Mewujudkan
Permukiman Layak Huni dan Berkelanjutan
Metalui
Kemitraan Program CSR
• .r._
Sambutan
Direktur Jenderal Cipta Karya
Dalam upaya memenuhi arah kebijakan dan target capaian nasional Bidang
ke-Cipta Karya-an tersebut, dibutuhkan pendanaan yang sangat besar. Di sisi
lain, ketersediaan dana APBN maupun APBD sangat terbatas, sehingga masih
terdapat gap antara kebutuhan pendanaan infrastruktur dengan ketersediaan
dana baik melalui APBN maupun APBD. Dalam rangka mengisi gap tersebut,
diperlukan alternatif sumber pendanaan lainnya untuk membiayai kegiatan
Bidang Cipta Karya. Alternatif sumber pendanaan lain yang potensial antara
lain dapat bersumber dari hi bah (grant), pinjaman lunak (soft Joan), serta dana-
dana yang berasal dari masyarakat dan hasil kerja sama dengan pihak swasta,
termasuk di dalamnya, program Corporate Social Responsibility (CSR).
Kami berharap buku ini dapat memberikan gambaran tentang berbagai peluang
kerja sama yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk menyalurkan dana
sosialnya di bidang pembangunan infrastruktur permukiman.
~
wityo Akoro Soeranto
rektur Keterpaduan lnfrastruktur Permukiman
'
5
Daftar lsi
Sambutan Direktur Jenderal Cipta Karya ••...... 41111
Kata Pengantar Direktur Keterpaduan lnfrastruktur P ~ iman .•...•• -
Pendahuluan .......• -
• Latar Belakang
• Maksud dan Tujuan
'
6
• Pelaporan
• Umpan Balik dan Perbaikan
• Kemitraan yang telah Berjalan
Lampiran ············CIJ
Contoh MOA antara
PT. PERTAMINA dengan Pemerintah Kabupaten Ende
Pendahuluan
Latar Belakang
Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan arti bersama yang bersifat global dalam rangka mempercepat
pentingnya keseimbangan aspek ekonomi, sosial, dan pencapaian kesejahteraan masyarakat.
lingkungan (Profit-People-Planet), kini, semakin banyak
perusahaan yang memenuhi tanggung jawab sosialnya Mengacu kepada RPJMN 2015-2019, Arah kebijakan
(CSR). Tanggung jawab sosial perusahaan tersebut pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya
diwujudkan dalam beragam bentuk kegiatan, dengan diharapkan dapat memenuhi target capaian nasional
perusahaan sebagai pelaksana yang melibatkan mitra- pada tahun 2019, yaitu 100% akses air minum,
mitra yang kompeten di bidangnya. Dukungan mitra kerja pengurangan kawasan kumuh hingga 0%; dan 100%
sama menjadi salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan akses pelayanan sanitasi; yang dilaksanakan melalui
program-program CSR. pendekatan berbasis kawasan sehingga mendorong
keterpaduan berbagai program Cipta Karya menuju ke
Program CSR tidak selalu diwujudkan dalam bentuk berlanjutan dan keseimbangan pembangunan.
kegiatan amal (charity), melainkan, juga dapat
dilaksanakan dalam program-program pemberdayaan Dalam rangka pencapaian target pembangunan tersebut,
dengan melibatkan masyarakat secara langsung sehingga diperlukan pembiayaan investasi yang sangat besar. Saat
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan ini masih terjadi "gap" antara kebutuhan pendanaan
CSR yang dilakukan beberapa perusahaan sekarang infrastruktur bidang Cipta Karya dengan ketersediaan
ini sangat beragam, termasuk dalam pembangunan dan kemampuan dana yang ada. Dengan terbatasnya
infrastruktur permukiman (bidang Cipta Karya), seperti pendanaan melalui APBN maupun APBD dalam rangka
program penyediaan air minum dan sanitasi, penataan mencapai target pembangunan tersebut, diperlukan
8 bangunan, serta pengembangan kawasan permukiman, alternatif sumber pendanaan lain yang potensial,
sesuai dengan visi Direktorat Jenderal Cipta Karya, yaitu diantaranya dengan melibatkan pihak swasta atau BUMN,
"Terwujudnya permukiman perkotaan dan perdesaan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
yang layak huni, produktif dan berkelanjutan melalui
penyediaan infrastruktur yang handal:' Kegiatan CSR di bidang Cipta Karya ini didasari pada
cara pandang perusahaan terhadap ketersediaan dan
Salah satu acuan yang digunakan dalam menentukan kelayakan infrastruktur yang merupakan kebutuhan
sasaran pembangunan infrastruktur permukiman di dasar masyarakat, tak terkecuali karyawan perusahaan
Indonesia adalah target yang ditetapkan dalam Rencana itu sendiri. Demi memberikan manfaat secara luas,
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) optimal, dan berkelanjutan, perusahaan membutuhkan
maupun target Millenium Development Goals (MDGs) mitra yang kompeten dalam pelaksanaan kegiatan
atau yang dikenal dengan Sustainable Development Goals CSR. Melalui mitra yang kompeten, perusahaan dapat
(SDGs) mulai tahun 2015, yang merupakan komitmen memperoleh informasi mengenai kebutuhan masyarakat
maupun program-program pembangunan yang dilaksa- lainnya dalam penyediaan infrastuktur permukiman
nakan Pemerintah. Selain itu, mitra perusahaan juga melalui program CSR Perusahaan. Dengan demikian,
.........
dapat memberikan konsultasi teknis, memfasilitasi kemitraan tersebut dapat berlangsung sinergis
kemitraan dengan pemangku kepentingan lainnya, serta serta membawa manfaat yang lebih besar, luas, dan
turut memberikan kontribusi nyata. berkelanjutan yang akhirnya, target Pembangunan
dapat tercapai sesuai harapan.
Maksud dan Tujuan
- .
)OLETUMUI(
14
1. Pembangunan dan pengembangan kawasan d. Pembangunan dan pengembangan kawasan
permukiman perkotaan; permukiman perdesaan berbasis komunitas/
2. Pembangunan dan pengembangan kawasan masyrakat
permukiman perdesaan; e. Penyediaan infrastruktur kawasan rawan bencana
3. Pembangunan dan pengembangan kawasan f. lnfrastruktur kawasan perbatasan/pulau terluar/ 15
permukiman khusus. terpencil
Bermitra dengan masyarakat dalam pelaksanaan a. Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
program pembangunan merupakan hal yang telah b. Pengembangan Penyehatan Lingkungan
biasa dikembangkan dan dijalankan oleh Kementerian Permukiman
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Beberapa c. Bina Penataan Bangunan
contohnya adalah Program Nasional Penyediaan Air d. Pengembangan Kawasan Permukiman
Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas),
Sanitasi oleh Masyarakat (Sanimas). Program Di samping Pedoman dan Petunjuk Teknis,
Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP), dan Kementerian PUPR Direktorat Jenderal Cipta Karya
RIS (Rural infrastructure Support). juga sudah menyusun Katalog lnfratruktur Bidang
Cipta Karya yang Potensial dibiayai melalui Progam
Menyadari adanya kesamaan antara program pember- CSR perusahaan. Katalog tersebut diharapkan dapat
dayaan masyarakat yang biasa dilakukan oleh perusaha- memberikan gambaran dan informasi yang lebih rind
an, sebagai salah satu bentuk kegiatan CSR, dengan kepada perusahaan terkait infrastruktur bidang Cipta
program-program tersebut di atas, Kementerian Pekerja- Karya yang dapat dibiayai melalui program CSR-nya.
an Umum dim Perumahan Rakyat memahami pentingnya Program CSR perusahaan tidak dimaksudkan untuk
memberikan dukungan kepada perusahaan dalam hal: mengambil alih tugas pemerintah, namun program
CSR perusahaan lebih merupakan pendukung bagi
1. Pemberian lnfonnasi Mengenai Rencana Pembangunan tugas pemerintah.
Untuk mewujudkan program pembangunan na-
sional dan pemerataan di seluruh sektor kehidupan 3. Konsultasi Teknis & Supervisi
masyarakat, Pemerintah telah menyiapkan program Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR dapat mem-
perencanaan pembangunan infrastruktur, termasuk berikan bantuan teknis dalam bentuk konsultasi
infrastruktur permukiman. Hal ini dilakukan khususnya bagi perusahaan yang ingin memahami lebih lan- ·
untuk mendukung program pengentasan kemiskinan, jut mengenai RPI2JM, penggunaan buku pedoman/
pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di seluruh petunjuk teknik dan manual, perencanaan infra-
kabupaten/kota. struktur keciptakaryaan, serta memberikan bantuan
teknis dalam bentuk supervisi pada tahap pelaksanaan
Program perencanaan pembangunan sektor ke- proyek.
ciptakaryaan ini disiapkan secara terintegrasi mulai
dari kesesuaian dengan tata ruang wilayah, kondisi Perusahaan juga dapat berkonsultasi langsung
riil di lapangan, memperhatikan dampaknya kepada dengan Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR
16 lingkungan, serta keterlibatan seluruh stakeholder. mengenai berbagai alternatif skema kemitraan
Seluruh aspek ini dituangkan ke dalam dokumen dengan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dan skema
perencanaan yang disebut Rencana Terpadu dan pembiayaan program, untuk memastikan program
Program lnvestasi lnfrastruktur Jangka Menengah memiliki dampak sebesar dan seluas mungkin, serta
(RPI2JM) Bidang Cipta Karya. RPI2JM tersedia di berkelanjutan.
tingkat kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Di setiap lbu kota Provinsi, Ditjen Cipta Karya memiliki
2. Pedoman/Petunjuk Teknis Satuan Kerja (Satker) yang dapat memberikan fasilitasi
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan konsultasi teknis tentang Pengembangan Sistem
telah menerbitkan pedoman dan petunjuk teknis Penyediaan Air Minum, Pengembangan Penyehatan
dalam perencanaan dan pembangunan infrastruktur Lingkungan Permukiman, Bina Penataan Bangunan,
bidang Cipta Karya yang dapat dimanfaatkan oleh Pengembangan Kawasan Permukiman.
perusahaan. Pedoman dan petunjuk teknis tersebut
melingkupi: 4. Sinergi Program
Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR menggunakan
berbagai alternatif pendanaan untuk membiayai 5. Fasilitasi Kerja Sama dengan Pemangku Kepentingan
pembangunan infrastruktur kecipt.akaryaan, yaitu Lain
menggunakan: Kementerian PUPR memiliki peran penting sebagai
a. Dana APBN: Anggaran keuangan tahunan fasilitator yang dapat mempertemukan perusahaan
pemerintahan negara yang disetujui·oleh Dewan dengan para pemangku kepentingan-nya, khususnya
Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis di bidang Cipta Karya. Para pemangku kepentingan
dan terperinci yang memuat rencana penerimaan tersebut antara lain:
dan pengeluaran negara selama satu tahun a. Pemerintah Kabupaten/Kota (Bappeda, Dlnas
ang~r yang ditetapkan Undang-Undang PU, Dinas Kebersihan, Dinas Kesehatan, dan
b. Dana APBD Provinsi dan Dana APBD Kab/Kota: dinas terkait lainnya.
Anggaran Keuangan tahunan pemerintah b. Kelompok Kerja seperti Pokja Air Minum
daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan · dan Penyehatan Lingkungan (AMPL), Badan
Rakyat Daerah. APBD setiap tahunnya ditetapkan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang dibentuk
dengan Peraturan Daerah yang memuat rencana melalui program P2KP (sampai saat ini ada lebih
penerimaan dan pengeluaran selama satu tahun. dari 12.000 BKM).
c. Pinjaman Luar Negeri: Utang suatu Negara yang c. Lembaga donor.
diperoleh dari pada para kreditor di luar negara d. Kementerian lain yang terkait (Kementerian
tersebut. Penerima utang luar negeri dapat Kesehatan, Kementerian Sosial).
berupa pemerintah, perusahaan, atau perorangan. e. Lembaga Swadaya Masyarakat
Bentuk utang dapat berupa uang yang diperoleh
dari bank swasta, pemerintah negara lain, atau Melalui fasilitasi pertemuan multipihak ini, diharapkan
lembaga keuangan internasional seperti IMF dan tercipta kolaborasi/kemitraan, yang memungkinkan
BankDunia pihak yang bermitra menemukan solusi kreatif
d. Hibah Luar Negeri: Penerimaan Pemerintah untuk masalah yang kompleks, karena kemitraan
Pusat dalam bentuk uang, barang, jasa dan/ memungkinkan bertemunya berbagai pemikiran dan
atau surat berharga yang diperoleh dari pemberi strategi bersama untuk memecahkan masalah.
hibah yang tidak perlu dibayar kembali, yang
berasal dari dalam negeri atau luar negeri, yang
atas pendapatan hibah tersebut, pemerintah
mendapat manfaat secara langsung yang
digunakan untuk mendukung tugas dan fungsi
Kementerian/Lembaga, atau diteruskan kepada
Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara,
17
dan Badan Usaha Milik Daerah.
e. Dana Swasta atau Badan Usaha: Dana yang berasal
dari perusahaan atau BUMN/BUMD
f. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan
Organisasi Berbasis Masyarakat (OBM)
Secara singkat kemitraan antara tug as dan tanggungjawab antara lain; menyediakan
perusahaan dengan Direktorat dokumen Rencana Program lnvestasi lnfrastruktur
Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR dan Jangka Menengah yang selanjutnya disebut RPI2JM
Pemerintah Daerah (provinsi/kab/kota) dapat dilihat sebagai pedoman strategi pembangunan prasarana
dalam Diagram Alur Kerja Sarna. Setiap pihak memiliki dan sarana bidang Cipta Karya; menyediakan
peran masing-masing untuk mensinergikan kegiatan, pedoman teknis mengenai pembangunan
sebagai berikut: prasarana dan sarana bidang Cipta Karya; melakukan
koordinasi baik di tingkat Pusat maupun Provinsi/
1. Direktorat Jenderal Cipta Karya Kabupaten/Kota dalam keterpaduan penyusunan
Direktorat Jenderal Cipta Karya (Ditjen Cipta Kar- bidang Cipta Karya; serta melakukan pendampingan
ya), khususnya Direktorat Keterpaduan lnfrastruktur terhadap program, sesuai dengan tugas dan fungsi
Permukiman akan mengevaluasi usulan kegiatan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
dari Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dengan
mengacu pada dokumen RPI2JM. Evaluasi 2. Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota
akan menghasilkan daftar sementara usulan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dalam
potensi kegiatan CSR, sebagai acuan awal dalam kemitraan ini bertanggung jawab untuk membe-
berkomunikasi dengan perusahaan. Ditjen Cipta rikan usulan kegiatan kepada Direktorat
Karya selanjutnya akan mengatur alokasi pendanaan Keterpaduan lnfrastruktur Permukiman, Ditjen
untuk kegiatan-kegiatan yang telah disinkronkan Cipta Karya. Pemerintah Provinsi/Kabupaten/
antara perusahaan dan Pemerintah Provinsi/ Kota kemudian harus menyiapkan rencana rinci
Kabupaten/Kota, sesuai dengan kebutuhan. usulan kegiatan, khususnya untuk kegiatan yang
Kesepakatan semua pihak mengenai jenis kegiatan telah disepakati bersama antara Ditjen Cipta Karya
dan pendanaan kemudian diikat dalam Nota dengan pihak perusahaan untuk dikerja samakan.
Kesepakatan (MoA-Memorandum of Agreement).
Dalam hal ini, Pemerintah Daerah memiliki tugas
Setelah Nota Kesepakatan (MoA) ditandatangani, dan tanggung jawab antara lain; menyediakan
Direktorat Jenderal Cipta Karya memiliki peran dokumen Rencana Terpadu dan Program lnvestasi
penting dalam pelaksanaan kerja sama ini dengan lnfrastruktur Jangka Menengah Daerah (RPI2JMD)
Bidang Cipta Karya sebagai - pedoman strategi Karya melalui RPI2JM untuk didanai. Sementara
pembangunan prasarana dan sarana Bidang Cipta untuk perusahaan yang telah memiliki program
Karya di Provinsi/Kabupaten/Kota; melakukan di bidang tersebut, memiliki kesempatan untuk
fasilitasi pendampingan teknis sesuai pedoman memperbesar dampak dan penerima manfaat
teknis yang disusun oleh Kementerian Pekerjaan dari program CSR yang telah direncanakannya,
Umum dan Perumahan Rakyat mengenai dengan mensinkronkannya dengan kegiatan dan
pembangunan prasarana dan sarana Bidang Cipta pendanaan Pemerintah (Pusat dan Daerah).
Karya; melakukan koordinasi dengan instansi
terkait di lingkungan Provinsi/Kabupaten/Kota Akan halnya Ditjen Cipta Karya dan Pemerintah
yang bersangkutan; melakukan pemantauan dan Daerah, Perusahaan juga memiliki tugas dan
evaluasi sesuai metode yang disepakati dalam tanggung jawab dalam hubungan kerja sama
kemitraan; menyediakan sumber daya dalam proses
pelaksanaan program yang meliputi perancangan,
ini. Tugas dan tanggung jawab tersebut antara
lain; berpartisipasi aktif dalam perancangan,
23
pelaksanaan dan pemantauan serta evaluasi pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi program
program; menyediakan dana untuk implementasi sesuai kesepakatan dalam kemitraan multipihak;
program sesuai kesepakatan dalam kemitraan baik menyediakan dukungan material baik dalam
dicairkan dalam bentuk barang/material ataupun bentuk pembiayaan pembangunan maupun
non material. dalam bentuk barang/material untuk implementasi
program. Jumlah, jenis dan penggunaan dukungan
3. Perusahaan tersebut akan diatur dalam suatu kesepakatan
Perusahaan yang belum melakukan kegiatan CSR tertulis tersendiri dengan Pemerintah Daerah,
di bidang air minum, sanitasi, penataan bangunan, dengan tetap memperhatikan kesepakatan dalam
serta pengembangan kawasan permukiman dapat kemitraan; memfasilitasi pertukaran pengetahuan
memilih kegiatan yang ditawarkan oleh Ditjen Cipta dan keahlian diantara para pihak untuk mendukung
penguatan kapasitas masyarakat; mempublikasikan
dan mensosialisasikan program kepada masyarakat/
untukdapat dijadikan contoh keberhasilan program.
Kemitraan dalam
Program CS
PROGRAM
CSR
PENYIAPAN
SINKRONISASI - ' - - - - - -- --.. RENCANA RINCI
KEGIATAN US ULAN
KEGIATAN
INDIKASI
PENDANAAN
24 DAFTAR
US ULAN
PRIORITAS
MOA
Perencanaan Berdasarkan :
Bersama • Kesiapan program
1. Pemerintah , • Rencana CSR Sepakati bersama semua pihak :
perusahaan • RPI2JM • Jenis kegiatan
& stakeholder lain (bila • Kesiapan lahan & penerima manfaat • Lokasi
ada) menyusun • Kesiapan DED • Target
rencana bersama • Kesiapan Perijinan • lndikator keberhasilan
2. Kesepakatan • Ketersediaan dana • Jadwal kegiatan
dituangkan dalam Nota • Stakeholder lain yang akan dilibatkan • Kontribusi setiap pihak
Kesepakatan (MOA)
Perjanjian Kerja Sarna
Baik perusahaan, maupun Ditjen Cipta Karya, perlu terbu- iv. Kesiapan perencanaan teknis (OED- Detailed Engine-
ka satu sama lain akan kondisi eksisting dan pemahaman ering Design)
masing-masing mengenai: v. Kesiapan perijinan (termasuk AMDAUUKUUPL
a. Persepsi mengenai CSR; vi. Ketersediaan dana selain dana perusahaan: Pemerin-
b. Rencana lokasi kegiatan dan tah Pusat, Pemerintah Daerah, pihak lain
penerima manfaat program; b. Pemangku Kepentingan lain yang akan dilibatkan
c. Kebutuhan masyarakat dan target pencapaian; (Pemerintah Kota/Kabupaten, lembaga swadaya
d. Kebijakan dan prosedur pengajuan usulan program masyarakat, perguruan tinggi, sekolah, pemuka adat,
dan penganggarannya; dll.)
e. Sistem pelaporan dan audit (bila ada); Setelah terdapat kesepakatan mengenai:
f. Kompetensi dan potensi kontribusi dari setiap pe- i. jenis kegiatan;
mangku kepentingan yang terlibat. ii. lokasi;
iii. target pencapaian;
Untuk informasi lebih lanjut, perusahaan dapat meng- iv. indikator keberhasilan;
hubungi: v. jadwal kegiatan, dan
Direktorat Keterpaduan lnfrastruktur vi. kontribusi setiap pihak yang terlibat, maka para pihak
Permukiman bisa mengikatkan diri dalam "Nota Kesepakatan
Direktorat Jenderal Cipta Karya (MOA)" _dan bila perlu dengan "Perjanjian Kemitraan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Lanjutan" yang memuat kesepakatan yang lebih
Perumahan Rakyat rinci dan terukur.
Gedung Cipta Karya, lantai 4
Jl. Pattimura 20, Kebayoran Baru
Jakarta 12110 Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi
Telp/Fax. 021-7279 6582 Direktorat Keterpaduan lnfrastruktur Permukiman, .
http://ciptakarya.pu.go.id Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR berperan sebagai
fasilitator antara perusahaan dengan semua pihak yang
Apabila perusahaan dan Ditjen Cipta Karya, Kementerian terkait, baik di tingkat pusat, daerah maupun dengan
PUPR telah menemukan kesamaan tujuan, memahami pihak ketiga. Dalam pelaksanaannya, program akan
peran masing-masing dan sepakat untuk bekerja sama, ditangani langsung oleh direktorat terkait:
maka para pihak dapat mengikatkan diri dalam "Nota a. Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Kesepahaman (MOA)". Minum
b. Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan
28 Perencanaan
Permukiman
c. Direktorat Bina Penataan Bangunan
Tahap selanjutnya adalah menyusun perencanaan ber- d. Direktorat Pengembanga11 Kawasan Permukiman
sama. Kedua belah pihak perlu membahas lebih lanjut: e. Sementara Direktorat Keterpaduan lnfrastruktur
a. Kesiapan program: Permukiman akan melakukan pemantauan/
i. Rencana program CSR perusahaan: monitoring terhadap jalannya kerja sama.
• Sejauh mana perencanaan telah dilakukan
• Alokasi anggaran Dalam tahapan pelaksanaan, para pihak perlu melakukan
• Bentuk pelaksanaan program: partisipasi masyara- inspeksi, monitoring, pertemuan dan bentuk komuni-
kat, dikerjakan sendiri oleh perusahaan atau diker- kasi lain secara rutin guna memantau perkembangan
jakan oleh kontraktor pelaksanaan kegiatan dan mengatasi perr:nasalahan
• Pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat yang mungkin timbul di lapangan, Beberapa kegiatan
ii. Apakah program tercantum dalam RPI2JM dan lokasi kegiatan mungkin perlu diubah untuk
iii. Kesiapan lahan dan penerima manfaat mengantisipasi permasalahan yang muncul.
Beberapa hal yang perlu dievaluasi adalah:
Di akhir pelaksanaan kegiatan semua pihak perlu duduk Kementerian PUPR tidak melakukan audit kepada
bersama untuk mengevaluasi jalannya pencapaian perusahaan mitra pelaksana.
kegiatan dan mengevaluasi kemitraan antar pihak.
Umpan Balik dan Perbaikan
Pelaporan Perusahaan dapat menyampaikan apresiasi maupun
Laporan kegiatan dan evaluasi diserahkan kepada Di- keluhan tentang jalannya kerja sama kepada Direktorat
rektorat Keterpaduan lnfrastruktur Permukiman, Keterpaduan lnfrastruktur Permukiman. Pembelajaran
Direktorat terkait, dan Pemerintah Kota/Kabupaten yang diperoleh selama kerja sama diharapkan dapat
penerima manfaat. Bentuk laporan disepakati pada digunakan sebagai bahan untuk perbaikan dalam
masa perencanaan. Perusahaan juga dapat melaporkan kemitraan selanjutnya.
30 kemitraan ini kepada publik dalam Laporan Keberlanjutan
(Sustainability Report), profil atau website perusahaan.
Kemitraan yang Telah Berjalan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh
1. MoU dengan CFCD di 2 Kawasan,
Untuk menJanng minat perusahaan dan Kerja sama di Kabupaten Hulu Sungai Utara
mengidentifikasi usulan kegiatan yang potensial antara lain pembangunan IKK di 3 Kecamatan
dikerjasamakan melalui program CSR, Ditjen Cipta dengan total kapasitas 40 1/dt, pembuatan
Karya, Kementerian PU telah menjalin kerja sama tower sumur bor sebanyak 4 unit di 3 Desa,
dengan Corporate Forum for Community Development pembangunan lnstalasi Pengolahan Air (IPA)
(CFCD) sebagai PusatJejaring Kerja Multi Stakeholders dengan kapasitas 50 1/dt; pembuatan 13
yang beranggotakan para Community Development unit MCK di 2 Kecamatan; penataan RTH dan
Officer (CDO) dari sekitar 350 perusahaan yang revitalisasi kawasan bersejarah di 3 Kawasan,
tersebar di seluruh Indonesia. Nota Kesepahaman penanganan daerah kumuh di 1 Kawasan, dan
ditandatangani antara Direktur Jenderal Cipta Karya, perbaikan jalan lingkungan di 4 Kecamatan.
Kementerian Pekerjaan Umum dengan Ketua Umum
CFCD pada tanggal 8 Maret 2011, dengan periode Total dana dialokasikan PT Adaro Indonesia
kerja sama 2011-2014. untuk pembangunan infrastruktur tersebut
adalah sebesar Rp. 70.720.000.000,- selama
2. Perjanjian Kemitraan dengan perusahaan periode 2012-2014.
Kerja sama yang telah difasilitasi oleh Ditjen Cipta
Karya Kementerian Pekerjaan Umum dengan b. PT. Berau Coal
beberapa perusahaan antara lain : Telah dilakukan kemitraan dalam pembangunan
a. PT. Adaro Indonesia, infrastruktur bidang Cipta Karya di Kabupaten
Pad a tanggal 10 Februari 2012 Ditjen Cipta Berau, Kalimantan Timur yang dituangkan
Karya telah memfasilitasi penandatanganan dalam perjanjian kemitraan yang telah ditanda
perjanJian kemitraan antara PT. Adaro tangani pada tanggal 4 Juli 2012. Kemitraan
Indonesia, Pemerintah Kabupaten Balangan, yang dilakukan berupa pembangunan Sistem
Pemerintah Kabupaten Tabalong, dan Penyediaan Air Minum (SPAM) Perdesaan
Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara untuk untuk melayani 1180 KK, pembuatan drainase
pembangunan sarana dan prasaran Bidang sekunder untuk pengurangan daerah genangan
Cipta Karya melalui program CSR PT. Adaro seluas 60 Ha di 2 Kecamatan dengan total dana
Indonesia. yang disediakan oleh PT. Berau Coal untuk
Kemitraan yang telah dilakukan di Kabupaten membangun infrastruktur tersebut sebesar
Balangan meliputi: Pengadaan dan Pemasangan Rp. 5.582.000.000 selama periode 2013- 2014
710 Sambungan Rumah (SR) Air Minum;
penyediaan sarana dan prasarana persampahan c. PT. Pertamina
di 5 Kecamatan; penyediaan sarana dan PT. Pertamina mengalokasikan dana CSR-nya
prasarana Ruang Terbuka Hijau (RTH) di 3 sebesar Rp. 3.400.000.000 selama periode
Kawasan; dan pembangunan prasarana dasar 2013-2014 untuk pembangunan infrastruktur
kawasan Rumah Sederhana Sehat (RSH) di 1
Kawasan,
air minum perdesaan di Kabupaten Ende, NIT
berupa pembangunan sistem penyediaan air
31
Sedangkan untuk Kabupaten Tabalong, minum perdesaan di 10 desa untuk melayani
kemitraanyang dilakukan berupa pembangunan 1956 KK dan telah dituangkan dalam perjanjian
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Perdesaan kemitraan yang ditandatangani pada tanggal16
di 2 Desa dengan total kapasitas 4 1/dt; Mei 2013.
perencanaan TPST 3 R skala kawasan di 4 lokasi;
pembangunan jaringan drainase di 2 lokasi, d. PT. Bukit Asam
pembangunan prasarana air limbah di 1 lokasi, PT. Bukit Asam melalui kesepakatan yang
pembangunan prasarana penunjang TPA di 1 dituangkan dalam perjanjian kerja sama yang
lokasi; percontohan Ruang Terbuka Hijau (RTH) telah ditandatangani pada tanggal6 November
di 2 Kawasan, penyediaan hunian bagi 500 KK; 2013, telah mengalokasikan dana CSR-nya untuk
pengadaan 2 unit mobil pemandam kebakaran; pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya
di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan 1.004.000.000 selama periode 2015-2016 untuk
berupa penambahan SR (Sambungan Rumah) pembangunan infrastruktur bidang Cipta
dan pembangunan SPAM berbasis masyarakat Karya di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat
untuk melayani 2658 KK, peningkatan prasarana berupa Penyediaan Sambungan Rumah (SR) Air
sanitasi untuk 14.768 KK, penanganan kawasan Limbah Kawasan Koto Lalang untuk melayani
kumuh seluas 124 Ha dan penataan RTH seluas 200 KK, pengadaan 11 buah container sampah
540 Ha, dengan total dana yang disediakan yang tersebar di Kota Padang dan peningkatan
sebesar Rp. 27.027.000.000 selama periode infrastruktur jalan lingkungan; dan penataan
2014-2015. infrastruktur permukiman RSH di 1 Kawasan.
32
Lampi ran
Perjanjian Kerja Sarna antara PT. Pertamina
(Persero) dengan Pemerintah Kabupaten
En de
Lampi ran
I
.... PERTAMINA
AN'l'ARA
PT PERTAMINA (~rsem)
DAN
DAN
DlREKTORAT BINA PROGRAM,
UIREKTORAT JENDERAI.. CJPfA KARYA
KEMENTERlAN PEKB.RJAAN UMUM
TENTANG
PENYEDIAAN !NFRASTRUKTUR BJDANG CII'TA KARYA/AlR BERSIH
MEI..ALUI KER.JA SAMA KEMITRAAN MULnPIHAK
Dl KABUPATEN F:NDE PROVlNSJ NUSA TENGOARA TIMOR
2
Lampi ran
3
PARA PIHAK sepakat untuk menpdakan Perjanjian KeJ:ja Sama Penyediaan
lnfraatruktur Bidang Cipta, K4ryaj Air Bersih Melalui Ketja Sama Kemitraan
Multipihak di Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tengpra Timur (selanjutnya
disebut Petilll\iian Kerja Sama) dengan ketentuan dan pef'tiYRT'Iltan sebagsi
berilcut :
RUANO UNGKUP
Paaai 2
Ruang Jingkup Perjanjian Ketja Ssma, meliputi:
1. Fasilitaei ketja sama penyediaan infrastruktur bidang Cipta Korya melalui
pembangunan penyediaan i.nfraetnJktur air bet-em petdesaan;
2. Fasilitasi pelakaanaan kegiatan pembaogunan penyediaan infl'84truktur air
benlih perdr:aaan oleh PARA PIHAK;
3. Faeilital!li penjnglcalarl k\.lalit.aa sumber daya masyarakat melalui
pend.amping;m kelembapan pengelola penyc:diaan infraatruktur air bersih
perdeaaan untuk operasi dan pemeliharaan, manajcmen, dan keuangan; dan
4. Pa&Uitui penycleJl881111UUl pcmbangunan penyediaan infraslraktur air benlih
perdesaan yang meliputi tahap permcanaan, pengoperasi.an dan
pemeliharaan, termasuk pemantauan dan evalua11i.
4
Lampi ran __________________
Pasal4
LOKASI KEGIAT.A.N
Pasal6
Lokaei pembangu.nan pen~ air benih ~ melipuli lO (aepuluh} titik
Iolrasi di Kabupaten Ende, Pro9iiuli Nusa Tenggara Timur seiiUai keaepakatan
PARA PIHAK.
PELAKSANAAN
Pasal7 39
(1) ~ Ia!ptan da1am Perjanjian Kerja Sama dikelompoldcan menjadi 2
(dual bagian yaitu 6aik dan nonfieik, aeba8ai berilrut:
a. Kqpatan fisik mencakup pembangunan penyediaan infrastruktur air
benlih perdesaan;
b. K.egiatan nonfisik meliputi pendampingan maayarakat, pendampingan
telmia, dan publikasi.
6
Lampi ran
f2} Kegiatan seba~imn dimaksud pada ayat lll mengacu pads Daftar Kegiatan
schagaimsna t:cn::antum dallun Lampiran yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan drui Perjanjian Ke.rja Sarna ini;
(3) Daftar Kegjatan sebagaimana dimaksud pada "Yl't 12) merupakan kegiatan
yang dapat dievaluasi !;e1iUsi prioritos atas kesepakatan PARA PIHAK.
PENDANAAN
Pasal9
...
..... KEGlATAN KOMUNlKASI P\JA!1K
Pasal 10
Kegiatan komunikasi pubJik dapat dilakulam oleh nu•sing-masing PIHAK
bcrda..arican pen.eLujuan PARA PIHAK.
40
KEADAAN MEMAKSA
Pasal 11
{1) Yang dimaksud Keftdaan Memakt~S adalah kejadian yang berada diluar
lremam.pua.n PARA PIHAK yang dapat mempengaruhi pelakMnaan kewajiban
masing-masing PlHAK di dalam Petjanjian Kmja sama ini. yaitu:
a. Bencana ala.m , sepcrti gempa hutni besar,
tanah longsor, badai dan hAnjir
bcsar,
/ ~ j·
b. Kebakaran beaar, penmg. huru-bara, pemberontakan, dan epidemi yang
secara keeeturuhan berhubwlgan dengan pelakeanaan Petjanjian KeJja
samaini;
c. Peraturan ataupun kebijakan pemerintah yang &eaiJll Jangsung
membataei atau melarang pelaltll&flaan ~iban yang berakibat
lanpung pada pemenuhan keM\iiban dari aalah aatu PIHAK kepada
PIHAK Jainnya.
(2) Dalam hal terjadinya Keadaan Memaksa, maka saJah satu PIHAK yang
terkena WJ!jib memberitahukan aecara t.ertuJia disertai bukti.-bukti
pendukungnya kepllda PlHAK lainnya ~elambt - lambtny 14 (empat betas)
hari kalender aejak teljadinya Kead&an Memaksa.
{31 Pemberitahuan tertuli.8 ten~ KeadaaD Memaksa dari satu PIHAK barus
disetujui oleh PARA PIHAK, dan aejak di8etl.\juinya pemberitahuan KMrlaan
Meulakaa tt:rsebut, PIHAK yang memberitahuhn dibebaskan dari
kewajibannya yang timbul akiba.t Keadaan Memaksa teraebut.
SERAH TERIMA
Pasal12
Praeatana dan aarana yang telab dibangun eehubull88Jl dengan pelaksanaan
PeJjanjian T<l:tja Sarna ini alcan diaerahterimakan kepada PIHAK KEDUA untuk
selanjutnya dilmlola o)eh AHAK KEDUA sesuai dengJlll kebmtuan peraturan
perundang-nndanpn yang berlaku.
JANGKA WI'..KTU
Pasal13
(tJ anji~ Keaja Sama ini berialcu d'dctit sejak tanga! dita.ndatangani aleh
PARA PIHAK dan betakhir pada tangpl31 Deeernber 2015;
(2) Janglm waktu PeljlU\)ian Kerja 8aJna sebagaimana dimakvud pada ayat Ill
dapal diperpanjang betdasarkan keaepakatan t.ertulis dari PARA PIHAK;
(3) PerplU\)angan aebagaimana dimaksud pada ayal. (2) diJakukan dmgan
pemberitahullf.l tcrtu1i4 dari aalah satu PIHAK lalpada PARA PIHAK selambat-
Jambatnya 3 (tigaj bulan kaJender sebetum tangga.l berakhimya Peljanjian
Kerja Sama ini;
(4) Dalam hal aalah aatu PIHAK bemiat mengakhiri Petjanjian Kerja Sama
sebelum berakhimya janglca waktu sebapimana dimakaud pada ayat (1),
maka harus memberitahukan eecara tertulis kepada PARA PlHAK paling
laxabat 2 (dua) bulan sebelum pengakhiran Petjanjis.n Kelja Sama ini;
(5) ~ Perjanjian Kerja Sama ecbqaimana dimaksud pada ayat (4)
harus mendapat penetujuan tertulis terlebih dahulu dari PARA PIHAK;
(6) Dalam hal PARA PIHAK aepakat untult mengalthiri Peljanjian Kelja Sarna
eebepimana dimaksud pada ayat (4), maka pengaltbiran Perj~ian Ketja
41
Sama ini tidak ml!fllpengaruhi bak dan ~ban PARA PIHAK yang harus
diaelesaiJam terlebih dabulu eebegai akibat dari pelaksanaan Perjanjian Kelja
Sarna ini;
(71 Untuk penpkhiran Peljanjian Ketja Sama, PI'..RA PIHAK sepakat
menae-Jrin8kan ketentuan Pasal 1266 Kitab Uodang-Undang Hukum
Perdata.
a
Lampi ran
P8NYELESAIAN PERSELISIHAN
J>asal 14
PJ Perjanjian Kerja Sarna tunduk dan ditafsirkan berdasarlmn ketentuan
hukum Ncga.ra Republik Indonesia.
(2) Apabila te!jadi perse!isihan arttara PARA PH-IAK mcngenai penafsiran dan
pelaksanaan Perjanjian K<.-.ja Sarna ini, maka PARA PrHAK almn
mcnyl~aik pcrselisihan tersebut secara musyawarah.
(3} Apabila musyawarah tidak membawa penyelesaian, maka I'ARA PlHAK
sepakat untuk menyelesaikan perselisihan temebut berdasarkan kctentuan
hukum dan perundang-undangan yang berlalru di Indonesia melalui
1-'engadilan Negeri Jakarta Pusat.
PERUBAHAN
Pasal 15
Ill Perjanjian Kerja S..ma dapal dilakukan pcrubahan atas ke9epakatan I'ARA
PfHAK yang berupa naskah dan merupakan bagian yang tidak terpiMh.kan
dari Petjanjian Kerja Sama ini;
(2) Setiap perubahan atas Petjanjian Kerja Santa harus djinfonnasikan tcrlebih
dah.ulu secara tertulia scrta mendapat persetujuan dari PARA PrHAK.
PEMBERITAHUAN
Pas.al16
Segala pemberitahuan atau komunikasi yang diHSIIlpmlum oleh salah satu
PIHAK kepada PIHAK lainnya <U5alllpaikan secara langsung atau dikirim dengan
bukti tanda terima yang alamatnya tertulis di bawah ini. Setiap pemberitahuan
ctianggap telah diterima pe.da tanggal yang tercantwn pada bukti tanda terima.
• PIHAK KESATU:
PT PERTAMINA (PeTliCm)
Jl. Mcdan Merdeka Timur No. l A Jakarta Pusat
Up.: Corporate Secretary
• PIHAK KEDUA:
PEMF:RIN1'AH KABUPATEN ENDE
BUPATI ENDE
Jl. Eltari No.2 Ende-N'M'
Up.: Sekretaris Dac:rah Kabupaten Ende
42 • Pll!AK KJIT!QA:
DIREK"fORAT BI.NA PROGRAM, DIREKTORAT JENDERAL CJPTA KARYA,
KEMENTERIAN PEKERJA."-'i UMUM
Jl Pattimuru No. 20
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Up.: Direktur Bina Program
f'ENU'I'UP
Pasall7
Petjar1)ian Kerja Sama ini dibuat dan ditandatangani PARA PIHAK paria tang>~J
t:eTSebut pada awal Petjanjian Kelja Sama ini, dalam rangkap 6 (enam),
bermeterai eukup dan masing-masing mempunya.i kckuatan hukum yang sama.
PIHAK KETIOA
Direk:tur Bina Program
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kement:erian P.,kerjaan Omu.m,
Antonius Budiono ~
43
10
Lampi ran
~ · ~ R_
t.· ~;
-+-+--+--+--!
...
...... h-J--+-+-+-+--1-+ -1- 1-
44
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)