Oleh:
Jihan Abbada
4.51.19.1.15
Oleh:
Jihan Abbada
NIM: 4.51.19.1.15
Disetujui:
Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen Bisnis Internasional
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Magang Industri yang berjudul “Prosedur
Penanganan Ekspor Arang Kelapa Melalui Jalur Laut pada PT Dhana Persada
Manunggal”. Magang Industri bertujuan agar mahasiswa dapat menerapkan
maupun membandingkan teori yang telah dipelajari selama perkuliahan di dunia
kerja dan agar mahasiswa dapat merasakan dan mengetahui kondisi sebenarnya di
dunia kerja. Laporan Magang Industri ini bertujuan untuk melengkapi salah satu
persyaratan ujian skripsi pada Program Studi Manajemen Bisnis Internasional,
Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Semarang. Praktik Magang Industri
telah dilaksanakan oleh penulis mulai tanggal 30 Januari 2023 hingga 12 Mei 2023
pada bagian Penyiapan Dokumen Ekspor Impor di PT Dhana Persada Manunggal
Semarang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan Laporan Magang Industri ini:
1. Prof. Dr. Totok Prasetyo, B.Eng (Hons), M.T., IPU, ACPE., Direktur
Politeknik Negeri Semarang.
iii
6. Seluruh karyawan PT Dhana Persada Manunggal Semarang yang telah
memberikan dukungan, bantuan, pengarahan, dan ilmu tentang dunia
kerja kepada penulis selama penulis Praktik Magang Industri.
Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Magang Industri ini tidak sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun terhadap Laporan
Magang Industri ini diharapkan dan akan diterima oleh penulis agar penulis dapat
menyusun Laporan dengan lebih baik pada kesempatan berikutnya. Harapan
penulis bahwa Laporan Magang Industri ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Jihan Abbada
NIM. 4.51.19.1.15
iv
DAFTAR ISI
v
3.1.3 Dokumen-dokumen yang Diperlukan dalam Ekspor............................ 18
3.1.4 Pihak-pihak yang Terlibat dalam Proses Penanganan Ekspor .............. 19
3.1.5 Prosedur Penanganan Ekspor Jalur Laut .............................................. 21
3.2 Analisis ........................................................................................................ 24
3.2.1 Hambatan-hambatan ............................................................................. 24
BAB IV ................................................................................................................. 27
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ............................................................. 27
4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 27
4.2 Rekomendasi ............................................................................................... 27
4.2.1 Bagi Perusahaan .................................................................................... 27
4.2.2 Bagi Program Studi............................................................................... 28
BAB V................................................................................................................... 29
REFLEKSI DIRI ................................................................................................... 29
5.1 Hal Baru yang Dipelajari ............................................................................. 29
5.2 Pengembangan Hal yang Telah Terjadi ...................................................... 29
5.3 Pengembangan Soft Skill ............................................................................. 29
5.4 Pengembangan Hardskill ............................................................................. 30
5.5 Kunci Sukses dalam Bekerja ....................................................................... 30
5.6 Kendala Selama Magang ............................................................................. 30
5.7 Cara Mengatasi Kendala ............................................................................. 31
5.8 Rencana Pengembangan Diri, Karir, dan Pendidikan Selanjutnya ............. 31
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 1
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Globalisasi memungkinkan terjadinya proses integrasi pada berbagai sektor
ekonomi. Negara-negara di dunia dapat saling mencukupi kebutuhan satu sama lain
dengan melakukan perdagangan internasional tanpa dibatasi oleh wilayah teritorial.
Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting yang dapat
mempengaruhi perekonomian suatu negara (Monita et al., 2019) dalam
(Lararenjana, 2021). Perdagangan internasional memungkinkan suatu negara untuk
memiliki spesialisasi produksi barang dan jasa yang murah sehingga dapat
memperoleh keuntungan (Lararenjana, 2021). Berbagai manfaat lain dari
perdagangan internasional antara lain seperti kenaikan pendapatan negara, kenaikan
investasi dan luasnya lapangan kerja (Monita et al., 2019).
Proses ekspor tidak hanya melibatkan kedua negara yang memiliki kepentingan
berdagang. Berbagai pihak terlibat untuk mendukung kelancaran proses pengiriman
barang dari negara eksportir ke negara importir seperti Pengusaha Pengurusan Jasa
Kepabeanan (PPJK), Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL), Pelabuhan Indonesia
(PT Pelindo), Bea Cukai dan Perusahaan Pelayaran. Pihak-pihak tersebut berperan
1
dalam mengawasi, menjadi perantara eksportir dan importir, mengurus kepabeanan,
serta mengangkut dan mengirim barang ekspor hingga sampai ke negara tujuan.
Berdiri sejak tahun 1993, PT Dhana Persada Manunggal telah memiliki pengalaman
selama 23 tahun pada industri pelayanan jasa kepabeanan dan juga ekspedisi
muatan kapal laut. Pengalaman dalam menghadapi berbagai situasi dan kondisi
yang kompleks serta dinamis, membuat PT Dhana Persada Manunggal dipercaya
oleh berbagai perusahaan dalam melayani proses ekspor maupun impor.
Berdasarkan hal tersebut, penulis memutuskan untuk melakukan magang industri
di PT Dhana Persada Manunggal agar dapat menambah pengalaman bekerja pada
bidang yang sejalan dengan kompetensi penulis sebagai mahasiswa program studi
bisnis internasional.
2
dan juga Australia. Arang kelapa memiliki kegunaan sebagai bahan bakar yang
ramah lingkungan sehingga sering menjadi pilihan alternatif untuk menunjang
proses industri.
1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan magang industri adalah sebagai berikut:
1. Mengaplikasikan kompetensi ekspor impor yang telah didapatkan
di dalam perkuliahan.
2. Memperoleh pengalaman kerja secara profesional pada perusahaan PPJK
dan EMKL.
3
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam pembuatan laporan Magang Industri ini, berikut merupakan sistematika
penulisan yang digunakan, yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang dari topik yang dipilih dalam
penulisan laporan praktik kerja lapangan, ruang lingkup dan tujuan dari penulisan
topik tersebut.
BAB II: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN AKTIVITAS MAGANG
Bab ini berisi uraian profil perusahaan secara spesifik yang menjadi konteks dari
topik yang dipilih dan menguraikan seluruh aktivitas yang dilakukan selama
magang.
BAB III : PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan kasus/masalah penanganan impor produk whey protein
powder melalui jalur laut mencakup latar belakang, substansinya, dan dampak yang
ditimbulkan. Analisis yang diterapkan yaitu menggunakan teori untuk menjelaskan
dan membandingkan dengan kasus/masalah yang diangkat.
4
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5
2.1.2 Logo
Misi Perusahaan
1. Memberikan layanan dan kualitas terbaik untuk semua pelanggan
2. Meningkatkan kualitas layanan berdasarkan teknologi terbaru dan
memprioritaskan kecepatan penanganan serta kedatangan barang tepat
waktu
2.1.4 Lokasi
PT Dhana Persada Manunggal berlokasi di Jalan Lingkar Tanjung Mas, No. A,
RW.3, Panggung Lor, Kec. Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah 50177
6
Jam Istirahat : 12.00 - 13.00
7
2.1.7 Struktur Organisasi
8
2.2.2 Tugas dan Wewenang
Berikut merupakan tugas dan wewenang tiap-tiap bagian pada PT Dhana Persada
Manunggal:
1. General Manager
Fungsi dan tugas pokok General Manager, yaitu:
1) Membantu direktur untuk ikut serta memikirkan, melaksanakan,
mengawasi dan memonitoring aktivitas perusahaan agar dapat
berkembang dan maju dengan pesat
2) Mengurus dan mengelola perusahaan serta memimpin divisi dan
cabang yang berada dibawahnya.
3) Melaporkan secara menyeluruh atas kegiatan/ kinerja Cabang
kepada Manager Umum/ Direksi secara periodic baik tertulis/ lisan.
4) Menerima laporan dari masing – masing Kepala Cabang
5) Secara periodic mengadakan rapat koordinasi dan evaluasi masing –
masing bagian/ staff atas kinerja, minimum satu kali dalam sebulan
atau mengadakan rapat kecil bila ada masalah/ jika diperlukan.
2. Keuangan
Fungsi dan tugas pokok Keuangan, yaitu:
1) Pencatatan berbagai bukti transaksi (invoice, kas keluar, kas masuk,
bank keluar, bank masuk, penerimaan piutang, pembayaran hutang)
2) Membuat laporan keuangan
3) Cek dan koreksi bukti transaksi dan jurnal ke bagiannya masing-
masing
4) Koreksi dan membuat bukti bank keluar (operation voucher,
tagihan, nota, PO)
5) Membuat voucher berdasarkan tagihan dari vendor
6) Membuat voucher berdasarkan invoice yang dibayar oleh Customer
3. Marketing
Fungsi dan tugas pokok marketing, yaitu:
9
1) Mengadakan proses market/ canvas sesuai area yang telah
ditentukan, dalam rangka pemenuhan budget per Marketing dari
hari Senin sampai Jum’at.
2) Berkomunikasi dengan customer baik visiting atau sales call, untuk
dealing order, menjelaskan tentang dokumentasi, operasional
forwarding, atau aturan baru dari instansi terkait seperti Departemen
Perhubungan/ Adpel tentang perubahan THC dan lain – lain, tentang
Kepelabuhan (Pelindo) baik proses dan prosedur pelayaran yang
berlaku di Indonesia atau aturan di negara tujuan, serta aturan
dimasing – masing pelayaran dan instansi terkait.
3) Melaporkan kegiatan kanvas kepada Kepala Devisi dan membuat
daily report.
4) Membuat draft penawaran harga kepada customer dengan
persetujuan Kepala Devisi / Koordinator.
5) Membuat arsip penawaran yang telah dikonfirmasikan/ disetujui
oleh Customer.
4. Dokumen Ekspor Impor
Fungsi dan tugas pokok Dokumen Ekspor Impor, yaitu:
1) Membuat dokumen PEB/PIB
2) Menarik respons dari Bea dan Cukai melalui Electronic Data
Interchange (EDI)
3) Menyerahkan PEB/PIB yang sudah final ke bagian Keuangan untuk
dibuat invoice/ penagihan ke Customer.
4) Mengarsip PEB\PIB dan dokumen lain setelah di fiat/ legalisasi Bea
dan Cukai.
5. Customer Service Officer (CSO)
Fungsi dan tugas pokok Operasional, yaitu:
1) Meminta selling schedule kepada Shipping Lines baik untuk
kepentingan internal dan Cabang atau external (Shipper, EMKL dan
lain – lain).
2) Secara periodic membuat filling buying rate dan diinformasikan ke
Customer sesuai dengan validiti rate serta mengupdatenya.
10
3) Secara periodic membuat filling buying rate disampaikan ke
Kepala Devisi dan Koordinator Cabang.
4) Membuat detail shipment atau informasi lain yang dibutuhkan oleh
Customer dan Cabang baik sebelum atau sesudah shipment.
5) Membantu Marketing melayani Customer selama Marketing tidak
berada di kantor.
6. Operasional
Fungsi dan tugas pokok Operasional, yaitu:
1) Menerima Shipping Instruction (SI) dari Customer Service Office
(CSO).
2) Mengisi seluruh biaya operasional didalam job sheet yang telah
dibuat oleh Customer Service Office (CSO).
3) Mengajukan biaya operasional kepada Management (mengikuti
alur sistem yang ada) sebelum mencairkan ke Kasir.
4) Mengambil D/O ke Pelayaran.
5) Menginformasikan Closing Time ke bagian Document.
6) Mencari truk untuk mengangkut kontainer ke tempat stuffing.
7) Mengecek kelayakan/ availability container sesuai dengan
permintaan customer (kecerobohan dalam pemilihan kontainer yang
mengakibatkan ditolak oleh customer, maka seluruh biaya yang
timbul dibebankan ke bagian Operasional),
7. Warehouse (Pergudangan)
Fungsi dan tugas pokok Warehouse (gudang), yaitu:
1) Membuat WO untuk permintaan spare part.
2) Membuat job sheet.
3) Mengisi selling / buying ke dalam system sesuai harga yang
disetujui pihak customer, RC (jika ada) dan biaya – biaya lain
sebelum proses posting transaksi ke keuangan untuk diterbitkan
invoice.
4) Menerima / mencatat semua spare part yang masuk / keluar.
5) Membuat kartu stok dan dilaporkan pada awal bulan.
6) Check fisik stock barang yang akan digunakan.
11
2.3 Tugas-tugas yang Dikerjakan Selama Magang Industri
4. Memeriksa HS Code
12
HS Code barang impor/ekspor wajib disertakan pada dokumen PIB/PEB.
HS Code diperlukan untuk mengetahui tarif bea masuk/keluar, pajak, serta
fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki oleh barang terkait. Informasi mengenai
HS Code dapat diakses melalui website INSW (Indonesia National Single
Window).
13
8. Membuat Set Dokumen Tagihan
Sebelum mengirimkan tagihan biaya impor kepada importir, diperlukan
dokumen-dokumen pendukung yang disatukan dalam sebuah map.
Dokumen untuk tagihan meliputi:
a. Respon SPPB
b. Dokumen asli PIB sebanyak 3 rangkap dengan tanda tangan dan
stampel basah.
c. Invoice Delivery Order
d. Fotokopi PIB
e. Invoice
f. Packing List
g. Bill of Lading
h. E-COO atau fasilitas lainnya jika ada
i. Delivery Order
j. E-Billing
k. Bukti Penerimaan Negara (BPN)
14
digunakan dalam pengambilan kontainer kosong di depo. Saat mengambil
kontainer kosong di depo, bagian operasional juga sekaligus akan
mendapatkan seal kontainer beserta dengan nomornya yang digunakan
untuk mengunci kontainer.
15
Apabila PIB mendapat respon Informasi Nilai Pabean (INP) dari pihak bea
cukai, maka importir harus mengunggah dokumen DNP sebagai bentuk
pernyataan yang sesuai dengan fakta transaksi impor yang dilakukan.
Dokumen DNP berisi pernyataan tentang dokumen-dokumen apa saja yang
bisa dan tidak bisa diserahkan kepada pihak bea cukai. Apabila terdapat
dokumen yang tidak bisa diserahkan, importir harus membuat surat
pernyataan pendukung yang menyatakan ketidakbisaan untuk menyerahkan
dokumen yang diminta.
Selain mengunggah dokumen DNP, importir juga harus menyertakan
dokumen lain seperti invoice, packing list, dan bill of lading sebagai
pelengkap. Dokumen-dokumen tersebut harus diunggah ke situs gendhis
legi selambat-lambatnya 3 hari setelah mendapatkan respon INP.
16
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Landasan Teori
3.1.1 Pengertian EMKL dan PPJK
17
Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara di
atasnya, serta tempat-tempat tertentu di zona ekonomi eksklusif (ZEE) dari landas
kontinen yang di dalamnya berlaku undang-undang kepabeanan (Bea Cukai, 2011).
18
untuk melindungi pemasukan barang yang akan diekspor ke Kawasan
Pabean dan/atau pemuatannya ke sarana pengangkut.
6. Sertifikat Kesehatan Tumbuhan (Sertifikat Phytosanitary)
Sertifikat Kesehatan Tumbuhan adalah dokumen yang diterbitkan oleh
National Plant Protection Organization (NPPO) yang menyatakan suatu
komoditas tumbuhan, hasil tumbuhan dan benda lain yang diekspor bebas
dari organisme pengganggu tumbuhan (OPT)/Organisme pengganggu
tumbuhan karantina (OPTK).
7. Material Safety Data Sheet (MSDS)
Merupakan dokumen yang berisi tentang informasi mengenai komposisi
bahan. Umumnya berkaitan dengan sifat-sifat bahaya dan bahan kimia yang
digunakan seperti sifat mudah terbakar, beracun, korosif, mudah meledak,
atau sensitif terhadap sesuatu.
8. Self Heating Report
Self heating report atau disebut juga Sertifikat uji pemanasan sendiri
merupakan dokumen penting dalam keselamatan ekspor arang briket. Tes
ini dilakukan pada komoditas yang memiliki potensi bersifat
membahayakan dalam proses pengiriman. Dalam hal ini, arang kelapa
cenderung bersifat mudah terbakar sehingga perlu dilakukan tes pemanasan
sendiri agar dapat mencegah barang terbakar saat proses pengiriman di
dalam kontainer.
19
c. Direktorat Jenderal Bea Cukai
Bea Cukai memiliki peran sebagai trade facilitator sekaligus mengawasi
alur proses perdagangan internasional. Dalam proses ekspor arang kelapa,
peran bea cukai meliputi:
a. Menerbitkan dokumen pabean berupa Nota Pelayanan Ekspor
b. Menetapkan besarnya bea keluar
d. Agen Pelayaran
Agen pelayaran adalah sebuah badan usaha yang bergerak dalam kegiatan
atau aktivitas kapal. Dalam proses ekspor arang kelapa, pihak pelayaran
terlibat sebagai penyedia kontainer dan kapal. Selain itu, pihak agen
pelayaran juga menerbitkan dokumen delivery order (DO) sebagai surat
untuk pengambilan kontainer kosong di depo.
e. EMKL atau PPJK
Eksportir/Importir membutuhkan pihak yang membantu pengurusan
pembuatan dokumen dan pengangkutan barang ekspor/impor. Dalam hal
ini, Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK) merupakan perusahaan
yang menawarkan layanan pengurusan dokumen-dokumen kepabeanan.
f. Bank
Bank sebagai tempat pembayaran biaya-biaya yang dibebankan baik dari
shipping company kepada PPJK maupun dari PPJK terhadap importir
setelah penggunaan jasa.
g. Perusahaan Asuransi
Perusahaan asuransi berperang untuk menutup resiko-resiko yang dapat
terjadi pada barang selama perjalanan, dengan cara memberikan kontribusi
premi yang dibayarkan kepada pihak pengguna jasa asuransi.
h. PT Pelayaran Indonesia (Pelindo)
Pelindo adalah badan usaha yang menangani kegiatan di Pelabuhan dengan
memberikan fasilitas dermaga, tambat, peralatan bongkar muat, dan
lapangan penumpukan kontainer.
20
3.1.5 Prosedur Penanganan Ekspor Jalur Laut
Penjelasan:
1. Mengajukan Delivery Order ke pelayaran atas permintaan eksportir.
Khusus untuk komoditas arang kelapa, diperlukan dokumen tambahan
berupa Material Safety Data Sheet (MSDS) dan Self Heating Report. Hal
ini dilakukan agar pihak pelayaran mendapatkan informasi yang rinci
mengenai kondisi arang kelapa yang hendak diekspor sehingga arang kelapa
21
dapat terhindar dari kebakaran saat proses pengiriman oleh sarana
pengangkut.
2. Setelah mendapatkan delivery order dari pelayaran, bagian operasional
ekspor dapat mengambil kontainer kosong di depo kontainer. Saat proses
pengambilan kontainer kosong di depo, bagian operasional wajib
memeriksa kondisi kontainer yang meliputi kondisi fisik kontainer seperti
adanya kerusakan atau lubang pada kontainer, adanya bau yang ditimbulkan
dari pengiriman barang sebelumnya, dan kondisi lain yang dapat berpotensi
merusak komoditas ekspor yang hendak dikirim. Pada tahap ini, bagian
operasional sekaligus mendapatkan seal yang digunakan untuk mengunci
kontainer.
3. Di saat yang bersamaan, dilakukan pembuatan draft dokumen PEB
berdasarkan dokumen-dokumen pelengkap yang telah dikirimkan oleh
eksportir kepada PT Dhana Persada Manunggal melalui email. Dokumen-
dokumen tersebut antara lain:
a. Invoice
b. Packing List
Dalam membuat draft dokumen PEB, diperlukan informasi Estimated Time
Departure (ETD) atau perkiraan waktu keberangkatan sarana pengangkut.
Informasi ini dapat dilihat pada website webaccess milik PT PELINDO.
4. Setelah selesai dibuat, draft dapat dikirimkan kepada eksportir untuk diteliti
terlebih dahulu untuk diperiksa kesesuaian data PEB dengan data pada
dokumen-dokumen eksportir.
5. Apabila eksportir sudah mengkonfirmasi kesesuaian PEB, PEB dapat
dikirimkan kepada Bea Cukai secara elektronik melalui modul PEB.
6. Sementara itu, bagian operasional melakukan proses stuffing yaitu dengan
membawa kontainer kosong ke pabrik eksportir dan kemudian eksportir
dapat memuat komoditas ekspor ke dalam kontainer.
7. Saat proses stuffing berlangsung, dilakukan pengambilan sampel arang
kelapa untuk keperluan karantina. Tahap selanjutnya yaitu divisi
operasional menunggu pemanggilan jadwal karantina dan uji sampling dari
Balai Karantina. Setelah dilakukan pemanggilan, divisi operasional
22
menghadiri proses karantina dan uji sampling dan menjadi saksi proses
tersebut. Tahapan pemeriksaan yang dilakukan yaitu:
23
3.2 Analisis
3.2.1 Hambatan-hambatan
Alur pengiriman ekspor melalui sea freight memiliki beberapa tahapan seperti yang
telah dijabarkan dan bahkan memakan waktu yang cukup lama dalam proses
pengirimannya sesuai produk yang dikirimkan. Dalam pelaksanaan ekspor,
perusahaan kerap dihadapkan dengan beberapa resiko dan hambatan. Resiko dan
hambatan-hambatan yang dapat terjadi yaitu:
1. Kesalahan Input Data PIB
Pembuatan dokumen PIB membutuhkan data-data pendukung yang terdapat
pada dokumen-dokumen pelengkap seperti invoice dan packing list. Ada
kalanya, kesalahan input data terjadi disebabkan oleh beberapa faktor
internal maupun eksternal. Faktor internal salah satunya adalah
ketidaktelitian dari staf dokumen ekspor dalam mengisi data dokumen PIB.
Sementara faktor eksternal dapat bersumber dari eksportir yang salah
mengirim dokumen atau merevisi dokumen saat dokumen PIB sudah
dikirim. Apabila dokumen PIB yang salah tersebut sudah terlanjur dikirim
ke bea cukai secara online, maka dapat dilakukan proses notul PIB, yang
merupakan proses pembetulan data PIB sesuai dengan data terupdate.
Namun, tidak semua data dokumen dapat dinotul. Beberapa hal seperti data
eksportir dan importir, nama dan jadwal sarana pengangkut, serta nomor
dan jumlah kontainer merupakan data-data yang sifatnya final. Sehingga
apabila terdapat kesalahan terkait informasi tersebut, harus langsung
menghubungi pihak bea cukai.
2. Kondisi Kontainer
Pengiriman barang melalui jalur laut memerlukan waktu yang tidak singkat.
Risiko terjadinya kerusakan saat proses pengiriman barang dinilai tinggi
melihat kondisi cuaca yang tidak dapat diprediksi serta proses handling
barang yang dapat berpotensi menimbulkan kerusakan pada barang.
Berkaitan dengan hal tersebut, pihak eksportir melalui EMKL harus
memilih kontainer dengan kondisi yang pantas sehingga dapat menjaga
kondisi barang hingga sampai ke negara importir.
24
Kendala yang sering terjadi di lapangan adalah kerusakan yang terjadi pada
empty kontainer sehingga memerlukan perbaikan atau disebut repair
container. Repair container merupakan tindakan perbaikan kontainer yang
dilakukan oleh pihak EMKL apabila terjadi kerusakan atau ketidaksesuaian
kondisi kontainer yang berpotensi membahayakan kondisi barang selama
proses pengiriman. Salah satu kondisi yang umum terjadi adalah adanya
lubang pada kontainer yang dapat menimbulkan kerusakan barang apabila
tidak diperbaiki. Untuk kondisi kontainer berlubang, pihak EMKL akan
melakukan pengelasan kontainer sehingga kontainer yang berlubang dapat
ditutup kembali. Kondisi lain yang juga sering dihadapi adalah adanya bau
yang tidak sedap pada kontainer yang tertinggal dari pengiriman barang
sebelumnya. Hal ini dapat diatasi dengan pencucian kontainer sebelum
dibawa ke pabrik eksportir untuk proses stuffing.
3. Kurangnya Edukasi pada Eksportir
Pada saat proses survei empty kontainer di depo, pihak operasional EMKL
diwajibkan untuk berkomunikasi dengan eksportir agar dapat meminta
perimbangan dan persetujuan dalam memilih kontainer. Dalam memilih
kontainer, kondisi kontainer dinilai dengan grade A dan selain grade A.
Kontainer grade A hanya diperbolehkan untuk memuat barang ekspor
berupa makanan atau garment. Berkaitan dengan ketentuan ini, masih
banyak eksportir yang belum teredukasi sehingga tetap meminta kontainer
dengan grade A untuk barang ekspor selain makanan dan garment. Dalam
menghadapi hal tersebut, pihak PT Dhana Persada Manunggal memberikan
alternatif kontainer selain grade A dengan kondisi yang tetap layak pakai
dan tidak butuh perbaikan sehingga dapat memenuhi keinginan eksportir.
25
yang sering menjadi kendala bagi pihak PPJK adalah error pada modul PEB
dan situs portal pengguna jasa sehingga pengiriman draft dokumen PEB
terhambat. Hambatan ini dapat mengganggu alur kerja dari karyawan PPJK
karena dokumen PEB merupakan dokumen awal yang harus dipenuhi untuk
mendapatkan dokumen NPE agar barang ekspor dapat masuk ke kawasan
TPKS. Apabila permasalahan ini terjadi, pihak PPJK menanganinya dengan
mengkomunikasikan kendala tersebut kepada pihak eksportir sehingga
eksportir dapat mengetahui bahwa akan ada kemungkinan keterlambatan
pelayanan. Di samping itu, pihak PPJK juga membuat kanal komunikasi
berupa grup whatsapp yang beranggotakan karyawan PPJK di wilayah
Semarang bersama dengan petugas bea cukai terkait. Kanal komunikasi ini
berfungsi untuk mempercepat koordinasi dan pertukaran informasi antar
PPJK dan pihak bea cukai sehingga apabila terjadi kendala, informasi dan
update penyelesaian dapat tersampaikan lebih cepat dan menyeluruh.
26
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1 Kesimpulan
Dalam pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa menangani
ekspor yang dilakukan oleh PT Dhana Persada Manunggal berfokus pada
penyampaian informasi antar pihak yang bersangkutan. Komunikasi yang baik
sangat diperlukan baik lisan, maupun non lisan, demi menjalin keharmonisan
dengan pelanggan dan juga pihak-pihak lain yang berkaitan dengan pelaksanaan
ekspor. Mengingat pentingnya waktu dalam prosedur ekspor, kedisiplinan dan
ketelitian adalah hal yang penting untuk dimiliki dalam pekerjaan ini. Jenis
dokumen ekspor yang harus dipersiapkan harus tepat dan sesuai dengan negara
tujuan. Maka pengetahuan akan kebijakan dan berita-berita global harus terus
menerus dipelajari.
PT Dhana Persada Manunggal menyadari bahwa selama menangani ekspor banyak
resiko yang akan dihadapi, maka perusahaan berusaha semaksimal mungkin untuk
menanggulangi kemungkinan resiko tersebut dengan melakukan pengecekan yang
berulang secara konsisten. Memiliki perjanjian yang jelas dan tegas dengan
pelanggan menjadi hal yang penting agar tidak terjadi kesalahpahaman selama
prosesnya.
Selama pelaksanaan magang industri di PT Dhana Persada Manunggal, penulis
mempelajari banyak hal terutama dibidang ekspor impor. Pengetahuan yang
didapat selama menempuh pendidikan di Politeknik Negeri Semarang dapat
diterapkan saat melaksanakan magang industri. Selain dapat mengaplikasikan ilmu
yang telah dipelajari, penulis juga memperluas wawasan dan keterampilan yang
belum pernah ditemui saat perkuliahan.
4.2 Rekomendasi
Setelah melaksanakan praktik kerja lapangan di PT Dhana Persada Manunggal,
penulis memiliki beberapa rekomendasi sebagai berikut:
27
Perusahaan sebaiknya mengadakan pelatihan rutin untuk karyawan terutama yang
berkaitan dengan penguasaan teknologi agar kemampuan digital dari para karyawan
dapat merata. Di samping itu, pelatihan-pelatihan lain yang sifatnya soft skill juga
dapat menjadi pilihan agar karyawan dapat memiliki pengembangan diri.
28
BAB V
REFLEKSI DIRI
5.1 Hal Baru yang Dipelajari
Selama menjalankan magang industri, penulis mempelajari banyak hal baru
terkait industri PPJK dan EMKL sebagai berikut:
1. Melakukan pengarsipan dokumen-dokumen ekspor-impor
2. Membuat PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)
3. Membuat PIB (Pemberitahuan Ekspor Barang)
4. Membuat Job Order di website TPKS
5. Mengunggah pendok SPPB, SPJM, NPD dan DNP ke website gendhis legi
6. Membuat set dokumen untuk tagihan dan SPJM
7. Membuat voucher tagihan
8. Melakukan survei empty kontainer di depo kontainer
9. Berkomunikasi dan bekerjasama dalam lingkungan profesional.
29
yang diberikan dan diselesaikan dengan baik. Harus dapat bertanggung
jawab atas pekerjaan yang dilakukan.
3. Kedisiplinan. Kedisiplinan didapat dari berbagai hal yang diterapkan
selama magang, seperti disiplin berpakaian, disiplin dalam mengerjakan
tugas, dan dispilin waktu.
4. Manajemen waktu. Dengan diberikannya beberapa tugas, praktikan dapat
mengatur atau memanajemen waktu yang ada untuk menyelesaikan tugas-
tugas tersebut termasuk juga mengatur waktu untuk beristirahat.
30
5.7 Cara Mengatasi Kendala
Dalam menghadapi kendala, dilakukan beberapa hal untuk mengatasi di antaranya
sebagai berikut:
1. Mempelajari prosedur dan alur kerja perusahaan dengan cara bertanya
kepada karyawan serta meminta izin untuk mempraktikkan penggunaan
peralatan kantor yang biasa digunakan untuk bekerja.
2. Mencoba untuk mengakrabkan diri dengan ikut serta pada acara-acara yang
bersifat non-formal seperti buka bersama, halal bihalal serta tasyakuran
yang diadakan oleh perusahaan agar interaksi yang terjalin tidak kaku.
31
DAFTAR PUSTAKA
Monita, L., 1, W., & Zuhri, S. (2019). Jurnal REP (Riset Ekonomi Pembangunan).
Riset Ekonomi Pembangunan, 4(2). https://doi.org/10.31002/rep.v4i2.781
Tavares, I., & Castañeda-Ayarza, J. A. (2022). Import and export process: the
impact of bureaucratic simplification in customs clearance. Independent
Journal of Management & Production, 13(2), 548–569.
https://doi.org/10.14807/ijmp.v13i2.1626
MINGGU I
● Praktik menggunakan
microsoft outlook untuk
keperluan email perusahaan
MINGGU II
2023
MINGGU III
● Membuat PKBE
perdagangan Semarang
Sabtu, 18 Februari
2023 LIBUR NASIONAL ISRA MIKRAJ
MINGGU IV
2023
2023 di Depo
2023 impor
MINGGU V
2023 SPPB
Pembimbing
Hery Soegiarto
Manajer Operasional
LOGBOOK KEGIATAN MAGANG
MINGGU VI
● Mempelajari penataan
dokumen tagihan
MINGGU VII
Tanggal Kegiatan Keterangan
MINGGU VIII
MINGGU IX
tagihan
MINGGU X
Pembimbing
Hery Soegiarto
Manajer Operasional
LOGBOOK KEGIATAN MAGANG
MINGGU XI
industri
MINGGU XII
2023
Rabu, 19 April 2023
Kamis, 20 April
2023 Libur Hari Raya Idul Fitri 1444 H
MINGGU XIII
2023
industri
kontainer di website
pelayaran MSC
Lading
vanning
Pembimbing
Hery Soegiarto
Manajer Operasional
LAMPIRAN
Dokumentasi
Depo Container Pengambilan empty container oleh
bagian operasional EMKL