Anda di halaman 1dari 29

“ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Servis Atas

Permainan Bola Voli  Dengan Menggunakan Media Modifikasi


Bola Plastik Bergantung Di Kelas IV SD Negeri Bangah”

( Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri Bangah


Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo)

Oleh :
AGUNG BUDI HARTANTO, S.Pd.
NIP. 19820222 200604 1 022

SD NEGERI BANGAH
KECAMATAN GEDANGAN
KABUPATEN SIDOARJO
TAHUN 2019

1
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Judul

“ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Servis Atas


Permainan Bola Voli  Dengan Menggunakan Media Modifikasi Bola
Plastik Bergantung Di Kelas IV SD Negeri Bangah”

Disusun Oleh

AGUNG BUDI HARTANTO, S.Pd.


NIP. 19820222 200604 1 022

Telah disahkan / disetujui pada tanggal 29 Juli 2019

Kepala
SD Negeri Bangah Kecamatan Gedangan
Kabupaten Sidoarjo

SUNARNO, S.Pd
NIP. 19620515 198303 1 025

2
LEMBAR DOKUMENTASI

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Judul

“ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Servis Atas


Permainan Bola Voli  Dengan Menggunakan Media Modifikasi Bola
Plastik Bergantung Di Kelas IV SD Negeri Bangah”

Disusun Oleh

AGUNG BUDI HARTANTO, S.Pd.

NIP. 19830501 200902 1 006

Didokumentasikan di perpustakaan sekolah pada 29 Juli 2019

Perpustakaan

SD Negeri Bangah Kecamatan Gedangan

Kabupaten Sidoarjo

Petugas,

SUCI WULANSARI, S.Pd

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH

Pembaharuan dalam pengertian pendidikan merupakan suatu upaya

lembaga untuk menjembatani masa sekarang dan masa yang akan datang dengan

jalan memperkenalkan program kurikulum atau metodologi pengajaran yang baru

sebagai jawaban atas perkembangan internal dan eksternal dalam dunia

pendidikan yang cenderung mengejar efisiensi dan efektifitas (Wijaya, 1998: 2).

Pembaharuan di bidang pendidikan harus terus menerus dilaksanakan

sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian,

menuntut para pendidik untuk menyesuaikan pengajarannya pada perkembangan

tersebut. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Riseffendi (1991: 21),

“Kehidupan di dunia ini berubah, teknologi berubah, masyarakat berubah,

pengajaran berubah, semuanya berubah. Untuk dapat menyesuaikan

pengajarannya dengan perubahan itu, guru harus dapat mengikuti perkembangan

itu”. Prinsip sains merupakan dasar dalam pengembangan teknologi, sedangkan

hasil teknologi akan membantu para ahli untuk melakukan proses sains sehingga

ditemukan produk-produk sains yang baru. Menurut Hillda Karli & Margaretha

Sri Yuliariatiningsih ( 2002: 121 ) bahwa pengembangan kemampuan siswa

dalam bidang sains merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan

kemampuan konseptual dan prosedural.

Guru sebagai faktor utama keberhasilan pengajaran dituntut

kemampuannya untuk dapat menyampaikan bahan ajar kepada siswa dengan

4
baik. Untuk itu guru perlu mendapat pengetahuan tentang materi dan cara yang

tepat dan efektif dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat langsung,

anak dapat termotivasi untuk membangun gagasan-gagasan yang menarik dan

membentuk konsepsi sendiri. 

Untuk keberhasilan pembelajaran guru harus kembali pada pemikiran

bahwa siswa akan belajar lebih baik jika lingkungan belajar diciptakan secara

alamiah. Belajar akan lebih baik bermakna jika siswa mengalami apa yang

dipelajari agar siswa memiliki kompetensi yang diharapkan. Bukan sekedar

mengetahui saja. Pembelajaran yang berorientasikan pada keterampilan proses ini

diharapkan dapat meningkatkan pemahaman pada materi pembelajaran dan

meningkatkan hasil belajar siswa

            Siswa dalam pembelajaran di bidang Pendidikan Jasmani sebagai individu

yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh

tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Anak bukanlah

orang dewasa dalam bentuk kecil, melainkan organisme yang sementara berada

pada tahap-tahap perkembangan. Kemampuan belajar akan sangat ditentukan oleh

tingkat perkembangan dan pengalaman mereka. Dengan demikian, peran guru

bukanlah sebagai instruktur atau “penguasa” yang memaksakan kehendak,

melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai

dengan tahap perkembangannya.

            Siswa memiliki kecenderungan untuk belajar hal-hal yang baru dan penuh

tantangan. Kegemaran anak adalah mencoba hal-hal yang dianggap aneh dan

baru. Oleh karena itulah, belajar bagi mereka adalah mencoba memecahkan setiap

5
persoalan yang menantang. Dengan demikian, guru berperan dalam memilih

bahan-bahan belajar yang dianggap penting untuk dipelajari oleh siswa.

Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah yang bersifat formal,

disengaja direncanakan dengan bimbingan guru dan bentuk pendidik lainnya. Apa

yang hendak dicapai dan dikuasai oleh siswa dituangkan dalam tujuan belajar,

dipersiapkan bahan yang harus dipelajari, dipersiapkan juga metode pembelajaran

yang sesuai dan dilakukan evaluasi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa.

Bola voli merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang termasuk

dalam materi pokok pendidikan jasmani. Banyak manfaat yang diperoleh dengan

bermain bola voli yang diantaranya adalah dapat membentuk sikap tubuh yang

baik meliputi anatomis, fisiologis, kesehatan dan kemampun jasmani. Manfaatnya

bagi rohani yaitu kejiwaan, kepribadian dan karakter akan tumbuh ke arah yang

sesuai dengan tuntutan masyarakat.

Menurut Herry Koesyanto (2003:10), belajar adalah berusaha atau berlatih

agar mendapatkan kepandaian. Arti belajar dasar bermain bola voli tak lain adalah

berlatih teknik dasar bola voli agar terampil dalam bermain bola voli. Adapun

teknik dasar bola voli yang dapat dipelajari diantaranya adalah teknik dasar servis,

pas (passing), umpan (set-uper), smash, dan bendungan (block).

Servis merupakan salah satu teknik dalam permainan bola voli. Pada

mulanya servis hanya merupakan pukulan awal untuk dimulainya suatu

permainan, tetapi jika ditinjau dari sudut taktik sudah merupakan suatu serangan

awal untuk diperoleh nilai agar suatu regu berhasil diraih kemenangan (M. Yunus,

1992:68-69). Pendapat serupa juga dinyatakan Beutelstahl (2005:9), bahwa

mulanya servis hanya sebagai pukulan permulaan saja, cara melempar bola untuk

6
memulai permainan. Tetapi servis kemudian berkembangan menjadi suatu senjata

yang ampuh untuk menyerang. Servis harus dilakukan dengan baik dan sempurna

oleh semua pemain, karena kesalahan pemain mengakibatkan pertambahan angka

dari lawan dan uniknya lagi setiap pemain harus melakukan servis ini. Demikian

pentingnya kedudukan servis dalam permainan bola voli, akan teknik dasar servis

harus dikuasai dengan baik. Oleh karena itu servis harus keras dan terarah dengan

tujuan agar tidak mudah diterima oleh lawan yang berarti pihak pemegang servis

mendapatkan agka.

Servis ada bermacan-macam, di mana masing-masing memiliki nama, sifat

dan teknik sendiri-sendiri. Menurut Suharno HP. (1979:12), ada dua macam

pukulan servis yang di kenal dan sering dimainkan yaitu servis tangan bahwan

dan servis tangan atas. Servis atas adalah servis yang sering digunakan oleh

pemain pemula, karena servis ini merupakan servis yang sangat sederhana dan

mudah. Gerakan servis atas lebih alamiah dan tenaga yang dibutuhkan tidak

terlalu besar (M. Yunus, 1992:69). Jadi servis ini sesuai diajarkan terutama untuk

pemain yang masih dalam taraf belajar/berlatih seperti anak sekolah.

Penggunaan media pembelajaran yang tepat bagi siswa yang sedang

belajar servis akan memudahkan pelaksanaan proses belajar mengajar guna

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun salah satu media pembelajaran

yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan servis bola voli yaitu

modifikasi alat peraga bola plastik di gantung. Dari modifikasi alat pembelajaran

tersebut memiliki upaya untuk meningkatkan hasil belajar servis atas dalam

permainan bola voli pada siswa kelas IV SD Negeri Bangah  yang sedang dalam

7
taraf belajar teknik dasar bola voli. Untuk mengetahui hal tersebut perlu

dibuktikan melalui penelitian.

Rendahnya nilai hasil belajar  siswa menggambarkan rendahnya tingkat

kemampuan siswa pada mata pelajaran tersebut diatas. Mata pelajaran PJOK dari

20 siswa kelas IV SD Negeri Bangah rata-rata hasil tes formatif  tentang servis

atas permainan bola voli  dibawah nilai ideal yaitu 5,33 . Jelas sekali terlihat

bahwa adanya perbedaan tentang kenyatan di lapangan dengan tujuan yang

diharapkan  pada kurikulum, juga dengan harapan yang di inginkan guru dan

peneliti pada umumnya yaitu siswa dapat mengikuti setiap pembelajaran dengan

antuasias atau semangat sehingga dapat mencapai nilai akhir dengan rata-rata <70.

Berdasarkan data tersebut peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian

Tindakan  Kelas, dalam upaya memperbaiki nilai mata pelajaran PJOK di kelas

IV  dengan judul penelitian : “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada

Servis Atas Permainan Bola Voli Dengan Menggunakan Media Modifikasi Bola

Plastik Bergantung Di Kelas IV SD Negeri Bangah”.

Dengan demikian peneliti berkesimpulan bahwa penelitian ini mutlak

harus dilaksanakan, kerugian yang sangat besar bila penelitian ini tidak

dilaksanakan, bagi guru dan siswa. Guru tidak akan bisa mengembangkan

kreatifitasnya dalam mengajar dan bagi siswa sendiri tidak akan bisa menerima

pelajaran secara optimal.

1.      Identifikasi Masalah

Dalam pelaksanaan perencanaan perbaikan pembelajaran di SD Negeri

Bangah Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo,  pada tanggal 08 Juli

2019  sampai dengan tanggal 29 Juli 2019, dilihat ketika pembelajaran sedang

8
berlangsung, guru kesulitan mengajukan pertanyaan pengarah kepada siswa

sehingga siswa kurang merespon pada materi yang disampaikan tersebut.

Sehingga pencapaian tujuan jauh dari yang diharapkan.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti meminta bantuan kepada teman

sejawat dan berkolaborasi untuk melihat pelaksanaan pembelajaran berdasarkan

rencana pembelajaran yang telah dibuat untuk mengidentifikasi kekurangan dari

pembelajaran yang dilaksanakan. Dengan berkolaborasi, maka dapat terungkap

beberapa masalah yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut, yaitu :

a. Sebagian siswa kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran

b. Siswa kurang memahami materi pelajaran

c. Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru

d. Kesempatan bertanya yang diberikan oleh guru tidak dimanfaatkan siswa

e. Nilai rata-rata praktek  siswa dibawah 7

f. Metode yang digunakan guru tidak membuat siswa untuk belajar mengalami

langsung

g. Alat peraga yang digunakan kurang inovatif

2.    Analisis Masalah

Melalui masalah yang terungkap berdasarkan hasil diskusi dan refleksi

dengan teman sejawat yang menjadi fokus permasalahan  sebagai berikut :

Dalam mata pembelajaran PJOK di kelas IV, yaitu :

a. Konsentrasi siswa kurang memahami konsep servis atas permainan bola

voli  pada mata pelajaran PJOK .

b. Siswa tidak antusias dalam belajar.

9
c. Siswa tidak mengalami langsung pembelajaran atau tidak mengajak siswa

berinteraksi ketika menjelaskan materi pembelajaran.

d. Belum terlihat penggunaan alat bantu dan alat peraga yang maksimal dalam

pembelajaran

B.     RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang dan ruang lingkup di atas, masalah yang

dianalisis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah penggunaan modifikasi alat peraga dapat meningkatkan hasil

belajar siswa tentang konsep servis atas permainan bola voli di kelas

IV SD Negeri Bangah Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo?

2. Apakah penggunaan modifikasi alat peraga dapat meningkatkan

aktifitas belajar siswa tentang konsep servis atas permainan bola

voli di kelas IV SD Negeri Bangah Kecamatan Gedangan Kabupaten

Sidoarjo?

C.    TUJUAN PERBAIKAN

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran PJOK di kelas IV pada  SD Negeri Bangah, untuk lebih jelasnya tujuan

penelitian ini dijabarkan sebagai berikut :

1. Ingin mengingkatkan hasil belajar siswa dengan menggunaan modifikasi

alat peraga tentang konsep servis atas permainan bola voli  di kelas IV

SD Negeri Bangah Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo?

10
2. Ingin mengingkatkan aktifitas belajar siswa tentang  konsep  servis atas

permainan bola voli  di kelas IV SD Negeri Bangah Kecamatan

Gedangan Kabupaten Sidoarjo?

D.    MANFAAT PERBAIKAN

Berdasarkan tujuan penelitian sebagaimana yang telah dijelaskan di atas,

maka hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Manfaat Bagi Peneliti :

a. Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat digunakan dalam

mengajar dan sebagai acuan untuk proses pembelajaran yang

akan dilaksanakan, dan

b. Sebagai tolak ukur dalam pelajaran PJOK

2. Manfaat Bagi Guru :

a. Meningkatkan kreatifitas.

b. Menciptakan guru professional.

c. Meningkatkan pola ajar yang bermutu.

3. Manfaat Bagi Siswa :

a. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran

b. Siswa terlibat aktif dalam belajar

c. Meningkatan hasil belajar siswa

4. Manfaat bagi Sekolah :

a. Mengetahui masalah proses belajar di sekolah

11
b. Untuk bahan refleksi terhadap kemajuan sekolah

c. Untuk meningkatkan mutu kualitas dan kuantitas sekolah

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.    PENGERTIAN BELAJAR

Proses belajar merupakan bentuk prilaku manusia yang sangat penting dan

utama bagi kelangsungan hidup manusia. Proses belajar membantu manusia

menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitarnya agar ia dapat

mempertahankan kelangsungan hidupnya. Banyak pengertian belajar yang

dikemukakan oleh para ahli, salah satunya menurut Gagne (1984), bahwa belajar

adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah prilakunya sebagai akibat

pengalaman ( Strategi Belajar Mengajar, 2004:2.3), Juga menurut Gagne (1984)

belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah

akibat pengalaman.

Dengan menjalani proses, akan terjadi perubahan dalam diri seseorang,

apabila sebelum menjalani proses belajar seseorang belum mempunyai

pengetahuan akan sesuatu hal dan belum mempunyai keterampilan tertentu dan

bersikap tidak menolak pada informasi yang diberikan, maka setelah menjalani

proses belajar, ia akan menjadi tahu atau lebih tahu, dan menjadi terampil atau

lebih terampil. Proses perubahan yang terjadi harus relatif bersifat menetapkan

tidak terjadi hanya pada saat ini nampak, tetapi juga pada perilaku yang mungkin

terjadi pada masa mendatang.

12
Belajar adalah proses perubahan individu yang relatif tetap sebagai hasil

dari pengalaman ( Suherman dkk, 2003 ; 7 ), sedangkan pembelajaran merupakan

upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program tumbuh dan

berkembang secara optimal. Oleh karena itu proses belajar bersifat internal dan

unik dalam diri individu siswa, sedangkan pembelajaran bersifat eksternal yang

sengaja direncanakan yang bersifat rekayasa perilaku. Sedangkan pembelajaran

berorientasi pada aktifitas siswa menghendaki keseimbangan antara aktifitas fisik,

mental termasuk emosional dan aktifitas intelektual. 2) Wina Sanjaya, 2006,

“Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan” :   Kencana : Jakarta :

hal 135 

Keberhasilan belajar itu lebih banyak ditentukan oleh tenaga pengajarnya.

Hal ini disebabkan tenaga pengajar selain sebagai orang yang berperan dalam

proses transformasi pengetahuan dan keterampilan, juga dia memandu segenap

proses pembelajaran. Di tangannyalah sebuah peristiwa belajar dapat berlangsung.

Padanya pula pembelajaran diarahkan ke mana akan dibawa.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, penggunaan metode yang efektif adalah

penggunaan metode yang disesuaikan dengan karakteristik Kompetensi Dasar

(KD) yang akan diajarkan oleh seorang guru, dengan tetap memperhatikan latar

belakang siswa serta faktor-faktor lain yang dapat mendukung proses

pembelajaran tersebut.

B.  EFEKTIVITAS BELAJAR

Efektivitas merupakan aspek penting dalam berbagai bentuk kegiatan,

karena efektivitas merupakan cerminan dari tingkat keberhasilan dalam mencapai

13
tujuan atau sasaran yang ingin dicapai. Rivai dengan mengutip Exzioni (1964)

menuliskan bahwa efektivitas adalah sebagai tingkat keberhasilan dalam

mencapai tujuan dan sasarannya.

Efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktivitas, akan tetapi

dapat pula dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya. Disamping itu, efektivitas

juga dapat dilihat dari bagaimana tingkat kepuasaan yang dicapai oleh orang

(Robbins, 1977 dikutip oleh Rivai). Masih dari Rivai dengan mengutip

Prokovenko (1987) dan Miskel (1992) dengan demikian efektivitas merupakan

suatu konsep yang sangat penting kerena mampu memberikan gambaran

mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai sasaran atau suatu tingkatan

terhadap mana tujuan-tujuan dicapai atau tingkat pencapaian tujuan.

Dan dalam kaitannya dengan efektivitas belajar Rivai (2000 ), mengatakan

bahwa efektivitas belajar adalah tingkat pencapaian tujuan pelatihan. Pencapain

tujuan tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta

pengembangan sikap melalui proses pembelajaran.

Menurut Rivai aspek-aspek yang meliputi efektivitas belajar adalah :

1. Peningkatan pengetahuan

2. Peningkatan keterampilan

3. Perubahan sikap

4. Prilaku

5. Kemampuan adaptasi

6. Peningkatan integrasi

7. Peningkatan partisipasi

8. Peningkatan interaksi cultural

14
C.  MEDIA BELAJAR

Media berasal dari bahasa Latin merupakan bentuk jamak dari medium

yang secara harfiah berarti, perantara atau pengantar, yaitu perantara atau

pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli yang dikutip

Sudrajat memberikan definisi tentang media pembelajaran diantaranya, schram

(1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa

pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Sementara, Briggs(1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah

sarana fisik untuk menyampaikan isi/ materi pembelajaran seperti : buku, film,

video dan sebagainya. Sedangkan National Education Association (1969)

mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam

bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.

Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

adalah segala sesuatu yang dapat menyalurka pesan, dapat merangsang pikiran,

perasaan, dam kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya

proses belajar pada diri peserta didik. Dalam kaitanya dengan efektivitas belajar

Brown (1973) yang juga dikutip Sudrajat mengungkapkan bahwa media

pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi

tehadap efektivitas pembelajaran.

Lebih lanjut Sudrajat (2007) menuliskan tentang beberapa fungsi media

diantaranya : (1). Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas.

15
Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh

peserta didik tentang suatu objek, disebabkan : (a). objek terlalu besar; (b). objek

terlalu kecil; (c). objek yang bergerak terlalu lambat; (d). objek yang bergerak

terlalu cepat; (e). objek yang terlalu komplek; (f). objek yang bunyinya terlalu

halus; (g). objek mangandung logam dan resiko tinggi. Melalui penggunaan nedia

yang tepat, maka semua objek dapat disajikan kepada peserta didik. (2). Media

pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik

dengan lingkungannya; (3). Media membangkitkan motivasi dan merangsang

anak untuk belajar; (4). Media memberikan pengalaman menyeluruh dari yang

konkrit sampai yang abstrak.

D.    Hasil belajar

Jika belajar diartikan suatu proses tingkah laku, maka perubahan tingkah

laku yang diharapkan disebut hasil belajar. Hal ini sesuai dengan yang

diungkapkan oleh Alisuf Sabri ( 1995 : 55 ) hasil belajar adalah perubahan

tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan, perubahan tersebut dapat

berupa perilaku yang baru atau memperbaiki prilaku yang ada.

Secara umum, hasil belajar yang akan dicapai siswa dipengaruhi oleh 2

faktor utama yaitu faktor internal ( faktor siswa itu sendiri ) dan faktor eksternal

( lingkungan ). Sementara Caroll ( dalam Nana Sudjana, 1989 : 30 ) membagi

factor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menjadi lima yaitu :

1. Bakat belajar

2. Waktu yang tersedia untuk belajar

3. Waktu yang diperlukan siswa untuk menalarkan / menyerap pelajaran

16
4. Kemampuan siswa

5. Kualitas pengajaran

Poin 1, 2, 3, 4 berkenaan dengan faktor internal, sedangkan poin 5

merupakan faktor eksternal. Kualitas pengajaran merupakan salah satu lingkungan

belajar yang cukup dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah, yang

dimaksud dengan kualitas pengajaran adalah tinggi rendahnya atau efektif

tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran.

17
BAB III

METODE PENELITIAN

A.    Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian

Yang dijadikan subjek peneliti pada penelitian tindakan kelas adalah guru

dan siswa kelas IV SD Negeri Bangah Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo

dengan  jumlah siswa sebanyak 20 siswa terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 8 siswa

perempuan, pada kegiatan pembelajaran servis atas bola voli dengan

menggunakan alat peraga sederhana, dengan jadwal perbaikan pembelajaran yang

dilaksanakana di SD Negeri Bangah Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo,

dari tanggal 08 Juli 2019 sampai dengan tanggal 29 Juli 2019 dengan jadwal

sebagai berikut :

Materi : Servis atas permainan bola voli   

Siklus Pertama : Tanggal 08 Juli 2019 Jam Pertama

Siklus Kedua : Tanggal 22 Juli 2019 Jam Pertama

B.    Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Desain perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran PJOK di kelas

IV  yaitu dengan menggunakan siklus belajar dan pelaksanaan perbaikan

pembelajaran yang akan dilaksanakan disetiap siklusnya mempunyai langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran yang akan

disampaikan

2. Menyampaikan materi pelajaran secara runtut dan jelas 

18
3. Membahas materi pelajaran dengan metode bervariasi dan memodifikasi

alat peraga

4. Menyimpulkian materi pelajaran

5. Memberikan tugas dan pekerjaan rumah sebagai penguatan akan materi

yang diajarkan

Sesuai dengan masalah yang dihadapi yaitu banyaknya siswa yang

memperoleh nilai rendah dan tidak dapat mempraktikan sesuai dengan materi

yang di ajarkan. Maka beberapa kegiatan khusus yang dapat perhatian dalam

perbaikan mata pelajaran Penjas dengan memodifikasi alat peraga.

Deskripsi  persiklusnya sebagai berikut :

1.      Rencana Perbaikan

1) Mata Pelajaran PJOK kelas IV

a.   Siklus I

 Menyusun materi secara sistematis

 Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

 Menggunakan media pembelajaran

 Menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi

 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

b.      Siklus II

 Membuat RPP menggunakan modifikasi alat peraga

 Membuat suasana belajar menarik agar siswa antusias dalam belajar

 Bertanya jawab tentang servis atas permainan bola voli

 Melakukan permainan yang berhubungan dengan servis tas permainan

bola voli

19
 Memancing siswa agar bertanya jawab tentang materi pembelajaran

 Melakukan perminan bola voli

 Menyimpulkan materi pembelajaran

 Tes tertulis

Rencana Perbaikan Pengajaran ( RPP ) terlampir.

Jika hasil belajar siswa belum signifikan maka dilanjutkan ke siklus

berikutnya.

4. Teknik Analisis Data

Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini

digunakan dua macam instrumen penelitian, yaitu :

1.      Test Hasil Belajar

            Tes adalah serentetan pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk

mengukur, keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok. (Arikunto, 1993: 132).     

Instrumen ini digunakan untuk mengungkapkan pengetahuan akhir siswa setelah

ada tindakan. Jenis test berupa test objektif dan essay.

Butir soal test meliputi aspek kognitif dan aspek psikomotor, sedangkan untuk

aspek afektif dapat dilihat pada bagian non tes dengan skala sikap, dapat dilihat

pada lampiran.

Instrumen test dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan

siswa dalam pembelajaran Penjas dengan menggunakan pendekatan pembelajaran

drill dan bermain.

2.      Non Test

20
a.       Wawancara

      Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap guru dan siswa.

Wawancara dengan guru dimaksudkan untuk memperoleh data antara lain kesan

pembelajaran dan pengembangan materi serta penggunaan metode pembelajaran.

Wawancara dengan siswa dimaksudkan untuk memperoleh data antara lain kesan

belajar dan kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran Penjas yang

biasa dilakukan.

b.      Observasi.

      Instrumen non tes berupa lembar observasi, yaitu pengamatan tingkah laku

pada situasi tertentu yang pengisiannya dapat dilakukan oleh peneliti atau teman

sejawat atas dasar pengamatan terhadap perilaku peneliti dan siswa (Depdiknas,

2002: 119). Lembar observasi digunakan selama PBM berlangsung.

      Observasi ini digunakan untuk mengungkapkan aktifitas siswa dan guru

selama kegiatan pembelajaran berlangsung , observasi dilakukan secara

kolaboratif antara peneliti dan guru kelas IV di SD Negeri Bangah Kecamatan

Gedangan Kabupaten Sidoarjo. Observasi dilakukan pada situasi normal.

c.    Studi Dokumentasi

“ Dokumentasi, berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang

tulis “ (Arikunto, 1993:131).

Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilaksanakan untuk melengkapi

data-data yang diperoleh dari hasil tes, observasi dan wawancara. Dalam

penelitian ini,peneliti meneliti catatan berupa silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang berisi tentang

 Standar kompetensi.

21
 Kompetensi Dasar.

 Tujuan pembelajaran.

 Pengembangan materi pembelajaran.

 Pemilihan metode pembelajaran

 Pemilihan media dan alat pembelajaran.

 Pengembangan evaluasi atau penilaian.

22
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Deskripsi Persiklus

1.      Hasil Pengolahan Data

Hasil observasi terhadap nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran PJOK

kelas IV sebagai berikut :

Tabel 1

Rekapitulsi Nilai Ulangan Formatif Mata Pelajaran PJOK 

 di Kelas IV tentang Servis atas permainan bola voli  dengan menggunakan

Modifikasi Alat Peraga

NILAI

NO NAMA SISWA Sesudah perbaikan


Pra Siklus
Siklus I Siklus II

1 Ahmad Firmansyah 70 80 90

2 Alif Akbar Firmansyah 80 80 90

3 Alfyana Puji Nur F. 40 60 80

4 Andean Airlangga H. 70 80 90

5 Deiygo Adlen Valery 50 60 80

6 Dhea Fahretha Winda D 40 60 80

7 Fajar Arifiyanto 70 70 80

8 Gedhe Indra Guna 80 80 90

9 Hanysafira Maulida 40 60 80

10 Jihan Rachmawati 60 70 80

23
11 Khalila Zahratusyita S. 40 60 80

12 Mochamad David J. 70 70 80

13 Mohamad Irfan 50 60 80

14 Muhammad Aditya M. 70 80 90

15 Mukhammad Revan A. 70 80 90

16 M. Reihan 40 60 80

17 Ratna Dewi Puspitasari 40 60 80

18 Sherill Eka Andriany 40 60 80

19 Vea Dewi Rinjani 40 60 80

20 Andimas Rama Santoso 50 60 80

JUMLAH 1110 1350 1660

RATA-RATA 55.5 67.5 83

24
B. Pembahasan

Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat, pembelajaran pada mata


pelajaran PJOK di kelas IV, sudah menunjukkan adanya peningkatan, hal ini bisa
dibuktikan dengan hasil evaluasi pada awal (Pra Siklus) memperoleh nilai rata-
rata sangat rendah. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran Siklus I dan Siklus
II, dan mengalami peningkatan yang signifikan.
Hasil evaluasi pada pelajaran PJOK tentang Servis atas permainan bola
voli di Kelas IV yang jumlah siswanya 20 orang diperoleh data sebagai berikut :
1. Pra Siklus, siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas ada 2 orang, dan rata-rata
kelas 55,5
2. Siklus I siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas ada 6 orang, dengan rata-rata
kelas 67,5
3. Siklus II siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas ada 20 orang dengan rara-
rata kelas 83

Dari data di atas terlihat adanya perubahan hasil belajar siswa yang
signifikan pada setiap siklusnya itu dikarenakan pembelajaran dengan
menggunakan modifikasi alat peraga pembelajaran yang sesuai dengan materi
pembelajaran.

25
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas, penulis melakukan perbaikan

pembelajaran pada mata pelajaran PJOK dengan menggunakan modifikasi alat

peraga pembelajar di kelas IV SD Negeri Bangah, maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan yaitu siswa akan mudah mempraktikkan pada pelajaran jika guru

menyajikannya menggunakan modifikasi alat peraga yang sesuai, serta dapat

meningkatkan hasil belajar dan aktifitas belajar siswa, hal ini dibuktikan dari nilai

rata-rata tes formatif, pada mata pelajaran PJOK di kelas IV diperoleh nilai pra

siklus 5.33, siklus I 6.00 dan siklus II 8.22, terlihat ada peningkatan yang

signifikan dari setiap siklusnya.

Berdasarkan uraian di atas bahwa penggunaan modifikasi alat peraga

dalam pembelajaran PJOK di sekolah dasar dapat merangsang siswa untuk

memahami dan menemukan pemecahan masalah yang ditemuinya selama proses

pembelajaran, menemukan ide dan gagasan baru dalam memodifikasi keadaaan

yang disaksikan langsung, menumbuhkan sifat kritis yang dinyatakan dalam

wujud kemauan bertanya dan mengemukakan pendapat serta melatih keterampilan

siswa dalam mengkomunkasikan hasil suatu kegiatan baik secara lisan, tertulis

maupun praktek. Dengan kata lain, penggunaan pendekatan pembelajaran yang

sesuai dengan karakter dalam pembelajaran lebih meningkatkan kemampuan

pemahaman siswa dan mengefektifkan pencapaian tujuan, baik tujuan secara

umum maupun khusus.

26
B. Saran

Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana yang telah diuraikan di atas,

maka rekomendasi yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Dalam setiap pembelajaran PJOK disarankan bagi pelaksana pendidikan

untuk melaksanakan pembelajaran dengan mengunakan strategi yang sesuai

dengan karakter siswa dan lingkungannya, juga disarankan menggunakan

pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa dan

melibatkan siswa di dalamnya. Setiap pembelajaran diusahakan mengunakan

media yang sesuai dan media penunjang lainnya untuk membuktikan konsep-

konsep pembelajaran agar siswa memahami konsep-konsep tersebut secara

optimal.

2. Kepada pihak terkait, dalam hal ini pengawas SD, kepala sekolah beserta

guru, baik guru kelas maupun guru bidang studi PJOK perlu memperhatikan

kondisi siswa dalam setiap pembelajaran, kondisi sekolah dan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai, sehingga tujuan pembelajaran dapat

memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.

3. Sebagai kelanjutan dan rekonstruksi dari penelitian ini, kepada peneliti lain

agar lebih baik dari apa yang telah dilaksanakan penulis.

27
DAFTAR PUSTAKA

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006)


Kurikulum 1994 Suplemen GBPP Tahun 1994
Abu Ahmadi dan Prasetyo (2005). (SBM) Strategi Belajar mengajar. Bandung:
Pustaka Setia Amung, Ma’mun dan Toto Subroto 2001. Pendekatan Ketrampilan
Taktis dalam Permainan Bola Volly. Jakarta : Dirjen Olahraga.
Barbara I, V dan Bonnie J.F 1996 Bola Volly (Bimbingan Petunjuk dan Teknis
Bermain), Semarang : Dahara Prince
Beutelstahl, Dieter, 2005. Belajara Bermain Bola Volly, Bandung: Pioner Jaya.
Depdikbud, 2001 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Chaplin C.P. (1995). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Press
Danar W.R. (2003). Beberapa Pendekatan Pembelajaran Penjas. Makalah Forum
Komunikasi Interhrasi Vertikal Pendidikan Sains. Cisarua Bogor.
Mikarsa, H. Tafik, A. dan Priyanti, P.J. (2002). Pendidikan Anak SD. Jakarta:
Universitas Terbuka. Rukmana, A dan Suryana, A. (2006). Pengelolaan Kelas,
Bandung : UPI PRESS
Sugiyanto, 1993. Belajar Gerak. Jakarta: Koni Pusat.
Suharno HP. 1979. Dasar-Dasar Permainan Bola Volly, Yogyakarta: IKIP
Yogyakarta.
Wardani I. G.A.K. Dr. Prof. Siti Julaeha. M.A, Ngadi Marsinah, M.Pd. (2005)
Penetapan Kemampuan Profesional (Panduan). Jakarta : Universitas Terbuka

28
29

Anda mungkin juga menyukai