Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PATOFISIOLOGI

IRRITABLE BOWEL SYNDROME

NAMA KELOMPOK

1. Komang Anggarini (2211307002)


2. Ni Kadek Juliantari (2211307005)
3. Ilina Marinda Handjojo (2211307006)

PROGRAM STUDI DIV AKUPUNTUR DAN PENGOBATAN HERBAL


FAKULTAS KESEHATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

TAHUN 2023
Rangkuman konsep patofisiologi pada kasus Irritable Bowel Syndrome berikut!

a. Definisi
b. Etiologi
c. Patofisiologi
d. Tanda dan Gejala
e. Pemeriksaan fisik atau penunjang
f. Terapi

PEMBAHASAN

1. Definisi
IBS merupakan gangguan gastrointestinal umum yang ditandai dengan
nyeri abdomen yang berulang dengan perubahan kebiasaan usus (diare,
konstipasi ataupun keduanya) tanpa adanya penyakit yang menyebabkan
gejala semacam ini (Chey, Kurlander & Eswaran, 2015; Moayyedi et al.,
2017). Berdasarkan kriteria Rome IV, IBS ditandai dengan adanya nyeri
abdomen berulang yang berhubungan dengan buang air besar, perubahan
frekuensi buang air besar, atau perubahan bentuk tinja yang setidaknya
dialami satu kali dalam seminggu selama 3 bulan terakhir dengan onset gejala
setidaknya 6 bulan sebelum didiagnosis (Ford, Lacy & Talley, 2017). IBS
diklasifikasikan menjadi empat tipe berdasarkan konsistensi tinja, yaitu IBS
dominan konstipasi (IBS-C), IBS dominan diare (IBS-D), IBS dengan
kebiasaan buang air besar campuran (IBS-M), dan IBS tidak dapat
diklasifikasikan (IBS-U) (Lacy & Patel, 2017).
2. Etiologi
Penyebab IBS sampai saat ini belum diketahui secara pasti, tetapi banyak
penelitian menemukan faktor penyebab terjadinya IBS yaitu gangguan motilitas,
intoleransi makanan, abnormalitas interaksi sumbu otak-usus, hipersensitivitas
viseral, dan pasca infeksi usus. Pada IBS pasca infeksi biasanya keluhan muncul
setelah 1 bulan terinfeksi dengan penyebab tersering yaitu virus, giardia atau
amoeba (Setiati et al., 2014).
3. Patofisiologi
Patofisiologi IBS sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Penelitian
tentang patofisiologi IBS akhir – akhir ini berfokus pada beberapa patogenesis
IBS seperti perubahan motilitas usus, hipersensitivitas viseral, perubahan sumbu
otak - usus, pasca infeksi gastroenteritis, faktor genetik, dysbiosis, faktor
makanan, dan sel enteroendokrin (Chong et al., 2019; Lee & Park, 2014).
1. Perubahan motilitas usus
Gejala IBS sering disebabkan karena perubahan motilitas usus yang didorong
oleh stres melalui sumbu otak - usus. Perubahan motilitas pada pasien IBS
kemungkinan dipengaruhi oleh perubahan metabolism serotonin. Serotonin
memiliki peran dalam mengendalikan motilitas gastrointestinal. Pada pasien IBS-
D memiliki kadar serotonin yang tinggi 14 sementara pada pasien IBS-C memiliki
kadar serotonin yang rendah (Chong et al., 2019)
4.

Anda mungkin juga menyukai