Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nayang Della Rachmawati

Kelas : BK B 2018
NIM : 18104241031
UAS BK MULTIKULTURAL
1)
No Materi Deskripsi Contoh
1. Issues in culturally Jurnal ini berisi tentang isu permasalahan Saat melakukan suatu konseling perlu
appropriate multikultural yang menekan pada dilakukannya sebuah penilaian baik
psychoeducational bagaimana tes assesmen diberikan segi fisik ataupun psikis seorang
terhadap orang -orang minoritas yang individu. Terlebih apabila individu
dominan menggunakan bahasa inggris. tersebut mengalami tindakan rasisme
Selain itu dalam jurnal ini mengajarkan atau diskriminasi.
bagaimana kita harus menghargai sebuah
perbedaan. Konselor seharusnya bisa
menilai seseorang yang mengalami
tindakan diskriminasi dan mampu untuk
menerima dan memahami akan
perbedaan individu dalam berbagai
aspek.
2. Handbook of Jurnal ini berisi tentang kesempatan karir Seorang remaja yang memiliki
multicultural pada remaja dengan adanya keragaman keyakinan terhadap dirinya bahwa ia
assesment : budaya dan resiko remaja. Selain itu mampu melakukan apa yang ia
clinical,psychologic pada jurnal ini juga membahas tentang cita-citakan. Meskipun hambatan
al, and educational self efficacy pada karir remaja. Self selalu ada namun ia tetap memiliki
applications effacacy adalah kepercayaan pada keyakinan dan optimis dalam
kemampuan seseorang untuk melakukan mencapai karir yang ia inginkan.
suatu tindakan atau tugas tertentu. Ada
enam perkembangan tugas pada remaja
yaitu :
1. Memperoleh keyakinan efikasi
diriyang konstruktif dan hasil
harapan
2. Membentuk minat yang relevan
3. Mengembangkan hubungan untuk
menentukan tujuan karir
4. Menerjemahkan tujuan menjadi
tindakan
5. Mengembangkan keterampilan
kinerja
6. Menegosiasikan dukungan transisi
dan hambatan dalam mencapai
tujuan
3. Acculturation Jurnal ini berisi mengenai penilaian Ketika seseorang melakukan
and multicultural akulturasi multikultural yang lebih perpindahan dari satu daerah ke
assesment issues, berfokus pada isu,tren, dan prakteknya. daerah lain, seperti jakarta ke jawa
trends, and Fenomena akulturasi pada umumnya pasti individu tersebut lama kelamaan
practice banyak dijumpai pada sebuah lingkungan seiring dengan berjalannya waktu
masyarakat multikultural dalam akan terbiasa dengan lingkungan
prosesnya pun terdapat dampak orang jawa. Misalnya dari segi
terhadap individu yang terlibat. bahasa, saat dia berkomunikasi pasti
Akulturasi merupakan salah satu beberapa kata akan menggunakan
konstruksi penting dalam penilaian bahasa jawa misalnya “iya e aku tadi
multikultural. Akulturasi merupakan habis makan” “yaudah wis gapapa”.
gejala peristiwa yang dihasilkan ketika
kelompok--kelompok individu yang
berbeda budaya melakukan sebuah
interaksi secara terus menerus.
Akulturasi dipandang sebagai proses
dinamis dari perubahan dan adaptasi
yang dialami oleh individu. Perubahan ini
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan
kualitas bawaan individu. Adapun 2
konstruksi yang penting dalam akulturasi
yang pertama adalah etnis, hubungan
antara identitas etnis dan akulturasi yaitu
sebagai dorongan dan tarikan antara
beradaptasi dengan budaya tuan rumah
dan tetap terhubung dengan budaya
asal. Identitas etnis dan akulturasi adalah
dua konstruksi yang terpisah dan relatif
independen. Yang kedua adalah ras,
hubungan antara akulturasi dengan ras
yaitu sebuah kondisi yang membutuhkan
perhatian lebih lanjut.identitas ras
mengacu pada sejauh mana individu
dapat mengidentifikasi atau tidak
terhadap suatu kelompok ras. Identifikasi
ini dipengaruhi oleh pengalaman rasisme
dan diskriminasi.
4. The competent Jurnal ini berisi tentang perawatan yang Seorang lansia yang hidup sebatang
treatment of the kompeten bagi lanjut usia yang beragam kara terpaksa harus bekerja,
diverse older adult mencakup informasi dasar yang walaupun kondisinya sangat rentan
diperlukan untuk memahami perbedaan ditambah dengan kesehatan yang
yang beragam pada lansia. Beberapa menurun tetapi ia harus tetap
lansia dari latar yang berbeda memiliki melakukan pekerjaan tersebut.
ketidakberuntungan dalam mmasa Seharusnya kita bisa lebih membantu
tuanya seperti tidak ada sanak saudara terhadap lansia tersebut dengan
yang merawat,kemiskinan,tingkat memberikan pertolongan baik dalam
kesehatan, dan diperburuk dengan hal finansial ataupun jasa. Menurut
kondisi perbedaan berdasarkan ras,etnis, saya alangkah baiknya apabila lansia
dan jenis kelamin. Sampai saat ini masih yang hidup sebatang kara
terdapat lansia yang tetap bekerja pada diperhatikan oleh pemerintah dengan
hari tuanya, hal tersebut dituntut karena dirawat melalui dinas sosial.
kondisi ekonomi yang dialaminya. Jenis
pekerjaan pada lansia dan orang muda
memiliki kesamaan hanya saja lansia
memiliki kualitas yang rendah karena
kesehatan dan kondisi fisik yang rentan.
Dalam perawatan pada lansia, konselor
harus mengembangkan
kesadaran,pengetahuan, dan
keterampillan sesuai dengan standar dan
kompetensi yang ada, seperti
keterampilan meliputi penilaian dan
diagnosis,intervensi, serta penelitian.
5. Competency with Jurnal ini berisi tentang pembahasan Dalam hidup bermasyarakat pastinya
lingualistically mengenai kompetensi konseling yang terdapat suatu perbedaan, baik dalam
diverse populatios dapat digunakan oleh konselor dalam budaya,pendapat,ataupun
menghadapi konseli yang beragam berperilaku. Sebagai contoh ketika
terutama dalam bidang bahasa. Bagi seseorang yang pindah dari daerah
konselor bahasa merupakan suatu hal satu ke daerah yang lain, misalnya
yang penting dalam melakukan kalimantan ke jawa. Permasalahan
eksplorasi diri maupun dalam melakukan pertama yang ditemui yaitu
konseling. Namun sayangnya terdapat perbedaan bahasa, dimana orang
beberapa konseli yang tidak dapat jawa kebanyakan memakai bahasa
berbicara dengan bahasa yang dominan, jawa sedangkan orang kalimantan
selain itu perbedaan bahasa juga dapat tersebut tidak dapat memahami apa
menjadi hambatan dalam sosialisasi yang mereka bicarakan. Untungnya
masyarakat. Konselor sebaiknya memiliki masyarakat jawa masih banyak yang
kemampuan dalam bahasa yang dapat mengangkat toleransi, dimana
dimengerti oleh konseli ttp konselor juga mereka menggunakan bahasa ibu
harus berdasar konstruksi yang dapat yaitu bahasa Indonesia untuk
dipahami sesuai dengan budaya konseli. berbicara dengan orang luar jawa.
Untuk memahami hal tersebut seorang
konselor harus memiliki tingkat
kesadaran,pengetahuan, dan fungsi
berupa keterampilan,nilai dan sikap.
6. Psychotherapy Jurnal ini berisi tentang psikoterapi Pada masyarakat kita seorang laki-laki
with men : yang dilakukan kepada lelaki untuk dituntut menjadi seorang yang
building practice membangun kompetensi yang ideal. tangguh dalam berbagai bidang,
competience Dalam jurnal ini juga diberikan mulai dari fisik hingga kemampuan.
pemahaman mengenai bagaimana Contohnya saja lelaaki yang memiliki
seharusnya lelaki bersikap terhadap tubuh proposional lebih banyak
perempuan (tidak menindas dan mendapatkan perhatian lebih
menganggap lemah). Pada peran gender dibandingkan lelaki yang memiliki
lelaki dituntut untuk bersikap dan bentuk tubuh yang biasa. Banyak
berperilaku maskulin,tidak menunjukan orangtua yang memilih jodoh untuk
kelemahan, selalu bisa melakukan anak perempuannya yang mencari
apapun, termasuk mencari nafkah. Peran lelaki mapan, nah dalam hal ini secara
gender dalam mempelajari suatu sikap tidak langsunng semua lelaki harus
dan perilaku dianggap dapat bermanfaat bekerja keras sehingga mendapatkan
dan juga merugikan bagi kondisi status sosial yang tinggi.
psikologis seorang lelaki. Tidak semua
seorang lelaki itu bisa bersikap maskulin
dan sempurna, terdapat suatu faktor
yang menyebabkan seperti itu. Dalam
jurnal ini konselor melakukan konseling
menggunakan sebuah teknik yang sesuai
dengan kondisi agar tidak timbul
permasalahan yang disebabkan oleh
sensitivitas.
7. Counseling Dalam jurnal ini membahas mengenai Di Indonesia masih banyak
competencies with pemahaman gender dalam berbagai masyarakat yang memandang bahwa
women dimensi identitas yang mencangkup wanita itu seorang yang lemah.
kompetensi. Jurnal ini berfokus pada Budaya di masyarakat tentang wanita
wanita yangb beragam atau yang tidak harus menjadi istri mengurus rumah
bisa disetarakan. Wanita lebih mungkin dan tidak boleh bekerja masih saja
mengalami jumlah faktor yang berbahaya ada sampai saat ini. Bahkan remaja
bagi kesehatan mentalnya daripada wanita saat ini banyak sekali yang
lelaki. Selain itu konselor harus menikah muda karena kungkungan
menyadari tentang usaha dan dari suatu tradisi. Ini merupakan hal
perjuangan wanita untuk bisa bertahan yang biasa terjadi pada masyarakat
dan kuat dalam menghadapi suatu kita. Disamping itu wanita dituntut
kondisi permasalahan. Untuk menjadi menjadi seorang ibu rumah tangga
kompeten seorang konselor atau praktisi yang harus sempurna dalam berbagai
membutuhkan pengetahuan lintas hal, patuh pada suami/lelaki. Wanita
bidang, seperti : pengetahuan mengenai juga dianggap seorang yang lemah
keanekaragaman individu dan budaya, yang membutuhkan bantuan dari
intervensi standar etika dan hukum. lelaki. Padahal yang sebenarnya
Keteramilan hubungan yang dapat seorang wanita itu sama dengan
ddilakukan seorang konselor atau praktisi lelaki, bisa melakukan apapun
yaitu : memahami nilai nilai terapis, termasuk bekerja.
konseli yang memiliki
kompeten,hubungan egaliter, dan
melakukan kontrak.
8. Developing Jurnal ini membahas atau memaparkan Agama merupakan suatu hal yang
competency in mengenai pengembangan kompetensi dianggap sensitif bagi individu.
spiritual and pada aspek spiritual dan agama dalam Perbedaan dalam beragama menjadi
aspecs of konseling. Tujuannya yaitu untuk suatu permasalahan yang selalu
counseling menyediakan konselor dan konseli untuk terjadi tiada hentinya. Seperti yang
memperluas kompetensi mereka terjadi di Amerika bahwasanya
dibidang spiritual dan agama melalyi masyarakat muslim dianggap sebagai
sebuah pedoman. Dalam hal ini konselor seorang teroris. Banyak dari
harus memahami kode etik untuk masyarakat muslim yang menerima
mengahadapi sebuah permasalahan yang perlakuan tidak baik yang
dianggap sensitif secara multikultural, mengakibatkan kondisi mentalnya
terlebih terkait dengan kepercayaan yang terganggu. Olehbkarenanya endidikan
dipegang konseli. Ketermpilan pada multikultural harus diterapkan sejak
jurnal ini yaitu : kecil guna meminimalisir kejadian
1. Keterampilan hubungan, untuk seperti ini.
membangun hubungan yang baik dengan
konseli dapat dilakukan dengan cara
menunjukanbrasa hormat, tidak
menghakimi dan bersikap terbuka,
menunjukan sensitivitas terhadap bias
konseli.
2. Keterampilan penilaian, konselor
harus dapat menilai kepercayaan dan
motivasi konseli, perilaku, dan
pengalamannya.
3. Keterampilan intervensi
4. Keterampilan kolaborasi dan referensi
5. Keterampilan supervisi dan pelatihan
9. Disability : Jurnal atau materi ini membahas Terkait disabilitas dan gender, dalam
multiple and mengenai permasalahan disabilitas yang hal ini seorang pria terbukti lebih
intersecting beragam. Dalam jurnal ini juga pesimis karena mereka menganggap
identities-developi menjabarkan bagaimana cara bahwa pria merupakan gender yang
ng multicultural masyarakat untuk bekerja sama dengan harus bisa melakukan apapun tanpa
competencies penyandang disabilitas, kare pada diberikan bantuan. Pria penyandang
dasarnya masih banyak masyarakat yang disabilitas dianggap tidak mampu
menganggap seorang disabilitas itu atau tidak kompeten dalam
merupakan suatu perbedaan dan memenuhi standar maskulinitas,
mengabaikannya. Dalam melakukan sehingga membuat mereka tidak
konseling dengan penyandang disabilitas, percaya diri dan putus asa. Sementara
konselor membutuhkanketerampilan dan itu penyandang disabilitas wanita
kompetensi yang khusus guna untuk dianggap lemaah dan sangat
mempelajari aspek eksternal yang bergantung pada oranglain, banyak
mempengaruhi kondisi fisik ataupun dari mereka yang tidak bisa seperti
mental penyandang tersebut. Adapun wanita normal pada umumnya seperti
kompetensi dalam masalah disabilitas menikah dan mengasuh anak.
yaitu : 1. keterampilan hubungan, dalam
melakukan tugasnya seorang konselor
atau terapis perlu mengenali bahwa
stereotip dan prasangka pribadi dapat
mempengaruhi hubungan. Untuk
menciptakan hubungan yang baik harus
dilakukan dengan cara :
a. Membangun kerjasama yang aman
b. Memahami konseli
c. Menentukan sebuah teknik terapi
yang sesuai dengan kebutuhan
d. Berkolaborasi dgn konseli untuk
memutuskan terapi yang layak
2. Keterampilan penilaian 3.
keterampilan intervensi 4. keterampilan
kolaborasi dan referensi 5. keterampilan
pengawasan dan pelatihan
10 Becoming a Jurnal ini membahas mengenai seorang Di Amerika masyarakatnya terdiri dari
. racially competent konselor yang kompeten di bidang berbagai macam budaya, termasuk
therapist multikultural rasial. Kompeten yang ras. Disana terdapat ras kulit putih
dimaksud yaitu meliputi dan ras kulit hitam. Sejak dahulu ras
perilaku,sikap,dan kebijakan yang kulit hitam merupakan suatu ras yang
bersifat saling melengkapi. Terdapat 4 didiskriminasi. Mereka dianggap
hal penting yaitu: berbeda, sering kali masyarakat ras
1. Menghargai kepercayaan kulit putih memperlakukan ras kulit
2. Menjadikan diri menjadi sadar akan hitam tidak sesuai dengan aturan
budaya norma. Pada hal ini pastinya
3. Memahami dinamika dalam interaksi seseorang dari ras kulit hitam bisa
budaya mengalami gangguan psikis akibat
4. Melembagakan pengetahuan tentang apa yang terjadi. Sebagai konselor
budaya kita harus bisa menerima dan
Kesadaran konselor multikulturan ini memahami perbedaan yang ada,
bertujuan untuk menyadari nilai-nilai tidak peduli dengan latar belakang
budaya dan potensi bias-bias budaya baik agama,ras,suku,ataupun bahasa.
didalamnya, memahami konseli yang
berbeda budaya, dan mengembangkan
strategi dan teknik sesuai budaya. Secara
umum ras merupakan klasifikasi manusia
berdasarkan ciri biologis yang dimiliki
dan bukan berdasar ciri yang terstruktur
secara sosial.

2) a. Bias gender, saya pernah beranggapan bahwa seorang wanita yang mengubah kelamin dan
bertingkah layaknya lelaki dan sebaliknya lelaki merubah gender menjadi wanita merupakan hal yang
kurang baik, karena yang pertama itu melawan kodrat. Selain itu didalam lingkup masyarakat
Indonesia hal tersebut masih menjadi pro dan kontra, saya sadar dalam mengubah gender
merupakan hak individu namun banyak masyarakat yang menganggap hal teersebut merupakan
suatu tindakan yang berlawanan dengan norma khususnya agama. Sering ketika menemui lelaki yang
kemayu saya berpikir “kok kemayu”. Saya sadar itu salah, namun saya tetap menghargai mereka
seperti yang lainnya. Mungkin hal ini akan menjadi masalah ketika saya melakukan konseling dengan
individu yang melakukan perubahan gender, seperti : perbedaan pandangan dan pendapat, kurang
bisa memahami, dan bisa saja mengarah pada kurang tepatnya pada penggunaan teknik terapi.
Namun saya akan lebih membuka pengetahuan pikiran dan perasaan untuk lebih bisa memahami
mereka sehingga proses konseling dapat berjalan lancar.
b. Bias bahasa, ketika memasuki awal perkuliahan saya dihadapkan dengan teman-teman yang
berasal dari daerah yang berbeda dan tentunya dengan bahasa atau logat yang berbeda juga.
Awalnya ketika saya mendengar teman menggunakan logat ngapak saya merasa geli dan
menganggapnya lucu. Seiring dengan berjalannya waktu saya sudah terbiasa dengan mereka. Untuk
bias ini dapat menjadi masalah ketika melakukan proses konseling seperti : tidak bisa memahami apa
yang konseli katakan, terjadinya miss communication, sulit untuk melakukan konseling karena
perbedaan bahasa. Namun tidak masalah ketika seorang konseli/konselor fasih dalam beberapa
bahasa, karena itulah konselor dituntut harus memiliki tingkat kemampuan keterampilan yang baik.
3) Awareness : kesadaran dalam multikultural sangat diperlukan ketika seorang konselor melakukan
interaksi dengan konseli yang beragam. Konselor yang memiliki kesadaran akan keragaman mampu
untuk mengembangkan sikap menerima,terbuka,memahami, dan menghargai terhadap konselinya.
Dengan adanya kesadaran diharapkan menjadi suatu perekat untuk hubungan yang harmonis saat
melakukan interaksi dengan seseorang yang memiliki latar belakang yang berbeda.

Knowledge : konselor harus bisa mengetahui tentang dirinya sendiri, apa yang sedang dilakukan,
permasalahan yang dihadapi, hingga persoalan apa yang dihadapi konseli. Knowledge menjadi salah
satu hal penting karena dari sini seorang konselor bisa mengetahui kemampuan yang ada pada dirinya.
Seperti saat melakukan konseling dengan seseorang yang memiliki latar budaya yang beragam,
konselor harus bisa memahami dan mengerti mereka, oleh karenanya sebelum memahami konseli
seorang konselor harus memahami dirinya terlebih dahulu. Apakah dia sudah layak? Apakah
pengetahuan yang dimiliki sudah cukup? Apakah sudah memiliki keterampilan yang baik? Dari situlah
konselor juga harus bisa mengembangkan kemampuan dan keterampilannya.

Anda mungkin juga menyukai