Indeks Kesejahteraan BAZNAS Press Release
Indeks Kesejahteraan BAZNAS Press Release
A. Definisi
Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB) adalah indeks yang dirumuskan oleh Pusat Kajian
Strategis BAZNAS (Puskas BAZNAS) untuk mengukur dampak kondisi kesejahteraan
seseorang dari sebuah intervensi program pengentasan kemiskinan yang sudah diselaraskan
dengan prinsip Maqasid Syariah.
Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB) disusun atas tiga indeks lainnya. Indeks tersebut
adalah Indeks CIBEST/Model Cibest, Modifikasi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan
Indeks Kemandirian.
Dalam penggunaannya, IKB dapat digunakan secara global untuk mengukur dampak
kondisi kesejahteraan seseorang dari sebuah intervensi program pengentasan kemiskinan,
termasuk program pengentasan kemiskinan dari dana zakat. Jika angka IKB semakin mendekat
1, maka semakin baik dampak dari sebuah program yang dilakukan.
Metode ini dikembangkan oleh Irfan Syauqi Beik dan Laily Dwi Arsyianti (2016). Hadirnya
Model CIBEST (Center for Islamic Business and Economic Studies) ini dilatarbelakangi akan
perlunya sebuah alat ukur dampak kemiskinan yang sesuai dengan Maqasid Syariah. Dimana
PRESS RELEASE
Pusat Kajian Strategis
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia
dalam prinsip Maqasid Syariah, kesejahteraan seorang manusia terdiri dari dua unsur
kesejahteraan secara simultan yakni kesejahteraan materi dan kesejahteraan ruhani.
Berangkat dari pemikiran tersebut, dibuatlah sebuah model yang dapat mengukur
kemiskinan tidak hanya dari sudut pandang material tetapi juga ruhani yang kini dikenal
dengan Model CIBEST. Model CIBEST memiliki empat area kuadran kesejahteraan, yaitu
kesejahteraan, kemiskinan spiritual, kemiskinan materil dan kemiskinan absolut.
Model CIBEST tersusun dari 4 kuadran yaitu kuadran kesejahteraan, kuadran kemiskinan
materil, kuadran kemiskinan spiritual dan kuadran kemiskinan absolut. Pengukuran dilakukan
dengan unit analisis rumah tangga dan membaginya menjadi 6 subkelompok, yaitu kepala
kelurga (KK), orang dewasa bekerja, orang dewasa tidak bekerja (>18 tahun), remaja (14-18
tahun), anak-anak (7-13 tahun) dan anak-anak (hingga usia 6 tahun). Untuk mengetahui tingkat
kemiskinan rumah tangga, CIBEST membagi keluarga menjadi empat kategori.
PRESS RELEASE
Pusat Kajian Strategis
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia
Pada aspek spiritual, Model CIBEST mengukur setiap keluarga berdasarkan 5 variabel
yaitu shalat, puasa, zakat dan infak, lingkungan keluarga dan kebijakan pemerintah. Kelima
variabel tersebut memiliki hubungan satu sama lain dan menjadi standar minimal yang harus
dipenuhi terkait dengan aspek spiritual. Tabel skor indikator kebutuhan spiritual dapat dirujuk
di Indeks Zakat Nasional (2016) & Kaji Dampak Lembaga Program (2018).
Nilai dari pemenuhan kebutuhan spiritual setiap anggota keluarga dihitung dengan
menggunakan rumus seperti di bawah ini:
Di mana:
Setelah nilai Hi didapatkan, maka perlu dilakukan penghitungan skor seluruh angota keluarga
untuk mendapatkan nilai spiritual rumah tangga. Rumus dari penghitungan nilai spiritual
rumah tangga seperti di bawah ini:
PRESS RELEASE
Pusat Kajian Strategis
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia
Di mana:
Selanjutnya, setelah angka MV dan SV telah diukur, maka penentuan dari posisi tiap keluarga
di kuadran CIBEST diukur dari kombinasi nilai aktual MV dan SV.
Indeks kesejahteraan (W) untuk melihat rumah tangga Mustahik pada kuadran I. Pada
kuadran ini, rumah tangga dapat dikatakan sejahtera. Nilai indeks kesejahteraan (W) dapat
diperoleh dengan formula:
Di mana:
W : Indeks kesejahteraan; 0 : W : 1
w : Jumlah keluarga sejahtera (kaya secara material dan spiritual)
N : Jumlah populasi (jumlah keluarga yang diobservasi)
Indeks kemiskinan material yaitu indeks untuk menghitung jumlah rumah tangga Mustahik
masuk kategori miskin secara materil tetapi kaya spiritual. Indeks kemiskinan materil ini
bernilai antara 0 – 1. Semakin mendekati nol maka tingkat kemiskinan rumah tangga juga akan
semakin kecil. Indeks kemiskinan materil (Pm) ini berguna untuk melihat sebaran rumah
tangga yang berada pada kuadran II pada kuadran CIBEST. Formula menghitung indeks
kemiskinan materil. Berikut rumus indeks kemiskinan materil adalah sebagai berikut:
Di mana:
Indeks kemiskinan spiritual merupakan rasio antara jumlah keluarga yang miskin secara
spiritual tetapi tidak berkekurangan secara materil. Indeks kemiskinan spiritual (Ps) termasuk
dalam kategori rumah tangga pada kuadran III. Indeks kemiskinan materil ini bernilai antara 0
– 1, semakin kecil atau semakin mendekati 0 maka semakin rendah tingkat kemiskinan spiritual
rumah tangga disuatu wilayah. Formula indeks kemiskinan spiritual sebagai berikut adalah
sebagai berikut:
Di mana:
Indeks kemiskinan absolut (Pa) merupakan rasio perbandingan antara jumlah rumah tangga
yang miskin secara materil dan spiritual. Indeks kemiskinan masuk dalan kuadran IV pada
kuadran CIBEST. Indeks kemiskinan absolut bernilai antara 0 – 1, semakin kecil nilai indeks
kemiskinan absolut maka semakin rendah tingkat kemiskinan absolut rumah tangga dalam
suatu wilayah.
Di mana:
Indeks kedua penyusun dari IKB adalah modifikasi IPM. Indeks ini dapat mengukur
kesejahteraan mustahik rumah tangga (Nurzaman, 2011). Pada indeks ini, dilakukan
pengukuran dari sisi kesehatan dan pendidikan. Setelah nilai dari kedua indeks tersebut
didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah membobotkan kedua nilainya. Pembobotan
tersebut akan menghasilkan indeks modifikasi IPM yang dihitung dengan rumus:
Cara penghitungan indeks pendidikan dan kesehatan akan dijelaskan di bawah ini:
PRESS RELEASE
Pusat Kajian Strategis
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia
Di mana:
IP : Indeks Pendidikan
Lit : literacy rates (angka melek huruf)
LS : length of school experience (lama sekolah)
0 : tingkat minimum untuk melek huruf dan lama sekolah
100 : jumlah maksimum Lit
15 : jumlah minimum untuk LS
Angka Melek
No Tingkat Pendidikan Konversi Tahun Huruf
1 Tidak Sekolah 0 0
2 Sekolah Dasar 6 40
3 SMP / Sederajat 9 60
4 SMA / Sederajat 12 80
5 Diploma I 13 86.7
6 Diploma II 14 93.3
7 Diploma III 15 100
8 Strata 1 16 100
9 Strata 2 18 100
10 Strata 3 21 100
PRESS RELEASE
Pusat Kajian Strategis
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia
b. Indeks kesehatan
Indeks ini menambahkan variabel dalam mengestimasi angka harapan hidup yaitu informasi
kesehatan yang terdiri dari 10 indikator. Sehingga, spesifikasi modelnya adalah sebagai
berikut:
Di mana:
IHi : 𝑦(𝑖)−𝑦(min)
𝑦(𝑚𝑎𝑥)−𝑦(min)
Di mana:
Tahap akhir adalah dengan menghitung indeks harapan hidup untuk rumah
tangga dengan cara:
IHH : Σ (IHi/n)
Di mana:
D. Indeks Kemandirian
Indeks kemandirian menjadi salah satu penentu dalam formula IKB. Kemandirian mustahik
menjadi ujung dari tujuan penyaluran progam intervensi penanganan fakir miskin. Penilaian
Indeks Kemandirian ini diukur dengan dua indikator yaitu penerima program sudah memiliki
pekerjaan tetap atau penerima program telah memiliki usaha yang dipandang stabil dan
kepemilikan tabungan. Untuk menentukan penilaian kemandirian, ada kriteria skala likert
untuk Indeks Kemandirian:
PRESS RELEASE
Pusat Kajian Strategis
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia
1 2 3 4 5
memiliki
tabungan
Keterangan:
Di mana:
Maka, hasil IKB dilakukan dengan menjumlahkan masing-masing indeks pembentuk IKB
sesuai dengan bobot masing-masing indeks sebagaimana berikut:
Dimana: