Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL JOURNAL REVIEW

“ MISKONSEPSI SUHU DAN KALOR”


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Dalam Mata Kuliah
Fisika SMA

DOSEN PENGAMPU : Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Si

DISUSUN OLEH:

NAMA : EVA ROLITA HARIANJA

NIM : 4193321020

KELAS : FISIKA DIK A 2019

PRODI : PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga Critical Journal Review ini berhasil saya selesaikan. Critical Jounal
Review ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas wajib pada Mata Kuliah Fisika SMA.

Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya,
M.Si selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Fisika SMA yang telah banyak memberikan
arahan, bimbingan dan saran selama penulis menyusun Critical Journal Review ini.

Saya menyadari bahwa Critical Journal Review ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
sebab itu saya sangat mengharapkan kritik, saran dan sumbangan pemikiran dalam
penyempurnaan Critical Journal Review ini pada masa yang akan datang.

Demikian Critical Journal Review ini disusun semoga dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang berkepentingan.

Akhir kata, saya mengucapkan terimakasih kepada pembaca atas perhatiannya.

Medan, 18 Oktober 2020

EVA ROLITA HARIANJA


NIM : 4193321020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan CJR.................................................................................................1

1.3 Manfaat CBR...............................................................................................................1

BAB II........................................................................................................................................2

ISI JURNAL DAN MENGKRITISI ISI JURNAL....................................................................2

BAB III.......................................................................................................................................8

PENUTUP..................................................................................................................................8

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................8

3.2 Saran............................................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Critical Journal Review (CJR) merupakan suatu hal yang penting bagi mahasiswa
karena mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada. Terdapat
beberapa hal penting sebelum kita mereview jurnal, seperti menemukan jurnal yang sesuai
dengan topik yang diangkat, membaca keseluruhan dari isi jurnal dan mencoba untuk
menuliskan kembali dengan bahasa sendiri pengertian dari jurnal tersebut.

Jurnal memiliki beberapa ciri-ciri, seperti dibatasi sesuai ketentuan yang ditetapkan
oleh organisasi- organisasi yang memuat jurnal ilmiah; memiliki judul dan nama penulis serta
alamat email dan asal organisasi penulis; terdapat abstract yang berisi ringkasan dari isi
jurnal, introduction, metodologi yang dipakai sebelumnya dan metodologi yang diusulkan,
implementasi, kesimpulan dan daftar pustaka.

Langkah penting dalam mereview sebuah jurnal, yaitu mengemukakan bagian


pendahuluan, mengemukakan bagian diskusi, mengemukakan bagian kesimpulan.

1.2 Tujuan Penulisan CJR


1) Untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Fisika SMA
2) Menambah pengetahuan tentang materi Suhu dan Kalor
3) Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas, menganalisa dan
membandingkan serta memberi kritik pada jurnal.
4) Mengetahui kekurangan dan kelebihan dari jurnal yang di riview

1.3 Manfaat CBR


1) Menambah pengetahuan dan wawasan penulis dan pembaca terhadap materi Suhu dan
Kalor
2) Meningkatkan kemampuan dalam mengkritisi suatu jurnal
3) Mengetahui kelebihan dan kelemahan jurnal yang di review

1
BAB II

ISI JURNAL DAN MENGKRITISI ISI JURNAL

1 Judul IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI FISIKA SUHU DAN KALOR


MENGGUNAKAN CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) PADA
PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 8 BULU KUMBA
TAHUN AJARAN 2015/2016
2 Jurnal Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika (JSPF)
3 Download https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKE
wjIsMyF_L_sAhW24XMBHcj-BAQQFjADegQICBAC&url=https%3A%2F
%2Fojs.unm.ac.id%2FJSdPF%2Farticle%2Fdownload
%2F10811%2F6291&usg=AOvVaw28kvuL0ieuLF0fkbdOTSl9

4 Volume dan
Halaman Volume 1 Nomor 2 Halaman 44 - 54
5 Tahun 2018
6 Penulis Nursyamsi, Eko Hadi Sujiono dan Ahmad Yani
7 Reviewer Eva Rolita Harianja
8 Tanggal 19 Oktober 2020
9 Abstrak
Penelitian
-Tujuan Penelitian ini adalah penelitian deskriptif bertujuan untuk mengidentifikasi
Penelitian
miskonsepsi peserta didik kelas XI SMA Negeri 8 Bulukumba pada mata
pelajaran fisika materi suhu dan kalor. Adapun sampel penelitian adalah
peserta didik XI SMA Negeri 8 Bulukumba tahun ajaran 2015/2016 yang
berjumlah 118 orang. Instrumen penelitian yang digunakan tes pilihan ganda
disertai dengan Certainty of Response Index (CRI). Hasil penelitian
menggambarkan bahwa dari 118 responden yang mengerjakan item tes
sebanyak 16 soal, menunjukkan persentase konsep yang mengalami Tidak
paham konsep tertinggi yaitu konsep suhu 63.56%, sedangkan konsep yang
mengalami miskonsepsi terbesar yaitu materi peubahan wujud 47.03, tingkat
miskonsepsi yang dialami peserta didik pada materi suhu dan kalor sebesar
29.52% yang berada pada kategori sedang.

-Subjek Peserta didik kelas XI MIA


Penelitian
-Assesment Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data hasil miskonsepsi
Data yang diperoleh dari hasil pemberian tes diagnostik berupa pilihan ganda

2
dengan menggunakan lembar jawaban model Certainty of Response Index
(CRI) kepada sampel.
-Kata Kunci Misconception, deskription, temperature and heat.

10 Pendahuluan
-Latar Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari kejadian-kejadian yang ada,
Belakang baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Materi atau
dan Teori
konsep di tingkat sekolah menengah atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)
memiliki tingkat kesukaran yang beragam terdiri dari yang mudah, sedang,
dan sukar. Keberagaman yang sukar ini tentunya akan memberikan Response
yang berbeda dari para peserta didik, diantaranya akan muncul tingkat
keberagaman pemahaman konsep dasar fisika oleh peserta didik. Konsep-
konsep dasar tersebut dari suatu konsep yang sederhana maupun suatu konsep
yang lebih kompleks. Konsep yang dipahami peserta didik mempengaruhi
hasil belajar peserta didik. Hasil belajar dapat dikatakan baik jika konsep-
konsep dasar yang dipelajari benar-benar dipahami. Semakin baik pemahaman
konsep dasar yang dimiliki semakin baik pula hasil belajarnya.
Salah satu hasil proses belajar adalah pemahaman konsep ilmiah. Dengan
adanya hasil prestasi belajar fisika yang rendah, dapat diketahui bahwa peserta
didik belum memahami konsep-konsep fisika dengan benar. Hal ini
dimungkinkan bahwa peserta didik tersebut mengalami salah konsep atau
miskonsepsi. Menurut Van Den Berg (1991) peserta didik tidak memasuki
pelajaran dengan kepala kosong yang dapat diisi dengan pengetahuan. Tetapi
sebaliknya kepala peserta didik telah penuh dengan pengalaman dan yang
diajarkan. Intuisi peserta didik mengenai suatu konsep yang berbeda dengan
ilmuwan fisika ini disebut dengan miskonsepsi.
Hal ini dapat menyebabkan kesulitan pada saat mempelajari konsep.
Miskonsepsi merupakan “pemahaman materi/konsep yang tidak sesuai dengan
pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang
tersebut “(Suparno, 2005). Miskonsepsi tersebut berkaiatan dengan tingkat
pemahaman peserta didik dalam menangkap materi pelajaran yang berbeda-
beda. Perbedaan tersebut dapat terjadi sebelum mengikuti proses pembelajaran
formal di sekolah/instansi, peserta didik sudah membawa pemahaman tertentu
tentang sebuah konsep materi yang mereka kembangkan lewat pengalaman
hidup Mereka. Kesalahan miskonsepsi sangat menarik untuk diteliti, karena
peserta didik tidak memasuki pelajaran fisika dalam kepala kosong.
Penulis juga telah melakukan survey berupa wawancara pada beberapa peserta
didik SMAN 8 Bulukumba, sekolah tersebut ditunjuk sebagai tempat

3
penelitian untuk menganalisis miskonsepsi peserta didik karena telah
menerapkan kurikulum 2013, selain daripada itu sekolah tersebut merupakan
salah satu sekolah uggulan di kabupaten Bulukumba. Selain daripada itu
berdasarkan wawancara dengan salah saatu guru fisika di sekolah tersebut
yaitu, mengatakan bahwa peserta didik cenderung menggunakan persamaan
dan menyelesaikan permasalahan matematis tanpa mengetahui konsep
persamaan tersebut peserta didik sulit memahami konsep fisika, terlebih lagi
jika soalsoal yang diberikan merupakan soal-soal tingkat tinggi yang
memerlukan pengetahuan konsep yang baik. P
11 Metode
penelitian
-Langkah - Untuk memudahkan peserta didik dalam menentukan skala CRI, dalam
Penelitian penelitian ini diterapkan pengoperasionalan tiga skala CRI tersebut dengan
cara mencantumkannya pada lembar tes diagnostik peserta didik.
- Data hasil tes yang dilengkapi CRI kemudian dianalisis dan dibagi ke
dalam dua kategori yaitu data kuantitatif dan kualitatif.
- Jawaban peserta didik dianalisis dengan menggunakan model CRI,
jawaban benar dan yang salah dari peserta didik dan merujuk pada
klasifikasi CRI.
- Persamaan untuk mencari persentase peserta didik dalam menjawab soal
beserta tingkat keyakinannya menjadi kelompok berkategori paham,
miskonsepsi, dan tidak paham konsep dan dalam menentukan soal yang
berkategori miskonsepsi dan tidak paham konsep.
- Persentase tingkat miskonsepsi dapat dikelompokkan menjadi beberapa
kategori mengacu pada distribusi normal

-Hasil Penelitian Proporsi peserta didik yang mengalami miskonsepsi dihitung berdasarkan
jawaban dan skala CRI yang dipilih. Berikut tabulasi data peserta didik yang
paham, miskonsepsi, dan tidak paham konsep.
Menunjukkan bahwa peserta didik mengalami miskonsepsi pada semua tipe
konsep. Miskonsepsi dengan persentase tertinggi terjadi pada konsep
Perubahan Wujud pada item soal nomor 1 dan 8 yakni sebesar 47,03%.
Sebaliknya, miskonsepsi dengan persentase terendah terjadi pada konsep
Kalor pada item soal nomor 2, 4, 6 yakni sebesar 12,43%. Sedangkan tidak
paham konsep tertinggi yang dialami peserta didik adalah konsep suhu dengan
presentase sebesar 63,56%.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap skor perolehan dan skala CRI

4
pada tes diagnostik peserta didik SMA Negeri 8 Bulukumba tahun ajaran
2015/2016 diperoleh bahwa peserta didik mengalami miskonsepsi pada materi
suhu dan kalor namun masih dalam kategori sedang. Instrumen penelitian
yang digunakan sebanyak 16 nomor tes diagnostik, jawaban yang benar dari
responden pada setiap nomor hasil tes belum tentu menunjukkan pemahaman
konsep yang benar, karena ada kemungkinan jawaban benar tersebut
responden hanya menebak saja. Demikian juga dengan jawaban yang salah,
hal ini belum tentu menunjukkan katagori miskonsepsi, karena ada
kemungkinan responden memiliki pengetahuan lemah.
Berikut dibahas konsepsi-konsepsi peserta didik berdasarkan jawaban
terbanyak yang dipilih oleh peserta didik serta dikaitkan dengan besar
persentase pada tiap kategori.
1. Miskonsepsi tentang suhu
Dari soal tersebut diperoleh bahwa sebanyak 32 peserta didik yang
menjawab benar dengan memilih pilihan jawaban B, sementara sebanyak
77 peserta didik yang menjawab A yakni suhu pada gelas X lebih besar
dibanding pada gelas A. Hasil tersebut menunjukkan bahwa miskonsepsi
yang paling banyak diyakini peserta didik yaitu suhu benda sebanding
dengan massa. Peserta didik mengalami miskonsepsi karena menganggap
bahwa tidak terdapat perubahan temperatur pada saat sejumlah air pada
suatu wadah dengan temperatur yang berbeda digabungkan dalam satu
wadah.
2. Konsep Kalor
Hasil analisis konsep kalor dengan metode CRI menunjukkan terdapat
peserta didik yang paham sebesar 36.44%, tidak paham sebesar 50.85%,
dan yang mengalami miskonsepsi sebesar 12.43%.
3. Konsep Kalor Jenis
Hasil analisis konsep kalor jenis dengan metode CRI menunjukkan
terdapat peserta didik yang paham sebesar 11.02%, tidak paham sebesar
52.97%, dan yang mengalami miskonsepsi sebesar 36.02%.
4. Konsep Perubahan Wujud ( Butir Soal Nomor 1 dan 8) Hasil analisis
konsep Perubahan Wujud dengan metode CRI menunjukkan terdapat
peserta didik yang paham sebesar 13.14%, tidak paham sebesar 39.83%,
dan yang mengalami miskonsepsi sebesar 47.03%.
5. Konsep Perpindahan kalor
Hasil analisis konsep Perpindahan Kalor dengan metode CRI
menunjukkan terdapat peserta didik yang paham sebesar 23.97%, tidak

5
paham sebesar 54.84%, dan yang mengalami miskonsepsi sebesar
21.19%.

- Daftar Pustaka Azis, Aisyah & Yusuf, A. Momang. 2013. Analisis Miskonsepsi Suhu dan
Kalor Calon Guru Fisika. Laporan Penelitian PNBP FMIPA UNM

Ed van den Berg & Wim Grosheide. (1993). Electricity at Home: Remediating
alternative conceptions. The Proceedings of the Third International Seminar
(p. 3). Ithaca: Misconception Trust.

Hasan, Saleem, Diola Bagayoko, & Ella L Kelley. (1999). Misconception and
the Certainty of Response Index (CRI). Physics Education, 34(5), 294-299.

Liliawati, Winny & Taufik Ramalis. (2008). Identifikasi Miskonsepsi Materi


IPBA di SMA dengan Menggunakan CRI (Certainty of Response Index)
dalam Upaya Perbaikan Urutan Pemberian Materi IPBA pada KTSP. Jurnal
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 3-4.
12 Analisis
Jurnal
-Kekuatan 1.Jurnal ini memuat materi tentang mengidentifikasi miskonsepsi suhu dan
Penelitian kalor
2. Bahasa yang digunakan mudah dipahami
3. Memiliki poin-poin yang berurutan sehingga pembaca dapat secara cepat
memahami isi jurnal
-Kelemahan Jurnal ini hanya mengambil materi dengan cara studi kepustakaan, kurangnya
Penelitian diskusi penelitian dalam jurnal yang mengakibatkan
pembaca tidak memahami terlebih dahulu metode yang dibahas.
13 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat dismpulkan bahwa
materi fisika suhu dan kalor yang mengalami tidak paham konsep tertinggi
pada peserta didik kelas XI SMA Negeri 8 Bulukumba tahun ajaran 2015/2016
yakni pada konsep Suhu, persentase 63.56% sedangkan konsep yang
mengalami miskonsepsi tertinggi yakni konsep perubahan wujud, persentase
47.03%. dengan Tingkat miskonsepsi yang berada dalam kategori sedang
dengan persentase 29.52%.
Penyebab terjadinya miskonsepsi pada peserta didik dalam materi suhu dan
kalor disebabkan oleh rendahnya ketertarikan peserta didik akan mata
pelajaran fisika dan peserta didik terbiasa hanya menghafalkan konsep
sehingga konsep yang baru dipelajari tidak mampu dipahami. Selain itu, juga

6
dapat disebabkan oleh rendahnya minat belajar peserta didik, peserta didik
belum mampu menghubungkan konsep awal dengan konsep baru yang
diberikan, kurangnya bakat dan kemampuan peserta didik dalam memahami
materi.

14 Saran Berdasarkan hasil penelitian diharapkan semua peserta didik semakin


memahami bagaimana mengidentifikasi materi suhu dan kalor dalam
pembelajaran fisika.

15 Referensi Sujiono, Eko Hadi, Nursyamsi, dkk., 2018. Identifikasi Miskonsepsi Materi
Fisika Suhu Dan Kalor Menggunakan CRI (Certainty Of Response Index)
Pada Peserta Didik Kelas XI MIA SMA NEGERI 8 BULUKUMBA Tahun
Ajaran 2015/2016. Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika (JSPF) Volume 1
Nomor 2 Halaman 44 – 54.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Kedalaman Materi

7
Baik.
Alasan : Jurnal tersebut ditujukan bagi mahasiswa untuk melihat pemahaman mahasiwa
dalam mengidentifikasi materi Suhu dan Kalor. Dalam Jurnal tersebut juga berisi soal
serta pembahasan mengenai suhu dan kalor serta perbaikan jawaban dari setiap
mahasiswa beseerta alasannya.
 Kemudahan Mengakses atau Mempelajari
Baik.
Alasan : Jurnal tersebut memiliki soal-soal dan pembahasan serta penjelasan secara
rinci dari setiap jawaban yang dibuat oleh mahasiswa yang mempermudah mahasiswa
dalam memahami setiap materi yang diajarkan.
 Relevansi
Baik.
Alasan : Jurnal tersebut relevansi antar konsepnya dam materinya yang saling berkaitan
dan berurutan. Sehingga memudahkan pembaca dalam memahami setiap penjelasan
yang dibahas.
 Kecukupan Isi
Baik.
Alasan : Kecukupan isi dari jurnal tersebut sudah baik. Dalam jurnal tersebut tersebut
pembahasan mengenai pemahaman mahasiswa menegenai suhu dan kalor dan disertai
juga dengan penjelasan dari setiap jawaban secara rinci, yang mempermudah pembaca
dalam memahami materi.
 Daya Tarik
Baik.
Alasan : Dari tarik dari jurnal tersebut adalah tingkat kerapian penulisan jurnal tersebut,
seperti font, font size yang digunakan, spasi antar kalimat sudah baik sehingga pembaca
tidak mudah bosan dalam membaca jurnal tersebut.

3.2 Saran

Berdasarkan hasil Critical Journal Review yang telah dilakukan maka dapat diajukan
beberapa saran yang dapat diajukan kepada mahasiswa yang ingin menjadi peneliti
selanjutnya, mahasiswa diharapkan dapat berperan aktif dalam melakukan suatu penelitian
dan  pengembangan serta menjadikan review jurnal ini sebagai referensi untuk menentukan

8
sumber pengetahuan dan pendekatan ilmiah lain yang akan digunakan.

Anda mungkin juga menyukai