Anda di halaman 1dari 49

Mewujudkan Permukiman Layak Huni dan

Berkelanjutan Melalui Kemitraan Program


CSR
r, -
~
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Mewujudkan
Permukiman Layak Huni dan Berkelanjutan
Metalui
Kemitraan Program CSR
• .r._
Sambutan
Direktur Jenderal Cipta Karya

Pengembangan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan merupakan


salah satu agenda yang mampu mewujudkan hakikat pembangunan nasional.
Permukiman yang layak didefinisikan sebagai lingkungan tempat tinggal
sekaligus tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
Hal ini menjadi tugas yang diamanahkan Pemerintah kepada Direktorat Jenderal
Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Sesuai dengan dokumen RPJMN 2015-2019, Arah kebijakan pembangunan


infrastruktur Bidang Cipta Karya diharapkan dapat memenuhi target capaian
nasional pada tahun 2019 yaitu 100% akses pelayanan air minum, pengurangan
kawasan kumuh hingga 0%, dan 100% akses pelayanan sanitasi.

Dalam upaya memenuhi arah kebijakan dan target capaian nasional Bidang
ke-Cipta Karya-an tersebut, dibutuhkan pendanaan yang sangat besar. Di sisi
lain, ketersediaan dana APBN maupun APBD sangat terbatas, sehingga masih
terdapat gap antara kebutuhan pendanaan infrastruktur dengan ketersediaan
dana baik melalui APBN maupun APBD. Dalam rangka mengisi gap tersebut,
diperlukan alternatif sumber pendanaan lainnya untuk membiayai kegiatan
Bidang Cipta Karya. Alternatif sumber pendanaan lain yang potensial antara
lain dapat bersumber dari hi bah (grant), pinjaman lunak (soft Joan), serta dana-
dana yang berasal dari masyarakat dan hasil kerja sama dengan pihak swasta,
termasuk di dalamnya, program Corporate Social Responsibility (CSR).

Kami berharap buku ini dapat memberikan gambaran tentang berbagai peluang
kerja sama yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk menyalurkan dana
sosialnya di bidang pembangunan infrastruktur permukiman.

Jakarta, September 2015

Dr. lr. Andreas Suhono, M.Sc


Direktur Jenderal Cipta Karya
'
3
Kata Pengantar
Direktur Keterpaduan
lnfrastruktur Permukiman

Seiring dengan meningkatnya kepedulian perusahaan terhadap lingkungan


se)<jtar, kini semakin banyak perusahaan yang memenuhi tanggung jawab
sosialnya yang dilaksanakan melalui program Corporate Social Responsibility
(CSR). Atas dasar hal tersebut, Ditjen Cipta Karya berupaya menggandeng dan
mendorong pen.isahaan potensial untuk turut serta dalam pembangunan
infrastruktur permukiman melalui program kemitraan CSR.

Melalui program kemitraan CSR diharapkan terjadi sinergitas antara kegiatan


yang dilaksanakan oleh perusahaan dan pemerintah daerah sehingga tumpang
tindih kegiatan yang selama ini sering terjadi dapat dihindari. Disamping itu,
diharapkan melalui kerja sama kemitraan CSR, infrastruktur yang dibiayai
melalui Program CSR sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan secara teknis
dapat memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh pemerintah.

Buku ini diharapkan dapat menjembatani pihak perusahaan dengan


pemerintah kabupaten/kota dalam merencanakan dan melaksanaan program
CSR-nya sehingga terlahir program bersama yang sinergis dan berdampak
lebih luas dan berkelanjutan. Selanjutnya Ditjen Cipta Karya, Kementerian
PUPR, akan memfasilitasi perusahaan dan pemerintah kabupaten/kota berupa
konsultasi teknis, supervisi teknis, pedoman dan petunjuk teknis, serta bila
perlu mensinergikan dana APBN/APBD dan sumber dana lainnya untuk
menjamin terwujudnya kualitas lingkungan permukiman yang layak huni dan
berkelanjutan.

Jakarta, September 2015

~
wityo Akoro Soeranto
rektur Keterpaduan lnfrastruktur Permukiman
'
5
Daftar lsi
Sambutan Direktur Jenderal Cipta Karya ••...... 41111
Kata Pengantar Direktur Keterpaduan lnfrastruktur P ~ iman .•...•• -

Pendahuluan .......• -
• Latar Belakang
• Maksud dan Tujuan

Peluang Kemitraan CSR dengan Direktorat Jenderal Cipta Karya •.•••.•• -


• Bidang Kegiatan yang Bisa Dimitrakan
• Dukungan Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam Program CSR

Manfaat dan Tantangan Kemitraan ••..•••• -

Kemitraan dalam Program CSR .•...... -


• Prinsip Kemitraan
• lnisiasi Kemitraan
• Persiapan
• Perencanaan
• Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi

'
6
• Pelaporan
• Umpan Balik dan Perbaikan
• Kemitraan yang telah Berjalan

Lampiran ············CIJ
Contoh MOA antara
PT. PERTAMINA dengan Pemerintah Kabupaten Ende
Pendahuluan

Perusahaan berpartisipasi do/am mencapai target


MDGs me/a lui tiga ranah, yaitu bisnis intinya,
investasi sosia/, dan dialog kebijakan.

Jane Nelson dan Dave Prescott


(Business and the Millenium Development Goals:
A Framework for Action, 2003)
Pendahuluan _________________________________

ebagai bagian dari lingkungan sosial, sebuah perusahaan selayaknya


Sdapat memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Dengan
kata lain, perusahaan memiliki tanggung jawab sosial yang harus dipenuhi demi
menciptakan kesejahteraan masyarakat dan kepekaan terhadap kondisi lingkungan
sekitar. Tanggung jawab sosial inilah yang dikenal sebagai Corporate Social Responsibility
(CSR) dan direalisasikan ke dalam berbagai program dan kegiatan.

Latar Belakang

Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan arti bersama yang bersifat global dalam rangka mempercepat
pentingnya keseimbangan aspek ekonomi, sosial, dan pencapaian kesejahteraan masyarakat.
lingkungan (Profit-People-Planet), kini, semakin banyak
perusahaan yang memenuhi tanggung jawab sosialnya Mengacu kepada RPJMN 2015-2019, Arah kebijakan
(CSR). Tanggung jawab sosial perusahaan tersebut pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya
diwujudkan dalam beragam bentuk kegiatan, dengan diharapkan dapat memenuhi target capaian nasional
perusahaan sebagai pelaksana yang melibatkan mitra- pada tahun 2019, yaitu 100% akses air minum,
mitra yang kompeten di bidangnya. Dukungan mitra kerja pengurangan kawasan kumuh hingga 0%; dan 100%
sama menjadi salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan akses pelayanan sanitasi; yang dilaksanakan melalui
program-program CSR. pendekatan berbasis kawasan sehingga mendorong
keterpaduan berbagai program Cipta Karya menuju ke
Program CSR tidak selalu diwujudkan dalam bentuk berlanjutan dan keseimbangan pembangunan.
kegiatan amal (charity), melainkan, juga dapat
dilaksanakan dalam program-program pemberdayaan Dalam rangka pencapaian target pembangunan tersebut,
dengan melibatkan masyarakat secara langsung sehingga diperlukan pembiayaan investasi yang sangat besar. Saat
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan ini masih terjadi "gap" antara kebutuhan pendanaan
CSR yang dilakukan beberapa perusahaan sekarang infrastruktur bidang Cipta Karya dengan ketersediaan
ini sangat beragam, termasuk dalam pembangunan dan kemampuan dana yang ada. Dengan terbatasnya
infrastruktur permukiman (bidang Cipta Karya), seperti pendanaan melalui APBN maupun APBD dalam rangka
program penyediaan air minum dan sanitasi, penataan mencapai target pembangunan tersebut, diperlukan
8 bangunan, serta pengembangan kawasan permukiman, alternatif sumber pendanaan lain yang potensial,
sesuai dengan visi Direktorat Jenderal Cipta Karya, yaitu diantaranya dengan melibatkan pihak swasta atau BUMN,
"Terwujudnya permukiman perkotaan dan perdesaan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
yang layak huni, produktif dan berkelanjutan melalui
penyediaan infrastruktur yang handal:' Kegiatan CSR di bidang Cipta Karya ini didasari pada
cara pandang perusahaan terhadap ketersediaan dan
Salah satu acuan yang digunakan dalam menentukan kelayakan infrastruktur yang merupakan kebutuhan
sasaran pembangunan infrastruktur permukiman di dasar masyarakat, tak terkecuali karyawan perusahaan
Indonesia adalah target yang ditetapkan dalam Rencana itu sendiri. Demi memberikan manfaat secara luas,
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) optimal, dan berkelanjutan, perusahaan membutuhkan
maupun target Millenium Development Goals (MDGs) mitra yang kompeten dalam pelaksanaan kegiatan
atau yang dikenal dengan Sustainable Development Goals CSR. Melalui mitra yang kompeten, perusahaan dapat
(SDGs) mulai tahun 2015, yang merupakan komitmen memperoleh informasi mengenai kebutuhan masyarakat
maupun program-program pembangunan yang dilaksa- lainnya dalam penyediaan infrastuktur permukiman
nakan Pemerintah. Selain itu, mitra perusahaan juga melalui program CSR Perusahaan. Dengan demikian,

.........
dapat memberikan konsultasi teknis, memfasilitasi kemitraan tersebut dapat berlangsung sinergis
kemitraan dengan pemangku kepentingan lainnya, serta serta membawa manfaat yang lebih besar, luas, dan
turut memberikan kontribusi nyata. berkelanjutan yang akhirnya, target Pembangunan
dapat tercapai sesuai harapan.
Maksud dan Tujuan

Dilatarbelakangi hal tersebut, Direktorat Jenderal


9
Cipta Karya memberikan informasi mengenai peluang
kemitraan bagi perusahaan yang ingin merencanakan,
melaksanakan, serta mengevaluasi kegiatan CSR bersama
dengan Ditjen Cipta Karya, khususnya di bidang air minum,
sanitasi, penataan bangunan, serta pengembangan
Landasan dalam membangun kemitraan
kawasan permukiman, yang terangkum dalam Buku ini
yang juga diharapkan dapat bermanfaat bagi Pemerintah adalah prinsip-prinsip Good Corporate
Pusat, Pemerintah Daerah, serta lembaga terkait lainnya. Governance, yaitu Transparancy (keterbukaan
informasi}, Accountability (akuntabilitas),
Buku ini diharapkan dapat menjadi pedoman kemitraan
antara perusahaan maupun pemangku kepentingan Responsibility (pertanggungjawaban),
Independency (kemandirian), dan Fairness
(kesetaraan dan kewajaran).
Peluang Kemitraan CSR
Bersama Direktorat Jenderal
Cipta Karya ,·
·· -
·'

- .

Semua kegiatan bidang Cipta Karya potensia/ untuk


dikerjasamakan melalui kemitraan CSR. Direktorat
Jenderal Cipta Karya menugaskan satu unit kerja, yaitu
Direktorat Keterpaduan lnfrastruktur Permukiman
untuk memfasilitasi kemitraan dengan perusahaan
da/am menggali potensi dana CSR.
Peluang Kemitraan CSR
Bersama Direktorat Jenderal Cipta Kary____ _ _ __ _

Pembangunan infrastruktur di Bidang Cipta Karya merupakan salah


satu upaya untuk meningkatkan taraf hid up masyarakat melalui perbaikan
serta peningkatan kualitas permukiman dan lingkungan. Bidang ini mencakup
beberapa ruang lingkup sektoral yang membuka peluang kemitraan CSR antara
perusahaan dengan Ditjen Cipta Karya, yaitu Pembinaan dan Pengembangan Air
Mmum, Pembinaan dan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman,
Pembinaan dan Pengembangan Penataan Bangunan, serta Pembinaan dan
Pengembangan Kawasan Permukiman.
Namun, peluang yang ada hanya dapat termanfaatkan A. Pembinaan dan Pengembangan Sistem Penyediaan
dengan baikjika didukung oleh semua pihak terkait serta Air Minum (SPAM)
kesiapan dan komitmen perusahaan selaku pelaksana Kegiatan yang ditawarkan untuk kemitraan CSR
CSR dalam pengembangan program-program di Bidang yang termasuk dalam Program Pembinaan dan
Cipta Karya. Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum antara
lain:
Secara rinci struktur program dan kegiatan di Direktorat 1. SPAM Regional
Jenderal Cipta Karya antara lain: 2. SPAM Perkotaan
3. SPAM Perdesaan
4. SPAM Kawasan Khusus Permukiman terdiri dari:
5. SPAM PDAM Terfasilitasi 1. Sistem Pengolahan Air Lim bah Skala Regional;
6. SPAM Non-PDAM Terfasilitasi 2. Sistem Pengolahan Air Lim bah Skala Kota;
3. Sistem Pengolahan Air Lim bah Skala Kawasan;
Adapun komponen kegiatan dari masing-masirig 4. Sistem Pengolahan Air Lim bah Khusus;
SPAM tersebut yang dapat dimitrakan antara lain: 5. Sistem Pengolahan Air Limbah Perdesaan;
a. Air Baku: 6. Sistem Penanganan Persampahan Skala Regional;
1. Kegiatan untuk mendapatkan air baku sesuai 7. Sistem Penanganan Persampahan Skala Kota;
dengan jenis sumbernya adalah: 8. Sistem Penanganan Persampahan Skala Kawasan;
Pembangunan broncaptering!bangunan 9. Sistem Penanganan Persampahan Skala Khusus;
penangkap mata air
Pembangunan intake (sumber air Komponen kegiatan dari program pembinaan
permukaan) dan pengembangan penyehatan lingkungan
Pembangunan sumur bor (sumber air permukiman terdiri dari 2 (dua) subsektor yaitu
tanah) Persampahan dan Air Limbah, dimana kegiatan yang
2. Pembangunan bak penampung!reservoir dapat ditawarkan untuk kedua subsektor tersebut
3. Pengadaan sumur bor (sumber air tanah) adalah:
a. Subsektor Persampahan
b. Pengolahan Air Minum: 1. Komponen pengumpulan dan pengangkutan
1. Pembangunan instalasi pengolahan air ke Tempat Penampungan Sementara (TPS)
minum; Pengadaan tempat sampah-sampah
2. Pembangunan reservoir air minum. seperti bin dan tong sampah;
Pengadaan gerobak sampah, becak
c. Transmisi Air Minum: motor sampah, mini truck untuk
1. Pengadaan dan pemasangan pompa transmisi pengumpulan dan pengangkutan;
airminum; Pembangunan TPS;
2. Pengadaan dan pemasangan pipa transmisi air Pembangunan stasiun peralihan antara
minum; (SPA).
3. Pembangunan bak pelepas tekan. 2. Komponen pengangkutan ke Tempat
Pemrosesan Akhir
d. Distribusi Air Minum: Pengadaan/oader;
1. Pembangunan reservoir distribusi; Pengadaan drum truck, arm roll truck,
2. Pengadaan dan pemasangan pompa distribusi; trailer truck, dan compactor truck. 13
3. Pengadaan dan pemasangan jaringan pipa 3. Komponen pengolahan
distribusi. Pembangunan tempat pemprosesan
akhir (TPA);
e. Unit Pelayanan Air Minum: Pembangunan tempat pengolahan
1. Pengadaan dan pemasangan sambungan sampah 3R (TPS 3R);
rumah; · Pengadaan mesin pemilah sampah dan
2. Pengadaan dan pemasangan hid ran umum; daur ulang.
3. Pengadaan unit pelayan non perpipaan (tangki b. Subsektor air limbah
air, terminal air, truk air, kapal tangki air). Pengolahan air limbah dibagi menjadi 2 (dua)
sistem, yaitu sistem off site (pengolahan terpusat)
B. Pem.,inaan dan Pengembangan Penyehatan dan sistem on site (pengolahan setempat)
Lingkungan Permukiman 1. Kegiatan pengolahan sistem off site:
Kegiatan yang termasuk dalam Program Pembinaan Pembangunan instalasi pengolahan air
dan Pengembangan Penyehatan Lingkungan limbah (skala kota/komunal);
Peluang Kemitraan CSR
Bersama Direktorat Jenderal Cipta Karya,_ _ _ _ __

Pengadaan dan pemasangan pipa/saluran 2. Penyelenggaraan Penataan Bangunan


air limbah (skala kota/komunal); 3. Penyelenggaraan Penataan Lingkungan
Pengadaan dan pemasangan sambungan
rumah (skala kota/komunal). Adapun kegiatan dari ketiga komponen yang dapat
2. Kegiatan pengolahan sistem on site: dimitrakan dalam program CSR perusahaan antara
Pembangunan MCK dan tangki septik lain:
skala individual; a. Penataan Kawasan Pusaka
Pembangunan tangki septik komunal b. Penataan Kawasan Hijau
Pembangunan instalasi pengolahan c. Penataan Bangunan Kawasan Perbatasan
lumpur tinja (IPLT); d. Penataan Bangunan Kawasan Rawan Bencana
Pengadaan kendaraan penyedot dan e. Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis
pengangkut lumpur t inja. Masyarakat
f. Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional
C. Pembinaan dan Pengembangan
Penataan Bangunan D. Pembinaan dan Pengembangan Kawasan
Pembinaan dan Pengembangan Penataan Bangunan Permukiman
dalam struktur program dan kegiatan Ditjen Cipta Kegiatan Ditjen Cipta Karya dari program pembinaan
Karya terdiri dari 3 (tiga) komponen antara lain: dan pengembangan permukiman antara lain:
1. Penyelenggaraan Bangunan Gedung

)OLETUMUI(
14
1. Pembangunan dan pengembangan kawasan d. Pembangunan dan pengembangan kawasan
permukiman perkotaan; permukiman perdesaan berbasis komunitas/
2. Pembangunan dan pengembangan kawasan masyrakat
permukiman perdesaan; e. Penyediaan infrastruktur kawasan rawan bencana
3. Pembangunan dan pengembangan kawasan f. lnfrastruktur kawasan perbatasan/pulau terluar/ 15
permukiman khusus. terpencil

Adapun kegiatan dari 3 (tiga) komponen terse but


yang dapat dikerjasamakan dalam program CSR
perusahaan antara lain:
a. Peningkatan kualitas kawasan permukiman
kumuh
b. Permukiman kembali kawasan permukiman
kumuh
c. Pembangunan dan pengembangan kawasan
permukiman perdesaan potensial
Peluang Kemitr~n CSR
Bersama Direktorat Jenderal Cipta Kary.. . ._____ _ _ _ __
Dukungan Direktorat Jenderal Cipta Karya
dalam Program CSR

Bermitra dengan masyarakat dalam pelaksanaan a. Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
program pembangunan merupakan hal yang telah b. Pengembangan Penyehatan Lingkungan
biasa dikembangkan dan dijalankan oleh Kementerian Permukiman
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Beberapa c. Bina Penataan Bangunan
contohnya adalah Program Nasional Penyediaan Air d. Pengembangan Kawasan Permukiman
Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas),
Sanitasi oleh Masyarakat (Sanimas). Program Di samping Pedoman dan Petunjuk Teknis,
Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP), dan Kementerian PUPR Direktorat Jenderal Cipta Karya
RIS (Rural infrastructure Support). juga sudah menyusun Katalog lnfratruktur Bidang
Cipta Karya yang Potensial dibiayai melalui Progam
Menyadari adanya kesamaan antara program pember- CSR perusahaan. Katalog tersebut diharapkan dapat
dayaan masyarakat yang biasa dilakukan oleh perusaha- memberikan gambaran dan informasi yang lebih rind
an, sebagai salah satu bentuk kegiatan CSR, dengan kepada perusahaan terkait infrastruktur bidang Cipta
program-program tersebut di atas, Kementerian Pekerja- Karya yang dapat dibiayai melalui program CSR-nya.
an Umum dim Perumahan Rakyat memahami pentingnya Program CSR perusahaan tidak dimaksudkan untuk
memberikan dukungan kepada perusahaan dalam hal: mengambil alih tugas pemerintah, namun program
CSR perusahaan lebih merupakan pendukung bagi
1. Pemberian lnfonnasi Mengenai Rencana Pembangunan tugas pemerintah.
Untuk mewujudkan program pembangunan na-
sional dan pemerataan di seluruh sektor kehidupan 3. Konsultasi Teknis & Supervisi
masyarakat, Pemerintah telah menyiapkan program Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR dapat mem-
perencanaan pembangunan infrastruktur, termasuk berikan bantuan teknis dalam bentuk konsultasi
infrastruktur permukiman. Hal ini dilakukan khususnya bagi perusahaan yang ingin memahami lebih lan- ·
untuk mendukung program pengentasan kemiskinan, jut mengenai RPI2JM, penggunaan buku pedoman/
pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di seluruh petunjuk teknik dan manual, perencanaan infra-
kabupaten/kota. struktur keciptakaryaan, serta memberikan bantuan
teknis dalam bentuk supervisi pada tahap pelaksanaan
Program perencanaan pembangunan sektor ke- proyek.
ciptakaryaan ini disiapkan secara terintegrasi mulai
dari kesesuaian dengan tata ruang wilayah, kondisi Perusahaan juga dapat berkonsultasi langsung
riil di lapangan, memperhatikan dampaknya kepada dengan Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR
16 lingkungan, serta keterlibatan seluruh stakeholder. mengenai berbagai alternatif skema kemitraan
Seluruh aspek ini dituangkan ke dalam dokumen dengan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dan skema
perencanaan yang disebut Rencana Terpadu dan pembiayaan program, untuk memastikan program
Program lnvestasi lnfrastruktur Jangka Menengah memiliki dampak sebesar dan seluas mungkin, serta
(RPI2JM) Bidang Cipta Karya. RPI2JM tersedia di berkelanjutan.
tingkat kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Di setiap lbu kota Provinsi, Ditjen Cipta Karya memiliki
2. Pedoman/Petunjuk Teknis Satuan Kerja (Satker) yang dapat memberikan fasilitasi
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan konsultasi teknis tentang Pengembangan Sistem
telah menerbitkan pedoman dan petunjuk teknis Penyediaan Air Minum, Pengembangan Penyehatan
dalam perencanaan dan pembangunan infrastruktur Lingkungan Permukiman, Bina Penataan Bangunan,
bidang Cipta Karya yang dapat dimanfaatkan oleh Pengembangan Kawasan Permukiman.
perusahaan. Pedoman dan petunjuk teknis tersebut
melingkupi: 4. Sinergi Program
Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR menggunakan
berbagai alternatif pendanaan untuk membiayai 5. Fasilitasi Kerja Sama dengan Pemangku Kepentingan
pembangunan infrastruktur kecipt.akaryaan, yaitu Lain
menggunakan: Kementerian PUPR memiliki peran penting sebagai
a. Dana APBN: Anggaran keuangan tahunan fasilitator yang dapat mempertemukan perusahaan
pemerintahan negara yang disetujui·oleh Dewan dengan para pemangku kepentingan-nya, khususnya
Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis di bidang Cipta Karya. Para pemangku kepentingan
dan terperinci yang memuat rencana penerimaan tersebut antara lain:
dan pengeluaran negara selama satu tahun a. Pemerintah Kabupaten/Kota (Bappeda, Dlnas
ang~r yang ditetapkan Undang-Undang PU, Dinas Kebersihan, Dinas Kesehatan, dan
b. Dana APBD Provinsi dan Dana APBD Kab/Kota: dinas terkait lainnya.
Anggaran Keuangan tahunan pemerintah b. Kelompok Kerja seperti Pokja Air Minum
daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan · dan Penyehatan Lingkungan (AMPL), Badan
Rakyat Daerah. APBD setiap tahunnya ditetapkan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang dibentuk
dengan Peraturan Daerah yang memuat rencana melalui program P2KP (sampai saat ini ada lebih
penerimaan dan pengeluaran selama satu tahun. dari 12.000 BKM).
c. Pinjaman Luar Negeri: Utang suatu Negara yang c. Lembaga donor.
diperoleh dari pada para kreditor di luar negara d. Kementerian lain yang terkait (Kementerian
tersebut. Penerima utang luar negeri dapat Kesehatan, Kementerian Sosial).
berupa pemerintah, perusahaan, atau perorangan. e. Lembaga Swadaya Masyarakat
Bentuk utang dapat berupa uang yang diperoleh
dari bank swasta, pemerintah negara lain, atau Melalui fasilitasi pertemuan multipihak ini, diharapkan
lembaga keuangan internasional seperti IMF dan tercipta kolaborasi/kemitraan, yang memungkinkan
BankDunia pihak yang bermitra menemukan solusi kreatif
d. Hibah Luar Negeri: Penerimaan Pemerintah untuk masalah yang kompleks, karena kemitraan
Pusat dalam bentuk uang, barang, jasa dan/ memungkinkan bertemunya berbagai pemikiran dan
atau surat berharga yang diperoleh dari pemberi strategi bersama untuk memecahkan masalah.
hibah yang tidak perlu dibayar kembali, yang
berasal dari dalam negeri atau luar negeri, yang
atas pendapatan hibah tersebut, pemerintah
mendapat manfaat secara langsung yang
digunakan untuk mendukung tugas dan fungsi
Kementerian/Lembaga, atau diteruskan kepada
Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara,
17
dan Badan Usaha Milik Daerah.
e. Dana Swasta atau Badan Usaha: Dana yang berasal
dari perusahaan atau BUMN/BUMD
f. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan
Organisasi Berbasis Masyarakat (OBM)

Perusahaan memiliki peluang untuk mensinergikan


program CSR di bidang permukiman dengan program
Pemerintah, yang didanai dari sumber lain seperti
tersebut di atas. Sinergi ini akan melahirkan program
yang memiliki dampak lebih besar dan lebih luas serta
berkelanjutan.
Manfaat dan Tantangan
Kemitraan

Oafam sebuah jalinan kemitraan, dibutuhkan


komitmen untuk bekerja sama serta kemampuan untuk
mengesampingkan prasangka-prasangka sehingga
dihasi/kan kesamaan pandangan untuk menemukan
pe/uang ataupun so/usi atas sebuah permasalahan
yang ada.
Manfaat dan Tantangan
Kemitraan

Kemitraan didefinisikan sebagai se- b. Bagi perusahaan:


buah proses dimana berbagai pihak 1. Meningkatkan strategi perusahaan dalam mencapai
yang memandang sebuah masalah dari tujuan perusahaan dan reputasi yang baik dengan
sudut pandang yang berbeda-beda, dapat meng- lebih efektif dan efisien;
eksplorasi secara konstruktif perbedaan mereka dan 2. Meningkatkan kredibilitas program CSR. Keterli-
mencari pemecahan masalah yang melebihi pandangan batan Pemerintah dan masyarakat dalam program
masing-masing yang terbatas akan solusi yang mung kin. CSR dapat menunjukkan bahwa program dilakukan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat;
Dalam sebuah jal inan kemitraan, dibutuhkan komitmen 3. Meningkatkan keberlanjutan program karena ada-
untuk bekerja sama serta kemampuan untuk menge- nya rasa memiliki dari berbagai pihak.
sampingkan prasangka-prasangka sehingga dihasilkan c. Bagi masyarakat:
kesamaan pandangan untuk menemukan peluang atau- 1. Meningkatkan peran dan keterlibatan masyarakat
pun solusi atas sebuah permasalahan yang ada. dalam pembangunan.
2. Terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat.
Manfaat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Manfaat Kerja sama Kemitraan ini antara lain: dapat membangun kemitraan jangka panjang yang
a. Bagi Pemerintah: menghasilkan win-win solution dan peluang baru.
1. Efisiensi biaya;
2. Skala ekonomi, yaitu menjangkau lebih banyak Tantangan
penerima manfaat dan memberikan dampak yang Tantangan yang dihadapi diantaranya adalah sebagai
lebih besar; berikut:
3. Sinergi kapasitas: saling melengkapi sehingga mem- a. Membangun kemitraan berarti saling berbagi kontrol.
berikan hasil yang lebih besar dibandingkan hasil Lebih pentingnya 'pengaruh' (influence) daripada 'ke-
yang diperoleh bila dilakukan sendiri. kuasaan' (power), merupakan hal yang paling sulit di-
hadapi ketika pihak lain terlibat berkurangnya kontrol
dan kewenangan;
b. Sistem baru atau yang lebih canggih mungkin diper-
lukan untuk mendukung kolaborasi;
c. Biaya komunikasi meningkat, terutama dalam jangka
pendek;
d. Bila kemitraan gagal, bisa menimbulkan keretakan di
antara mitra-mitra yang terlibat;
20 e. Setiap mitra memiliki kepentingan masing-masing
yang berbeda-beda. Kebutuhan dan kepentingan satu
mitra dengan mitra lain dapat saja saling bertentang-
an sehingga memerlukan waktu untuk menyelaraskan-
nya.
Kemitraan dalam
Program CSR

Komi sangat percaya, me/a lui kemitraan an tara Pemerintah


Pusat, Pemerintah Daerah, perusahaan dan masyarakat,
pembangunan infrastruktur permukiman dapat lebih
terintegrasi dan akan terjadi akselerasi pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan.
Kemitraan dalam
Program CSR

Secara singkat kemitraan antara tug as dan tanggungjawab antara lain; menyediakan
perusahaan dengan Direktorat dokumen Rencana Program lnvestasi lnfrastruktur
Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR dan Jangka Menengah yang selanjutnya disebut RPI2JM
Pemerintah Daerah (provinsi/kab/kota) dapat dilihat sebagai pedoman strategi pembangunan prasarana
dalam Diagram Alur Kerja Sarna. Setiap pihak memiliki dan sarana bidang Cipta Karya; menyediakan
peran masing-masing untuk mensinergikan kegiatan, pedoman teknis mengenai pembangunan
sebagai berikut: prasarana dan sarana bidang Cipta Karya; melakukan
koordinasi baik di tingkat Pusat maupun Provinsi/
1. Direktorat Jenderal Cipta Karya Kabupaten/Kota dalam keterpaduan penyusunan
Direktorat Jenderal Cipta Karya (Ditjen Cipta Kar- bidang Cipta Karya; serta melakukan pendampingan
ya), khususnya Direktorat Keterpaduan lnfrastruktur terhadap program, sesuai dengan tugas dan fungsi
Permukiman akan mengevaluasi usulan kegiatan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
dari Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dengan
mengacu pada dokumen RPI2JM. Evaluasi 2. Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota
akan menghasilkan daftar sementara usulan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dalam
potensi kegiatan CSR, sebagai acuan awal dalam kemitraan ini bertanggung jawab untuk membe-
berkomunikasi dengan perusahaan. Ditjen Cipta rikan usulan kegiatan kepada Direktorat
Karya selanjutnya akan mengatur alokasi pendanaan Keterpaduan lnfrastruktur Permukiman, Ditjen
untuk kegiatan-kegiatan yang telah disinkronkan Cipta Karya. Pemerintah Provinsi/Kabupaten/
antara perusahaan dan Pemerintah Provinsi/ Kota kemudian harus menyiapkan rencana rinci
Kabupaten/Kota, sesuai dengan kebutuhan. usulan kegiatan, khususnya untuk kegiatan yang
Kesepakatan semua pihak mengenai jenis kegiatan telah disepakati bersama antara Ditjen Cipta Karya
dan pendanaan kemudian diikat dalam Nota dengan pihak perusahaan untuk dikerja samakan.
Kesepakatan (MoA-Memorandum of Agreement).
Dalam hal ini, Pemerintah Daerah memiliki tugas
Setelah Nota Kesepakatan (MoA) ditandatangani, dan tanggung jawab antara lain; menyediakan
Direktorat Jenderal Cipta Karya memiliki peran dokumen Rencana Terpadu dan Program lnvestasi
penting dalam pelaksanaan kerja sama ini dengan lnfrastruktur Jangka Menengah Daerah (RPI2JMD)
Bidang Cipta Karya sebagai - pedoman strategi Karya melalui RPI2JM untuk didanai. Sementara
pembangunan prasarana dan sarana Bidang Cipta untuk perusahaan yang telah memiliki program
Karya di Provinsi/Kabupaten/Kota; melakukan di bidang tersebut, memiliki kesempatan untuk
fasilitasi pendampingan teknis sesuai pedoman memperbesar dampak dan penerima manfaat
teknis yang disusun oleh Kementerian Pekerjaan dari program CSR yang telah direncanakannya,
Umum dan Perumahan Rakyat mengenai dengan mensinkronkannya dengan kegiatan dan
pembangunan prasarana dan sarana Bidang Cipta pendanaan Pemerintah (Pusat dan Daerah).
Karya; melakukan koordinasi dengan instansi
terkait di lingkungan Provinsi/Kabupaten/Kota Akan halnya Ditjen Cipta Karya dan Pemerintah
yang bersangkutan; melakukan pemantauan dan Daerah, Perusahaan juga memiliki tugas dan
evaluasi sesuai metode yang disepakati dalam tanggung jawab dalam hubungan kerja sama
kemitraan; menyediakan sumber daya dalam proses
pelaksanaan program yang meliputi perancangan,
ini. Tugas dan tanggung jawab tersebut antara
lain; berpartisipasi aktif dalam perancangan,
23
pelaksanaan dan pemantauan serta evaluasi pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi program
program; menyediakan dana untuk implementasi sesuai kesepakatan dalam kemitraan multipihak;
program sesuai kesepakatan dalam kemitraan baik menyediakan dukungan material baik dalam
dicairkan dalam bentuk barang/material ataupun bentuk pembiayaan pembangunan maupun
non material. dalam bentuk barang/material untuk implementasi
program. Jumlah, jenis dan penggunaan dukungan
3. Perusahaan tersebut akan diatur dalam suatu kesepakatan
Perusahaan yang belum melakukan kegiatan CSR tertulis tersendiri dengan Pemerintah Daerah,
di bidang air minum, sanitasi, penataan bangunan, dengan tetap memperhatikan kesepakatan dalam
serta pengembangan kawasan permukiman dapat kemitraan; memfasilitasi pertukaran pengetahuan
memilih kegiatan yang ditawarkan oleh Ditjen Cipta dan keahlian diantara para pihak untuk mendukung
penguatan kapasitas masyarakat; mempublikasikan
dan mensosialisasikan program kepada masyarakat/
untukdapat dijadikan contoh keberhasilan program.
Kemitraan dalam
Program CS

DIREKTORAT JENDERAL PEMERINTAH


PERUSAHAAN
I
CIPTAKARYA KABUPATEN/KOTA

PROGRAM
CSR

PENYIAPAN
SINKRONISASI - ' - - - - - -- --.. RENCANA RINCI
KEGIATAN US ULAN
KEGIATAN

INDIKASI
PENDANAAN
24 DAFTAR
US ULAN
PRIORITAS

MOA

Diagram Alur Kerja Sarna


Untuk memenuhi mekanisme kemitraan tersebut di atas, perlu dilakukan beberapa tahapan
sebagaimana diagram berikut:
Diagram Tahapan Kemitraan melalui Program CSR

lnisiasi Kerja Sama


Proposal kerja sama
bisa berasal dari pemerinta
(Pusat/daerah) maupun da
perusahaan

Semua pihak perlu memiliki kesamaan :


Persia pan • Persepsi mengenai CSR
Semua pihak saling • Rencana lokasi kegiatan & penerima manfaat program
memahami kelebihan, • Kebutuhan masyarakat & target pencapaian
kekurangan & Semua pihak perlu mengetahui masing-masing:
• Kebijakan & prosedur pengajuan usulan program & penganggarannya
kompetensi
• Sistem pelaporan & audit (bila ada)
• Kompetensi & potensi kontribusi dari setiap pemangku kepentingan yang terlibat

Perencanaan Berdasarkan :
Bersama • Kesiapan program
1. Pemerintah , • Rencana CSR Sepakati bersama semua pihak :
perusahaan • RPI2JM • Jenis kegiatan
& stakeholder lain (bila • Kesiapan lahan & penerima manfaat • Lokasi
ada) menyusun • Kesiapan DED • Target
rencana bersama • Kesiapan Perijinan • lndikator keberhasilan
2. Kesepakatan • Ketersediaan dana • Jadwal kegiatan
dituangkan dalam Nota • Stakeholder lain yang akan dilibatkan • Kontribusi setiap pihak
Kesepakatan (MOA)
Perjanjian Kerja Sarna

Kegiatan: Pengawas : Dit. KIP


• Pelaksanaan : inspeksi, pertemuan , Pelaksanaan :
Pelaksanaan,
komunikasi rutin • Dit. Pengembangan SPAM
Monitoring&
• Monitoring : Pantau perkembangan proyek & • Dit. PPLP
Evaluasl
atasi masalah
• Evaluasi : sumatif, proses & kemitraan


Dit. Peng. Kawasan Permukiman
Dit. Bina Penataan Bangunan 25
Format laporan : disepakati di Tahap Perencanaan
Bentuk laporan lain :
Ditujukan ke :
• Sustainability Report
• Dit. KIP
Pelaporan • Website perusahaan
• Dit. Pelaksana (Dit. Pengembangan SPAMIDit. PPLP/Dit.
Audit :
Pengembangan Kawasan Permukiman/Dit. BPB) • Internal Perusahaan
• Pemkot/kab penerima manfaat

Hasil pembelajaran digunakan untuk perbaikan dalam kerja sama selanjutnya

Um pan Bali k Apresiasi & keluhan disampaikan ke :


Direktorat Keterpaduan lnfrastruktur Permukiman , Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Gedung Cipta Karya,lantai 4, Jalan Pattimura 20, Kebayoran Baru, Jakarta 12110
Kemitraan dalam
Program CSR ~ -

Prinsip Kemitraan adalah kepatuhan semua pihak yang melakukan kerja


Landasan dalam membangun kemitraan adalah prinsip- sama terhadap peraturan yang berlaku, termasuk
prinsip Good Corporate Governance, yaitu: bertanggung jawab diantara pihak yang melakukan
kerja sama.
a. Transparancy (keterbukaan informasi) d. Independency (kemandirian)
Secara sederhana bisa diartikan sebagai keterbukaan Prinsip ini mensyaratkan agar kerja sama kemitraan
informasi. Dalam mewujudkan prinsip ini, kerja sama dilakukan secara profesional tanpa ada benturan
kemitraan dituntut untuk menyediakan informasi kepentingan dan tanpa tekanan atau intervensi dari
yang cukup, akurat, tepat waktu kepada semua pihak pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan-
yang melakukan kerja sama. peraturan yang berlaku.
b. Accountability (akuntabilitas) e. Fairness (kesetaraan dan kewajaran)
Yang dimaksud dengan akuntabilitas adalah ke- Prinsip ini menuntut adanya perlakuan yang adil dalam
jelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggung- memenuhi hak kemitraan sesuai dengan peraturan
jawaban kemitraan. Apabila prinsip ini diterapkan perundangan yang berlaku. Diharapkan fairness dapat
secara efektif, maka akan ada kejelasan akan fungsi, menjadi faktor pendorong yang dapat memonitor dan
hak, kewajiban dan wewenang serta tanggung jawab memberikan jaminan perlakuan yang adil diantara
antara pihak yang melakukan kerja sama. beragam kepentingan pihak yang melakukan kerja
c. Responsibility (pertanggungjawaban) sama kemitraan.
Bentuk pertanggungjawaban kerja sama kemitraan
lnisiasi Kemitraan Pemerintah Kabupaten / Kota dapat menggunakan
Kemitraan pelaksanaan program penyediaan air minum, RPI2JM sebagai dasar kerja sama dengan perusahaan.
sanitasi, penataan bangunan dan pengembangan Perusahaan dapat menggunakan rencana CSR yang
kawasan permukiman dapat dimulai dari siapa saja,
baik perusahaan, Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR,
telah disusun perusahaan, sebagai dasar pembicaraan
dengan Pemerintah Kabupaten / Kota. Untuk wilayah
27
maupun Pemerintah Daerah. kerja yang lebih luas dan mitra kerja yang lebih bera-
gam, perusahaan dan Pemerintah Kabupaten / Kota dapat
Perusahaan dapat bekerja sama langsung dengan mempertimbangkan untuk bermitra dengan Ditjen Cipta
instansi terkait di Pemerintah Kabupaten / Kota di lokasi Karya, Kementerian PUPR.
pabrik dan/ atau kantor operasinya, namun apabila per-
usahaan menginginkan kerja sama dengan pemangku
kepentingan yang lebih luas dan menghasilkan program Persiapan
yang berdampak lebih besar dan lebih luas, perusahaan Sebelum memulai kemitraan, penting bagi semua pihak
dapat mempertimbangkan untuk bermitra langsung untuk saling memahami kelebihan dan kekurangan
dengan Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR. masing-masing, dan memahami kompetensi masing-
masing di bidang infrastruktur keciptakaryaan.
Kerja Sarna dalam
Program CS

Baik perusahaan, maupun Ditjen Cipta Karya, perlu terbu- iv. Kesiapan perencanaan teknis (OED- Detailed Engine-
ka satu sama lain akan kondisi eksisting dan pemahaman ering Design)
masing-masing mengenai: v. Kesiapan perijinan (termasuk AMDAUUKUUPL
a. Persepsi mengenai CSR; vi. Ketersediaan dana selain dana perusahaan: Pemerin-
b. Rencana lokasi kegiatan dan tah Pusat, Pemerintah Daerah, pihak lain
penerima manfaat program; b. Pemangku Kepentingan lain yang akan dilibatkan
c. Kebutuhan masyarakat dan target pencapaian; (Pemerintah Kota/Kabupaten, lembaga swadaya
d. Kebijakan dan prosedur pengajuan usulan program masyarakat, perguruan tinggi, sekolah, pemuka adat,
dan penganggarannya; dll.)
e. Sistem pelaporan dan audit (bila ada); Setelah terdapat kesepakatan mengenai:
f. Kompetensi dan potensi kontribusi dari setiap pe- i. jenis kegiatan;
mangku kepentingan yang terlibat. ii. lokasi;
iii. target pencapaian;
Untuk informasi lebih lanjut, perusahaan dapat meng- iv. indikator keberhasilan;
hubungi: v. jadwal kegiatan, dan
Direktorat Keterpaduan lnfrastruktur vi. kontribusi setiap pihak yang terlibat, maka para pihak
Permukiman bisa mengikatkan diri dalam "Nota Kesepakatan
Direktorat Jenderal Cipta Karya (MOA)" _dan bila perlu dengan "Perjanjian Kemitraan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Lanjutan" yang memuat kesepakatan yang lebih
Perumahan Rakyat rinci dan terukur.
Gedung Cipta Karya, lantai 4
Jl. Pattimura 20, Kebayoran Baru
Jakarta 12110 Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi
Telp/Fax. 021-7279 6582 Direktorat Keterpaduan lnfrastruktur Permukiman, .
http://ciptakarya.pu.go.id Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR berperan sebagai
fasilitator antara perusahaan dengan semua pihak yang
Apabila perusahaan dan Ditjen Cipta Karya, Kementerian terkait, baik di tingkat pusat, daerah maupun dengan
PUPR telah menemukan kesamaan tujuan, memahami pihak ketiga. Dalam pelaksanaannya, program akan
peran masing-masing dan sepakat untuk bekerja sama, ditangani langsung oleh direktorat terkait:
maka para pihak dapat mengikatkan diri dalam "Nota a. Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Kesepahaman (MOA)". Minum
b. Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan
28 Perencanaan
Permukiman
c. Direktorat Bina Penataan Bangunan
Tahap selanjutnya adalah menyusun perencanaan ber- d. Direktorat Pengembanga11 Kawasan Permukiman
sama. Kedua belah pihak perlu membahas lebih lanjut: e. Sementara Direktorat Keterpaduan lnfrastruktur
a. Kesiapan program: Permukiman akan melakukan pemantauan/
i. Rencana program CSR perusahaan: monitoring terhadap jalannya kerja sama.
• Sejauh mana perencanaan telah dilakukan
• Alokasi anggaran Dalam tahapan pelaksanaan, para pihak perlu melakukan
• Bentuk pelaksanaan program: partisipasi masyara- inspeksi, monitoring, pertemuan dan bentuk komuni-
kat, dikerjakan sendiri oleh perusahaan atau diker- kasi lain secara rutin guna memantau perkembangan
jakan oleh kontraktor pelaksanaan kegiatan dan mengatasi perr:nasalahan
• Pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat yang mungkin timbul di lapangan, Beberapa kegiatan
ii. Apakah program tercantum dalam RPI2JM dan lokasi kegiatan mungkin perlu diubah untuk
iii. Kesiapan lahan dan penerima manfaat mengantisipasi permasalahan yang muncul.
Beberapa hal yang perlu dievaluasi adalah:

Evaluasi lsu (Evaluasi Sumatif)


a. Sejauh mana kemitraan mencapai tujuannya?
b. Apa dampak kemitraan terhadap kehidupan penerima manfaatnya?
c. Apakah kemitraan sama-sama efektif untuk semua penerima manfaat?
d. Unsur apa yang paling efektif?
e. Dampak signifikan apa yang tidak diperkirakan sebelumnya (unintended impacts)?
f. Apakah kemitraan dapat direplikasi di tempat lain?
g. Adakah alasan yang cukup untuk memperpanjang kemitraan atau aktivitas?
h. Apakah masalah yang ditangani kemitraan, masih merupakan masalah besar?
i. Apakah kemitraan berkelanjutan? Ada sejumlah faktor yang bisa digunakan untuk memastikan bahwa
intervensi kemitraan kemungkinan besar menjadi keberlanjutan dengan sendirinya (self-sustaining) dan
berjalan setelah pendanaan dari luar selesai diberikan. Bentuk-bentuk pendanaan tersebut antara lain:
a. Ekonomi ( Pembiayaan dimasa akan datang, terutama biaya rutin)
b. lnstitusional (kapasitas adiministratif, kapasitas teknis, motivasi institusional, kepemilikan proyek, dsb)
c. Sosial (Kepentingan masyarakat, kemauan politik)
d. Lingkungan (Faktor lingkungan secara menyeluruh)

Evaluasi Pada Proses


Pada aktivitas apa dan strategi yang mana berhubungan dengan apa yang dipresentasikan secara jelas dalam
perencanaan. Jika tidak berjalan harmon is, mengapa ada perubahan? Apakah perubahan itu dapat dikenali?
a. Sejauh mana kemitraan yang ada mengikuti batas waktu yang ada dalam rencana kerja?
b. Apakah aktivitas ini dilaksanakan oleh orang yang tepat?
c. Sejauh mana biaya aktual kemitraan berkaitan dengan alokasi biaya yang ada?
d. Sejauh mana kemitraan yang ada berjalan dapat mengantisipasi tujuan jangka panjang dan maksud dari
kemitraan?
e. Aktivitas mana atau strategi mana yang lebih efektif dalam membuat perubahan untuk mencapai tujuan •
jangka panjang atau maksud kemitraan?
f. Hambatan apa saja yang dapat diidentifikasi, bagaimana dan sejauh mana mereka berpengaruh?
g. Apa saja kelebihan utama dan kelemahan kemitraan?
h. Sejauh mana penerima bantuan aktif dalam pengambilan keputusan dan implementasi kemitraan?
i. Sejauh mana penerima bantuan dapat memperoleh bantuan akses yang disediakan oleh kemitraan? Apa
29
saja hambatan utamanya?
j. Sejauh mana penerima bantuan puas dengan pelayanan/ bantuan yang diberikan dalam kemitraan?
k. Dapatkah kemitraan atau intervensi dapat memberikan hasil yang sama dengan biaya lebih murah?
I. Dapatkah kemitraan atau intervensi dapat memberikan hasil yang sama dengan biaya sama?
Kemitraan dalam
Program CS

Evaluasi dalam hal Kemitraan


a. Bagaimana ekspektasi kita, apakah terpenu hi, tidak terpenuhi, berubah atau bertambah?
b. Bagaimana pemikiran kita tentang ekspektasi partner kita, apakah terpenuhi, tidak terpenuhi, berubah atau
bertambah?
c. Apakah kemitraan yang ada memberi manfaat yang signifikan bagi konsumen dan lebih jauh pada misi
kita? Jika begitu, bagaimana?
d. Apakah kemitraan yang ada memberikan hasil yang tidak terduga sebelumnya pada kita atau kedua belah
pihak? Jika ya, apa saja?
e. Apakah kemitraan yang ada bermanfaaat kepada penerima bantuan? Seperti apa manfaatnya?
f. Apa yang kita pelajari tentang membangun kerja sama yang lebih efektif dengan mitra?
g. Berdasarkan kapasitas organisasi kita, apakah kita ingin menjaga, memperluas, mengurangi atau
menggugurkan kemitraan ini?
h. Apa sumberdaya, kemampuan dan keuntungan baru yang tercipta dari kolaborasi ini?
i. Apakah sumber daya dan kapabilitas ditransfer secara dua arah?
j. Apakah keuntungan yang ada sebanding diantara kedua belah pihak?
k. Apakah ini waktu yang tepat untuk menghentikan kolaborasi?
I. Bagaimana komunikasi dengan mitra dilakukan?
m. Setinggi apa komitmen organisasi/ perusahaan terhadap kemitraan dan bagaimana komitmen tersebut
ditampilkan?

Di akhir pelaksanaan kegiatan semua pihak perlu duduk Kementerian PUPR tidak melakukan audit kepada
bersama untuk mengevaluasi jalannya pencapaian perusahaan mitra pelaksana.
kegiatan dan mengevaluasi kemitraan antar pihak.
Umpan Balik dan Perbaikan
Pelaporan Perusahaan dapat menyampaikan apresiasi maupun
Laporan kegiatan dan evaluasi diserahkan kepada Di- keluhan tentang jalannya kerja sama kepada Direktorat
rektorat Keterpaduan lnfrastruktur Permukiman, Keterpaduan lnfrastruktur Permukiman. Pembelajaran
Direktorat terkait, dan Pemerintah Kota/Kabupaten yang diperoleh selama kerja sama diharapkan dapat
penerima manfaat. Bentuk laporan disepakati pada digunakan sebagai bahan untuk perbaikan dalam
masa perencanaan. Perusahaan juga dapat melaporkan kemitraan selanjutnya.
30 kemitraan ini kepada publik dalam Laporan Keberlanjutan
(Sustainability Report), profil atau website perusahaan.
Kemitraan yang Telah Berjalan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh
1. MoU dengan CFCD di 2 Kawasan,
Untuk menJanng minat perusahaan dan Kerja sama di Kabupaten Hulu Sungai Utara
mengidentifikasi usulan kegiatan yang potensial antara lain pembangunan IKK di 3 Kecamatan
dikerjasamakan melalui program CSR, Ditjen Cipta dengan total kapasitas 40 1/dt, pembuatan
Karya, Kementerian PU telah menjalin kerja sama tower sumur bor sebanyak 4 unit di 3 Desa,
dengan Corporate Forum for Community Development pembangunan lnstalasi Pengolahan Air (IPA)
(CFCD) sebagai PusatJejaring Kerja Multi Stakeholders dengan kapasitas 50 1/dt; pembuatan 13
yang beranggotakan para Community Development unit MCK di 2 Kecamatan; penataan RTH dan
Officer (CDO) dari sekitar 350 perusahaan yang revitalisasi kawasan bersejarah di 3 Kawasan,
tersebar di seluruh Indonesia. Nota Kesepahaman penanganan daerah kumuh di 1 Kawasan, dan
ditandatangani antara Direktur Jenderal Cipta Karya, perbaikan jalan lingkungan di 4 Kecamatan.
Kementerian Pekerjaan Umum dengan Ketua Umum
CFCD pada tanggal 8 Maret 2011, dengan periode Total dana dialokasikan PT Adaro Indonesia
kerja sama 2011-2014. untuk pembangunan infrastruktur tersebut
adalah sebesar Rp. 70.720.000.000,- selama
2. Perjanjian Kemitraan dengan perusahaan periode 2012-2014.
Kerja sama yang telah difasilitasi oleh Ditjen Cipta
Karya Kementerian Pekerjaan Umum dengan b. PT. Berau Coal
beberapa perusahaan antara lain : Telah dilakukan kemitraan dalam pembangunan
a. PT. Adaro Indonesia, infrastruktur bidang Cipta Karya di Kabupaten
Pad a tanggal 10 Februari 2012 Ditjen Cipta Berau, Kalimantan Timur yang dituangkan
Karya telah memfasilitasi penandatanganan dalam perjanjian kemitraan yang telah ditanda
perjanJian kemitraan antara PT. Adaro tangani pada tanggal 4 Juli 2012. Kemitraan
Indonesia, Pemerintah Kabupaten Balangan, yang dilakukan berupa pembangunan Sistem
Pemerintah Kabupaten Tabalong, dan Penyediaan Air Minum (SPAM) Perdesaan
Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara untuk untuk melayani 1180 KK, pembuatan drainase
pembangunan sarana dan prasaran Bidang sekunder untuk pengurangan daerah genangan
Cipta Karya melalui program CSR PT. Adaro seluas 60 Ha di 2 Kecamatan dengan total dana
Indonesia. yang disediakan oleh PT. Berau Coal untuk
Kemitraan yang telah dilakukan di Kabupaten membangun infrastruktur tersebut sebesar
Balangan meliputi: Pengadaan dan Pemasangan Rp. 5.582.000.000 selama periode 2013- 2014
710 Sambungan Rumah (SR) Air Minum;
penyediaan sarana dan prasarana persampahan c. PT. Pertamina
di 5 Kecamatan; penyediaan sarana dan PT. Pertamina mengalokasikan dana CSR-nya
prasarana Ruang Terbuka Hijau (RTH) di 3 sebesar Rp. 3.400.000.000 selama periode
Kawasan; dan pembangunan prasarana dasar 2013-2014 untuk pembangunan infrastruktur
kawasan Rumah Sederhana Sehat (RSH) di 1
Kawasan,
air minum perdesaan di Kabupaten Ende, NIT
berupa pembangunan sistem penyediaan air
31
Sedangkan untuk Kabupaten Tabalong, minum perdesaan di 10 desa untuk melayani
kemitraanyang dilakukan berupa pembangunan 1956 KK dan telah dituangkan dalam perjanjian
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Perdesaan kemitraan yang ditandatangani pada tanggal16
di 2 Desa dengan total kapasitas 4 1/dt; Mei 2013.
perencanaan TPST 3 R skala kawasan di 4 lokasi;
pembangunan jaringan drainase di 2 lokasi, d. PT. Bukit Asam
pembangunan prasarana air limbah di 1 lokasi, PT. Bukit Asam melalui kesepakatan yang
pembangunan prasarana penunjang TPA di 1 dituangkan dalam perjanjian kerja sama yang
lokasi; percontohan Ruang Terbuka Hijau (RTH) telah ditandatangani pada tanggal6 November
di 2 Kawasan, penyediaan hunian bagi 500 KK; 2013, telah mengalokasikan dana CSR-nya untuk
pengadaan 2 unit mobil pemandam kebakaran; pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya
di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan 1.004.000.000 selama periode 2015-2016 untuk
berupa penambahan SR (Sambungan Rumah) pembangunan infrastruktur bidang Cipta
dan pembangunan SPAM berbasis masyarakat Karya di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat
untuk melayani 2658 KK, peningkatan prasarana berupa Penyediaan Sambungan Rumah (SR) Air
sanitasi untuk 14.768 KK, penanganan kawasan Limbah Kawasan Koto Lalang untuk melayani
kumuh seluas 124 Ha dan penataan RTH seluas 200 KK, pengadaan 11 buah container sampah
540 Ha, dengan total dana yang disediakan yang tersebar di Kota Padang dan peningkatan
sebesar Rp. 27.027.000.000 selama periode infrastruktur jalan lingkungan; dan penataan
2014-2015. infrastruktur permukiman RSH di 1 Kawasan.

e. PT. Semen Padang f. PT. Yogokawa Indonesia


Mengacu pada Perjanjian Kerja sama PT. Semen Pada tanggal 6 Februari 2015 telah dilakukan
Padang yang telah ditandatangani pada tanggal penandatanganan Perjanjian Kerja Sarna antara
3 Juli 2014, PT. Semen Padang berkomitmen Direktorat Pengembangan Air Minum, Ditjen
untuk mengalokasikan dana sebesar Rp. Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat dengan PT. Yogokawa
Indonesia tentang Peningkatan Kompetensi
Sumber Daya Manusia Bidang Air Minum.
Ruang lingkup kerja sama ini meliputi pelatihan
tentang instrumentasi dan otomasi dalam
pengembangan SPAM.

32
Lampi ran
Perjanjian Kerja Sarna antara PT. Pertamina
(Persero) dengan Pemerintah Kabupaten
En de
Lampi ran

I
.... PERTAMINA

PER.lANJ LAN KERJA SAMA

AN'l'ARA

PT PERTAMINA (~rsem)

DAN

PEMERINTAH KABUP/\TEN E:NDE

DAN
DlREKTORAT BINA PROGRAM,
UIREKTORAT JENDERAI.. CJPfA KARYA
KEMENTERlAN PEKB.RJAAN UMUM

TENTANG
PENYEDIAAN !NFRASTRUKTUR BJDANG CII'TA KARYA/AlR BERSIH
MEI..ALUI KER.JA SAMA KEMITRAAN MULnPIHAK
Dl KABUPATEN F:NDE PROVlNSJ NUSA TENGOARA TIMOR

Nomor · 11 /N 00000 / 2013-SO


Nomor -lO/HK/20 1 3
Nom or
.11-X 0 20J- Cn/ 166A
Pada hari in i, Kamis, tanggaJ Enam Betas, bulan Mei, ta.hun Dua ribu tiga belas
(16- 05-2013) , bertempat d i J akarta, yang bertanda tangan dibawah ini :
1. l'IIJRSATYO ARGO Sekretaril> Perseroaan, yang diangkat
berdasarkan Surat Keputusan Direlctur Ut.ama
n o. Kpts.P-134/COOOOOf2012-S8, tanggal 26
.Juoi .2012, daJa.rn hal ini bertindalr untulc dan
atas nama PT Pertamina (?ersero),
berkedudukan di Jl. Medan Merdeka Timur No.
1 A, Jakarta Pusnt, ~;elanjuty dl~;but PlHAK
KESA'ru.

34 2. DON BOSCO M , WANOOE Bupati Ende, Provtnsi Nu..a Tcnggara Tlmur,


yang diangkat berdasarkan Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor 131-53-92 Tahun 2009
tentang Pl:ngesahan Pemberhentia.n dan
Pengesahan ?engangkatan Bupati F.nde
Provinsi NTT, dalam hal ini bertindak untuk
dlin atas nama Pl:merintah Kabupeten Ende,
berkedudukan di Jl.Eltari No.2, Ende
sclanjutnya disebut PlHAK KEDUA.
3. ANTONIUS BUDJONO Direktur Bina Program, Direktorat Jcnderal
Cipta Karya, Kementerian Peketj811Il Umum
yang dia.nglcat berdaearkan Keputusan Menteri
PekeJ:jaan Umum Nomor 419/KPTS/M/2010
tangg;li23 .Juli 2010 tentang Pembebesan dan
Pengangkatan Pejabat Pimpinan Eselon n.a di
lingkungan Kementerian Peketjaan Umum,
dalam hal ini berti.ndak untu.k dan alas tuuna
Ditektotat Jenderal Cipta Karya, Kementerian
Peketjaan Umum, berkedudukan di Jalan
Pattimura Nomor 20, Kc:bayoran Baru, Jakarta
Selatan, aelanjutnya diaebut PIHAJ( KE'MGA.

PIHAK KESATU, PIHAK KEDUA, DAN PIHAK JOmGA, aecara. be~


diaebul PARA PIHAK t:eriebih dahulu menerangkan, babwa:
a. Dalam l'llnglca pencapaian Mi114mium DBw/opnleni (iQQJ$ llidaJVumya di&ebut
MDGsj yang dillepal<sti oleh 189 negara angota Perserikatan Bangsa-Banpt
pada September 2000, Pemerintah lndcmeRia terua berlc:omitmen untuk
tceDCapai keee:jahtes'aan rakyat dan perobangunan masy>Uakal pada tahun
2015;
b. Pendanaan yang dibutuhkan untuk mencapai sasamn ~ bidang Cipta
Katya, diba.rapkan tidak hanya benumber ~laui dana Angpmn
Pmdapatan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah,
namun pendaoaan lainnya dapat jup melalui dana Badan Usaba Swasta
atau Bada.n 1J1111ha Milik ~yang saluran pembiayaannya dapat melalui
pnvam eeperti Irelja 1111ma pemerinta.h dan awallta, maayarakat, dan
teTnUlauk Cotpcra1e Social Resporuibility yang aelanjutnya dieebut CSR;
c. Potenai su.m ber pendanaan melalui CSR. diharapkan dapat dimanfaatkan
denpn optimal dalam bentuk kerja aama ~itran multipihak dimana
PARA PIHAK berlromitmen memberikan kontribuai eesuai peran dan
kc:1PmupUanlly>l untuk men)elengpralmn dan melaksana.kan progtam·
program da1am rangka. pencapaian tujuan MDGs bidang Cipta Karya
khususnya sektor air bersih;
d. Rencana Bantuan CSR Pertamina Air Bersih yang tertuang dalam Rencana
Kelja 1\.ngpran tahun 2013 dan 2014.

Dengan memperbatikan peraturan perundoulg-undangan aebapi berilrut:


1. Undang-Unda11s Nomor 69 TW.un 1958 tentang Pembentukan Dacrah-
Daerah Tiogkat 11 dalam Wilayah Daerah-Deerab Tingkat I Bali, Nusa
'l'en8@:1U'B Barat dan Nuaa Tengpra Timur (Lcmbaran Negara Rqrublik
...
·'".
Indonesia Tahun 1958 Nomor 122; Tambahan Lembaran Ncpra Rcpublik
Indonesia Nomor 1655}; 35
2. llndang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuaogan Negara (LembQJ'Qll
Nepra Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47; Tambahan Lembaran
~ra Republik Indonesia Nomor 42861;

2
Lampi ran

3. Undang-Undang Nornor 19 Tahun 2003 tentang Hadan Usaha Milik Negara


(Lembaran Negara Republik lndone«ia Tahun 2003 Nomor 70; Tambahan
Lemharan Negara Rcpublik Indonesia Nomor 4297)
4 . Undang-Undang Nomor l t.ahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
[Lemba.ran Negara Repuhlik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5 ; Tambahan
Lemharan Negara Rcpublik Indonesia Nomor 4355 );
5. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32 ; Tambahan Lcmbaran
Negara Rep1,1blik Indonesia Nomor 4377) ;
6 . Undang-Undang Nomor 2 5 ·rabun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional [Lembaran Nega.ra Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104 ; Tambahan Lembaran Negara Repub1ik Indonesia Nomor 442 1);
7 . Undang-Undang Nomor 3:.! Tahun 2 004 Tentang Pemerintahan Daerah
(Lcrnbaran Negara Republik Indonesia l'ahun 2004 Nomor 125; l'nmbaban
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) !l<:bagaimana t.elah
diubah £leberapa kali lr.rHkhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tcnlang Pcrubahan Kcdua atas Undang-Undang Nomor 3 2 Tahun 2004
Tentang Pemerintahan Daera.h (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 59; Tambalum Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844); .
!!. Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106; Tambahan
Lembe.ran Negara Republik Indonesia Nomor 4756] ;
9 . Pern.turan ~erintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pcngcmbangan Sistem
Pc nycdiaan Air Minum (Lembaran Negara Republi.k Indonesia Tahun 2005
Nomor 33; Tambahan Lembaran Negnra Republik Indonesia Nomor 1490);
10. Pt:n•tunm Pt:me rintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pt:merintahan Antara Jlemcrintah . Pemerintah IJaerah Provinsi, dan
Pemerint:ah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Nega.ra Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82; Tambahan Lembaran Nega.ra Republik Indonesia
Nomor 4737);
I I . Pcraturan Pemerint.ah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kerja Sama Daerah {Lembaran Negara Repub!ik Indonesia Tahun 2007
Nomor 112; Tsmbahan J...,mbaran N~ra Rcpublik Indonesia Nomor 4761) ;
12. Pcraturan Pcmerintah Nomor 7 Tahun 2008 teotang Dekonsentrasi dan
1\tgas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 20; Tambahan Lcmbanm Neg)U'S Republik Indonesia Nomor 4816) ;
13 . Pcra.luran Pt:mc:rintah Nomor 47 1'shun 2012 tcntang Tanggungjawab Sosial
dan Lingkungan Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 89; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5305);
14. Pen1turan Mentcri Pckcljaan Umum Nomor 14/PRT/M/2011 tcntru>.g
Pedoman Pelaksanaan Kegi.atan Kcmenterian Pekerjaan Umum yang
36 Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanak.an Sendiri;
15 . Peraluran Mcnt.eri Pck<."ljaan Umum Nomor 02/PRT/M/2010 tcntang
Rcncana Strategis Kementerian Pekeljaan Umum 2010-2014 ;
16. Peraturan Menteri Pt:kelja an Umum Nomor 08/PRT/M/ 2010 tentang
Organisas i dan Tata Kcrja Kementerian Pckerjaan Umum;
17 . P!:rahJran Daerah Kabupat.en ~:nde Nomor 4 Tahun 2009 tcntsmg Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Ende Tahun 2009 -2014
( Lembaran Daerah Kabupaten Ende Tahun 2009 Nomor 2 seri E nomor 2)

3
PARA PIHAK sepakat untuk menpdakan Perjanjian KeJ:ja Sama Penyediaan
lnfraatruktur Bidang Cipta, K4ryaj Air Bersih Melalui Ketja Sama Kemitraan
Multipihak di Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tengpra Timur (selanjutnya
disebut Petilll\iian Kerja Sama) dengan ketentuan dan pef'tiYRT'Iltan sebagsi
berilcut :

MAKSUD DAN TUJUAN


Pasall
Ill Perjanjian Kerja Sama dimaksudkan sebagai pedoman PARA PlHAK unluk
melaksanalcan kerja sama pembangunan penyediaan infrastruktur air bert~ih
perdesaan.
(2) Perjanjian Kerja Sama bertujuan;
a . Mencapai target MOO's bidang Cipta K.!uya melalui pemba.ngunan
pc:nyediaan infrastruktur air be'sih perdesaan;
b . .Mcwujudkan pcmbMgunan elmnomi yang berkelanjutan bagi
kesejahteraan masyarakat melalui kerja sama kemitraan multipihak.

RUANO UNGKUP
Paaai 2
Ruang Jingkup Perjanjian Ketja Ssma, meliputi:
1. Fasilitaei ketja sama penyediaan infrastruktur bidang Cipta Korya melalui
pembangunan penyediaan i.nfraetnJktur air bet-em petdesaan;
2. Fasilitasi pelakaanaan kegiatan pembaogunan penyediaan infl'84truktur air
benlih perdr:aaan oleh PARA PIHAK;
3. Faeilital!li penjnglcalarl k\.lalit.aa sumber daya masyarakat melalui
pend.amping;m kelembapan pengelola penyc:diaan infraatruktur air bersih
perdeaaan untuk operasi dan pemeliharaan, manajcmen, dan keuangan; dan
4. Pa&Uitui penycleJl881111UUl pcmbangunan penyediaan infraslraktur air benlih
perdesaan yang meliputi tahap permcanaan, pengoperasi.an dan
pemeliharaan, termasuk pemantauan dan evalua11i.

(11 Hak PIHAK KESATO:


HAK DAN KEWA.IIBAN
Paaa.l3 ...
••••
a. Menerima usulan lokasi pembangunan penyediaan iDiiwJtruktur air bers.ih
perdesaan dari PlHAK KEDUA;
b. Menerima Detail Engineering 1Jesign (DEDI dan perkiraan biaya unt\.lk
pembangunan penyediaan infr~ . r air bersih perdesaan dari PIHAK
37
KEDUA;
c. Memperoleh pendampinpn telmia dari PIHAK KEDUA dan PIHAK K.E'nGA;
d. Menerima Kerangka Acuan Kelja clan perldraan biaya kegiatan
pendampinpn masyarakat dari PIHAK KE110A;
"· MexJ~.publikan dan mensosialisasikan pembangu~t penyediaan
infrastnlktur air benlih perdeaaan melalui lrerja sama muJtipihak unl.uk
dapat dijadikan cont.oh keberhasilan program; dan

4
Lampi ran __________________

f. Menerima laporan triwulan pemanfaatan pen~a infrastrulrtur air


br.mih pcrdesaan yang dibangun ~oelam satu tahun sejak pelimpahan
pemanfaatan dari P!HAK KEDUA.
{2) Kewajiban PIHAK KESATU
a. Menyediakan dukungan pendanaan untuk pelaksanaan pcmbangunan
penyediaan infrast:ruktur air be~ perdesaan;
b. Melalcukan pt"rnle~ !clang jasa lrontruksi dan pendampingan masyarakat
sebelum proses kontruksi; dan
c. fkrpartisipasi aktif dalam perancangan, pclalcsansan, pemantauan dan
cvalualli pembangunan penyediaan infrastruktur air ber"ih perdesaan
sesuai kescpakatan PARA PI~AK .

Pasal4

Ill Hak PlHAK KF.DUA:


a. Mengusulkan lokasi pcmblll1gunan penyediaan inf.rastruktur air ber!lih
perdesaan;
b. Mcncrima pelimpahan petnan!aatan aset sebelum t!ilakukan serah t.erlma
nset dari f'IHAK KESATU;
c. Menerima penyerahan asct (aJat datt btulgunan) dari PIHAK KESA'l'U; dllll
d. Menerima bantuan pendampingan telmis dari PIHAK KETIGA.

(2) Kcwajiban PIHI\K Kf:OUA


a. Melakukan fasilital!i pcndampingan tduus sesuai pedoman teknia yJtng
disu:~n oh:h Kementerian Pelrerjaan llmum mengenai pembo.ngunan
prasarana dan aarana bidang Cipta Karya;
b. Melalrukan koordinasi dengan instanlli terkait di lingkungan KabupYten
Ende;
c. Menyusun dan menyedi.akan Detail Engineering /)&.ign (DED) dan
perkiraan Biay~ untuk pt:mbangunan penyediaan infrastrulrtur air bersih
perdesaan;
d . Mempublikasikan dan mensosialisasibn kegiatan pembangunan
penycdiaan infrastruktur air bersih perdesaan yang dapat dijadikan contoh
keberhm:ilan kerja sama multipihak.
e. Menyediakan dulrungan pc:ndanaan opeTSSional untuk pelak~Jnt
pembungun.an penyediaan infrastruktur air bcnsih perdesaan berupa Biaya
Rapat dan Konsultasi, Biaya Penyusunan Detail Engineering Dellign { OED
), Biaya Pemantauan dan ~Valusi
f. Menyampotikan laparan triwulan pemanfaatan penyroiaan infra.stru.ktur air
bersih perdesaan yang dibangun selama satu tahun sejak pelimpahan
pemanfaatan kepada PIHAK KESAT'U dan PIHAK KETIGA; dan
It- Berpa.rtisipasi aktif daJam peranr.angan, pelaksanaan, pemantauan dsn
38 evaluasi pembangunan penyediaan infrastruktur air betsih perdesaan
SC5Uai lre<l.t:pakatan PARA PIHAK.
Pasal5

Ill Hak PIHAK KET1GA:


a . Menerima dokumcn Dll1t4i1 Enginsering Design ( OED ) pembangunan
pen~a infrasttuktur air bc:rsih perdesaan pada tO ( sepuJuh ) titik
LoJcaai di Kabupaten Ende i
b. Menerima laporan triwu1an ptmanfutan penyediaan infrastnJirtur aiT
benlih perdeAan yang dibangun selama satu tahun 8ejak pelimpahan
pemanfqatan dari P1HAK KEDUA; dan
c . MeJnpublilmsiJran dan mensosialiusikan kegiatan penlbangunan
pcnyediaan infrastruktur aiT bersih perdesaan yang dapat dijadikan cont.oh
keber-hasilan kerja sama muJtipihalt.

(2) Kew~Viban PfHAK KETIGA:


a. Memfasillraai pencantuman kegiatan pembangulllln penyediaan
infrastnJlrtur air ~ perde$aan .melah.J.i kelja sama muhipihak dalam
dokumen Rencana Program Jnvestaai Janglra Menell{IBh yang selanjutnya
disebut RPIJM bidang Cipta Karya Kabupaten Endc;
b . Mc.ny.:diakan pedoman teknill mengenai pembangunan pqeanma dan
sarana bidang Cipta JC$ya kepada PIHAK KESATU dan P!HAK KEOUA;
c. Menyampaitan Keranglra Acuan KCJja dan perkiraan biaya kegiatan
pendampiopn ma.syarakat kepada PIHAK KESATU;
d. Me.lakukan koordinaai baik di tingkat pusat maupun
provinsi/kabupaten/kota dalam ketetpaduan penyusunan program bidang
Cipra Karya;
e. Melakukan pendampinglln t.erhadap pelalmanaan pembangunan
penyectiun infrutrulrtur air bersih perdesaan, sesuai denpn tugs.s dan
fungsi Direktornt Jendeml Cipta Karya; dan
f. Berpartisipasi aktif daJam peraneangs.n, pelaksanaan, pemantauan dan
evaluui pembangunan penyediaan infrastruktl.u air bersih perdeeaan
sesuai kesepakatan PARA PIHAK.

LOKASI KEGIAT.A.N
Pasal6
Lokaei pembangu.nan pen~ air benih ~ melipuli lO (aepuluh} titik
Iolrasi di Kabupaten Ende, Pro9iiuli Nusa Tenggara Timur seiiUai keaepakatan
PARA PIHAK.

PELAKSANAAN
Pasal7 39
(1) ~ Ia!ptan da1am Perjanjian Kerja Sama dikelompoldcan menjadi 2
(dual bagian yaitu 6aik dan nonfieik, aeba8ai berilrut:
a. Kqpatan fisik mencakup pembangunan penyediaan infrastruktur air
benlih perdesaan;
b. K.egiatan nonfisik meliputi pendampingan maayarakat, pendampingan
telmia, dan publikasi.

6
Lampi ran

f2} Kegiatan seba~imn dimaksud pada ayat lll mengacu pads Daftar Kegiatan
schagaimsna t:cn::antum dallun Lampiran yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan drui Perjanjian Ke.rja Sarna ini;
(3) Daftar Kegjatan sebagaimana dimaksud pada "Yl't 12) merupakan kegiatan
yang dapat dievaluasi !;e1iUsi prioritos atas kesepakatan PARA PIHAK.

PEMANTAUAN DAN EVAWASI


Pasa18
(1) M<tsing·tnasing PIHAK melakukan pcrnantauan dan evaluasi pembangunan
pr.n)"'diuan infrastruktur air bersih perdesaan;
(2) Pemantauan dan cvaluasi er.bsflllimana dimaksud pada ayat (J } dapa.t
dilakukan dengan membcntuk tiJn t:ckni."l ol"h masing-masing PIHAK;
(3) Tin1 teknis melakukan pemantauan dan cvaluasi !lf:C:am berkala atas
kcseluruhan pclak81lnaan pembengu.nan penyediaan infrastruktur air bersih
perdesaan rnc:lalui Kcrja Sarna Kemitraan Multipihak dan mcmaatikan
program tersebut berjalan sesuai t>crjanjian Ketja Sa.m a ini.

PENDANAAN
Pasal9

{l) Biaya yang tiro bu I ~ebagi


a.kibat pelaksanrum Perjanjian KCJja Sarna ini
dibebankan:
a. Dana RKA PT Pertamina. (Persero) tahtm 2013-2014 untuk PIHAK
K~:SATU;
b. Anggaran Pendapatan dan ~la.nj Daerah Kabupaten Ende untuk PIHAK
KEDUA;
c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Ncgara untuk Pll-IAK KETIGA ;
d. Sumba dana lain }'tmg sah dan tidak mengikat.
(2) Rindan pendana.an pembangunan penyedi.asn infrB>~tuk air bcrsih
perdesaan eli Kabupaten Ende teroantum dalam Lampinm yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerja 8ama ini.

...
..... KEGlATAN KOMUNlKASI P\JA!1K
Pasal 10
Kegiatan komunikasi pubJik dapat dilakulam oleh nu•sing-masing PIHAK
bcrda..arican pen.eLujuan PARA PIHAK.
40
KEADAAN MEMAKSA
Pasal 11
{1) Yang dimaksud Keftdaan Memakt~S adalah kejadian yang berada diluar
lremam.pua.n PARA PIHAK yang dapat mempengaruhi pelakMnaan kewajiban
masing-masing PlHAK di dalam Petjanjian Kmja sama ini. yaitu:
a. Bencana ala.m , sepcrti gempa hutni besar,
tanah longsor, badai dan hAnjir
bcsar,

/ ~ j·
b. Kebakaran beaar, penmg. huru-bara, pemberontakan, dan epidemi yang
secara keeeturuhan berhubwlgan dengan pelakeanaan Petjanjian KeJja
samaini;
c. Peraturan ataupun kebijakan pemerintah yang &eaiJll Jangsung
membataei atau melarang pelaltll&flaan ~iban yang berakibat
lanpung pada pemenuhan keM\iiban dari aalah aatu PIHAK kepada
PIHAK Jainnya.
(2) Dalam hal terjadinya Keadaan Memaksa, maka saJah satu PIHAK yang
terkena WJ!jib memberitahukan aecara t.ertuJia disertai bukti.-bukti
pendukungnya kepllda PlHAK lainnya ~elambt - lambtny 14 (empat betas)
hari kalender aejak teljadinya Kead&an Memaksa.
{31 Pemberitahuan tertuli.8 ten~ KeadaaD Memaksa dari satu PIHAK barus
disetujui oleh PARA PIHAK, dan aejak di8etl.\juinya pemberitahuan KMrlaan
Meulakaa tt:rsebut, PIHAK yang memberitahuhn dibebaskan dari
kewajibannya yang timbul akiba.t Keadaan Memaksa teraebut.

SERAH TERIMA
Pasal12
Praeatana dan aarana yang telab dibangun eehubull88Jl dengan pelaksanaan
PeJjanjian T<l:tja Sarna ini alcan diaerahterimakan kepada PIHAK KEDUA untuk
selanjutnya dilmlola o)eh AHAK KEDUA sesuai dengJlll kebmtuan peraturan
perundang-nndanpn yang berlaku.

JANGKA WI'..KTU
Pasal13
(tJ anji~ Keaja Sama ini berialcu d'dctit sejak tanga! dita.ndatangani aleh
PARA PIHAK dan betakhir pada tangpl31 Deeernber 2015;
(2) Janglm waktu PeljlU\)ian Kerja 8aJna sebagaimana dimakvud pada ayat Ill
dapal diperpanjang betdasarkan keaepakatan t.ertulis dari PARA PIHAK;
(3) PerplU\)angan aebagaimana dimaksud pada ayal. (2) diJakukan dmgan
pemberitahullf.l tcrtu1i4 dari aalah satu PIHAK lalpada PARA PIHAK selambat-
Jambatnya 3 (tigaj bulan kaJender sebetum tangga.l berakhimya Peljanjian
Kerja Sama ini;
(4) Dalam hal aalah aatu PIHAK bemiat mengakhiri Petjanjian Kerja Sama
sebelum berakhimya janglca waktu sebapimana dimakaud pada ayat (1),
maka harus memberitahukan eecara tertulis kepada PARA PlHAK paling
laxabat 2 (dua) bulan sebelum pengakhiran Petjanjis.n Kelja Sama ini;
(5) ~ Perjanjian Kerja Sama ecbqaimana dimaksud pada ayat (4)
harus mendapat penetujuan tertulis terlebih dahulu dari PARA PIHAK;
(6) Dalam hal PARA PIHAK aepakat untult mengalthiri Peljanjian Kelja Sarna
eebepimana dimaksud pada ayat (4), maka pengaltbiran Perj~ian Ketja
41
Sama ini tidak ml!fllpengaruhi bak dan ~ban PARA PIHAK yang harus
diaelesaiJam terlebih dabulu eebegai akibat dari pelaksanaan Perjanjian Kelja
Sarna ini;
(71 Untuk penpkhiran Peljanjian Ketja Sama, PI'..RA PIHAK sepakat
menae-Jrin8kan ketentuan Pasal 1266 Kitab Uodang-Undang Hukum
Perdata.

a
Lampi ran

P8NYELESAIAN PERSELISIHAN
J>asal 14
PJ Perjanjian Kerja Sarna tunduk dan ditafsirkan berdasarlmn ketentuan
hukum Ncga.ra Republik Indonesia.
(2) Apabila te!jadi perse!isihan arttara PARA PH-IAK mcngenai penafsiran dan
pelaksanaan Perjanjian K<.-.ja Sarna ini, maka PARA PrHAK almn
mcnyl~aik pcrselisihan tersebut secara musyawarah.
(3} Apabila musyawarah tidak membawa penyelesaian, maka I'ARA PlHAK
sepakat untuk menyelesaikan perselisihan temebut berdasarkan kctentuan
hukum dan perundang-undangan yang berlalru di Indonesia melalui
1-'engadilan Negeri Jakarta Pusat.

PERUBAHAN
Pasal 15
Ill Perjanjian Kerja S..ma dapal dilakukan pcrubahan atas ke9epakatan I'ARA
PfHAK yang berupa naskah dan merupakan bagian yang tidak terpiMh.kan
dari Petjanjian Kerja Sama ini;
(2) Setiap perubahan atas Petjanjian Kerja Santa harus djinfonnasikan tcrlebih
dah.ulu secara tertulia scrta mendapat persetujuan dari PARA PrHAK.

PEMBERITAHUAN
Pas.al16
Segala pemberitahuan atau komunikasi yang diHSIIlpmlum oleh salah satu
PIHAK kepada PIHAK lainnya <U5alllpaikan secara langsung atau dikirim dengan
bukti tanda terima yang alamatnya tertulis di bawah ini. Setiap pemberitahuan
ctianggap telah diterima pe.da tanggal yang tercantwn pada bukti tanda terima.

• PIHAK KESATU:
PT PERTAMINA (PeTliCm)
Jl. Mcdan Merdeka Timur No. l A Jakarta Pusat
Up.: Corporate Secretary

• PIHAK KEDUA:
PEMF:RIN1'AH KABUPATEN ENDE
BUPATI ENDE
Jl. Eltari No.2 Ende-N'M'
Up.: Sekretaris Dac:rah Kabupaten Ende

42 • Pll!AK KJIT!QA:
DIREK"fORAT BI.NA PROGRAM, DIREKTORAT JENDERAL CJPTA KARYA,
KEMENTERIAN PEKERJA."-'i UMUM
Jl Pattimuru No. 20
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Up.: Direktur Bina Program
f'ENU'I'UP
Pasall7
Petjar1)ian Kerja Sama ini dibuat dan ditandatangani PARA PIHAK paria tang>~J
t:eTSebut pada awal Petjanjian Kelja Sama ini, dalam rangkap 6 (enam),
bermeterai eukup dan masing-masing mempunya.i kckuatan hukum yang sama.

f Don Sosco M. Wan~ Nunwtyo Argo (J..

PIHAK KETIOA
Direk:tur Bina Program
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kement:erian P.,kerjaan Omu.m,

Antonius Budiono ~

43

10
Lampi ran

~ · ~ R_

t.· ~;
-+-+--+--+--!

...
...... h-J--+-+-+-+--1-+ -1- 1-

44
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai