Anda di halaman 1dari 4

Pendidikan: Antara Status Sosial dan Ekonomi

Wafa Auliya Insan Gaib – 205120107111011


A1 – Sosiologi

Pendidikan merupakan salah satu saluran mobilitas sosial yang paling besar.
Tujuan orang-orang menempuh pendidikan, terutama pendidikan formal, selain untuk
mendapatkan ilmu juga untuk menaikkan derajat atau status sosialnya. Orang yang
memiliki banyak ilmu biasanya memiliki status sosial yang lebih tinggi. Karena
kepemilikan ilmu merupakan suatu hal yang tak kasat mata, maka kepemilikan ilmu
dibuktikan lewat pendidikan formal atau gelar di belakang nama.

Seperti yang telah kita ketahui, mobilitas sosial merupakan perpindahan status
sosial seseorang baik secara vertikal naik maupun turun. Orang dengan status sosial
lower class tentu akan berusaha untuk menaikkan status sosialnya. Salah satu cara
menaikkan status sosial ini adalah melalui pendidikan. Orang yang memiliki
pendidikan tinggi maka biasanya akan memiliki status sosial yang tinggi pula. Hal ini
dikarenakan orang yang berpendidikan tinggi dianggap memiliki kelebihan yang
tidak dimiliki orang lain. Pendidikan yang tinggi juga biasanya berbanding lurus
dengan kenaikan status ekonomi. Semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi
pula jabatan yang bisa didapat serta semakin luas jangkauan pekerjaannya.

Kita bisa melihat di berbagai lowongan pekerjaan, salah satu kualifkasi yang
paling diperhitungkan adalah tingkat pendidikan. Semakin tinggi jabatan, semakin
sulit pekerjaan tersebut dilakukan, maka dibutuhkan pekerja yang lebih kompeten.
Kompetensi pekerja ini salah satunya adalah tingkat pendidikan. Kita ambil contoh,
seorang sarjana pendidikan tentu akan lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan
sebagai guru dibandingkan dengan yang tidak memiliki background sarjana.

Contoh lain adalah pekerjaan sebagai seorang dokter. Profesi sebagai dokter
hanya bisa didapatkan lewat jalur pendidikan di universitas. Hal ini dikarenakan
profesi dokter membutuhkan pemahaman ilmu yang mendalam karena menyangkut
nyawa manusia. Profesi dokter yang sangat krusial serta tingkat kesulitan yang tinggi
dalam menempuh pendidikan di bidang ini menjadi salah satu alasan tingginya
pendapatan seorang dokter. Pekerjaan-pekerjaan “bergengsi” dan bergaji tinggi lain
seperti pengacara, apoteker, dan arsitek juga pasti membutuhkan pendalaman ilmu
secara khusus yaitu lewat universitas.

Selain itu, kenaikan jabatan atau gaji seorang karyawan juga biasanya dilihat
dari tingkat pendidikannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka
kemungkinan ia mendapat kenaikan jabatan dan gaji juga akan lebih besar—
walaupun tentu tetap melihat aspek-aspek lainnya. Maka tak heran jika pekerjaan
yang hanya membutuhkan otot atau sekedar keterampilan tangan sederhana seperti
buruh pabrik biasanya hanya memberian kualifikasi minimal lulusan SMA pada
pekerjanya. Pekerjaan sebagai buruh tidak membutuhkan pengetahuan khusus atau
ilmu yang harus didalami. Pekerjaan ini hanya membutuhkan pembiasaan atau
keterampilan sederhana yang bisa dipelajari secara cepat.

Persaingan untuk mendapatkan pekerjaan demi menaikkan status sosial ini


tentu membuat orang-orang berlomba-lomba untuk mendapatkan barisan gelar di
belakang namanya. Sayangnya, tidak semua orang bisa dengan mudah menaikkan
status sosialnya. Tidak semua orang memiliki privilege untuk bisa menempuh
pendidikan hingga jenjang yang tinggi. Banyak hal-hal yang menghambat terjadinya
mobilitas sosial.

Salah satu yang paling utama adalah kemiskinan. Banyak anak yang terlahir
dari keluarga miskin dan tidak mampu melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang
lebih tinggi. Seseorang dengan pendidikan rendah tentu akan lebih sulit mendapatkan
pekerjaan “bergengsi” dan bergaji tinggi karena kualifikasi untuk mendapat
pekerjaan-pekerjaan itu membutuhkan pendidikan yang tinggi. Mau tidak mau
mereka akan memilih pekerjaan dengan tingkat kualifikasi yang lebih rendah dan
tidak bergaji tinggi. Hal ini tentu membuat lingkaran setan kemiskinan semakin
berkembang. Seseorang yang terlahir dari keluarga miskin dan berpendidikan rendah
kemungkinan akan melahirkan anak dengan nasib serupa. Kemiskinan ini akan
berjalan terus-menerus jika tidak ada satu generasi yang bisa mendongkrak status
sosial keluarganya.

Walaupun pendidikan menjadi salah satu saluran mobilitas sosial utama dalam
menaikkan status sosial, banyak juga orang-orang yang memiliki status sosial tinggi
walaupun memiliki tingkat pendidikan yang bisa dibilang rendah. Orang-orang yang
berprofesi sebagai aktor, penyanyi, atau pembawa acara TV biasanya memiliki status
sosial yang tinggi walaupun dirinya tidak pernah mengenyam bangku kuliah. Hal ini
dikarenakan ilmu dari profesi-profesi ini tidak harus dipelajari di universitas.
Pernikahan juga bisa menjadi salah satu pendongkrak status sosial seseorang. Seorang
perempuan lulusan SMA dari keluarga sederhana, jika menikah dengan seorang
pengusaha kaya maka secara otomatis status sosialnya akan terangkat naik.

Pendidikan memang menjadi salah satu saluran mobilitas sosial terbesar.


Namun, pada kondisi dan profesi tertentu, tidak selamanya pendidikan bisa
mengangkat status sosial seseorang. Dibutuhkan aspek-aspek lainnya untuk bisa
mengangkat status tersebut. Meskipun bergitu, pendidikan tetap menjadi salah satu
indikator terbesar dalam penentu status sosial seseorang, terutama di Indonesia.
Daftar Pustaka

Seknun, M. Y. (2015). Pendidikan sebagai media mobilitas sosial. Auladuna, 2(36),


131–141.

Wahyuni. (2018). Mobilitas Sosial Vertikal Antar Generasi Pada To Sama’ di


Kecamatan Mare Kabupaten Bone. E-Conversion - Proposal for a Cluster of
Excellence, 2.

Anda mungkin juga menyukai