TEKNOLOGI PENGENDALIAN KOROSI

Module II

Pinsip Korosi

Hastho Santoso, S.T.,M.T.

Tujuan Pembelajaran

o Memahami definisi dan teori dasar korosi secara

umum
o Memahami sel korosi beserta syarat-syarat terjadinya
korosi
o Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi laju
korosi
o Memahami jenis-jenis korosi
 Introduction

Korosi merupakan degradasi material akibat interaksi

dengan lingkungan

Fe → Fe(OH)2 → Fe2O3
Deposit Produk
Korosi

Pengikisan

Kecelakaan
Efek Kesehatan

20% Paparan Pb dan Cu bersumber

dari air minum (EPA)

Chronic

Carcinogen Teratogen Mutagenic

LCR (AWWA,EPA)
 Bahaya Lingkungan

Cu Pencemaran perairan

Pb Persistence & Bioaccumulation

Biodegradability

Aquatic toxicity
Kenapa Terjadi Korosi
 Reaksi Elektrokimia
Zn + 2HCl → ZnCl2 + H2

Zn + 2H+ + 2Cl- → Zn2+ + 2Cl- + H2

Eliminasi Cl- dari kedua sisi

Zn + 2H+ → Zn2+ + H2

Reaksi Anoda : Zn → Zn2+ + 2e-

Reaksi Katoda : 2H+ + 2e- → H2

M → Mn+ + ne-

Dalam suasana netral

O2 + 2H2O + 4e- → 4OH-
 Reaksi Elektrokimia

e-
e-
e-
Reaksi oksidasi Reaksi Reduksi
H2
M → Mn+ + ne- M Mn+ H2 Suasana Asam
Mn+
H2 e- H2O + e- → ½ H2 + OH-
H2
Mn+ H2
Mn+
H2 Suasana netral/basa
Anoda Katoda
½ O2 + 2H+ + 2e- → 2OH-
 Sel Korosi
Syarat terjadinya korosi
Hubungan elektrik

Anoda Katoda

Elektrolit
Logam M Larutan (elektrolit)

Mn+
H+

e- H+ H+
H2

H+

H+

H2
H+
H+
Invisible Galvanic Cell
 Invisible Galvanic Cell

Gambar foto mikrostruktur (pembesaran 500 x) kupon baja karbon

setelah dipoles
a) sebelum terkorosi, yang menunjukkan partikel karbida dalam
matrik ferrite
b) sesudah terkorosi, yang menunjukkan pelebaran fasa batas
antar butir ferrite dan semakin menampakkan partikel karbida
 Energi Bebas dan Potensial Elektroda

Setengah Sel Reaksi Elektrokimia

Reaksi Anoda : Zn → Zn2+ + 2e-
Reaksi Katoda : 2H+ + 2e- → H2

Perubahan energi bebas,

∆𝐺 = −𝑛𝐹𝐸
n : Jumlah pertukaran electron (atau equivalent)
F : Konstanta bilangan Farady, 96500 coulombs/equivalent
E : Potensial

Reaksi Anoda : Zn → Zn2+ + 2e- ea

Reaksi Katoda : 2H+ + 2e- → H2 ec

𝐸 = 𝑒𝑎 + 𝑒𝑐 𝑒𝑎° 𝑒𝐶°

Potensial redoks
Standard Electromotic Force
Potential (Potensial Reduksi)

Volt vs. SHE

 Elektroda

✓ Elektroda kerja (working electrode)

✓ Material yang diteliti
✓ Eletroda referensi
✓ SHE/NHE; Pt/H2(𝑎 = 1)/𝐻+ ሺ𝑎 =
1 𝑎𝑞𝑢𝑒𝑜𝑢𝑠)
✓ SCE; Hg/Hg2Cl2/KCl (sat. aq) → 0,242 volt vs.
NHE
✓ Silver-silver chloride electrode
Ag/AgCl/KCl (sat. aq) → 0,197 volt vs.
NHE
✓ Critical potential dima proses berlangsung
disebut Potensial standar, E°
 Sel Galvanik

Anoda : Zn → Zn2+ + 2e- (Oksidasi)

Katoda : 2H+ + 2e- → H2 (Reduksi)

K -2,92V
Mg -2,34
Zn Cu
Al -1,67
Zn -0,71
Anoda Katoda
(-) (+) Anoda
Cr -0,44
Fe -0,25
Ni 0
Cu +0,35 Katoda
Ag +0,80
Anoda (Ancur) Pt +1,2
Au +1,68
 Kinetika Korosi

✓ Reaksi korosi melibatkan transfer elektron

✓ Laju reaksi/korosi diukur berdasarkan laju aliran electron

𝐼𝑡𝑎
𝑚=
𝑛𝐹

I : arus listrik (current), Amphere

𝑐𝑜𝑢𝑙𝑜𝑚𝑏
1𝐴 ≅1 ≅ 6.2 𝑥 1018 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
F : 96500 coulomb/equivalent
a : Berat atom
t : waktu
n : jumlah equivalent (valensi)
 Laju Korosi

𝑚
𝑅𝑎𝑡𝑒 𝑟 =
𝑡𝐴

𝑖𝑎
𝑟=
𝑛𝐹

𝐼
𝑖 = 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦,
𝐴

𝑎𝑖
𝑟 = 0.129 → 𝑚𝑝𝑦
𝑛𝐷
 Laju Korosi

Tingkat keparahan korosi diukur berdasarkan laju korosi

o Satuan
– mpy (mill per year)
– mmy (milimeter per year)
o 1 mill = 1/1000 inch
o 1 mmy = 39,4 mpy

𝐾 .𝑊
𝐶𝑅 =
𝐴. 𝑇. 𝐷
CR : laju korosi (corrosion rate)
K : Konstanta
A : Luas penampang
W : Berat hilang
D : Density material uji
Potentiodynamic
Linear Polarization Probe
Electrochemical Impedance Spec.
 Laju Korosi

Kategorisasi secara kualitatif laju korosi baja karbon didalam

sistem oil & gas berdasarkan NACE RP0775-2005

Laju korosi rata-rata Laju pitting maksimum

Kategori
mmy mpy mmy mpy
Low < 0,025 <1 < 0,13 <5
Moderate 0,025 - 0,12 1,0 - 4,9 0,13 - 0,2 5,0 - 7,9
high 0,13 - 0,25 5,0 - 10 0,21 - 0,38 8,0 - 15
severe > 0,25 >10 > 0,38 > 15
 Polarisasi

E Reaksi redoks
°
Fe ⇌ Fe2+ + 2e- 𝐸𝑜𝑘𝑠 = 0,44 𝑣𝑜𝑙𝑡
Ni °
Fe Ni2+ + 2e- ⇌ 𝑁𝑖 𝐸𝑟𝑒𝑑 = −0,25 𝑣𝑜𝑙𝑡

°
Fe + Ni2+ ⇌ Fe2+ + Ni 𝐸𝑠𝑒𝑙 = 0,19 𝑣𝑜𝑙𝑡

Potensial kimia sebagai daya dorong terjadinya

korosi
Fe2 Ni2+
+ ✓ Thermodinamika: Korosi berjalan terus
hingga Fe habis
✓ Kinetika: Kecepatan reaksi tergantung dari
polarisasi, rekasi berhenti sebelum Fe habis
 Polarisasi Anoda

Produk korosi menempel pada permukaan anoda dan

menghambat reaksi selanjut-nya.
Fe
Fe ⇌ Fe2+ + 2e-
Fe2+ + 2OH- ⇌ Fe(OH)2
Fe2+ Fe(OH)2 + H2O + 1/2O2 ⇌ Fe(OH)3
O2

Fe(OH)3
Potensial balik yang mengurangi potensial anoda
(Polarisasi Anoda)

Mengahabat korosi secara anodik

 Polarisasi Katoda

Reaksi reduksi

Ni Ni2+ 2e- ⇌ 𝑁𝑖

Terjadu potensial berlebih yang melawan reaksi

reduksi

Ni ⇌ Ni2+ + 2e-
Ni2+ + 2e- Potensial reduksi berkurang

Polarisasi katoda

Korosi terhambat secara katodik

 Polarisasi Anodik-Katodik

Akhir reaksi terjadi

Tanpa ✓ A: Tanpa polarisasi
polarisasi ✓ B: Polaiasi Anoda
anodik ✓ C: Polarisasi katoda
Polarisasi ✓ D: Polarisasi anoda dan katoda
anodik

Polarisasi
katodik
Prinsip pengendalian korosi
Tanpa ✓ Proteksi katoda
polarisasi ✓ Anoda korban
katodik ✓ Coating/pelapisan
✓ Inhibitor
Pasivasi
 Hukum Faraday

Muatan 96485,4 coulomb setara dengan 1 equivalent reaksi

✓ 1 mol konsumsi reaktan
✓ 1 mol produk
𝒆𝒊𝒕
𝑾=
𝑭
𝑊 = 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡, 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑜𝑙
𝑒 = 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑎𝑛𝑒𝑡, ሺ )
𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖
𝑖 = 𝑘𝑢𝑎𝑡 𝑎𝑟𝑢𝑠, 𝐴 ሺ𝐶/𝑠)
𝐹 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐹𝑎𝑟𝑎𝑑𝑎𝑦 96500 𝑐𝑜𝑢𝑙𝑜𝑚𝑏
1 F = 1 𝑚𝑜𝑙 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛
 Persamaan Nernst

𝑂 + 𝑛𝑒 − ⇌ 𝑅

𝑅
∆𝐺 = ∆𝐺 0 + 𝑅𝑇 ln
𝑂

∆𝐺 = −𝑛𝐹𝐸 ∆𝐺 0 = −𝑛𝐹𝐸 0

𝑅𝑇 𝑂
𝐸= 𝐸0 + ln
𝑛𝐹 𝑅
 𝑅𝑇 𝑎𝑂
𝐸= 𝐸0 + ln
𝑛𝐹 𝑎𝑅
∗
𝑅𝑇 𝐶𝑂
𝐸 = 𝐸0 + ln ∗
𝑛𝐹 𝐶𝑅

∆𝐺 0 = −𝑅𝑇 ln 𝐾

E = Potensial maksimum atara dua elektroda, OCP

E° = Potensial elektroda standar, V → EMF
∆G = Perubahan energi bebas Gibbs, J/mol
∆G° = Perubahan energi bebas Gibbs standard
Reaksi spontan ∆G° < 0 → E°>0
𝑎 = 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠
C = Konsentrasi
Tugas

Cari studi kasus korosi pada lingkungan sekitar