06 Panduan Penurunan Risiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh
06 Panduan Penurunan Risiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh
TENTANG
PANDUAN PENURUNAN RISIKO CIDERA PASIEN AKIBAT TERJATUH
RUMAH SAKIT [NAMA CABANG]
Ditetapkan oleh:
1
Panduan Penurunan Risiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh
Rumah Sakit [Nama Cabang]
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I DEFINISI......................................................................................................3
BAB II RUANG LINGKUP..........................................................................................4
BAB III TATA LAKSANA...........................................................................................5
BAB IV TATA DOKUMENTASI.................................................................................13
2
Panduan Penurunan Risiko Cidera Pasien Akibat Terjatuh
Rumah Sakit [Nama Cabang]
BAB I
DEFINISI
1. Jatuh adalah seseorang tergeletak di lantai atau di tingkat yang lebih rendah
(disaksikan oleh seseorang) atau dilaporkan tergeletak di lantai (tanpa ada
saksi) yang tidak disebabkan oleh gerakan yang disengaja atau dikarenakan
faktor ekstrinsik seperti serangan stroke, pingsan atau kejang.
2. Nyaris jatuh adalah kehilangan keseimbangan secara tiba-tiba namun tidak
mengakibatkan jatuh atau cidera.
3. Pasien yang ditemukan berada di lantai tanpa diketahui mengapa dan
bagaimana terjadinya baik oleh pasien maupun oleh orang lain adalah
kejadian jatuh tanpa saksi mata.
3
Panduan Penurunan Risiko Cidera Pasien Akibat Terjatuh
Rumah Sakit [Nama Cabang]
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup panduan penurunan risiko cidera pasien akibat terjatuh meliputi:
1. Sasaran
2. Tempat pelaksanaan
3. Pelaksana
4. Identifikasi umum risiko jatuh
5. Faktor risiko jatuh
6. Pengkajian risiko jatuh
7. Intervensi resiko jatuh
8. Penanganan pasien pasca jatuh
9. Monitoring dan evaluasi
4
Panduan Penurunan Risiko Cidera Pasien Akibat Terjatuh
Rumah Sakit [Nama Cabang]
BAB III
TATA LAKSANA
A. Sasaran
Semua pasien yang akan diberi pelayanan di rumah sakit, baik pasien rawat jalan
maupun rawat inap.
B. Tempat Pelaksanaan
Semua tempat pelayanan pasien di rumah sakit dari pasien masuk sampai keluar
dari rumah sakit.
C. Pelaksana
Semua tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan, apoteker, analis kesehatan,
radiografer, petugas rehabilitasi medik / fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain), staf
administrasi, security dan staf pendukung pelayanan kesehatan lainnya.
D. Identifikasi Umum Resiko jatuh
1. Semua pasien baik rawat jalan dan rawat inap dilakukan identifikasi risiko jatuh
secara visual dilanjutkan dengan pengkajian risiko jatuh lebih lanjut.
2. Pasien usia < 3 tahun, pasien dengan indikasi ICU/HDU adalah pasien berisiko
jatuh tinggi.
3. Pasien rawat jalan dan pengunjung diidentifikasi risiko jatuh oleh security dan
petugas registrasi di depan pintu masuk rumah sakit secara visual untuk
kebutuhan dibantu maupun kebutuhan kursi roda.
4. Penanda risiko jatuh tinggi pada pasien sebagai berikut:
a. Rawat jalan: gelang warna kuning yang dipasangkan pada tangan kanan
pasien.
b. Rawat inap: kancing warna kuning yang dipasangkan pada gelang identitas
pasien.
E. Pengkajian Risiko Jatuh
1. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan dilakukan pengkajian awal risiko jatuh.
2. Pengkajian awal risiko jatuh untuk pasien rawat jalan (OPD, FHC, EHS, Dental,
One Day Care) menggunakan skala get up and go test dalam system care 21.
3. Pengkajian awal risiko jatuh untuk pasien rawat jalan Hemodialisis, Fisioterapi,
Radiologi, Laboratorium menggunakan formulir skala get up and go test.
4. Pengkajian awal risiko jatuh untuk pasien rawat inap dan ER menggunakan
Humpty Dumpty (3 - 14 tahun), Morse Fall (15 - 59 tahun), dan Geriatri (≥ 60
tahun).
5. Pasien usia < 3 tahun, pasien dengan indikasi ICU/HDU adalah pasien berisiko
jatuh tinggi sehingga langsung dilakukan intervensi dan tidak dilakukan
pengkajian awal risiko jatuh.
6. Pengkajian risiko jatuh untuk pasien rawat inap dan ER
a. Pengkajian pasien rawat inap menggunakan 3 skala pemeriksaan yaitu:
5
Panduan Penurunan Risiko Cidera Pasien Akibat Terjatuh
Rumah Sakit [Nama Cabang]
6
Panduan Penurunan Risiko Cidera Pasien Akibat Terjatuh
Rumah Sakit [Nama Cabang]
Terpasang IV /
20
Heparinisasi
Mobilisasi /
Pergerakan / Gaya 0
Berjalan
Bed rest, normal,
kursi roda
Lemah 10
Gangguan mobilisasi 20
Status Mental 0
Sadar/ Orientasi baik
Tidak sadar/
15
disotientasi
Total Score
RESIKO JATUH
Tidak Beresiko 0- 24
Kurang Beresiko 25 - 50
Resiko Tinggi > 50
Geriatri
Parameter / Kriteria Skor Nilai
Kebingungan intermittent 2
Kelemahan umum 2
Obat-obat beresiko tinggi (diuretik,
narkotik, sedatif, antipsikotik, laksatif,
vasodilator, antiaritmia, antihipertensi, obat 2
hipoglikemik, antidepresan, neuroleptik,
NSAID)
Riwayat jatuh dalam waktu 12 bulan
2
sebelumnya
8
Panduan Penurunan Risiko Cidera Pasien Akibat Terjatuh
Rumah Sakit [Nama Cabang]
Osteoporosis 1
Gangguan pendengaran dan atau
1
penglihatan
Usia 60 tahun ke atas 1
Total Score
RESIKO JATUH
Risiko rendah untuk jatuh 1-3
Risiko tinggi untuk jatuh 4
Hasil
N Hasil Penilaian / Pengkajian Keterangan
o
1 Tidak Berisiko Tidak Ditemukan a & b
2 Risiko Rendah Ditemukan salah satu dari
a/b
3 Risiko Tinggi Ditemukan a & b
Tindakan
No Hasil Kajian Tindakan Ya Tidak Tanda Tangan
Nama Petugas
1 Tidak Edukasi
Berisiko
2 Risiko Edukasi
Rendah
Menawarkan bantuan
9
Panduan Penurunan Risiko Cidera Pasien Akibat Terjatuh
Rumah Sakit [Nama Cabang]
/ kebutuhan khusus
kepada pasien
3 Risiko Edukasi
Tinggi
Menawarkan bantuan
/ kebutuhan khusus
kepada pasien
Memasangkan gelang
warna kuning
b. Cara Pengisian :
1) Pengkajian
a) Petugas melakukan penilaian risiko jatuh pasien menggunakan
pengkajian risiko jatuh dalam system care21 dan formulir manual.
b) Petugas melihat pasien datang apakah berjalan tidak seimbang /
sempoyongan / limbung dan mendokumentasikan hasil dengan mengisi
salah satu jawaban ya / tidak pada system care21 dan formulir manual.
c) Petugas melihat pasien datang apakah berjalan menggunakan alat
bantu (kruk, tripot, kursi roda, bantuan orang lain) dan
mendokumentasikan hasil dengan mengisi salah satu jawaban ya / tidak
pada system care21 dan formulir manual.
d) Petugas melihat pasien datang apakah menopang saat akan duduk,
tampak memegang pinggiran kursi atau meja / benda lain sebagai
penopang saat akan duduk dan mendokumentasikan hasil dengan
mengisi salah satu jawaban ya / tidak pada system care21 dan formulir
manual.
e) Setelah diketahui kriteria risiko jatuh, petugas melakukan intervensi
sesuai dengan tingkat risiko jatuh.
2) Penilaian risiko jatuh dibagi kedalam :
a) Tidak Berisiko : tidak ditemukan a & b
b) Risiko rendah : ditemukan salah satu dari a & b
c) Risiko tinggi : ditemukan a & b
8. Pengkajian ulang risiko jatuh pada pasien rawat inap dilakukan karena adanya
perubahan kondisi (penurunan kesadaran, mendapatkan obat – obat efek sedasi,
post operasi), mengalami jatuh saat dirawat atau berisiko jatuh dari hasil
pengkajian.
9. Pengkajian ulang untuk pasien berisiko jatuh tinggi dilakukan setiap 3 hari.
10. Pengkajian ulang untuk pasien tidak berisiko jatuh tinggi dan risiko jatuh rendah
dilakukan setiap 7 hari.
11. Petugas melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pengkajian
risiko jatuh dan didokumentasikan di formulir edukasi terintegrasi.
12. Jika pasien tidak memungkinkan untuk menjawab pertanyaan maka tanyakan
kepada penjaga/wali/keluarga terdekatnya
10
Panduan Penurunan Risiko Cidera Pasien Akibat Terjatuh
Rumah Sakit [Nama Cabang]
3. Pasien berisiko jatuh di ruang radiologi (Ct Scan & MRI) dilakukan pemasangan
sabuk pengaman sebelum dilakukan pemotretan dan di ruang radiologi
11
Panduan Penurunan Risiko Cidera Pasien Akibat Terjatuh
Rumah Sakit [Nama Cabang]
Tingkat Cidera
3 Meninggal
2. Kaji tanda-tanda vital, tingkat kesadaran, perubahan ROM (Range Of Motion) dan
lakukan pemeriksaan GDS (Gula Darah Sewaktu)
3. Pindahkan pasien dari posisi jatuh dengan aman dan perhatikan adanya risiko
cedera spinal dan kepala
4. Beritahu dokter dan kepala ruang
5. Observasi pasien secara berkala
6. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan dalam catatan terintegrasi system
care21.
7. Lakukan pengkajian ulang risiko jatuh.
8. Komunikasikan kepada seluruh petugas kesehatan dan keluarga pasien bahwa
pasien mengalami jatuh dan berisiko untuk jatuh lagi.
9. Apabila di ruang rawat inap ditemukan pasien jatuh (sebelum pengkajian ulang),
maka perawat melakukan penanganan pasien pasca jatuh sesuai prosedur dan
dipasang kancing warna kuning, didokumentasikan pada catatan terintegrasi
kemudian membuat laporan insiden menggunakan formulir pelaporan insiden
keselaman pasien dan melaporkan ke QA dalam waktu 1x24 jam.
10. Pasien jatuh di area lain RS dilakukan penanganan terlebih dahulu di tempat
kejadian, jika memerlukan penanganan lebih lanjut pasien dibawa ke Emergency
Room
12
Panduan Penurunan Risiko Cidera Pasien Akibat Terjatuh
Rumah Sakit [Nama Cabang]
BAB IV
DOKUMENTASI
A. KEBIJAKAN
1. Kebijakan Umum Pelayanan Rumah Sakit.
2. Kebijakan Sasaran Keselamatan Pasien.
B. PANDUAN
Panduan Sasaran Keselamatan Pasien.
C. PROSEDUR
Prosedur yang memandu tindakan pencegahan pasien jatuh dan penanganan
apabila pasien jatuh adalah:
1. SPO Manajemen Risiko Jatuh.
2. SPO Intervensi dan Monitoring Risiko Jatuh.
3. SPO Penilaian Risiko Jatuh.
4. SPO Penanganan Pasien Paska Jatuh.
5. SPO Penilaian Jatuh Pada anak.
6. SPO Penilaian jatuh pada dewasa.
D. FORMAT
1. Form Pengkajian Risiko Jatuh yang digunakan terdiri dari:
a. Pengkajian rawat inap dan ER (anak, dewasa, geriatri).
b. Pengkajian rawat jalan (get up and go).
2. Intervensi yang telah dilakukan, tercatat dalam catatan terintegrasi system
Care21.
3. Form Incident Report digunakan untuk melaporkan kejadian jatuh dan dilaporkan
dalam waktu 1x24 jam.
E. PENANDA IDENTIFIKASI
Gbr 2. Gelang Warna Kuning Penanda Risiko Jatuh Tinggi Rawat Jalan
13
Panduan Penurunan Risiko Cidera Pasien Akibat Terjatuh
Rumah Sakit [Nama Cabang]
14
Panduan Penurunan Risiko Cidera Pasien Akibat Terjatuh