Melalui kongres ini segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan
atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama
dan suku, sepakat dihapuskan. Mereka adalah guru-guru yang aktif mengajar,
pensiunan guru yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia
yang baru dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di
dalam kongres inilah, pada tanggal 25 November 1945 - seratus hari setelah
proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia - Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI) didirikan.
Dengan adanya wabah virus Corona atau biasa disebut dengan Covid19 ini
yang semakin hari terus menambah jumlah angka kematian dan jumlah pasien
positif membuat beberapa Gubernur seperti provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur dan beberapa provinsi lainnya memutuskan untuk melakukan
Pembatasan Sosial Berskala Besar atau biasa disebut dengan PSBB. Dengan
adanya keputusan tersebut tentunya sebagai salah satu upaya untuk memenuhi
kebutuhan pokok salah satunya yaitu kebutuhan akan rasa aman dan terlindungi
dari bahaya, namun keputusan tersebut tidak memenuhi kebutuhan fisiologis
beberapa guru swasta yang pendapatannya tidak di jamin pemerintah melainkan di
tanggung oleh yayasan dimana keputusan tersebut tidak dapat menutupi kebutuhan
akan rasa lapar dan haus karena pendapatan yang berkurang bahkan belum di
bayar. Kedua kebutuhan pokok tersebut terdapat dalam Teori Motivasi Abraham
Maslow.
Setelah tersampainya informasi dari atasan, para guru maupun dosen akan
melakukan rapat mengenai kebijakan yang telah dibuat oleh kementrian pendidikan
dan kebudayaan. Hal tersebut disebut dengan Komunikasi Horizontal, yaitu
penyampaian informasi diantara rekan sejawat dalam unit kerja yang sama dengan
tujuan pemecahan masalah bersama, mengkoordinasikan penugasan kerja dan
mencapai pemahaman bersama.
Dengan adanya wabah virus Corona atau biasa disebut dengan Covid19 ini
yang semakin hari terus menambah jumlah angka kematian dan jumlah pasien
positif membuat Mendikbud Nadiem Makarim mengambil keputusan untuk
mengajak para Guru dan Dosen di kota yang terdampak Covid19 untuk mengajar
dan bekerja dari rumah. Beliau mengatakan kegiatan mengajar bisa dilakukan dari
rumah dengan menggunakan teknologi. Para pendidik dan tenaga kependidikan
juga diimbau agar tidak perlu datang ke sekolah ataupun kampus, proses
pembelajaran ataupun penyelesaian administrasi bisa dilakukan dengan
memanfaatkan teknologi.
Dalam situasi saat ini, tak semua pembelajaran online yang dilakukan sekolah
akan optimal. Karna tidak semua daerah memiliki koneksi internet yang baik dan
tidak semua peserta didik memiliki smartphone. Selain kemendikbud, imbauan
belajar dari rumah pun disampaikan oleh Presiden Joko Widodo. Belajar dari rumah
diharapkan bisa memutus rantai persebaran virus Corona di lingkungan pendidikan.
Salah satu kesulitan yang dihadapi saat belajar di rumah adalah keterbatasan
kuota internet untuk mengakses pembelajaran Online. Beberapa guru yang
menjalankan work from home juga mengaku mengalami kesulitan, terutama guru
perempuan karna ia harus menjalankan kewajiban sebagai ibu rumah tangga dan
juga sebagai guru, begitupun dengan guru-guru yang gagap teknologi karna pasti
akan mengalami kesulitan dan memakan waktu.
Tidak hanya guru, para peserta didik juga mengalami kesulitan. Selain sinyal
internet yang tidak begitu cepat dan keterbatasan kuota, para peserta didik juga
kewalahan dengan banyaknya tugas yang diberikan. Karna ada beberapa guru yang
memilih lebih banyak memberikan tugas daripada menjelaskan. Hal tersebut
membuat peserta didik kewalahan karna selain harus mengerjakan tugas mereka
juga terkadang harus membantu ibu mereka menyelesaikan pekerjaan rumah.
Menurut saya, karna sistem work from home ini masih terbilang baru di ranah
pendidikan Indonesia jadi sistem ini masih terbilang belum efektif karna selain
terbatasnya teknologi, minimnya persiapan, tidak ada smartphone, minim kuota, bad
signal dan masih banyak kekurangan-kekurangan lainnya. Dari beberapa
kekurangan tersebut saya berharap agar Universitas atau Sekolah dapat
memberikan kompensasi dan keringanan berupa Kuota gratis selama pembelajaran
dari rumah berlangsung, biaya tersebut dapat di ambil melalui pemotongan biaya
pembangunan atau SPP perbulan karna peserta didik tidak memakai fasilitas
gedung sama sekali. Namun dari work from home ini juga terdapat sisi positifnya
yaitu dengan belajar dari rumah dapat memutus rantai persebaran virus corona
mulai dari sekolah, transportasi umum, dan tempat umum.