Anda di halaman 1dari 14

PRESS RELEASE

Pusat Kajian Strategis


Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia

INDEKS KESEJAHTERAAN BAZNAS


 Pada tanggal 17 Oktober 2019 bertepatan dengan Peringatan Hari Pemberantasan
Kemiskinan Dunia, Pusat Kajian Strategis BAZNAS secara resmi merilis Indeks
Kesejahteraan BAZNAS (IKB)
 Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB) adalah indeks yang dirumuskan oleh Pusat
Kajian Strategis BAZNAS (Puskas BAZNAS) untuk mengukur dampak kondisi
kesejahteraan seseorang dari sebuah intervensi program pengentasan kemiskinan yang
sudah diselaraskan dengan prinsip Maqasid Syariah.
 Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB) disusun atas tiga indeks lainnya. Indeks tersebut
adalah Indeks CIBEST/Model Cibest, Modifikasi Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
dan Indeks Kemandirian.
 Dalam penggunaannya, IKB dapat digunakan secara global untuk mengukur dampak
kondisi kesejahteraan seseorang dari sebuah intervensi program pengentasan
kemiskinan, termasuk program pengentasan kemiskinan dari dana zakat.
PRESS RELEASE
Pusat Kajian Strategis
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia

A. Definisi

Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB) adalah indeks yang dirumuskan oleh Pusat Kajian
Strategis BAZNAS (Puskas BAZNAS) untuk mengukur dampak kondisi kesejahteraan
seseorang dari sebuah intervensi program pengentasan kemiskinan yang sudah diselaraskan
dengan prinsip Maqasid Syariah.
Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB) disusun atas tiga indeks lainnya. Indeks tersebut
adalah Indeks CIBEST/Model Cibest, Modifikasi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan
Indeks Kemandirian.
Dalam penggunaannya, IKB dapat digunakan secara global untuk mengukur dampak
kondisi kesejahteraan seseorang dari sebuah intervensi program pengentasan kemiskinan,
termasuk program pengentasan kemiskinan dari dana zakat. Jika angka IKB semakin mendekat
1, maka semakin baik dampak dari sebuah program yang dilakukan.

Table 1 Kategori Penilaian Indeks Kesejahteraan BAZNAS

Rentang Nilai Keterangan

0,00 – 0,20 Tidak baik

0,21 – 0,40 Kurang baik

0,41 – 0,60 Cukup baik

0,61 – 0,80 Baik

0,81 – 1,00 Sangat baik

B. Indeks CIBEST/Model CIBEST

Metode ini dikembangkan oleh Irfan Syauqi Beik dan Laily Dwi Arsyianti (2016). Hadirnya
Model CIBEST (Center for Islamic Business and Economic Studies) ini dilatarbelakangi akan
perlunya sebuah alat ukur dampak kemiskinan yang sesuai dengan Maqasid Syariah. Dimana
PRESS RELEASE
Pusat Kajian Strategis
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia

dalam prinsip Maqasid Syariah, kesejahteraan seorang manusia terdiri dari dua unsur
kesejahteraan secara simultan yakni kesejahteraan materi dan kesejahteraan ruhani.

Berangkat dari pemikiran tersebut, dibuatlah sebuah model yang dapat mengukur
kemiskinan tidak hanya dari sudut pandang material tetapi juga ruhani yang kini dikenal
dengan Model CIBEST. Model CIBEST memiliki empat area kuadran kesejahteraan, yaitu
kesejahteraan, kemiskinan spiritual, kemiskinan materil dan kemiskinan absolut.

a. Penentuan Kuadran CIBEST

Model CIBEST tersusun dari 4 kuadran yaitu kuadran kesejahteraan, kuadran kemiskinan
materil, kuadran kemiskinan spiritual dan kuadran kemiskinan absolut. Pengukuran dilakukan
dengan unit analisis rumah tangga dan membaginya menjadi 6 subkelompok, yaitu kepala
kelurga (KK), orang dewasa bekerja, orang dewasa tidak bekerja (>18 tahun), remaja (14-18
tahun), anak-anak (7-13 tahun) dan anak-anak (hingga usia 6 tahun). Untuk mengetahui tingkat
kemiskinan rumah tangga, CIBEST membagi keluarga menjadi empat kategori.
PRESS RELEASE
Pusat Kajian Strategis
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia

Berdasarkan gambar diatas, berikut adalah penjelasan masing-masing kuadran;


Pertama, yaitu keluarga yang ada di Kuadran-1. Keluarga yang ada di kuadran ini dikategorikan
sebagai keluarga sejahtera. Hal ini berarti bahwa keluarga tersebut sudah dapat memenuhi
kebutuhan material dan spiritual. Kedua, yaitu keluarga yang ada di Kuadran-II. Keluarga yang
ada di kuadran ini dikategorikan sebagai keluarga miskin material. Pada kuadran ini, keluarga
tersebut telah dapat memenuhi kebutuhan spiritualnya dengan baik. Hanya saja mereka masih
belum dapat memenuhi kebutuhan materialnya dengan baik. Ketiga, yaitu keluarga yang ada
di Kuadran-III. Keluarga yang ada di kuadran ini dikategorikan sebagai keluarga miskin
spiritual. Keluarga ini telah memenuhi kebutuhan materialnya dengan baik namun dari sisi
kebutuhan spiritual belum terpenuhi. Keempat, yaitu keluarga yang ada di kuadran-IV.
Keluarga yang ada di kuadran ini dikategorikan sebagai keluarga miskin absolut. Artinya,
keluarga yang ada di kuadran ini berada di titik kemiskinan terendah karena mereka tidak dapat
memenuhi kebutuhan spiritual maupun materialnya.
PRESS RELEASE
Pusat Kajian Strategis
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia

Penentuan kuadran sebuah keluarga dilakukan dengan menghitung aspek kemisikinan


material dan spiritual terlebih dahulu. Model CIBEST mengukur aspek kemiskinan material
atau Material Value (MV) dari 3 pendekatan. Pendekatan tersebut adalah survei periodik
tentang kebutuhan dasar material, standar garis kemiskinan menurut BPS, dan batas harta kena
zakat atau nishab. Untuk standar garis kemiskinan menurut BPS, perlu dilakukan penyesuaian
terlebih dahulu dari pendapatan per kapita kepada pendapatan keluarga. Standar nishab
dimasukkan karena hal tersebut merupakan batas antara mustahik dan muzakki yang akan
dugunakan untuk menghitung berapa prosentase mustahik yang sudah menjadi muzakki.

Pada aspek spiritual, Model CIBEST mengukur setiap keluarga berdasarkan 5 variabel
yaitu shalat, puasa, zakat dan infak, lingkungan keluarga dan kebijakan pemerintah. Kelima
variabel tersebut memiliki hubungan satu sama lain dan menjadi standar minimal yang harus
dipenuhi terkait dengan aspek spiritual. Tabel skor indikator kebutuhan spiritual dapat dirujuk
di Indeks Zakat Nasional (2016) & Kaji Dampak Lembaga Program (2018).

Nilai dari pemenuhan kebutuhan spiritual setiap anggota keluarga dihitung dengan
menggunakan rumus seperti di bawah ini:

Di mana:

Hi : Skor aktual anggota rumah tangga ke-i


Vpi : Skor sholat anggota rumah tangga ke-i
Vfi : Skor puasa anggota rumah tangga ke-i
Vzi : Skor zakat dan infak anggota rumah tangga ke-i
Vhi : Skor lingkungan keluarga menurut anggota keluarga ke-i
Vgi : Skor kebijakan pemerintah menurut anggota keluarga ke-i

Setelah nilai Hi didapatkan, maka perlu dilakukan penghitungan skor seluruh angota keluarga
untuk mendapatkan nilai spiritual rumah tangga. Rumus dari penghitungan nilai spiritual
rumah tangga seperti di bawah ini:
PRESS RELEASE
Pusat Kajian Strategis
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia

Di mana:

SH : skor kondisi spiritual anggota keluarga ke-h


MH : jumlah anggota keluarga

Selanjutnya, setelah angka MV dan SV telah diukur, maka penentuan dari posisi tiap keluarga
di kuadran CIBEST diukur dari kombinasi nilai aktual MV dan SV.

Skor Aktual ≤Nilai MV >Nilai MV

>Nilai SV Kaya spiritual, miskin Kaya material dan kaya


material (kuadran II) spiritual (kuadran I)

≤Nilai SV Miskin material dan miskin Kaya material, miskin


spiritual (kuadran III)
spiritual (kuadran IV)

Sumber: Beik dan Arsyianti (2015)


PRESS RELEASE
Pusat Kajian Strategis
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia

b. Indeks Kesejahteraan (W)

Indeks kesejahteraan (W) untuk melihat rumah tangga Mustahik pada kuadran I. Pada
kuadran ini, rumah tangga dapat dikatakan sejahtera. Nilai indeks kesejahteraan (W) dapat
diperoleh dengan formula:

Di mana:

W : Indeks kesejahteraan; 0 : W : 1
w : Jumlah keluarga sejahtera (kaya secara material dan spiritual)
N : Jumlah populasi (jumlah keluarga yang diobservasi)

c. Indeks Kemiskinan Material (Pm)

Indeks kemiskinan material yaitu indeks untuk menghitung jumlah rumah tangga Mustahik
masuk kategori miskin secara materil tetapi kaya spiritual. Indeks kemiskinan materil ini
bernilai antara 0 – 1. Semakin mendekati nol maka tingkat kemiskinan rumah tangga juga akan
semakin kecil. Indeks kemiskinan materil (Pm) ini berguna untuk melihat sebaran rumah
tangga yang berada pada kuadran II pada kuadran CIBEST. Formula menghitung indeks
kemiskinan materil. Berikut rumus indeks kemiskinan materil adalah sebagai berikut:

Di mana:

Pm : Indeks kemiskinan materil; 0 : Pm : 1


Mp : Jumlah keluarga yang miskin secara materil namun kaya secara spiritual
N : Jumlah jumlah populasi (total keluarga yang diamati)
PRESS RELEASE
Pusat Kajian Strategis
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia

d. Indeks Kemiskinan Spiritual (Ps)

Indeks kemiskinan spiritual merupakan rasio antara jumlah keluarga yang miskin secara
spiritual tetapi tidak berkekurangan secara materil. Indeks kemiskinan spiritual (Ps) termasuk
dalam kategori rumah tangga pada kuadran III. Indeks kemiskinan materil ini bernilai antara 0
– 1, semakin kecil atau semakin mendekati 0 maka semakin rendah tingkat kemiskinan spiritual
rumah tangga disuatu wilayah. Formula indeks kemiskinan spiritual sebagai berikut adalah
sebagai berikut:

Di mana:

Ps : Indeks kemiskinan spiritual; 0 : Pm : 1


Sp : Jumlah keluarga yang miskin secara spiritual namun kaya secara materil
N : Jumlah jumlah populasi (total keluarga yang diamati)

e. Indeks Kemiskinan Absolut (Pa)

Indeks kemiskinan absolut (Pa) merupakan rasio perbandingan antara jumlah rumah tangga
yang miskin secara materil dan spiritual. Indeks kemiskinan masuk dalan kuadran IV pada
kuadran CIBEST. Indeks kemiskinan absolut bernilai antara 0 – 1, semakin kecil nilai indeks
kemiskinan absolut maka semakin rendah tingkat kemiskinan absolut rumah tangga dalam
suatu wilayah.

Di mana:

Pa : Indeks kemiskinan absolut; 0 : Pm : 1


Ap : Jumlah keluarga yang miskin secara spiritual maupun secara materil
N : Jumlah jumlah populasi (total keluarga yang diamati)
PRESS RELEASE
Pusat Kajian Strategis
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia

Table 2 Formula Kuadran I - IV CIBEST

C. Indeks Modifikasi IPM

Indeks kedua penyusun dari IKB adalah modifikasi IPM. Indeks ini dapat mengukur
kesejahteraan mustahik rumah tangga (Nurzaman, 2011). Pada indeks ini, dilakukan
pengukuran dari sisi kesehatan dan pendidikan. Setelah nilai dari kedua indeks tersebut
didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah membobotkan kedua nilainya. Pembobotan
tersebut akan menghasilkan indeks modifikasi IPM yang dihitung dengan rumus:

IPM: (0,5 x indeks pendidikan) + (0,5 x indeks kesehatan)

Cara penghitungan indeks pendidikan dan kesehatan akan dijelaskan di bawah ini:
PRESS RELEASE
Pusat Kajian Strategis
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia

a. Indeks pendidikan dihitung dengan cara:

IP : {2/3 [(Lit - 0) / (100 - 0)] + 1/3 [LS - 0) / (15 -0)] x 100

Di mana:

IP : Indeks Pendidikan
Lit : literacy rates (angka melek huruf)
LS : length of school experience (lama sekolah)
0 : tingkat minimum untuk melek huruf dan lama sekolah
100 : jumlah maksimum Lit
15 : jumlah minimum untuk LS

Table 3 Konversi Tingkat Pendidikan dan Angka Melek Huruf

Angka Melek
No Tingkat Pendidikan Konversi Tahun Huruf
1 Tidak Sekolah 0 0
2 Sekolah Dasar 6 40
3 SMP / Sederajat 9 60
4 SMA / Sederajat 12 80
5 Diploma I 13 86.7
6 Diploma II 14 93.3
7 Diploma III 15 100
8 Strata 1 16 100
9 Strata 2 18 100
10 Strata 3 21 100
PRESS RELEASE
Pusat Kajian Strategis
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia

b. Indeks kesehatan

Indeks ini menambahkan variabel dalam mengestimasi angka harapan hidup yaitu informasi
kesehatan yang terdiri dari 10 indikator. Sehingga, spesifikasi modelnya adalah sebagai
berikut:

Y: a0 + b1 (ln income f) + b2 (gender) + b3 (age) +


b4 (age)2 + b5 (healthy info) + u

Di mana:

LE : Angka Harapan Hidup dari nilai Wealth Health Oragization


(WHO)
lnINC : Ln Pendapatan perkapita untuk setiap keluarga mustahik
GENDER : Variabel Dummy untuk jenis kelamin
AGE : Umur mustahik
AGE2 : Umur mustahik yang dikuadratkan
HI : Healthy Info merupakan jumlah indikator kesehatan yang dimiliki
oleh rumah tangga

Lalu, tahap kedua penghitungan indeks kesehatan adalah dengan mengukur


nilai harapan hidup dengan cara:

IHi : 𝑦(𝑖)−𝑦(min)
𝑦(𝑚𝑎𝑥)−𝑦(min)

Di mana:

IHi : Indeks harapan hidup bagi individu (i);


Y (i) : Harapan hidup seorang individu (i) yang disesuaikan dengan usia, dan jenis
kelamin
Y (max) & Y (min): Data yang standar internasional untuk harapan maksimum dan
hidup minimum yang diambil dari WHO dengan mempertimbangkan
distribusi antar negara.
PRESS RELEASE
Pusat Kajian Strategis
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia

Tahap akhir adalah dengan menghitung indeks harapan hidup untuk rumah
tangga dengan cara:

IHH : Σ (IHi/n)
Di mana:

n : Jumlah anggota rumah tangga dalam rumah tangga "h".


IHH : Indeks Harapan Hidup
IHi : Indeks Harapan individu ke i

D. Indeks Kemandirian

Indeks kemandirian menjadi salah satu penentu dalam formula IKB. Kemandirian mustahik
menjadi ujung dari tujuan penyaluran progam intervensi penanganan fakir miskin. Penilaian
Indeks Kemandirian ini diukur dengan dua indikator yaitu penerima program sudah memiliki
pekerjaan tetap atau penerima program telah memiliki usaha yang dipandang stabil dan
kepemilikan tabungan. Untuk menentukan penilaian kemandirian, ada kriteria skala likert
untuk Indeks Kemandirian:
PRESS RELEASE
Pusat Kajian Strategis
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia

Table 4 Skala Likert Indeks Kemandirian

1 2 3 4 5

Tidak Memiliki Hanya memiliki Memiliki salah Memiliki


satu
memiliki pekerjaan salah satu dari pekerjaan
dari pekerjaan
pekerjaan tidak tetap pekerjaan tetap,
tetap atau
dan (serabutan) tetap atau usaha/bisnis
usaha/bisnis
usaha/bisnis usaha/bisnis dan tabungan
dan

memiliki
tabungan

Keterangan:

(1: sangat lemah, 2: lemah, 3: cukup, 4: kuat, 5: sangat kuat)

Menghitung Indeks Kemandirian dengan formula sebagai berikut:

Di mana:

Ii : Indeks Kemandirian pada Variabel i


Si : Nilai skor kemandirian secara aktual pada pengukuran variable i
Smax : Skor kemandirian maksimal
Smin : Skor kemandirian minimal
PRESS RELEASE
Pusat Kajian Strategis
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia

E. Indeks Kesejahteraan BAZNAS

Maka, hasil IKB dilakukan dengan menjumlahkan masing-masing indeks pembentuk IKB
sesuai dengan bobot masing-masing indeks sebagaimana berikut:

𝐼𝐾𝐵 = 0,40𝑥1 + 0,40𝑥2 + 0,20𝑥3

Dimana:

X1 = Indeks CIBEST (bobot 40%)


X2 = Indeks Modifikasi IPM (bobot 40%)
X3 = Indeks Kemandirian (bobot 20%)

Anda mungkin juga menyukai