jepang yaitu kai artinya

perubahan dan zen artinya baik. Di Cina kaizen bernama gaishan di mana gai

berarti perubahan / perbaikan dan shan berarti baik / benefit. Jadi Kaizen dapat

diartikan sebagai perubahan kepada arah lebih baik. Kaizen disebut juga continous

improvement yaitu perbaikan terus menerus. Jadi, Kaizen adalah usaha terus

menerus untuk memperbaiki proses yang terjadi dlm sebuah

organisasi/perusahaan.

Konsep kaizen ini mengasumsikan bahwa hidup kita (cara kerja, hidup

bersosial atau rumah tangga) seharusnya berusaha untuk terus menerus mengalami

perbaikan. Meskipun perubahan di dalam Kaizen tidak dramatis tetapi sedikit dan

bertahap, perubahan yang diakibatkan dalam jangka waktu tertentu cukup besar.

Hal ini berbeda dengan perubahan yang dihasilkan oleh western manajement yang

biasanya dramatis.
5

2.1.2. Sasaran Keizen

Sasaran akhir kaizen adalah tercapainya Kualitas, Biaya, Distribusi

(Quality, Cost, Delivery -- QCD). Pada praktiknya kaizen menempatkan

kualitas pada prioritas tertinggi. Kaizen mengajarkan bahwa perusahaan

tidak akan mampu bersaing jika kualitas produk dan pelayanannya tidak

memadai, sehingga komitmen manajemen terhadap kualitas sangat

dijunjung tinggi. Kualitas yang dimaksud dalam QCD bukan sekedar

kualitas produk melainkan termasuk kualitas proses yang ditempuh dalam

menghasilkan produknya.

2.1.3. Dasar Kaizen

Kaizen merupakan aktivitas harian yang pada prinsipnya memiliki

dasar sebagai berikut:

a. Berorientasi pada proses dan hasil.

b. Berpikir secara sistematis pada seluruh proses.

c. Tidak menyalahkan, tetapi terus belajar dari kesalahan yang terjadi di

lapangan.

2.1.4. Manfaat Teori Keizen

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penerapan Teori

Kaizen dapat berupa :

a. Setiap orang akan mampu menemukan masalah dengan cepat.


6

b. Setiap orang akan memberikan perhatian dan penekanan pada tahap

perencanaan.

c. Mendukung cara berfikir yang berorientasi proses.

d. Setiap orang berkonsentrasi pada masalah-masalah yang lebih penting dan

mendesak untuk diselesaikan.

e. Setiap orang akan berpartisipasi dalam  membangun sistem yang baru.

2.1.5. Kunci Pelaksanaan Keizen

Secara garis besar ada delapan kunci utama pelaksanaan just in

time atau kaizen dalam kegiatan industri yaitu :

a. Menghasilkan produk sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan

pelanggan

Sistem kaizen bisanya menghasilkan produksi sesuai dengan

pesanan pelanggan dengan sistem produksi tarik (pull system) yang

dibantu dengan menggunakan kartu kanban.

b. Memproduksi dalam jumlah kecil (small lot size)

Ciri khas lain adalah memproduksi dalam jumlah kecil sesuai

dengan permintaan pelanggan akan menghemat biaya dan sumber daya

selain menghilangkan persedian barang dalam proses yang merupakan

sejenis pemborosan yang dapat dihindari dengan menggunakan

penjadwalan proses produksi selain itu juga menggunakan pola produksi

campur merata (Heijunka) yang dimaksud heijunka adalah memproduksi

bermacam-macam dalam satu lini produksi.


7

c. Menghilangkan pemborosan

Untuk menghindari pemborosan pada persediaan, pembelian dan

penjadwalan dengan menggunakan sistem kartu kanban yang mendukung

sistem produksi tarik, selain menghasilkan produksi dengan baik sejak

awal yaitu pantang menerima, pantang memproses dan pantang

menyerahkan produk cacat dengan bekerjasama dengan pemasok dengan

persediaan yaitu mengurangi jumlah barang yang dating, menghilangkan

persediaan penyangga, mengurangi biaya pembelian, memperbaiki

penanganan bahan baku, tercapainy persediaan dalam jumlah kecil dan

mendapatkan pemasok yang dapat dipercaya.

d. Memperbaiki aliran produksi

Penataan produksi dilakukan dengan berpedoman pada lima

disiplin di tempat kerja yaitu 5-S.

e. Menyempurnakan kualitas produk

Salah satunya untuk menyempurnakan kualitas produk dengn

melihat prinsip mnajemen yaitu memelihara pengendalian proses dan

membuat semua orang bertanggungjawab terhadap tercapainya mutu,

meningkatkan pndangan manajemen terhadap mutu, terpenuhinya

pengendalian mutu produk dengn tegas, memberikan wewenang kepada

karyawn untuk mengadkan pengendlin mutu produk, menghendaki koreksi

terhadap cacat produk oleh karyawan, tercapainya inpeksi 100 % terhadap


8

mutu produk dan tercpai komitmen terhadap pengedlin mutu jangka

panjang.

f. Orang-orang yang tanggap

Penerapan Sistem Kaizen ini tidak lagi menggunakan pilar

keuangan, pemasaran, SDM, tapi menggunakan lintas fungsi atau lintas

disiplin sehingga seluruh karyawan harus menguasai seluruh bidang dalm

perusahan sesuai dengan jenjang dan kedudukannya dan kesalahan dalam

proses selalu ditandai dengan menyalanya lampu andon dan proses

dihentikan dan seluruh karyawan terfokus pada perbaikan yang terkenal

dengan istilh jidoka yaitu semua karyawn bertanggungjawab terhadap

tercapaianya produk yang baik dan mencegah terjadinya kesalahan.

g. Menghilangkan ketidakpastian

Untuk menghilangkan ketidakpastian dengan pemasok dengan cara

menjalin hubungan abadi dan memilki satu pemasok yang lokasinya

berdekatan dengan perusahaan yang masih kerabat dengan pemilik

perusahaan, sedang dalam proses produksi dengan cara menerapkan

system produksi tarik dengan bantuan kartu kanban dan produksi campur

merata (Heijunka).

h. Penekanan pada pemeliharaan jangka panjang

Karakteristik pemeliharaan dengan berpegang pada kontrak jangka

panjang, memperbaiki mutu, fleksibilitas dlm mengadakan pesnan barang,


9

pemesanan dlam jumlah kecil yang dilakukan berkali-kali, mengadkan

perbaikn secara terus menerus dan berkesinambungan.

Istilah lain yang bertujuan mengimbangi system kaizen ini adalah

reengineering yaitu mengadakan perombakan proses bisnis secara total

sampai keakar-akarnya dan system ini diciptakan Amerika untuk mengejar

ketinggalannya dari Jepang yang pernah dibantu ekonominya, baru kalau

perombakan ini telah dilakukan maka pemeliharaan dan peningkatan

secara terus menerus dan berkesinambungan dapat dilaksanakan. Bisa juga

menerapkan konsep benchmarking yaitu cara untuk mengadakan

perbaikan dengan meniru praktek bisnis terbaik dikelasnya, baik untuk

produksi, jasa maupun proses dan sistemnya.

2.1.6. Segmentasi Keizen

Kaizen dibagi menjadi 3 segmen, tergantung kebutuhan masing-

masing perusahaan, yaitu:

a. Kaizen yang berorientasi pada Manajemen, memusatkan perhatiannya pada

masalah logistik dan strategis yang terpenting dan memberikan momentum

untuk mengejar kemajuan dan moral.

b. Kaizen yang berorientasi pada Kelompok, dilaksanakan oleh gugus kendali

mutu, kelompok Jinshu Kansi/manajemen sukarela menggunakan alat statistik

untuk memecahkan masalah, menganalisa, melaksanakan dan menetapkan

standar/prosedur baru.
10

c. Kaizen yang berorientasi pada Individu, dimanifestasikan dalam bentuk saran,

dimana seseorang harus bekerja lebih pintar bila tidak mau bekerja keras.

2.1.7. Prinsip Keizen

Kaizen mengandung sepuluh prinsip:

a. Berfokus kepada pelanggan Fokus utama kaizen adalah kualitas produk, tetapi

tujuan terpenting kaizen adalah kepuasana pelanggan. Segala sesuatu /

aktifitas yang tidak menambah nilai produk atau meningkatkan kepuasan

pelanggan merupakan pengeluaran biaya yang tidak perlu.

b. Mengadakan Peningkatan Terus Menerus Dalam kaizen, suatu keberhasilan

bukanlah hasil akhir tetapi merupakan awal untuk melangkah ke tahap

berikutnya karena suatu keberhasilan merupakan factor dalam meningkatkan

semangat untuk mencapai keberhasilan yang lain.

c. Mengakui Masalah Secara Terbuka Membangun budaya yang tidak saling

menyalahkan, sehingga para karyawan dalam perusahaan kaizen dapat

mengakui kesalahan secara terbuka, dengan sadar menunjukan kelemahan dari

prosesnya dan meminta bantuan jika tidak mampu mengatasinya. Keterbukaan

tersebut merupakan suatu kekuatan yang bisa mengendalikan dan mengatasi

berbagai masalah dengan cepat serta meningkatkan kesempatan-kesempatan

perbaikan.

d. Mempromosikan Keterbukaan Ilmu pengetahuan bagi kaizen adalah untuk

saling dibagikan dan hubungan-hubungan komunikasi yang mendukungnya

merupakan sumber efisiensi.


11

e. Menciptakan Tim Kerja Dalam Kaizen, Tim adalah fondasi yang membentuk

struktur organisasi. Melalui keikutsertaan para karyawan dalam tim,

perusahaan mendapatkan keuntungan dari karyawannya. Kerjasama tim ini

dapat menanamkan rasa saling memiliki, tanggungjawab kolektif, dan

berorientasi pada perusahaan serta dapat memperkuat keterbukaan, saling

berbagi dan komunikasi.

f. Memanajemen Proyek Melalui Tim Fungsional-silang Proyek perusahaan

kaizen direncanakan dan dilaksanakan dengan menggunakan sumberdaya

antar-departemen atau fungsional-silang serta sumber daya yang berasal dari

luar perusahaan. Hal itu dilakukan untuk mengurangi biaya, mengontrol

pemborosan sampai tingkat tertentu serta memuaskan pelanggan.

g. Memelihara Proses Hubungan yang Benar Perusahaan jepang melakukan

segala sesuatu yang mampu mereka lakukan supaya terpelihara keharmonisan

dalam hubungan antar-manusia terutama para staff, manajer dan para

pemimpin tim. Hubungan tersebut dapat menumbuhkan loyalitas dan

komitmen dari karyawan.

h. Mengembangkan Disiplin Pribadi Disiplin pribadi di tempat kerja merupakan

sifat alamiah orang Jepang

i. Memberikan Informasi pada Semua Karyawan Berbagi informasi merupakan

hal yang sangat penting dalam perusahaan Kaizen. Dengan memberikan

informasi yang penting pada setiap orang maka tantangan perusahaan berubah

menjadi tantangan pribadi. Informasi ini juga merupakan langkah penting

untuk menciptakan budaya berdasarkan pengetahuan.


12

j. Memberikan Wewenang Kepada Setiap Karyawan Dalam pelaksanaan kaizen,

setiap karyawan diberikan wewenang untuk melakukan perubahan kea rah

yang lebih baik dengan kata lain melibatkan peran karyawan dalam

melakukan peningkatan.

2.1.8. Keuntungan Keizen

Dengan menggunakan konsep dasar kaizen dalam melakukan

berbagai aktifitas. Ada beberapa keuntungan yang diperoleh, antara lain:

a. Peningkatan Proses;

b. Penggunaan paradigma baru;

c. Mempercepat waktu proses;

d. Zero Investment;

e. Human Development;

f. Keamanan dan keselamatan kerja.

Keuntungan lain dari kaizen adalah:

1. Penggunaan sistem Plan-Do-Check-Action (PDCA) mengakibatkan cepat

dalam menuingkatkan proses dan menghilangkan masalah.

2. Identifikasi, implementasi, monitor dan mengatur perubahan menyebabkan

dapat mencegah terjadinya masalah baru.

3. Memfokuskan organisasi kepada kepuasan konsumen dan berdasarkan fakta

dalam menggambil keputusan


13

4. Membantu organisasi untuk menjadi lebih efisien pada proses peningkatan dan

pemecahan masalah dilakukan pada tingkat optimal dan biaya yang rendah.

2.1.9. Konsep Penting Keizen

Beberapa point penting dalam proses penerapan KEIZEN yaitu:

1. Konsep 3M (Muda, Mura, dan Muri) dalam istilah Jepang. Konsep ini

dibentuk untuk mengurangi kelelahan, meningkatkan mutu, mempersingkat

waktu dan mengurangi atau efsiensi biaya.

a. Muda diartikan sebagai mengurangi pemborosan,

b. Mura diartikan sebagai mengurangi perbedaan dan

c. Muri diartikan sebagai mengurangi ketegangan.

2. Gerakkan 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) atau 5R.

a. Seiri artinya membereskan tempat kerja.

b. Seiton berarti menyimpan dengan teratur.

c. Seiso berarti memelihara tempat kerja supaya tetap bersih.

d. Seiketsu berarti kebersihan pribadi.

e. Shitsuke berarti disiplin, dengan selalu mentaati prosedur ditempat kerja. Di

Indonesia 5S diterjemahkan menjadi 5R, yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat

dan Rajin

3. Konsep PDCA dalam KAIZEN. Setiap aktivitas usaha yang kita lakukan

perlu dilakukan dengan prosedur yang benar guna mencapai tujuan yang kita

harapkan. Maka PDCA (Plan, Do, Check dan Action) harus dilakukan terus

menerus.
14

Kaizen identik dengan siklus rencana-kerjakan-periksa-

tindakan (Plan, Do, Check, Act atau PDCA). PDCA adalah prinsip dasar

untuk perbaikan secara terus menerus. Penjabaran dari PDCA adalah

sebahagai berikut:

a. Planning berarti memahami apa yang ingin dicapai, memahami bagaimana

melakukan suatu pekerjaan, berfokus pada masalah, menemukan akar

permasalahan, menciptakan solusi kreatif serta merencanakan implementasi

yang terstruktur.

b. Doing tidak semudah seperti yang dilihat. Didalamnya berisi pelatihan dan

manajemen aktifitas. Biasanya masalah besar dan mudah sering berubah pada

saat-saat terakhir. Bila terjadi kondisi seperti ini maka tidak dapat dilanjutkan

lagi tetapi harus mulai dari awal kembali

c. Checking berarti pengecekan terhadap hasil dan membandingkan sesuai

dengan yang diinginkan. Bila segala sesuatu menjadi buruk dan hasil baik

tidak ditemukan, pada bagian ini keberanian, kejujuran, kecerdasan sangat

dibutuhkan untuk mengendalikan proses. Kata kunci ketika hasil memburuk

adalah “kenapa”. Dengan dokumentasi proses yang baik maka kita dapat

kembali pada titik yang mana keputusan salah dibuat.

d. Acting berarti Menindak lanjuti apa yang didapatkan selama tahap

pengecekan.Arti lainnya adalah mencapai tujuan dan menctandarisasikan

proses atau belajar dari pengalaman untuk memulai lagi pada kondisi yang

tepat.
15

4. Konsep 5W + 1H. Salah satu alat pola pikir untuk menjalankan roda PDCA

dalam kegiatan KAIZEN adalah dengan teknik bertanya dengan pertanyaan

dasar 5W + 1H ( What, Who, Why, Where, When dan How).

2.1.10. Penyebab Keizen Gagal

1. Fokus di area tertentu bukan pada perubahan budaya

2. Tidak melibatkan semua bagian

3. Ketakutan gagal dan ragu pada hal baru

4. Ketidakmampuan untuk melihat proses secara keseluruhan

5. Salah prioritas utama (produksi, design, bisnis)

6. Ketidakmampuan membaca peluang ke depan

7. Gagal menerapkan ADOPT, ADAPT &CREATIVITY

2.1.11. Alat-Alat Implementasi Keizen

Dalam melakukan perbaikan secara terus menerus. Beberapa tools

yang digunakan, anatara lain:

1. Cause & Effect – Fish Bone

Bone berguna untuk menganalisa dan menemukan factor-faktor

yang berpengaruh secara signifikan didalam menentukan karakteristik

kualitas output kerja. Disamping itu untuk menentukan penyebab-

penyebab sesungguhnya dari suatu masalah. Hubungan penyimpangan

kualitas dengan factor-faktor penyebab tersebut dapat digambarkan dengan

diagram dibawah ini:


16

Ada lima faktor penyebab utama yang signifikan dan perlu

diperhatikan, yaitu:

a. Manusia (man);

b. Metode kerja (work-method);

c. Mesin atau alat kerja lainnya (machine/equipment);

d. Bahan baku (raw materials);dan

e. Lingkungan kerja (work environment).

2. Lembar Isian (Check Sheet)

Lembar isian merupakan alat bantu untuk memudahkan proses

pengumpulan data. Bentuk dan isinya disesuaikan dengan kebutuhan

maupun kondisi kerja yang ada. Di dalam pengumpulan data maka data

harus diambil sesuai dengan kebutuhan analisis arti bahwa data harus:

a. Jelas, tepat dan mencerminkan fakta.

b. Dikumpulkan berdasarkan cara yang benar, hati-hati dan teliti.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatan lembar

isian, yaitu sebagai berikut:

a. Maksud pembuatan harus jelas. Berisi informasi apa yang ingin diketahui. Data

lengkap sebagai dasar untuk mengambil tindakan.

b. Stratifikasi harus sebaik mungkin. Mudah dipahami dan diisi. Memberikan

data yang lengkap tentang apa yang ingin diketahui.

c. Dapat diisi dengan cepat, mudah dan secara otomatis bisa segera dianalisa.

Kalau perlu dapat menggunakan gambar.


17

Ada beberapa jenis isian yang dikenal dan umum dipergunakan

untuk keperluan pengumpulan data, yaitu antara lain:

a. Production Process Distribution Sheck Sheet

Lembar isian jenis ini dipergunakan untuk mengumpulan data yang

berasal dari proses produksi atau proses kerja lainnya.

b. Defective Check Sheet

Lembar isian ini berguna untuk mengumpulkan data dalam mengurangi

jumlah kesalahan atau cacat yang ada dalam suatu proses kerja.

c. Defect Location Check Sheet

Lembar isian yang berupa gambar sketsa dari benda kerja nantinya akan

disertakan lokasi cacat yang terjadi, supaya dapat menganalisa dengan cepat.

d. Defective Cause Check Sheet

Lembar isian ini digunakan untuk menganalisa sebab-sebab terjadinya

kesalahan dari suatu output kerja. Data yang berkaitan dengan factor penyebab

maupun factor akibat akan diatur sedemikian rupa sehingga menjadi hubungan

sebab akibat yang jelas.

e. Check Up Confirmation Check Sheet

Penggunaannya berbeda dengan lembar isian yang lain karena lebih

menitik beratkan kepada karakteristik kualitas atau cacat yang terjadi. Sheet ini

berupa check list untuk melaksanakan semacam pengcekan yang dilakukan pada

akhir proses kerja dengan tujuan meyakinkan apakah output kerja sudah selesai

dengan baik/lengkap atau belum.

f. Work Sampling Check Sheet


18

Sampling kerja adalah suatu metode untuk menganalisa waktu kerja.

Dengan metode sampling kerja ini kita akan dapat menentukan proporsi

penggunaan waktu kerja sehari-harinya.

2.1.12. Falsafah Keizen

Falsafah Kaizen yang terkenal adalah penyederhanaan kerja dalam

perbaikan proses merupakan gambaran penerapan falsafah

Kaizen.  Penyderhanaan kerja merupakan falsafah tradisional yang telah lama,

tapi masih sangat efektif berlaku dalam era saat ini. Asas penyederhaan kerja

disebutkan dalam 4 langkah berikut ini :

a. Menghilangkan semua langkah yang tidak perlu

Langkah-langkah yang tidak perrlu harus dihilangkan dan ini merupakan

langkah penting dalam kaizen.   Perlu dilihat langkah-langkah yang menambah

nilai atau nutu diungkapkan untuk kemudian dihilangkan. Penghilangkan langkah

yang tidak perlu ini akan dicapai penghematan.  Eliminassi yang tidak perlu dan

berlebihan adalah contoh penggunaan otak dan bukan penggunaan uang.

b. Gabungkan semua langkah-langkah yang berkaitan

Sesudah semua hal yang berkaitan dengan pemborosan dan tidak

menambah nilai dihilangkan,  selanjutnya menganalisis kemungkinan

mengadakan kombinasi, konsolidasi dan melaksanakan proses menuju hasil.

c. Adakan perubahan terhadap proses-proses

Langkah ketiga adalah melakukan pemeriksaan pada semua proses yang

masih tertinggal.  Perlu melakukan beberapa perubahan urutan sehingga diperoleh


19

hasil yang lebih cepat dan lebih baik.  Langkah ini memilikiciri tidak adanya

penambahan biaya sama sekali atau jikapun ada hanya biaya yang sangat minimal.

d. Tambahkan sumber daya atau adakan penggantian langkah dalam proses

Langkah ke empat adalah merupakan langgkah terakhir dalam

usaha pencapaian tujuan. Pada langkah ini cirr-cirinya adalah memerlukan

banyak biaya dari pad aide-ide.  Dan ini hanyalah upaya terakhir jika

dibutuhkan.
20

BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Sejarah Teori Keizen

Fenomena pertumbuhan ekonomi jepang pasca PD II memberikan

motivasi pembangunan kembali dari puing peperangan dan diutuslah

seorang ahli survey AS yang bernama Dr. W. Edward Deming yang

mencoba membantu Jepang untuk pembangunan kembali ekonomi Jepang

sehingga konsep Deming mulai tahun 1970-an telah diterapkan oleh

perusahaan Jepang yang terkenal dengan “14 kunci Dr. Deming” dan

anehnya sukses penerapan konsep deming di industri jepang pemerintah

AS baru tertarik pada konsep tersebut.

Namun konsep deming yang Kemudian lebih dikenal dengan

konsep kaizen secara luas baru diperkenalkan oleh Masaaki Imai dalam

bukunya “Kaizen : the key to Japan’s competitive success” (1986). Coba

kesimpulan Europe Japan Centre tentang Kaizen Jepang yang

mengungkapkan bahwa :

“Kaizen mengatakan kepada kita bahwa hanya dengan secara terus

menerus tetap sadar dan membuat bertus-ratus ribu peningkatan kecil,

maka dimungkinkan untuk menghasilkn barang dan jasa yang mutunya

otentik sehingga memuaskan pelanggan. Cara paling mudah mencapainya

adalah dengan keikutsertaan, motivasi dan peningkatan terus menerus dari


21

masing-masing dan semua karyawan dalam organisasi. Keikutsertaan staf

tergantung pada komintmen manajemen senior, strategi yang jelas dan

ketabahan – karena kaizen bukan jalan

pintas melainkan proses yang berjalan secara terus menerus untuk menciptakan

hasil yang diinginkan”. (Cane, 1998:265)

Kunci keunggulan perusahaan jepang adalah sangat unggul dalam

persaingan salah satu kemampuannya adalah menghilangkan pemborosan

dan menghindari berbagai kesulitan sedangkan AS sebaliknya mengalami

kesulitan dalam menghemat Sumber Daya Alam yang memang sangat

melimpah bila dibandingkan Jepang sehingga istilah perbaikan mutu

secara terus menerus (Just in time) tidak berlaku bagi manajemen Amerika

tapi lebih cenderung just in case.

3.2. Langkah-Langkah Pemecahan Metode Keizen

Langkah-langkah pemecahan masalah adalah sebagai berikut:

a. Membentuk sebuah team. Terdiri dari ketua, sekertaris, anggota, fasilitator.

Sebaiknya membentuk nama team.

b. Membangkitkan masalah dan berkonsentrasi pada masalah yang dipilih.

Menggunakan prinsip go look, go see atau lebih dikenal dengan nama Genchi

Genbutsu. Prinsipnya adalah langsung melihat kejadian dilapangan tempat

proses berlangsung.
22

c. Mengumpulakan dan meneliti. Meneliti semua proses yang ada lalu mencari 7

mudas yang terdiri dari proses, menunggu, inventory, transportasi, pergerakan,

produksi yang berlebihan, proses ulang.

d. Membuat peringkat sistem yang terdiri dari nama, peringkat dan nilai.

e. Memilih objek penelitian.

f. Membuat jadwal penelitian.

g. Menganalisa kondisi sekarang. Menggunakan brainstorming dengan tujuan

untuk mendapatkan ide sebanyak mungkin yang relative singkat.

h. Membuat Fishbone diagram. Menganalisa segala kemungkinan yang penting

melalui 4 MIE yaitu man, machine, methods, material dan environment.

i. Mengumpulkan data. Terdiri dari menentukan parameter penelitian,

menentukan waktu pengumpulan, mendesain form-form yang dipakai,

mengumpulan data dengan jujur. Dapat pula membuat flowchart atau

merekamnya dalam bentuk video.

j. Membentuk target yang specific, dapat diukur, tidak rancu, masuk akal, dapat

ditelusuri bila tidak tercapai.

k. Analisa penyebab. Pencarian penyebab permasalahan secara sistematik.

Dengan membandingkan antara teori dengan kenyataan. Menggunakan 5 Why

Analisis.

l. Merencanakan cara-cara pengukuran yang sesuai dengan target. Mendesign

cara praktis dan murah untuk mencari penyebab permasalahan. Merencanakan

paling tidak satu rencana untuk setiap akar permasalahan.


23

m. Melakukan pengukuran. Mengumpulakan data dan memonitoring proses serta

memberikan penilaian.

n. Mengecek hasil. Membandingkan hasil pengukuran dengan target yang telah

dibuat.

o. Menindak lanjuti dari hasil pengecekan.

p. Membuat standarisasi proses dan melakukan pelatihan dengan standar baru.

3.3. Korelasitas Keizen dengan Produktivitas Kerja

Konsep Kaizen seperti yang diuraikan di atas meliputi antara

lain:Konsep 3 M (Muda, Mura, dan Muri); Gerakan 5 S (seiri, seiton,

seiso, seiketsu dan shitsuke);Konsep PDCA (Plan, Do, Check, Action)

adalah merupakan langkah-langkah menuju efisiensi dan efektivitas suatu

proses produksi yang juga merupakan prinsip dari produktivitas.

Dengan kata lain, apabila konsep Kaizen diterapkan dengan baik

pada suatu perusahaan/industri maka produktivitas kerja bisa tercapai

dengan baik. Maka korelasitas antara Kaizen dengan Produktivitas Kerja

sangat erat, sejalan, dan saling mendukung dalam upaya peningkatan

produktivitas kerja.
24

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Konsep Kaizen dibagi dalam 3 segmen, yaitu Pertama, berorientasi

padamanajemen. Manajemen Jepang umumnya percaya bahwa seorang

manajer harusmenggunakan 50% waktunya untuk penyempurnaan. Mulai

dengan mengidentifikasi" pemborosan" maupun "kinerja karyawan."

Kedua, berorientasi pada kelompok "guguskendali mutu" dan "aktivitas

kelompok kecil" untuk mengidentifikasi penyebab masalah,menganalisis,

melaksanakan, mencoba tindakan baru, dan menetapkan standar/ prosedur

baru. Ketiga, berorientasi pada individu, tercermin dalam bentuk

keterampilan karyawandalam menyampaikan pemikiran dan saran, sebagai

upaya pengembangan diri karyawan.Kunci utama: setiap karyawan dari

berbagai tingkatan agar terus menerusmenyempurnakan keahlian dan

mengembangkan bakat yang dimiliki, yang dapatmeningkatkan kepuasan

kerja.Kepuasan yang sebenarnya terletak pada proses perbaikan itu sendiri

melalui usaha-usaha yang kreatif. Kompetensi saja tidak cukup. Yang

diperlukan adalah "kemampuan bekerja dalam Tim" secara efektif dengan

memanfaatkan keahlian, kemampuan, dan pengetahuan yang dimiliki guna

memperbaiki kelemahan dalam perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai