Anda di halaman 1dari 16

PERATURAN [MANAGEMENT OFFICE]

RUMAH SAKIT [NAMA CABANG]


NOMOR 06/CA-C/DM/PER/MO/IX/2022

TENTANG
PANDUAN PENURUNAN RISIKO CIDERA PASIEN AKIBAT TERJATUH
RUMAH SAKIT [NAMA CABANG]

[MANAGEMENT OFFICE] RUMAH SAKIT [NAMA CABANG]

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan


rumah sakit, maka diperlukan penyelenggaraan
pelayanan yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan pasien yang mengutamakan mutu
dan keselamatan pasien di rumah sakit dapat terlaksana
dengan baik perlu adanya upaya penurunan risiko jatuh
pada pasien;
c. bahwa sehubungan dengan hal – hal sebagaimana
tersebut dalam poin a dan b di atas, maka perlu
ditetapkan Panduan Penurunan Risiko Cidera Pasien
Akibat Terjatuh Rumah Sakit [Nama Cabang]dengan
Peraturan [Management Office].

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang


Praktik Kedokteran;
2. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
3. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor No 3 Tahun 2015
tentang Peredaran, penyimpanan, Pemusnahan, dan
Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor
Farmasi;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
27 tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1087/MENKES/SK/VIII/2008 tentang Standar
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN [MANAGEMENT OFFICE] RUMAH SAKIT


[NAMA CABANG] TENTANG PANDUAN PENURUNAN
RISIKO CIDERA PASIEN AKIBAT TERJATUH RUMAH
SAKIT [NAMA CABANG].

Kesatu : Rumah Sakit [Nama Cabang]menetapkan 6 (enam) Sasaran


Keselamatan Pasien :
Sasaran 1 : Mengidentifikasi pasien dengan benar
Sasaran 2 : Meningkatkan komunikasi yang efektif
Sasaran 3 : Meningkatkan keamanan obat-obatan yang
harus diwaspadai
Sasaran 4 : Memastikan lokasi pembedahan yang benar,
prosedur yang benar, Pembedahan pada
pasien yang benar
Sasaran 5 : Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan
kesehatan
Sasaran 6 : Mengurangi risiko cidera pasien akibat jatuh
Penjelasan lebih lanjut ada pada lampiran peraturan ini.
Kedua : Rumah Sakit [Nama Cabang]menerapkan standar
keselamatan pasien dengan berpedoman pada Standar
Akreditasi RS Kemenkes R.I 2022
Ketiga : Rumah Sakit [Nama Cabang]melakukan upaya pencegahan
KTD (Kejadian Tidak Diinginkan) melalui Tujuh Langkah
Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit :
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Memimpin dan mendukung staf
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko
4. Mengembangkan sistem pelaporan
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan
pasien
7. Mencegah cidera melalui implementasi sistem
keselamatan pasien.
Keempat : Semua unit pelayanan di lingkungan Rumah Sakit [Nama
Cabang]menjalankan kebijakan sasaran keselamatan pasien.
Kelima : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Tempat Cabang


Pada tanggal 30 September 2022
Chief Executive Officer

Naveen Kumar Mantha


Rumah Sakit [Nama Cabang]

R UMAH S AKIT [N AMA C ABANG ]


Panduan Penurunan Risiko Cidera Pasien
Akibat Terjatuh

Tgl. Pembuatan: Desember 2019

Tgl. Peninjauan: September 2022

Peninjauan Selanjutnya: September 2025

Ditetapkan oleh:

Chief Executive Officer

1
Panduan Penurunan Risiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh
Rumah Sakit [Nama Cabang]

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I DEFINISI......................................................................................................3
BAB II RUANG LINGKUP..........................................................................................4
BAB III TATA LAKSANA...........................................................................................5
BAB IV TATA DOKUMENTASI.................................................................................13

2
Panduan Penurunan Risiko Cidera Pasien Akibat Terjatuh
Rumah Sakit [Nama Cabang]

BAB I
DEFINISI

1. Jatuh adalah seseorang tergeletak di lantai atau di tingkat yang lebih rendah
(disaksikan oleh seseorang) atau dilaporkan tergeletak di lantai (tanpa ada
saksi) yang tidak disebabkan oleh gerakan yang disengaja atau dikarenakan
faktor ekstrinsik seperti serangan stroke, pingsan atau kejang.
2. Nyaris jatuh adalah kehilangan keseimbangan secara tiba-tiba namun tidak
mengakibatkan jatuh atau cidera.
3. Pasien yang ditemukan berada di lantai tanpa diketahui mengapa dan
bagaimana terjadinya baik oleh pasien maupun oleh orang lain adalah
kejadian jatuh tanpa saksi mata.

3
Panduan Penurunan Risiko Cidera Pasien Akibat Terjatuh
Rumah Sakit [Nama Cabang]

BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup panduan penurunan risiko cidera pasien akibat terjatuh meliputi:

1. Sasaran
2. Tempat pelaksanaan
3. Pelaksana
4. Identifikasi umum risiko jatuh
5. Faktor risiko jatuh
6. Pengkajian risiko jatuh
7. Intervensi resiko jatuh
8. Penanganan pasien pasca jatuh
9. Monitoring dan evaluasi

4
Panduan Penurunan Risiko Cidera Pasien Akibat Terjatuh
Rumah Sakit [Nama Cabang]

BAB III
TATA LAKSANA

A. Sasaran
Semua pasien yang akan diberi pelayanan di rumah sakit, baik pasien rawat jalan
maupun rawat inap.
B. Tempat Pelaksanaan
Semua tempat pelayanan pasien di rumah sakit dari pasien masuk sampai keluar
dari rumah sakit.
C. Pelaksana
Semua tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan, apoteker, analis kesehatan,
radiografer, petugas rehabilitasi medik / fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain), staf
administrasi, security dan staf pendukung pelayanan kesehatan lainnya.
D. Identifikasi Umum Resiko jatuh
1. Semua pasien baik rawat jalan dan rawat inap dilakukan identifikasi risiko jatuh
secara visual dilanjutkan dengan pengkajian risiko jatuh lebih lanjut.
2. Pasien usia < 3 tahun, pasien dengan indikasi ICU/HDU adalah pasien berisiko
jatuh tinggi.
3. Pasien rawat jalan dan pengunjung diidentifikasi risiko jatuh oleh security dan
petugas registrasi di depan pintu masuk rumah sakit secara visual untuk
kebutuhan dibantu maupun kebutuhan kursi roda.
4. Penanda risiko jatuh tinggi pada pasien sebagai berikut:
a. Rawat jalan: gelang warna kuning yang dipasangkan pada tangan kanan
pasien.
b. Rawat inap: kancing warna kuning yang dipasangkan pada gelang identitas
pasien.
E. Pengkajian Risiko Jatuh
1. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan dilakukan pengkajian awal risiko jatuh.
2. Pengkajian awal risiko jatuh untuk pasien rawat jalan (OPD, FHC, EHS, Dental,
One Day Care) menggunakan skala get up and go test dalam system care 21.
3. Pengkajian awal risiko jatuh untuk pasien rawat jalan Hemodialisis, Fisioterapi,
Radiologi, Laboratorium menggunakan formulir skala get up and go test.
4. Pengkajian awal risiko jatuh untuk pasien rawat inap dan ER menggunakan
Humpty Dumpty (3 - 14 tahun), Morse Fall (15 - 59 tahun), dan Geriatri (≥ 60
tahun).
5. Pasien usia < 3 tahun, pasien dengan indikasi ICU/HDU adalah pasien berisiko
jatuh tinggi sehingga langsung dilakukan intervensi dan tidak dilakukan
pengkajian awal risiko jatuh.
6. Pengkajian risiko jatuh untuk pasien rawat inap dan ER
a. Pengkajian pasien rawat inap menggunakan 3 skala pemeriksaan yaitu:

5
Panduan Penurunan Risiko Cidera Pasien Akibat Terjatuh
Rumah Sakit [Nama Cabang]

1) Anak (Humpty Dumpty)


Penilaian risiko jatuh sebagai berikut:
a) Risiko rendah untuk jatuh (7 – 11)
b) Risiko tinggi untuk jatuh (≥ 12)
2) Dewasa (Morse)
Penilaian risiko jatuh sebagai berikut:
a) Risiko rendah (0 – 24)
b) Resiko sedang (25 – 50)
c) Risiko tinggi (> 50)
3) Geriatri
Penilaian risiko jatuh sebagai berikut:
a) Risiko rendah (1 – 3)
b) Risiko tinggi (4)
b. Cara pengisian pengkajian risiko jatuh anak, dewasa, dan geriatri:
1) Perawat melakukan penilaian risiko jatuh pasien menggunakan pengkajian
dan monitoring risiko jatuh dalam system care 21.
2) Perawat memilih skala pemeriksaan risiko jatuh berdasarkan usia pasien
dengan mencentang pada kolom check box.
3) Perawat memasukkan skor masing masing kriteria pada kolom nilai.
4) Perawat melihat total skor dan kriteria risiko jatuh pada kolom skor dan
kolom monitoring risiko jatuh.
5) Setelah diketahui kriteria risiko jatuh, perawat melakukan intervensi sesuai
dengan tingkat risiko jatuh.

Tabel 1.1 Pengkajian Risiko Jatuh Anak

Anak (Humpty Dumpty Scale)


Parameter Kriteria Skor Nilai
Di bawah 3 tahun 4  
3 - 7 tahun 3  
Umur
7 - 13 tahun 2  
> 13 tahun 1  
Laki – laki 2  
Jenis Kelamin
Perempuan 1  
Kelainan neurologis 4  
Perubahan dalam oksigenasi
(masalah saluran napas, dehidrasi, 3  
Diagnosa
anemia, sinkop / sakit kepala, dll)
Kelainan Psikis / Perilaku 2  
Diagnosis lain 1  

6
Panduan Penurunan Risiko Cidera Pasien Akibat Terjatuh
Rumah Sakit [Nama Cabang]

Riwayat jatuh dari tempat tidur


4  
saat bayi-anak
Faktor Pasien menggunakan alat
3  
Lingkungan bantu/box/mebel
Pasien berada di tempat tidur 2  
Diluar ruang rawat 1  
Respon Dalam 24 Jam 3  
terhadap Dalam 48 Jam 2  
operasi/obat
penenang/efe > 48 Jam 1  
k anastesi
Bermacam-macam obat yang
digunakan: obat sedatif (kecuali
pasien ICU yang menggunakan
sedasi & paralisis), hipnotik, 3  
Penggunaan barbiturat, fenotiazin,
Obat antidepresan, laksans / diuretika,
narkotika

Salah satu dari pengobatan diatas 2  


Pengobatan lain 1  
Total Score  
RESIKO JATUH
 Risiko rendah untuk jatuh 7 - 11
 Risiko tinggi untuk jatuh ≥ 12

Tabel 1.2 Pengkajian Risiko Jatuh Dewasa

Dewasa (Morse Fall Scale)


Parameter / Kriteria Skor Nilai

Riwayat Jatuh dalam 3


25  
bulan terakhir

Diagnosa Lebih dari 1 15  


Penggunaan Alat bantu 0  
  Tidak menggunakan
alat bantu, Bed rest,
  kursi roda
Menggunakan Crutch,
  15  
walker
Menggunakan
  Furniture (meja, 30  
kursi, dll)
7
Panduan Penurunan Risiko Cidera Pasien Akibat Terjatuh
Rumah Sakit [Nama Cabang]

Terpasang IV /
20  
Heparinisasi
Mobilisasi /
Pergerakan / Gaya 0  
Berjalan
Bed rest, normal,
 
kursi roda
  Lemah 10  
  Gangguan mobilisasi 20  
Status Mental 0  
  Sadar/ Orientasi baik
Tidak sadar/
  15  
disotientasi
Total Score  
RESIKO JATUH
 Tidak Beresiko 0- 24
 Kurang Beresiko 25 - 50
 Resiko Tinggi > 50

Tabel 1.3 Pengkajian Risiko Jatuh Geriatri

Geriatri
Parameter / Kriteria Skor Nilai

Gangguan gaya berjalan (diseret,


4  
menghentak, berayun)
Pusing / pingsan pada posisi tegak 3  
Kebingungan setiap saat 3  
Nokturia / inkontinesia 3  

Kebingungan intermittent 2  

Kelemahan umum 2  
Obat-obat beresiko tinggi (diuretik,
narkotik, sedatif, antipsikotik, laksatif,
vasodilator, antiaritmia, antihipertensi, obat 2  
hipoglikemik, antidepresan, neuroleptik,
NSAID)
Riwayat jatuh dalam waktu 12 bulan
2  
sebelumnya

8
Panduan Penurunan Risiko Cidera Pasien Akibat Terjatuh
Rumah Sakit [Nama Cabang]

Osteoporosis 1  
Gangguan pendengaran dan atau
1  
penglihatan
Usia 60 tahun ke atas 1  
Total Score  
RESIKO JATUH
 Risiko rendah untuk jatuh 1-3
 Risiko tinggi untuk jatuh 4

7. Pengkajian risiko jatuh untuk pasien rawat jalan


a. Pengkajian risiko jatuh pasien rawat jalan menggunakan skala get up and go
dalam system care21 dan formulir manual, dengan format :
Pengkajian
N Penialaian / Pengkajian Ya Tidak
o
1 a. Cara berjalan pasien (Salah atau lebih)
1) Tidak seimbang / sempoyongan / limbung
2) Jalan menggunakan alat bantu
(kruk,tripot,kursi roda,orang lain)
b. Menopang saat akan duduk : tampak memegang
pinggiran kursi / meja / benda lain sebagai
penopang saat akan duduk

Hasil
N Hasil Penilaian / Pengkajian Keterangan
o
1 Tidak Berisiko Tidak Ditemukan a & b
2 Risiko Rendah Ditemukan salah satu dari
a/b
3 Risiko Tinggi Ditemukan a & b

Tindakan
No Hasil Kajian Tindakan Ya Tidak Tanda Tangan
Nama Petugas
1 Tidak Edukasi
Berisiko
2 Risiko Edukasi
Rendah
Menawarkan bantuan

9
Panduan Penurunan Risiko Cidera Pasien Akibat Terjatuh
Rumah Sakit [Nama Cabang]

/ kebutuhan khusus
kepada pasien
3 Risiko Edukasi
Tinggi
Menawarkan bantuan
/ kebutuhan khusus
kepada pasien
Memasangkan gelang
warna kuning

b. Cara Pengisian :
1) Pengkajian
a) Petugas melakukan penilaian risiko jatuh pasien menggunakan
pengkajian risiko jatuh dalam system care21 dan formulir manual.
b) Petugas melihat pasien datang apakah berjalan tidak seimbang /
sempoyongan / limbung dan mendokumentasikan hasil dengan mengisi
salah satu jawaban ya / tidak pada system care21 dan formulir manual.
c) Petugas melihat pasien datang apakah berjalan menggunakan alat
bantu (kruk, tripot, kursi roda, bantuan orang lain) dan
mendokumentasikan hasil dengan mengisi salah satu jawaban ya / tidak
pada system care21 dan formulir manual.
d) Petugas melihat pasien datang apakah menopang saat akan duduk,
tampak memegang pinggiran kursi atau meja / benda lain sebagai
penopang saat akan duduk dan mendokumentasikan hasil dengan
mengisi salah satu jawaban ya / tidak pada system care21 dan formulir
manual.
e) Setelah diketahui kriteria risiko jatuh, petugas melakukan intervensi
sesuai dengan tingkat risiko jatuh.
2) Penilaian risiko jatuh dibagi kedalam :
a) Tidak Berisiko : tidak ditemukan a & b
b) Risiko rendah : ditemukan salah satu dari a & b
c) Risiko tinggi : ditemukan a & b
8. Pengkajian ulang risiko jatuh pada pasien rawat inap dilakukan karena adanya
perubahan kondisi (penurunan kesadaran, mendapatkan obat – obat efek sedasi,
post operasi), mengalami jatuh saat dirawat atau berisiko jatuh dari hasil
pengkajian.
9. Pengkajian ulang untuk pasien berisiko jatuh tinggi dilakukan setiap 3 hari.
10. Pengkajian ulang untuk pasien tidak berisiko jatuh tinggi dan risiko jatuh rendah
dilakukan setiap 7 hari.
11. Petugas melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pengkajian
risiko jatuh dan didokumentasikan di formulir edukasi terintegrasi.
12. Jika pasien tidak memungkinkan untuk menjawab pertanyaan maka tanyakan
kepada penjaga/wali/keluarga terdekatnya

10
Panduan Penurunan Risiko Cidera Pasien Akibat Terjatuh
Rumah Sakit [Nama Cabang]

F. Intervensi Risiko Jatuh


1. Rawat Inap
a. Tindakan pencegahan umum
Dilakukan pada pasien yang tidak berisiko jatuh dan berisiko jatuh rendah,
sebagai berikut:
1) Melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga :
a) Orientasi ruangan
b) Kebutuhan pasien (alat bantu dalam jangkauan: tongkat, alat
penopang, kacamata, dan lain - lain).
c) Roda tempat tidur dalam keadaan terkunci, dan posisikan tempat tidur
serendah mungkin.
d) Penerangan yang cukup.
e) Karakteristik lingkungan (lantai dalam kondisi kering, siderail tempat
tidur selalu dalam posisi dinaikkan, memberikan / menginformasikan
pada pasien untuk menggunakan alas kakiyang tidak licin,
mendekatkan bel pada tempat yang mudah dijangkau).
2) Menemani pasien ke kamar mandi atau membantu kebutuhan khusus
pasien (eliminasi BAB, BAK, mandi, ganti baju) diatas tempat tidur.
b. Intervensi risiko jatuh tinggi, sebagai berikut:
1) Lakukan semua tindakan pencegahan umum
2) Memasangkan kancing warna kuning pada gelang identitas pasien
3) Melakukan monitoring risiko jatuh setiap shif
4) Melakukan pengkajian ulang setiap 3 hari
5) Memposisikan pasien pada ruangan dekat dengan ruang perawat (jika
memungkinkan)
c. Dokumentasikan monitoring risiko jatuh pasien pada pengkajian dan
monitoring risiko jatuh system care21 dengan memasukkan tanggal dan jam
pelaksanaan monitoring, menuliskan skor risiko jatuh pada kolom skor,
selanjutnya melihat intervensi yang akan dilakukan dengan mengisi tampilan
pada kolom intervensi yang dilakukan dan mengisi pada kolom check box
monitoring yang akan dilakukan.
2. Rawat Jalan
Intervensi pencegahan risiko jatuh di rawat jalan meliputi:
a. Tidak Berisiko Jatuh
- Lakukan edukasi (tindakan pencegahan umum).
b. Risiko Rendah Jatuh
- Lakukan edukasi (tindakan pencegahan umum).
- Menawarkan bantuan / kebutuhan khusus kepada pasien.
c. Risiko tinggi jatuh
- Lakukan edukasi (tindakan pencegahan umum).
- Menawarkan bantuan / kebutuhan khusus kepada pasien.
- Memasangkan gelang warna kuning.

3. Pasien berisiko jatuh di ruang radiologi (Ct Scan & MRI) dilakukan pemasangan
sabuk pengaman sebelum dilakukan pemotretan dan di ruang radiologi

11
Panduan Penurunan Risiko Cidera Pasien Akibat Terjatuh
Rumah Sakit [Nama Cabang]

konvensional pasien rawat inap dilakukan pemotretan menggunakan bed pasien


dan selalu dipasang pengaman tempat tidur kanan kiri, pasien rawat jalan
berisiko jatuh tinggi menggunakan bed radiologi maka meminta salah satu
keluarga menemani pasien dengan menggunakan APD.
G. Penanganan Pasien Pasca Jatuh
Langkah-langkah penanganan pasien pasca jatuh sebagai berikut:
1. Kaji adanya cidera dan tentukan tingkat cidera

Tingkat Cidera

0 Tidak ada cidera

1 Minor: abrasi, memar, laserasi minor yang


membutuhkan jahitan

2 Mayor: fraktur, trauma kepala/spinal

3 Meninggal

2. Kaji tanda-tanda vital, tingkat kesadaran, perubahan ROM (Range Of Motion) dan
lakukan pemeriksaan GDS (Gula Darah Sewaktu)
3. Pindahkan pasien dari posisi jatuh dengan aman dan perhatikan adanya risiko
cedera spinal dan kepala
4. Beritahu dokter dan kepala ruang
5. Observasi pasien secara berkala
6. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan dalam catatan terintegrasi system
care21.
7. Lakukan pengkajian ulang risiko jatuh.
8. Komunikasikan kepada seluruh petugas kesehatan dan keluarga pasien bahwa
pasien mengalami jatuh dan berisiko untuk jatuh lagi.
9. Apabila di ruang rawat inap ditemukan pasien jatuh (sebelum pengkajian ulang),
maka perawat melakukan penanganan pasien pasca jatuh sesuai prosedur dan
dipasang kancing warna kuning, didokumentasikan pada catatan terintegrasi
kemudian membuat laporan insiden menggunakan formulir pelaporan insiden
keselaman pasien dan melaporkan ke QA dalam waktu 1x24 jam.
10. Pasien jatuh di area lain RS dilakukan penanganan terlebih dahulu di tempat
kejadian, jika memerlukan penanganan lebih lanjut pasien dibawa ke Emergency
Room

12
Panduan Penurunan Risiko Cidera Pasien Akibat Terjatuh
Rumah Sakit [Nama Cabang]

BAB IV
DOKUMENTASI

A. KEBIJAKAN
1. Kebijakan Umum Pelayanan Rumah Sakit.
2. Kebijakan Sasaran Keselamatan Pasien.
B. PANDUAN
Panduan Sasaran Keselamatan Pasien.
C. PROSEDUR
Prosedur yang memandu tindakan pencegahan pasien jatuh dan penanganan
apabila pasien jatuh adalah:
1. SPO Manajemen Risiko Jatuh.
2. SPO Intervensi dan Monitoring Risiko Jatuh.
3. SPO Penilaian Risiko Jatuh.
4. SPO Penanganan Pasien Paska Jatuh.
5. SPO Penilaian Jatuh Pada anak.
6. SPO Penilaian jatuh pada dewasa.
D. FORMAT
1. Form Pengkajian Risiko Jatuh yang digunakan terdiri dari:
a. Pengkajian rawat inap dan ER (anak, dewasa, geriatri).
b. Pengkajian rawat jalan (get up and go).
2. Intervensi yang telah dilakukan, tercatat dalam catatan terintegrasi system
Care21.
3. Form Incident Report digunakan untuk melaporkan kejadian jatuh dan dilaporkan
dalam waktu 1x24 jam.
E. PENANDA IDENTIFIKASI

Gbr 1. Gelang Identitas Pasien dengan Kancing Kuning

Gbr 2. Gelang Warna Kuning Penanda Risiko Jatuh Tinggi Rawat Jalan

13
Panduan Penurunan Risiko Cidera Pasien Akibat Terjatuh
Rumah Sakit [Nama Cabang]

14
Panduan Penurunan Risiko Cidera Pasien Akibat Terjatuh

Anda mungkin juga menyukai