PENERAPAN METODE
GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER (GQGA)
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
MATERI NORMA YANG BERLAKU DI MASYARAKAT KELAS VII
SMPN 31 BENGKULU TENGAH
TAHUN 2018 / 2019
NUPTK : 4246764665120003
NAMA SEKOLAH : SMPN 31 BENGKULU TENGAH
KABUPATEN/KOTA : BENGKULU TENGAH
PROVINSI : BENGKULU
MENTOR PEMBEKALAN : YUNINGSIH , S.Pd,Ek
1
DAFTAR ISI
JUDUL 1
DAFTAR ISI 2
HALAMAN PENGESAHAN 3
BIODATA PENULIS 4
KATA PENGANTAR 5
BAB I PENDAHULUAN
A. Simpulan 13
B. Rekomendasi 13
DAFTAR PUSTAKA 14
LAMPIRAN 15
2
HALAMAN PENGESAHAN
Pengembangan dalam bentuk Best Practice berjudul Penerapan Metode Pembelajar Aktif Giving
Question and Getting Answer dalam pembelajaran PPKn pada siswa kelas VII SMPN 31
BENGKULU TENGAH. Bengkulu Tengah, provinsi Bengkulu.
Nama : Sepram Hijrin, S.Pd
Nip : 198609142015031001
NUPTK : 4246764665120003
Jabatan : Guru Mata Pelajaran PPKn
Asal Sekolah : SMPN 31 Bengkulu Tengah
Mengetahui,
Kepala Sekolah
3
BIODATA PENULIS
4
KATA PENGANTAR
Assalammualaiku m. Wr.Wb
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan 14 September 2018.
Dalam penyusunan laporan Best Practice, penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan karya ini.
Waalaikumsalam Wr.Wb
2018 Penulis
5
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan pada hakekatnya adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam
mengembangkan dirinya sehingga mampu untuk menghadapi segala perubahan dan
permasalahan hidupnya. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat
hidup dan berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia
menurut konsep pandangan hidup mereka (Ihsan, 1995:1). Untuk itu berbagai usaha telah
dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan seperti halnya pengkajian
ulang terhadap kurikulum, sehingga terjadi penyempurnaan kurikulum dari waktu ke waktu.
Salah satunya dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang tujuan
pembelajarannya untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut (Muslich,
2007:29).
Dengan diberlakukannya KTSP di sekolah menuntut siswa maupun guru untuk
bersikap aktif, kreatif, dan inovatif dalam kegiatan proses belajar mengajar. Tetapi pada
kenyataannya proses pembelajaran yang terjadi siswa diposisikan hanya sebagai pendengar
ceramah guru, akibatnya proses belajar mengajar cenderung membosankan dan menjadikan
siswa malas belajar. Sikap anak didik yang pasif tersebut ternyata tidak hanya terjadi pada mata
pelajaran tertentu saja tetapi hampir pada semua mata pelajaran termasuk Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn).
PPKn merupakan salah satu mata pelajaran yang diterapkan diberbagai tingkat
pendidikan, mulai dari SD, SMP, SMA bahkan sampai perguruan tinggi. Dimana pelajaran
PPKn sebagai salah satu wahana untuk mengembangkan kemampuan, watak dan karakter
warganegara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan yang kita kenal sekarang telah mengalami perjalanan panjang dan melalui
kajian kritis sejak tahun 1960-an yang dikenal dengan mata pelajaran Civic di SMP dan
merupakan embrio dari Civic Education sebagai the body of knowledge. Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan sebagai instrument pengetahuan diarahkan untuk membangun
masyarakat demokrasi yang beradab. Secara normatif, Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan memperoleh dasar hukum yang diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20
Tahun 2003 dalam Syahrial Syarbini, dkk. (2006:3) tentang sistem pendidikan nasional yang
berbunyi: ”pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tetapi pada kenyataannya hasil belajar siswa dalam pembelajaran PPKn tidak seperti yang
diharapkan oleh guru karena siswa disini kurang aktif dalam proses pembelajaran di sekolah.
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam belajar adalah aktivitas
siswa. Dalam proses pembelajaran siswa dituntut untuk aktif melalui aktivitas-aktivitas yang
membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berfikir tentang materi
pelajaran terutama PPKn. Ketika belajar secara pasif, siswa mengalami proses tanpa rasa ingin
tahu, tanpa pertanyaan, dan tanpa daya tarik terhadap hasil. Ketika belajar secara aktif, siswa
mencari sesuatu, ingin menjawab pertanyaan, memerlukan informasi untuk menyelesaikan
6
masalah, atau menyelidiki cara untuk melakukan pekerjaan. Keterlibatan siswa secara aktif
dalam pembelajaran PPKn sangat diperlukan, sehingga apa yang dipelajari akan lebih tertanam
dalam pikiran siswa.
Dalam pelaksanaan pembelajaran PPKn di lapangan, masih ada sebagian guru PPKn
yang mengalami hambatan dan kesulitan dalam menerapkan kondisi yang dapat merangsang
serta mengarahkan proses belajar peserta didik untuk memperoleh pengetahuan, sikap,
keterampilan yang mengakibatkan perubahan perilaku maupun pertumbuhan pribadi peserta
didik. Menurut tuntunan nilai moral pancasila pembelajaran PPKn tidak bisa dipelajari hanya
dengan membaca teks atau mendengarkan ceramah saja tetapi harus dikembangkan atau
ditemukan melalui suatu kerja ilmiah, serta proses pengajarannya harus mampu membina
pembentukan kepribadian anak secara utuh, yaitu yang mencakup pembinaan pengembangan
potensi kognitif, afektif, dan psikomotor anak didik. Selain itu, juga diperoleh permasalahan
bahwa pembelajaran PPKn masih bersifat konv ensional yaitu dimana hampir seluruh kegiatan
pembelajaran dikendalikan oleh guru, selain itu metode pembelajaran yang dipakai tidak
beragam bentuknya.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan guru kelas atau guru
pamong menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas VII SMPN 31 Bengkulu Tengah masih
rendah. Hal ini terlihat dari permasalahan sebagai berikut : (1) nilai rata-rata hasil belajar siswa
pada akhir pembelajaran hanya mencapai 5,0; (2) masih kurangnya aktivitas yang ditunjukkan
siswa dalam pembelajaran PPKN baik dalam bertanya, mengemukakan pendapat, menjawab
pertanyaan dan membahas soal-soal yang diberikan guru; (3) Kondisi pembelajaran di kelas
kurang kondusif, karena siswa lebih senang menggobrol atau berbicara pada teman
sebangkunya daripada memperhatikan guru di depan. Sesuai dengan kenyataan tersebut, dapat
dikatakan bahwa penguasaan siswa belum tercapai dengan baik. Menurut Depdiknas (2006)
pembelajaran tuntas secara individual apabila siswa mendapatkan nilai 7,0 ke atas dan
pembelajaran secara klasikal proses belajar mengajar dikatakan tuntas apabila siswa di kelas
memperoleh nilai 7,0 ke atas sebanyak 85%.
Dalam hal ini, peneliti mencoba suatu metode yang dapat digunakan sebagai alternatif
yang nantinya diharapkan bisa meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajarnya.Metode
adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif (Zaini dkk.
2008:14). Metode terdiri atas beberapa tipe, diantaranya tipe Giving Question and Getting
Answer.
Giving Question and Getting Answer merupakan salah satu metode yang digunakan
untuk melibatkan peserta didik dalam mengulang materi pelajaran yang telah disampaikan,
yang secara bahasa berarti memberi pertanyaan dan menerima jawaban (Zaini dkk, 2008:69).
Suprijono (2009:107) mengemukakan bahwa metode Giving Question and Getting Answer
dikembangkan untuk melatih siswa memiliki kemampuan dan keterampilan bertanya maupun
menjawab pertanyaan. Dengan metode ini akan terlihat siswa yang aktif dan pasif dalam
pembelajaran, dimana guru hanya sebagai fasilitator dan siswa lebih banyak melakukan
aktivitas.
Sehubungan dengan uraian di atas, maka peneliti tertarik memilih judul ”Penerapan
Metode Giving Question and Getting Answer (GQGA) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas VII SMPN 31 BENGKULU TENGAH ”.
7
8
B. JENIS KEGIATAN
C. MANFAAT KEGIATAN
Hasil kegiatan best practice yang dilaksanakan diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada banyak pihak. Adapun manfaat yang ingin dicapai
yaitu dapat memberikan kon- tribusi bagi pengembangan model pembelajaran
yang dilaksanakan dalam dunia pendidikan di sekolah dasar khususnya pada mata
pelajaran PKn serta menjadi landasan dalam melaksanakan pembelajaran PKn
supaya kualitas pembelajaran dapat meningkat.
Semoga Unit Pembelajaran ini bisa menginspirasi guru untuk
mengembangkan materi dan melaksanakan pembelajaran dengan berorientasi
pada kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Berikut beberapa manfaat metode ini bagi siswa, guru dan sekolah.
1) Bagi siswa
Dengan menggunakan model giving question and getting answer dengan
permainan kreatif, siswa dapat menerima pembelajaran yang lebih
bermakna (meaningful learning). Pembelajaran bermakna adalah suatu pem-
belajaran yang dapat mengaktifkan siswa sebagai subjek dalam pembe-
lajaran. Siswa diajak untuk terampil dalam bertanya maupun menjawab per-
tanyaan dari temannya. Hal ini tentu saja akan menambah tingkat keperca-
yaan diri siswa, memunculkan sikap berani, bertanggung jawab, dan saling
menghargai pendapat orang lain. Sifat yang seperti itulah yang akan men-
ciptakan karakter siswa yang baik sehingga tujuan pembelajaran akan terca-
pai dengan maksimal.
2) Bagi guru
Manfaat yang diperoleh guru dari penelitian ini yaitu meningkatkan kete-
rampilan guru melalui model giving question and getting answer dengan
9
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
TUJUAN
Berdasarkan manfaat kegiatan di atas maka tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran melalui Penerapan MetodeGiving
Question and Getting Answer dalam pembelajaran PPKn pada siswa kelas VII SMPN 31
BENGKULU TENGAH .
2. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui Penerapan Metode Pembelajar Aktif
Giving Question and Getting Answer dalam pembelajaran PPKn pada siswa kelas VII SMPN
31 BENGKULU TENGAH.
SASARAN
Melalui langkah ini, pengelolaan Pusat Kegiatan Guru (PKG)TK, kelompok kerja guru
(KKG) SD dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) SMP yang selama ini dilakukan
melalui Gugus atau Rayon dalam zonasinya, Semoga Unit Pembelajaran ini bisa
menginspirasi guru u ntuk mengembangkan materi dan melaksanakan pembelajaran dengan
berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi upaya yang kita lakukan.
PPKN
4.2.2 Menyajikan hasil telaah arti penting norma dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
11
Metode
1. Penggunaan aspek HOTS, 5M, 4 Dimensi Pengetahuan dan Kecapakan Abad 2l di dalam
proses pembelajaran.
2. Karena K-13 mengamanatkan penerapan pendekatan saintifik (5M) yang meliputi
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/ mengasosiasikan, dan
mengomunikasikan. Lalu optimalisasi peran guru dalam melaksanakan pembelajaran abad
21dan HOTS (Higher Order Thinking Skills). Selanjutnya ada integrasi literasi dan
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam proses belajar mengajar (PBM). Pembelajaran
pun perlu dilaksanakan secara kontekstual dengan menggunakan model, strategi, metode,
dan teknik sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar {KD) agar tujuan pembelajaran
tercapai.Pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang
memberikan kecakapan abad 21- kepada peserta didik, yaitu 4C yang meliputi: (1)
Communication, (2) Collaboration, (3) Critical Thinking and problem solving, dan (4)
Creative and lnnovative. Berdasarkan Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Krathwoll
dan Anderson, kemampuan yang perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower Order
Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS (Middle Order
Thinking Skills) yaitu C3 {mengaplikasikan) dan C-4 {mengalisis), tetapi juga harus ada
peningkatan sampai HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu C-5 (mengevaluasi), dan
C- 5 (mengkreasi). Penerapan pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21 (4C), HOTS, dan
integrasi literasi dan PPK dalam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan mutu
pendidikan dalam rangka menjawab tantangan, baik tantangan internal dalam rangka
mencapai 8 (delapan) SNP dan tantangan eksternal, yaitu globalisasi.Melalui berbagai
pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek) K-13 yang telah dilakukan selama ini diharapkan
mampu mengubah paradigma guru, juga meningkatkan kompetensi guru dalam
pembelajaran, Pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21 {4C), HOTS, integrasi literasi
dan PPK, dan pembelajaran kontekstual sebenarnya bukan hal yang baru bagi guru. Secara
sadar ataupun tidak sebenarnya sudah hal tersebut dilakukan, hanya dalam K-13 lebih
ditegaskan lagi untuk dilaksanakan pada PBM, dan hasilnya dilakukan melalui penilaian
otentik yang mampu mengukur ketercapaian kompetensi siswa.
D. Alat/lnstrumen
Model-model pembelajaran yang sudah banyak dikenal oleh guru, guru pun diharapkan
untuk menggunakan atau mengembangkan mode-model pembelajaran yang lebih variatif
agar pembelajaran lebih, menyenangkan dan menantang.Pembelajaran yang HOTS
ditindaklanjuti dengan penilaian HOTS. Soal-soal yang diberikan harus mengukur
ketercapaian siswa pada ranah C-4, C-5, dan C-6, disesuaikan dengan KKO yang telah
ditetapkan pada RPP.
12
Instrumen tes yang digunakan bisa dalam bentuk soal Pilihan Ganda (PG) atau uraian.
Soal PG dan HOTS yang berorientasi pada HOTS tentunya bukan sekedar menanyakan
sekedar menanyakan "apa?", "siapa?", "kapan?" dan "dimana?", tetapi menanyakan
"mengapa?" dan "bagaimana?". Berdasarkan kepada hal tersebut, maka guru harus banyak
membiasakan soal-soal HOTS kepada siswa, agar siswa terbiasa mengasah nalar,
meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan solutif.
Media pembelajaran yang digunakan dalam laporan best practice ini adalah (a) Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD) (b) Buku guru dan buku siswa karangan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia .. (2016). Pendidikan dan
Kewarganegaraan untuk SMP Kelas VII. Edisi Revisi 2016. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2
macam yaitu (a) instrumen untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar kerja
peserta didik berbentuk pilihan ganda dan (b) instrumen untuk melihat hasil belajar siswa
dengan menggunakan uraian.
HASIL KEGIATAN
Melalui berbagai pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek) K-l3 yang telah dilakukan
selama ini diharapkan mampu mengubah paradigma guru, juga meningkatkan kompetensi
guru dalam pembelajaran. Pendekatan saintifrk, pembelajaran abad 2l (4C), HOTS, integrasi
literasi dan PPK, dan pembelajaran kontekstual sebenarnya bukan hal yang baru bagi guru.
Secara sadar ataupun tidak sebenarnya sudah hal tersebut dilakukan, hanya dalam K-13 lebih
ditegaskan lagi untuk dilaksanakan pada PBM, dan hasilnya dilakukan melalui penilaian
otentik yang mampu mengukur ketercapaian kompetensi siswa. Masalah yang dihadapi
terutama adalah belum terbiasanya siswa belajar degan model Giving Question and Getting
Answer. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik guru selalu menggunakan
metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri menghadapi ulangan (penilaian)
setelah mendapat penjelasan guru melalui ceramah. Agar siswa yakin bahwa pembelajaran
tematik dengan Giving Question and Getting Answer dapat membuat mereka lebih
menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana,
mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher
14
order thinking skills) atau HOTS.
15
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Giving
Question and Getting Answer, berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru
serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi
pembelajaran tematik yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi
dan kondisi sekolahnya.Halini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
2. Siswa diharapkan untuk merterapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar,
tidak terbatas pada hafalan teorj. Kemampuan belajar degan cara ini akan membantu
siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa)
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan
pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana
dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendukung pelaksanaan
best practice ini sehingga dapat menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran
HOTS.
16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Foto- foto
kegiatan
Kegiatan Pendahuluan
Telaah RPP
Kegiatan Penilaian
Kegiatan Inti
Lampiran 2 : RPP
C. Tujuan Pembelajaran :
Pada akhir proses pembelajaran, siswa diharapkan
mampu :
Sikap Spiritual :
1. Memiliki sikap bersyukur atas keberadaan norma dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
2. Menyadari pentingnya penegakan hukum untuk kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Sikap Sosial :
1. Memiliki perilaku mendukung proses penegakan hukum.
2. Memiliki perilaku terlibat aktif dalam penegakan tata tertib sekolah.
Pengetahuan :
1. Mendeskripsikan pengertian dan macam-macam norma
2. Mendesripsikan macam-macam norma dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara
3. Menunjukkan perilaku sesuai norma
4. Menunjukkan macam-macam keadilan
5. Menganalisis pentingnya norma hukum dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Keterampilan :
1. Memiliki keterampilan untuk menyajikan hasil telaah pengertian dan macam-
macam norma
2. Memiliki keterampilan untuk menyajikan hasil telaah arti penting norma dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
3. Memiliki keterampilan untuk mempraktikkan perilaku menaati norma dalam
lingkungan sekolah
D. Materi Pembelajaran
1. Norma dalam kehidupan bermasyarakat
Norma pada hakekatnya merupakan kaedah hidup yang memengaruhi tingkah
laku manusia dalam hidup bermasyarakat. Juga dapat diartikan aturan atau
ketentuan yang mengatur kehidupan warga masyarakat, dipakai sebagai
panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku. Dalam kehidupan masyarakat
20
terdapat empat macam norma, yaitu norma kesopanan, norma kesusilaan, norma
agama, dan norma hukum.
2. Arti Penting Norma dalam Mewujudkan Keadilan
Fungsi norma dalam masyarakat antara lain sebagai berikut.
a. Pedoman dalam bertingkah laku. Norma memuat aturan tingkah laku masyarakat
dalam pergaulan sosial.
b. Menjaga kerukunan anggota masyarakat. Norma mengatur agar perbedaan
dalam masyarakat tidak menimbulkan kekacauan atau ketidaktertiban.
c. Sistem pengendalian sosial. Tingkah laku anggota masyarakat diawasi dan
dikendalikan oleh aturan yang berlaku.
3. Perilaku Sesuai Norma dalam Kehidupan Sehari-hari
Sikap patuh terhadap norma-norma yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bukan lahir karena keadaan terpaksa,
takut dikenakan sanksi atau karena kehadiran aparat penegak hukum.
Kepatuhan harus muncul dari dorongan tanggung jawab sebagai warga negara
yang baik.
A. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific Learning
2. Metode : Ceramah, Diskusi, Penugasan, Tanya Jawab
3. Model : Giving Question And Getting Answer Dengan
Permainan Kreatif
B. Media Pembelajaran
1. Media LCD projector,
2. Laptop,
3. Bahan Tayang
4. Kertas karton, gunting, dan lem
C. Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Siswa Mata Pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata Pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Modul/bahan ajar,
4. Internet,
5. Sumber lain yang relevan
E. Proses Pembelajara
1. Pertemuan Kesatu
a. Materi dan Proses Pembelajaran
Materi pokok pertemuan pertama membahas pengertian norma, sumber-
sumber norma macam-macam norma, sanksi pelanggaran terhadap norma.
Materi pokok ini memiliki alokasi waktu120 menit atau satu kali pertemuan.
21
Pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah,
metode diskusi dengan model klarifikasi nilai. Kegiatan pembelajaran sesuai
pendekatan saintifik mulai dari mengamati, menanya, mencari informasi, dan
mengasosiasi serta mengomunikasikan.
b. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis peserta didik untuk mengikuti
pembelajaran dengan melakukan berdoa, menanyakan kehadiran siswa,
kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis, dan sumber belajar.
2) Guru memberi motivasi dengan membimbing peserta didik untuk meneriakan
yel taat norma (Yel telah dipersiapkan sebelumnya oleh guru).
3) Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab dan problem solving mengenai
hakikat norma misalkan apa pengertian norma? Guru memberikan apresiasi
atas jawaban peserta didik.
4) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi
yang akan dicapai.
5) Guru membimbing peserta didik melalui tanya jawab tentang manfaat proses
pembelajaran.
6) Guru menjelaskan materi dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
peserta didik.
Kegiatan Inti
1) Guru membimbing peserta didik membentuk kelas menjadi beberapa
kelompok, dengan jumlah anggota empat sampai dengan lima peserta didik.
2) Guru meminta peserta didik mengamati gambar yang berkaitan dengan
norma.
3) Guru meminta peserta didik mencatat hal-hal yang penting dan yang tidak
diketahui dalam gambar tersebut.
4) Siswa menganalisis dan memberikan penjelasan pengaruh Pentingnya norma
norma dalam kehidupan sehari-hari. (elaborasi)
5) Siswa diberikan 2 kertas yang terdiri atas kertas 1 berupa kertas pertanyaan
dan kertas 2 berupa kertas jawaban. (elaborasi)
6) Siswa menuliskan satu pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang
telah dibahas dan yang mereka belum pahami. (elaborasi)
7) Guru menyebarkan pertanyaan kepada seluruh siswa secara acak. (elaborasi)
8) Siswa dibagi menjadi 6 kelompok secara heterogen untuk mencari
informasi dan jawaban dari pertanyaan yang didapat. (elaborasi)
9) Siswa melakukan diskusi kelompok dan tukar pendapat. (elaborasi)
10) Guru membimbing siswa dalam melakukan diskusi. (elaborasi)
11) Siswa menempel pertanyaaan (kertas 1) dan jawaban (kertas 2) pada media
yang telah diberikan guru pada setiap kelompok. (elaborasi)
12) Guru membimbing setiap kelompok untuk menyajikan hasil telaah di kelas.
Kegiatan penyajian oleh kelompok dilakukan secara bergantian di depan kelas.
22
Atau melalui memajang hasil telaah (display) di dinding kelas dan kelompok
lain saling mengunjungi dan memberikan komentar atas hasil telaah kelompok
lain. Guru dapat juga melakukan bentuk penyajian sesuai kondisi sekolah.
13) Dalam permainan, jika siswa melakukan kesalahan akan diberi hukuman untuk
menjawab pertanyaan (pertanyaan yang dibaca sesuai dengan pertanyaan
yang telah diseleksi oleh kelompok). (elaborasi)
14) Kelompok lain saling memberi tanggapan terhadap hasil jawaban yang
diungkapkan. (elaborasi)
15) Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, atau
reward terhadap keberanian dan keberhasilan siswa. (konfirmasi)
16) Memberikan pemantapan penjelasan kepada siswa. (konfirmasi)
17) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang
belum dipahami. (konfirmasi)
Kegiatan Penutup
1) Guru membimbing peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran melalui
tanya jawab secara klasikal.
2) Guru melakukan refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses
pembelajaran yang telah dilakukan dan menentukan tindakan yang akan
dilakukan berkaitan dengan pengertian norma dan macam-macam norma
serta meminta peserta didik menjawab pertanyaan berikut.
a) Apa manfaat yang diperoleh dari mempelajari pengertian norma dan macam-
macam norma bagi kalian?
b) Apa sikap yang kalian peroleh dari proses pembelajaran yang telah dilakukan?
c) Apa manfaat yang diperoleh melalui proses pembelajaran yang telah dilakukan?
d) Apa rencana tindak lanjut akan kalian lakukan?
3) Guru memberikan umpan balik atas proses pembelajaran dan hasil laporan
individu.
4) Guru melakukan tes tertulis dengan membuat soal sendiri sesuai indikator
pencapaian kompetensi.
5) Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan berikutnya.
c. Penilaian
1) Penilaian Kompetensi Sikap
Teknik penilaian kompetensi sikap dapat menggunakan observasi. Penilaian
dilakukan secara terus menerus selama proses pembelajaran. Format penilaian
sikap dapat menggunakan format penilaian sikap sebagai mana diuraikan di bagian
1.
Kemampuan
Memberi
Nama Kemampua Menjawab/
Masukan/ Mengapresiasi
No. Peserta n Bertanya Berargumentas
Saran
Didik i
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1.
2.
3.
4.
24
dst
Keterangan : Diisi dengan tanda ceklist
Kategori Penilaian : 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang
Nilai = Skor Perolehan × 50
2
Remedial
Remedial dilaksanakan untuk siswa yang belum menguasai materi dan belum mampu
memahami perumusan dan penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara. Kegiatan remedial
dilakukan dengan mengulang materi pembelajaran apabila peserta didik yang sudah tuntas
di bawah 75%. Sedangkan apabila peserta didik yang sudah tuntas lebih dari 75% maka
25
kegiatan remedial dapat dilakukan dengan :
1. Mengulang materi pokok di luar jam tatap muka bagi peserta didik yang belum tuntas,
2. Memberikan penugasan kepada peserta didik yang belum tuntas,
3. Memberikan kesempatan untuk tes perbaikan. Perlu diperhatikan bahwa materi yang
diulang atau dites kembali adalah materi pokok atau keterampilan yang berdasarkan
analisis belum dikuasai oleh peserta didik. Kegiatan remedial bagi kompetensi sikap
dilakukan dalam bentuk pembinaan secara holistis, yang melibatkan guru bimbingan
konseling dan orang tua.
Mengetahui
Pagar Jati, Juli 2018
Kepala SMP Negeri 31
Guru Mata Pelajaran
Bengkulu Tengah
Para Antropolog menggunakan panjang tulang tertentu dari kerangka manusia untuk mengestimasi
tinggi orang tersebut semasa hidupnya. Salah satu tulang tersebut yaitu tulang femur atau tulang paha
(dari pinggul ke lutut). Untuk mengestimasi tinggi seorang perempuan dengan femur yang panjangnya 𝑥,
fungsi h(𝑥) = 62 + 2𝑥 dapat digunakan. Berapakah tinggi (dalam cm) perempuan yang kerangka
femurnya 40cm?
2. Fungsi h tersebut dapat ditulis h: 𝑥 → h(𝑥) = h(𝑥) = 62 + 2𝑥. Apa maksud dari penulisan fungsi h
tersebut? Apa domain dan kodomain dari permasalahan tersebut?
Level 3
Level Kognitif
SOAL:
Diketahui banyak pemetaan dari himpunan Q ke himpunan P adalah 25. Jika n(P)=5, maka n(Q)
adalah …
a. 2 b. 3
c. 4 d. 5
NO
KUNCI/KRITERIA JAWABAN SKOR
SOAL
1 a. 2 2
Hasil
No. Komponen Indikator Penilaian/Saran
tindak lanjut
1. Identitas Mata 1. Menuliskan nama sekolah. Sudah lengkap
Pelajaran/ Tema 2. Menuliskan matapelajaran.
3. Menuliskan kelas dan semester.
4. Menuliskan alokasi waktu.
2. Kompetensi Inti Menuliskan KI dengan lengkap dan benar. Sudah lengkap dan
benar
3. Kompetensi Menuliskan KD dengan lengkap dan benar. Sudah lengkap dan
Dasar benar
4. Indikator 1. Merumuskan indikator yang mencakup kompetensi Sudah lengkap dan
Pencapaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai benar
Kompetensi dengan KD.
2. Menggunakan kata kerja operasional relevan
dengan KD yang dikembangkan.
3. Merumuskan indikator yang cukup sebagai
penanda ketercapaian KD.
5. Nilai Karakter 1. Menuliskan nilai-nilai karakter yang akan Sudah ada
dimunculkan dalam pembelajaran
2. Butir karakter yang dituliskan adalah butir
karakter operasional
6. Tujuan 1. Tujuan pembelajaran dirumuskan satu atau lebih Sudah ada dan
Pembelajaran untuk setiap indikator pencapaian kompetensi. lengkap
2. Tujuan pembelajaran mengandung unsur:
audience (A), behavior (B), condition (C), dan
degree (D).
3. Tujuan pembelajaran dirumuskan untuk satu
pencapaian KD.
9. Media dan Bahan 1. Memanfaatkan media sesuai dengan indikator, Sudah ada dan
karakteristik peserta didik dan kondisi lengkap
sekolah.
2. Memanfaatkan bahan sesuai dengan indikator,
karakteristik peserta didik dan kondisi
sekolah
3. Memanfaatkan media untuk mewujudkan
pembelajaran dengan pendekatan saintifik atau
model memadai.
4. Memanfaatkan bahan untuk mewujudkan
pembelajaran dengan pendekatan saintifik
atau model memadai.
5. Memilih media untuk menyampaikan pesan yang
menarik, variatif, dan sesuai dengan indikator
pencapaian kompetensi.
6. Memilih bahan untuk menyampaikan pesan yang
menarik, variatif, dan sesuai dengan indikator
pencapaian kompetensi.
10. Sumber Belajar 1. Memanfaatkan lingkungan alam dan/atau sosial. Sumber belajar ada
2. Menggunakan buku teks pelajaran dari yang belum
pemerintah (Buku Peserta didik dan Buku Guru). tersampaikan yaitu
3. Merujuk materi-materi yang diperoleh melalui memanfaatkan
perpustakaan. lingkungan alam /
4. Menggunakan TIK/merujuk alamat web atau sosial
tertentu sebagai sumber belajar.
14. Bahan Ajar Menguraikan bahan ajar sesuai dengan KD Sudah ada
15. Kegiatan Belajar 1. Memberikan motivasi, contoh dan Sudah dilakukan
Mengajar pertanyaan kepada siswa dengan baik
2. Melibatkan siswa dalam menemukan konsep
atau mengkonstruksi pengetahuan
3. Mengatur pembagian kelompok dan
mengawasi jalannya diskusi
34