Skripsi Dicky Seprian (Ok) - 122920
Skripsi Dicky Seprian (Ok) - 122920
LITERATURE REVIEW
DICKY SEPRIAN
1710105080
NIM : 1710105080
Literature Review yang berjudul “Hubungan Skor Glasgow Coma Skale (GCS)
Apabila suatu nanti terbukti saya melakukan tindaklan plagiat, maka saya
akan menerima sanksi yang telah ditetapkan. Demikianlah surat pernyataan ini
Dicky Seprian
NIM. 1710105080
1
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Otak Traumatik
Pembimbing I Pembimbing II
2
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH
PADANG
Skripsi, Literature Review, September 2021
Dicky Seprian
Hubungan Skor Glasgow Coma Skale (GCS) dengan Fungsi Kognitif Pada
Pasien Cedera Otak Traumatik
xi + 51 halaman + 3 table + 2 gambar + 3 lampiran
ABSTRAK
Cedera otak merupakan sebuah proses dimana terjadi cedera langsung atau
deselerasi terhadap otak yang dapat mengakibatkan kerusakan tengkorak dan otak.
Pada pasien cedera otak traumati fungsi kognitifnya dapat terganggu berdasarkan
skor GCS pasien. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
skor glasgow coma skale (GCS) dengan fungsi kognitif pada pasien cedera otak
traumatik.
Metode penelitian yang digunakan adalah literature review dengan
mengidentifikasi artikel yang dipublikasikan secara online yang terdiri dari
artikel Nasional dan artikel Internasional rentan tahun 2016-2020. Artikel yang
digunakan diperoleh dari google schoolar didapatkan 10 artikel.
Hasil review artikel didapatkan bahwa 2 artikel menyatakan bahwa skor
GCS ringan, 4 artikel menyatakan skor GCS sedan dan 4 artikel yang menyatkan
skor GCS berat. 3 artikel menyatakan fungsi kogniti normal dan 6 artikel
menyatakan fungsi kognitf menurun. 7 artikel yang relevan menyatakan ada
hubungan skor GCS dengan fungsi kognitif pada pasien cedera otak traumatik
berdasarkan penelusuran artikel ilmiah.
Berdasarkan hasil review dari 10 artikel terkait maka dapat kesimpulan
bahwa ada hubungan skor glasgow coma skale (GCS) dengan fungsi kognitif pada
pasien cedera otak traumatik. Kesimpulan Kepada peneliti selanjutnya diharapkan
dapat melakukan penelitian dengan dengan variabel yang berbeda, sehingga dapat
melihat apa saja yang terganggu selain fungsi kognitif.
Kata Kunci : Glasgow Coma Skale (GCS), Fungsi Kognitif, Cedera Otak
Traumatik
Daftar Baca : 2016-2020
3
THE COLLEGE OF HEALTH SCIENCES ALIFAH PADANG
Thesis, Literature Review, September 2021
Dicky Seprian
ABSTRACT
4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, salawat beriringan salam untuk Nabi Besar
Muhammad SAW, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul
“Hubungan Skor Glasgow Coma Skale (GCS) dengan Fungsi Kognitif Pada
bimbingan serta dukungan moril dari berbagai pihak, oleh sebab itulah pada
1. Ibu Ns. Meri Yolanda, M.Kep sebagai pembimbing I yang telah banyak
2. Ibu Ns. Hidayatul Rahmi, M.Kep sebagai pembimbing II yang telah banyak
3. Ibu Ns. Asmawati, M.Kep Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah
Padang
4. Dosen beserta Staff STIKes Alifah Padang yang memberikan bekal ilmu
5. Kepada orang tua, adik, kakak dan seluruh keluarga yang telah memberikan
5
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan bantuan yang telah
diberikan dan semoga Skripsi ini bermanfaat bagi peneliti dan bagi para pembaca
ini masih belum sempurna, untuk itu peneliti mengharapkan kritikan, masukan
dan saran yang dapat membangun kesempurnaan Skripsi ini sehingga Skripsi ini
Dicky Seprian
6
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan....................................................... 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan .......................................................................... 5
D. Manfaat Penulisan ........................................................................ 5
E. Ruang Lingkup Penulisan............................................................. 6
B. Fungsi Kognitif
1. Definisi...................................................................................... 22
2. Neurosain Kognitif.................................................................... 23
3. Aspek Fungsi Kognitif.............................................................. 26
1. Definisi...................................................................................... 29
2. Pemeriksaan GCS..................................................................... 30
7
3. Interprestasi GCS...................................................................... 34
D. KERANGKA TEORI................................................................ 34
D. KERANGKA KONSEP.............................................................. 36
E. DEFINISI OPERASIONAL....................................................... 36
F. HIPOTESIS.................................................................................. 37
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 53
B. Saran ............................................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Definisi Operasional ..................................................................... 36
9
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Kerangka Teori ........................................................................... 34
Bagan 2.2 Kerangka Konsep ........................................................................ 36
10
DAFTAR LAMPIRAN
11
BAB I
PENDAHULUAN
dan otak. Cedera otak terjadi karena adanya kontak daya/kekuatan yang
di dalam otak dan nilai Glasgow Coma Scale menurun (Pierce dan Neil,
2014).
jiwa mengalami Trauma Otak Injury (TBI) setiap tahun sedang kan pada
tahun (2018) Enam puluh sembilan juta (95% CI 64-74 juta) orang di seluruh
Proporsi TBI yang dihasilkan dari tabrakan lalu lintas jalan terbesar di Afrika
dan Asia Tenggara keduanya (56%) dan terendah di Amerika Utara (25%).
Insiden road traffic injury (RTI) serupa di Asia Tenggara (1,5%) dari populasi
per tahun dan Eropa (1,2%). Kejadian keseluruhan TBI per 100.000 orang
adalah yang terbesar di Amerika Utara 1299 kasus (95%) CI 650-1947 dan
Eropa 1012 kasus (95%) CI 911-1113 dan paling sedikit di Afrika 801 kasus
1
2
(95%) codeigner/CI 732- 871 dan Mediterania Timur 897 kasus (95%) CI
Selatan (12,8%) dan terendah di Jambi dan Sumatera Barat (4,5%). Jawa
menjadi suatu pengetahuan yang akurat, valid dan berguna untuk membuat
suatu keputusan. Fungsi kognitif ada 5 domain, atensi, bahasa, daya ingat,
berupa luka tertutup maupun luka yang menembus kulit dan melibatkan
struktur lapisan kepala, mulai dari kulit sebagai lapisan paling luar sampai
dengan tulang tengkorak, vaskular otak, ataupun jaringan otak sebagai cedera
3
kranio-serebral. Penilaian tingkat keparahan dengan cepat dan tepat dari COT
klasifikasi COT terbagi menjadi COT ringan (13–15), COT sedang (9–12),
dan COT berat (3–8).6 Cedera otak traumatik akan merangsang sel-sel sistem
penanganan yang tepat di rumah sakit (Mulyono, Nurdiana, & Kapti, 2019).
kerusakan pada proses COT saja, namun bisa juga terjadi pada proses
hilangnya neuron pada penyakit Alzheimer atau bisa juga terjadi pada proses
penuaan yang normal saja terjadi. Selain itu, kerusakan pada sel glia dan
hubungan antara Skor GCS dengan fungsi kognitf Pasien Cedera Otak
distribusi 22 (41,5%) pasien COT ringan, 20 (37,7%) pasien COT sedang, dan
didapatkan rata-rata 4,64 mg/l pada COT ringan, 18,00 mg/l pada COT
sedang, dan 26,73 mg/dl pada COT berat. Terdapat hubungan antara skor GCS
berjudul Hubungan Skor GCS dengan Fungsi Kognitif pada Pasien Cedera
sedang 15 pasien (83,3%), dan COT berat 9 pasien (90%). Analisis data
Coma Skale (GCS) dengan Fungsi Kognitif Pada Pasien Cedera Otak
Traumatik”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah pada penulisan ini apakah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Coma Skale (GCS) dengan Fungsi Kognitif Pada Pasien Cedera Otak
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penulisan
Penelitian ini di harapkan dapat memberi manfaat kepada :
1. Teoritis
a. Bagi peneliti
tentang hubungan skor GCS dengan fungsi kognitif pada psien cedera
otak traumatik.
2. Praktis
a. Bagi institusi
kognitif pada psien cedera otak traumatik dan sumber bacaan untu
E. Ruang Lingkup
Penulisan ini di lakukan untuk mengetahui literasi hubungan skor GCS dengan
fungsi kognitif pada psien cedera otak traumatik. Variabel Independen dalam
penelusian ini adalah skor GCS sedangkan variabel dependen fungsi kognitif.
review yang digunakan dalam penulisan ini ditelusuri melalui Google Scholar.
Study literature yang diambil adalah 5 tahun terakhir dengan minimal 5-10
dan otak. Cedera otak terjadi karena adanya kontak daya/kekuatan yang
dalam otak dan nilai glasgow somnolen scala menurun (Pierce dan Neil, 2014).
angka kecelakaan lalu lintas kemungkinan angka cedera otak cukup tinggi
7
8
akibat dari proses akselerasi, deselerasi dan rotasi. Hal tersebut akan
intrakranial, atau cedera akson difus diffuse axonal injury (DAI). Hanya
yang yang akan menyebakan kerusakan lebih lanjut pada jaringan otak
dari cedera otak sekunder adalah hipotensi (sistolik <60 mmHg). Cedera
9
otak sekunder berlangsung terus dalam waktu menit, jam, hari bahkan
Pasca trauma otak, terjadi perubahan aliran darah otak yang jelas
takanan pembuluh darah otak dan peningkatan aliran darah otak (Bisri T,
2012).
2. Etiologi
sebagian besa kematian dan kecacatan utama pada kelompk usia produktif
2011).
a. Minimal, skala koma Glasgow 15, gambaran klinik tidak terdapat pingsan
b. Ringan, skala koma Glasgow 13-15, gambaran klinik pingsan kurang dari
c. Sedang, skala koma Glasgow 9-12, gambaran klinik pingsan lebih dari 10
abnormal.
d. Berat, skala koma Glasgow 3-8, gambaran klinik pingsan lebih dari 6
sampai setengah dari nilai normal dan berlangsung dalam waktu 24 jam
pertama, keadaan ini akan meningkatkan iskemia otak regional. Cedera otak
dan bersifat sementara atau menetap baik pada kerusakan ringan sedang
aliran darah ke otak. Pada pasien dengan cedera otak traumatik berat
2012).
b. Vasospasme Otak
darah arteri pada perubahan PCO2 dimana tidak bisa vasokontriksi atau
pada lebih dari sepertiga pasien cedera otak traumatik, yang menandakan
kerusakan berat pada otak, vasospasme pada cedera otak traumatik terjadi
pada hari ke 2-15 dan hipoperfusi terjadi pada 50% pasien yang
dari mitokondria yang terjadi karena cedera primer yang tidak segera
primer maupun cedera sekunder. Terdapat dua macam edema yang terjadi
cedera otak sekunder kondisi paling buruk terjadi pada 24-48 jam paska
kerusakan fungsi endotel dari sawar darah otak, keadaan ini akan
2013).
hasil akhir berupa kegagalan sela dalam mengatur perbedaan ion. Hal ini
sel. Pada area otak yang mengalami iskemik gangguan pada sawar darah
sitotoksik. Sel glia dan neuron paling mudah untuk terjadinya suatu
e. Gambaran Klinis
otak traumatik:
5. Kerusakan Anatomis
tulang tengkorak yang masuk atau benda asing harus tetap dibiarkan
masuknya pipa endotrakeal pada rongga cranium. Bila intubasi oral tidak
cepat maka mortalitas dapat mencapai 60%, sedangkan bila timbul lambat
15
Subdural hemorrhage akut terjadi antara 3-15 hari setelah trauma dengan
2012).
dapat timbul pada orang tua yang mengalami trauma ringan, bahkan
trauma dan 80% terjadi setelah 48 jam paska trauma, oleh karena itu
setiap pasien dengan kasus trauma kepala harus dimonitoring ketat untuk
cedera otak traumatik dan 13-15% pada COT berat. Pada umumnya lesi
parenkim yang kecil tidak memerlukan pembedahan, tetapi pada lesi yang
neurologik yang memburuk dan resiko herniasi dan kematian (Saleh SC,
2013).
selama transportasi sampai unit gawat darurat serta terapi defenitif berupa
Support, 2013).
17
menghindari cedera otak sekunder, identifikasi lesi massa yang perlu untuk
hilangnya tonus vaskuler, kecuali pada anak laserasi pada scalp. Kejadian
hipotensi (sistolik <90 mmHg) kira-kira terjadi 35% pada pasien cedera
cedera kepala
terhadap PaCO2.
terjadi pada 10% cedera kepala berat, maka harus hati-hati dalam
manipulasi jalan nafas, pada saat membebaskan jalan nafas tanpa alat
(jaw trust, hindari head tilt) atau dengan alat (intubasi atau
pasien untuk mencegah overload cairan yang bisa berakibat edema paru
terjadi:
1) perubahan CBF
2) Hilangnya autoregulasi
3) Depresi metabolisme
4) Takikardia
5) Kelainan EKG
6) Kerusakan miokardium
8) Hipoksemia
9) Hipertensi serebral
12) Asidosis
CPP 80-90 mmHg, bila CPP turun dibawah 40 mmHg akan iskemia otak.
(Bisri T, 2012).
c. Pengelolaan dini
dilakukan sebelum operasi seperti Hb, hematokrit, kimia darah, gas darah
(Bisri T, 2012).
d. Penanganan Hipotensi
(Bisri T, 2012).
dan normoglikemia.
intrakranial dan juga menghambat aliran darah vena jugular. Posisi head
up 30-40% dan posisi leher netral dianjurkan untuk pasien cedera otak
SC, 2013).
e. Hipertensi
edema yang terjadi. Peningkatan tekanan darah yang hebat bisa diberikan
f. Penanganan Hipoksia
pasien cedera kepala berat diperlukan untuk menjaga jalan nafas bebas,
pengendalian kadar PaCO2, dan juga pada saat diagnostik pasien lebih
nafas terjaga). Pasien dengan GCS <8 harus dilakukan intubasi untuk
B. Fungsi Kognitif
1. Definisi Kognitif
2. Neurosains Kognitif
a. Otak Depan
Otak depan adalah wilayah otak yang terletak dibagian atas dan
depan otak. Terdiri dari kulit otak, ganglia basalis, sistem limbik, talamus
dan hipotalamus. Kulit otak adalah lapisan terluar hemisfer otak yang
ini juga memadukan tiga struktur serebral yang saling berkaitan, yaitu
b. Otak Tengah
bangun dari tidur dan bahkan perhatian dalam segala hal dan fungsi vital
didalam batang otak ini. Menentukan batas kematian otak para ahli medis
c. Otak Belakang
saraf yang berasal dari bagian tubuh sisi kana yang bergerak menyilang
menuju sisi otak bagian kiri, dan sebaliknya. Medula oblongata adalah
bagian otak lainnya. Serbelum yang berarti otak keil ini memiliki fungsi
1) Lobus Frontalis
proses berfikir yang lebih tinggi seperti penalaran abstrak. Lobus ini
2) Lobus Parietalis
3) Lobus Temporalis
dan mencakup area Wernick tempat intepretasi bahasa. Lobus ini juga
4) Lobus Okipitalis
adalah pusat asosiasi visual utama. Lobus ini menerima informasi yang
berasal dari retina. Kiri untuk melihat angka dan huruf, serta kanan
a. Atensi
juga mencakup baik proses-proses sadar dan proses tidak sadar (Reed,
2013).
b. Intelegens
sekitar.
pada berbagai subyek verbal dan kinerja. Kemampuan verbal tetap stabil
dkk, 2012).
27
c. Perhatian
adalah elektivitas dan usaha mental. Selektivitas perlu untuk menjaga kita
d. Fungsi eksekutif
e. Memori
kejadian-kejadian baru.
f. Bahasa
1) Kelancaran
2) Pemahaman
3) Pengulangan
sebelumnya.
29
4) Penanaman
g. Visuospasial
ruang. Hubungan bentuk posisi ukuran relatif, latar depan dan latar
merupakan skala yang paling mudah dan paling sering digunakan untuk
kepala. Skala ini bahkan sering digunakan pada pasien tanpa cedera kepala.
gangguan.
dan Bryan Jeneth pada tahun 1974. Pada awalnya GCS terdiri dari 14 poin.
Kemudian skala ini diperbaharui menjadi 15 poin. Skala ini bisa dikerjakan
oleh petugas medis, baik dokter spesialis, dokter umum, perawat maupun
30
koass, terutama pada departemen emergensi dan ICU. Skala ini telah
(Blumenfeld H, 2012).
seperti fungsi membaca, menulis, berhitung, bahasa, daya ingat dan kecerdasan
GCS dibagi menjadi 3 kategori, respon mata (E) , respon verbal (V),
dan respon motorik (M). Respon membuka mata dianggap berguna untuk
untuk merefleksikan integritas sistem saraf pada pasien yang tidak dapat
berbicara.
Respon mata terdiri dari 4 poin. Respon verbal terdiri dari 5 poin.
Neurosurgery, 2013).
31
GCS:
ambigu.
batang otak. Perlu dipastikan bahwa hal ini tidak terjadi akibat
stimulus yang tidak adekuat. Selain itu perlu dipastikan bahwa tidak
b. Respon verbal
2) Disorientasi
sebelumnya.
Terjadi apabila pasien hanya dapat mengucapkan satu atau dua buah
kata.
4) Mengerang
Respon yang ditunjukkan hanya berupa erangan atau suara yang tidak
dapat dimengerti.
c. Respon motorik
1) Mengikuti perintah
stimulus nyeri.
3) Reaksi menghindar
dengan terjadinya fleksi normal, yaitu fleksi pada siku dan pergelangan
5) Reaksi ekstensi
deserebrasi).
oleh hipoksia maupun hipotensi. Selain itu, respon pada lengan dan
kaki perlu dibandingkan dengan respon pada kepala dan leher, untuk
Hasil pemeriksaan GCS ditulis berurutan sesuai nilai yang didapatkan mulai
dari repon membuka mata, respon verbal dan respon motorik (E-V-M). Skor
(Juwono T, 2012).
traumatik:
D. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan tujuan utama dari ilmu karena teori merupakan alat
berdasarkan fakta, didukung oleh dalil dan proposisi. Secara teori harus
Gambar 2.2
Bisri T (2012); Saleh SC (2013) & Reed (2013) & Juwono T (2012)
36
E. Kerangka Konsep
fakta-fakta, observasi dan tinjauan. Kerangka konsep membuat teori, dalil atau
Gambar 2.3
Hubungan Skor Glasgow Coma Skale (GCS) dengan Fungsi Kognitif Pada
Pasien Cedera Otak Traumatik
F. Definisi Operasional
Cara
No Variabel Definisi Operasional
Pengukuran
Variabel
Dependen
1 Fungsi Kognitif Kognitif merupakan Telaah dan Reiview
kemampuan otak untuk Artikel Ilmiah
memproses,
mempertahankan, dan
menggunakan informasi.
Kemampuan kognitif
mencakup pemikiran,
penilaian, persepsi,
perhatian pemahaman, dan
memori
Variabel
Independen
2 Skor Glasgow GCS merupakan skala yang Telaah dan Reiview
Coma Skale paling mudah dan paling Artikel Ilmiah
(GCS) sering digunakan untuk
menggambarkan tingkat
umum kesadaran pada
pasien pasien dengan
cedera kepala
37
G. Hipotesis
Ha : Ada hubungan skor GCS dengan fungsi kognitif pada pasien cedera otak
traumatik
BAB III
METODOLOGI PENULISAN
artikel yang telah dihasilkan sebelumnya. Jenis review yang digunakan yaitu
digunakan oleh penulis. Artikel atau artikel ilmiah yang review dipilih sendiri
melalui Google Scholar dengan kata kunci skor GCS, fungsi kognitif, pasien
Variabel independen adalah skor GCS dan variabel dependen fungsi kognitif.
teknik kritik dan membangun memiliki sifat positif dan berfokus pada tujuan
yang jelas serta memberi pendapat atau opini, bisa setuju atau tidak setuju yang
didukung oleh bukti. Data yang diperoleh dituangkan ke dalam sub bab-sub
36
37
kata kunci : skor GCS, fungsi kognitif, pasien cedera otak traumatik. Artikel
yang disaring atas judul, abstrak dan kata kunci dan akan diproses kembalidan
di saring kembali atas dengan melihat keseluruhan teks. Artikel yang relevan
dengan penelitian n=10 dengan daftar referensi minimal 5 tahun terakhir (tahun
2015-2020).
2. Naskah fulltext
5. Artikel terakreditasi
Kriteria Ekslusi
disaring berdasarkan judul abstrak dan kata kunci. Hasil pencarian akan
disaring kembali dengan melihat keseluruhan teks. Artikel yang relevan dengan
penelitian n=10 dengan daftar referensi minimal 5 tahun terakhir (tahun 2015-
2020).
Hasil pencarian
Google Scholar n=98
hasil pencari melalui google scholar dengan kata kunci skor GCS, fungsi
adalah jumlah yang dipakai dalam pembuatan literature review ini sebanyak 10
Metode
(Desain,
N Peneliti Sumber Judul Sampel,
Bahasa Hasil/Temuan
o Tahun Artikel Penelitian Variabel,
Intrumen,
Analisis)
1 Siska Safitri, Indonesia Google Fungsi Metode Univariat :
Halimuddin Scholar kognitif Deskripstif Skor GCS
pasien exploratif - Ringan 12.4%
JIM FKEP http:// pasca - Sedang 37.6%
VOL.III www.jii cedera Sampel - Berat 50%
NO.4 m.unsyi kepala 48 responden
2018 ah.ac.id/ Fungsi
FKep/ Variabe Kognitif
article/ - Fungsi - Normal
view/ Kognitif 45.8%
9662 - Cidera - Probabel
kepala gangguan
kognitif
Instrumen 54.2%
Analisis - Defnite
- Univariat gangguan
- Bivariat kognitif 0%
39
40
Bivariat
Ada hubungan
skor GCS
dengan fungsi
kognitif pada
pasien cedera
otak traumatic
dengan p-value
0,002 (p<0,05).
2 Moh. Indonesia Google Faktor Metode Univariat :
Ubaidillah Scholar yang Cross Skor GCS
Faqih, mempenga Sectional - Ringan 10.1%
Ahsan, Tina https:// ruhi fungsi - Sedang 72.9%
Handayani ejournal. kognitif Sampel - Berat 20%
Nasution stikeske pasien 107
panjen- cedera responden Fungsi
J.K.Mesence pemkab kepala Kognitif
phalon, malang. Variabe - Normal
Vol.2 No.4, ac.id/ - Skor GCS 21.7%
Oktober index.ph - Fungsi - Menurun
2016 p/ Kognitif 78.3%
hlm 238-244 mefsenc
ephalon/ Instrumen Bivariat :
article/ Analisis Ada hubungan
view/8 - Univariat skor GCS
- Bivariat dengan Fungsi
Kognitif dengan
p-value 0,000
(p<0,05).
3 Didik Indonesia Google Glasgow Metode Univariat :
Mulyono Scholar Coma Observasional Skor GCS
Scale analitik - Ringan 34.2%
JAKHKJ http:// dalam - Sedang 45.9%
Vol. 7, No. eartikel. menilai Sampel - Berat 19.9%
1, 2021 husadak fungsi 181
aryajaya kognitif responden Fungsi
p-ISSN: .ac.id/ pada psien Kognitif
2442-501x index.ph cedera Variabe - Normal
e-ISSN: p/ otak - Skor GCS 38.6%
2541-2892 JAKdH traumatik - Fungsi - Menurun
KJ/ Kognitif 61.4%
article/
view/ Instrumen
153 Analisis
- Univariat
4 Dadang Indonesia Google Nilai skor Metode Univariat :
Supriady Scholar GCS Observasiona Nilai GCS
Eka Putra, dengan l Analitik Ringan 29.1%
M. Rasjad https:// fungsi Sedang 50.2%
Indra, artikel.p kognitif Sampel Berat 20.7%
Djanggan oltekkes pada 96 responden
Sargowo, - pasien Fungsi
Mukhamad soepraoe cidera Variabe Kognitif
fathoni nd.ac.id/ kepala di Skor GCS Normal 39.7%
index.ph Rumah Fungsi
41
p/HWS/
Artikel Hesti article/ Sakit kognitif - Menurun
Wira Sakti, view/ Saiful 60.3%
Volume 4, 138 Anwar Instrumen
Nomor 2, Malang Analisis Bivariat :
Oktober - Univariat Ada hubungan
2016 - Bivariat Nilai skor GCS
dengan fungsi
kognitif pada
pasien cidera
kepala di
Rumah Sakit
Saiful Anwar
Malang dengan
p-value 0,001
<0,05.
5 Patrick Indonesia Google Gambaran Metode Univariat :
Zwingly, Scholar kualitas Observasiona GCS keadaan
Maximillian hidup l Analitik awal
Ch. Oley, H. https:// pasien - Ringan (14-
P. Limpeleh ejournal. cedera Sampel 15) 6.5%
unsrat.a kepala 31 responden - Sedang (9-13)
Artikel e- c.id/ pasca 74.2%
Clinic (eCl), index.ph operasi di Variabe - Berat (3-8)
Volume 3, p/ RSUP - GCS 19.3%
Nomor 1, eclidnic/ Prof. Dr. keadaan GCS keadaan
Januari- article/ R. D. awal Akhir
April view/ Kandou - GCS - Ringan (14-
2015 7608 Manado keadaan 15) 0%
akhir - Sedang (9-13)
41.9%
Instrumen - Berat (3-8)
Analisis 58.1%
- Univariat
6 Sari Yuni, Indonesia Google Perbedaan Metode Univariat :
Wahyudi, Scholar Glasgow design Skor GCS
Astuti Coma observasional - Ringan 31.5%
https:// Scale dan analitik - Sedang 32.1%
Artikel eartikel. fungsi Sampel Berat 36.4%
Kesehatan poltekke kognitif 181
Volume 11, s- pada responden Fungsi
Nomor 2, tjk.ac.id/ Pasien Kognitif
Tahun index.ph Trauma Variabe - Normal
2020 p/JK/ Kepala di - Skor GCS 45.5%
arsticle/ Instalasi - Fungsi Menurun
ISSN view/ Gawat kognitif 54.5%
2086-7751 1958 Darurat
Instrumen
Analisis
- Univariat
7 Ewi Astuti, Indonesia Google Hubungan Metode Univariat :
Syaiful Scholar glasgow Cross Nilai GCS
Saanin, coma scale Sectional Ringan 19.4%
Edison http:// dengan %
artikelm fungsi Sampel Sedang 30.2%
42
B. Pembahasan
1. Univariat
artikel GCS sedang dan 4 artikel GCS berat dengan tahun referensi
2016-2020.
dari 48 responden terdapat skor GCS ringan yaitu 12.4%, skor GCS
kepala menunjukan bahwa dari 107 responden terdapat 10.1% skor GCS
ringan, 722.9 skor GCS sedang dan 20% skor GCS berat.
Glasgow Coma Scale dalam menilai fungsi kognitif pada psien cedera
otak traumatik menunjukan bahwa dari 181 responden terdapat skor GCS
ringan 34.2% skor GCS sedang 45.9% dan skor GCS berat 19.9%
45
berjudul nilai skor GCS dengan fungsi kognitif pada pasien cidera kepala
responden terdapat nilai GCS ringan 29.1%, nilai GCS sedang 50.2% dan
responden terdapat Skor GCS ringan yaitu 6.5%, sedang 74.2% dan berat
19.3%.
Perbedaan Glasgow Coma Scale dan fungsi kognitif pada Pasien Trauma
responden terdapat skor GCS ringan 31.5%, skor GCS sedang 32.1% dan
skor GCS ringan 19.4%, skor GCS sedang 30.2% dan skor GCS berat
50.4%.
bahwa dari 54 responden terdapat skor GCS ringan 28.6% dan skor GCS
berat 71.4%.
terdapat skor GCS 0-5 42.3% skor GCS 6-10 26.9% dan skor GCS 11-15
5.8%.
berjudul Hubungan antara Skor GCS dengan fungsi kognitif pada Pasien
bahwa dari 53 responden terdapat skor GCS ringan 59.3%, sedang 22.4%
glasgow coma scale (GCS) yaitu penilaian terhadap reaksi mata, respon
ditulis berurutan sesuai nilai yang didapatkan mulai dari repon membuka
mata, respon verbal dan respon motorik (E-V-M). Skor GCS merupakan
2012).
ringan, 4 artikel yang menyatakan skor GCS sedang dan 4 artikel yang
peebedaan hasil penelitian, hal ini disebabkan oleh pada pasien cedera
dari hasil penelusuran artikel dimana dapat dilihat bahwa rerata GCS
gangguan pada reaksi mata, respon verbal dan motoric, dimana pada
pasien cedera otak traumatik tidak mampu untuk membuka mata, respon
verbal yang lemah dan motorik yang menurun yang disebabkan oleh
Glasgow Coma Scale dalam menilai fungsi kognitif pada psien cedera
berjudul nilai skor GCS dengan fungsi kognitif pada pasien cidera kepala
menurun 60.3%.
Perbedaan Glasgow Coma Scale dan fungsi kognitif pada Pasien Trauma
menurun 54.4%
bahwa dari 54 responden terdapat skor fungsi kognitif normal 69.4% dan
berjudul Hubungan antara Skor GCS dengan fungsi kognitif pada Pasien
bahwa dari 53 responden terdapat skor GCS ringan 41.5%, sedang 37.3%
2012).
artikel didapatkan perdaan dalam hasil penelitian, hal ini disebabkan oleh
dari hasil penelusuran artikel dimana dapat dilihat bahwa fungsi kognitif
2. Bivariat
hubungan skor GCS dengan fungsi kognitif pada pasien cedera otak
dilakukan oleh Moh, dkk (2016) ada hubungan skor GCS dengan Fungsi
oleh Dadang, dkk (2016) ada hubungan Nilai skor GCS dengan fungsi
kognitif pada pasien cidera kepala di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang
51
dengan p-value 0,001 <0,05. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Astuti,
dkk (2016) yang berjudul Hubungan glasgow coma scale dengan fungsi
(2020) ada hubungan skor GCS dengan fungsi kognitif pada pasien
0,000 (p<0,05). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Blat, dkk (2018)
ada hubungan antara skor GCS dengan fungsi kognitif dengan p-value
dengan fungsi kognitf pada pasien cedera otak traumatik. Hal ini
disebabkan oleh skor GCS dapat menganggu fungsi kognitif pada pasien
dari hasil penelusuran artikel dimana dapat dilihat bahwa ada hubungan
GCS dengan fungsi kognitif pada pasien cedera otak traumatik, hal ini
kognitif menjadi lebih baik atau memburuk, seperti responden tidak bisa
respon verbal seperti biasa dan motorik. Hal ini disebabkan oleh tekanan
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi literature review dari 10 artikel yang memenuhi syarat
bahwa skor GCS ringan, 4 artikel menyatakan skor GCS sedan dan 4 artikel
yang menyatkan skor GCS berta pada pasien cedera otak traumatik
B. Saran
53
54
melihat secara langsung bagaimana tingkat GCS dan seperti apa fungsi
Astuti, E., Saanin, S., & Edison. (2016). Hubungan Glasgow Coma Scale Dengan
Glasgow Outcome Scale Berdasarkan Lama Waktu Tunggu Operasi.
Majalah Kedokteran Andalas, 39 (2), 50–57.
Arifin MZ, Risdianto A (2012). Perbandingan Efektivitas Natrium Laktat dengan
Manitol untuk menurunkan Tekanan Intrakranial Penderita Cedera
Kepala Berat. Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Majalah
Kedokteran Bandung (MKB).
American College of Surgeons Comittee on Trauma. 2013. Advanced Trauma
Life Support for Doctors (ATLS) Student Course Manual. 8th ed.
Chicago, IL : American College of Surgeons
Bisri, T (2012). Penanganan Neuroanestesia dan Critical Care Cedera Otak
Traumatik. Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Bandung.
Behrman, Kliegman, & Arvin. 2013. Ilmu Kesehatan Anak Nelon. Vol.1. Ed/15.
Jakarta:EGC
Helter, J. B., Ouslander, J. G., dkk (2012). Hazzard's Geriatric Medicine and
Gerontology, Six Edition. United States of America:Mc Graw Hill.
Ginsberg, L (2013). Lecture Notes: Neurologi. Jakarta: Erlangga.
Grace, Pierce A, neil R. Borley. 2014. At a Glance Ilmu Bedah. Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga
Haddad Samir and Yaseen M Arabi (2012). Critical care management of severe
traumatic brain injury in adults. Scandinavian Journal of trauma,
resuscitation and emergency medicine.
Ichai C, Guy A, Orban JC, Berthier F, Rami L, Long CS, Grimaud D, Levere X.
(2014). Sodium Lactate vs. Mannitol in the Treatment of Intracranial
Hypertensive Episodes in Severe Traumatic Brain-Injured Patients.
Critical Care.
Fredericks, J.A., Blumenfeld, P.C.,& Paris A. 2013. School Engagement :
Potential of the Concept, State of Evidence. Review of Educational
Research. New York: Springer
Kartinasari, A., & Sikumbang, K. M. (2020). Hubungan Skor GCS dengan Fungsi
Kognitif pada Pasien Cedera Otak Traumatik di IGD RSUD Ulin
Banjarmasin Relationship between Glasgow Coma Scale ( GCS ) Score
with Cognitive Function in Traumatic Brain Injury Patient at Emergency
Department of Ulin General. 9 (1), 1–7.
Lumbantobing, S. 2012. Neurologi Klinik: Pemeriksaan Fisik dan
Mental.Jakarta:FKUI
Mulyono, D. (2020). Perbedaan Glasgow Coma Scale dan Rapid Emergency
Medicine Score dalam Memprediksi Outcome Pasien Trauma Kepala di
Instalasi Gawat Darurat. Artikel Kesehatan, 11 (2), 215.
https://doi.org/10.26630/jk.v11i2.1958
Mulyono, D., Darurat, I. G., Sakit, R., & Manguharjo, P. (2021). JAKHKJ Vol. 7,
No. 1, 2021 Perbedaan Nationale Early Warning Score dan Glasgow
Coma Scale dalam Memprediksi Outcome Pasien Trauma Kepala di
Instalasi Gawat Darurat. 7 (1), 15–23.
Mansjoer, Arif. 20111. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jilid 1. Jakarta:
Media Aesculapilus.
Nomor, V. (2020). Artikel Penelitian Perawat Profesional DIFFERENCES OF
THE GLASGOW COMA SCALE AND THE FULL. 2 (November), 545–
554.
Notoatmodjo, S. 2014. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Saleh, SC (2013). Sinopsis Neuroanestesia Klinik : Anstesi untuk Trauma Kepala.
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Surabaya.
Sherwood, L (2012). Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem Ed. 6. Jakarta: EGC.
Suharto, G. M. F., Sikumbang, K. M., & Pratiwi, D. I. N. (2019). Hubungan
antara Skor GCS dengan Kadar C-Reactive Protein (CRP) Pasien Cedera
Otak Traumatik di IGD RSUD Ulin Banjarmasin. Artikel Neuroanestesi
Indonesia, 8 (3), 153–159. https://doi.org/10.24244/jni.v8i3.208
Safitri, S., & Halimuddin. (2018). Fungsi Kognitif Pasien Pasca Cedera Kepala
Cognitive Function of Post Head Injury. III (4), 218–223.
Suwaryo, P. A. W., & Yuwono, P. (2018). Penggunaan Glasgow Outcome Scale
Dalam Penilaian Kondisi Pasien Pasca Cedera Kepala. Artikel Ilmiah
Kesehatan Keperawatan, 13 (3), 107–113.
https://doi.org/10.26753/jikk.v13i3.227
Zwingly, P., Oley, M. C., & Limpeleh, H. P. (2015). Gambaran Kualitas Hidup
Pasien Cedera Kepala Pasca Operasi Periode Januari 2012 - Desember
2013 Di Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. E-CliniC, 3 (1), 1–5.
https://doi.org/10.35790/ecl.3.1.2015.7608
HUBUNGAN SKOR GCS DENGAN FUNGSI KOGNITIF
PADA PASIEN CEDERA OTAK TRAUMATIK
Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September
NO KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyerahan Judul Skripsi oleh
Mahasiswa
2 Seleksi Judul Skripsi
3 Pengumuman Judul Diterima
4 Proses Bimbingan Proposal
5 Sidang Proposal
6 Perbaikan dan Penyerahan
Proposal
7 Penelitian dan Konsultasi
Laporan
8 Seminar Hasil
9 Perbaikan dan Penyerahan
Skripsi
10 Persiapan Yudisium
11 Yudisium
(Ns. Meri Yolanda, M.Kep) (Ns. Hidayatul Rahmi, M.Kep) (Dicky Seprian)