Anda di halaman 1dari 14

KONSEP DIRI DALAM ASUHAN KEPERAWATAN

TRANSCULTURAL NURSING

KELOMPOK 1 :

SUSI AFRI YANTI TAMBA P07120521095


BERKATI THERESIA MANULLANG P07120521101
AYUNITA PURNAMASARI P07120521080
ARWANTO P07120521092
SURATNO P07120521084

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA

PENDIDIKAN PROFESI NERS

TAHUN 2021

i
Daftar Isi

Daftar Isi...................................................................................................................i

BAB I.......................................................................................................................2

PENDAHULUAN...................................................................................................2

1. Latar Belakang..............................................................................................2

2. Tujuan...........................................................................................................3

BAB II......................................................................................................................4

TINJAUAN TEORI.................................................................................................4

A. Tinjauan Teori Tentang Konsep Diri........................................................4

B. Tinjauan Teori Tentang Transkultural Nursing.........................................6

BAB III....................................................................................................................9

PEMBAHASAN......................................................................................................9

Contoh Kasus dan Pembahasan untuk memahami hubungan konsep diri


dan konsep transkultural nursing....................................................................9

BAB IV..................................................................................................................12

PENUTUP..............................................................................................................12

Kesimpulan dan Saran....................................................................................12

Daftar Pustaka......................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Era globalisasi saat ini memberikan pengaruh yang sangat besar


terhadap pola pikir dan pola hidup manusia, baik secara individual maupun
berkelompok (masyarakat). Pemisah yang berupa ruang dan waktu tidak lagi
menjadi halangan yang sulit bagi manusia. Seiring dengan perkembangan
teknologi informasi, seseorang bisa dengan mudah mengetahui peristiwa di
belahan dunia lain. Demikian halnya kemajuan teknologi transportasi
membuat orang bisa berpindah tempat dengan cepat.
Dengan kondisi seperti di atas, maka kita akan menemukan banyak
orang berpindah dari suatu tempat ke tempat lain. Tempat yang baru tersebut
tentunya memiliki budaya yang jauh berbeda dengan tempat asalnya. Jika
orang tersebut mengalami sakit atau membutuhkan pelayanan kesehatan
maka dia memerlukan yankes yang sesuai dengan kepribadian dan
budayanya.
Semua profesi yang terlibat dalam pelayanan kesehatan harus mampu
beradaptasi dengan semua pasien/klien, termasuk perawat. Perawat yang
notabene berada di dekat pasien selama 24 jam dituntut untuk memberikan
asuhan keperawatan yang holistik mencakup aspek biologis, psikologis,
sosial, kultural, dan spiritual pasien. Oleh karena itu selain menguasai ilmu
dan teknologi yang berkaitan dengan aspek biologis manusia, perawat harus
memahami tentang konsep diri dan budaya pasien.

2
2. Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk :


1. Memahami teori tentang konsep diri
2. Memahami teori tentang konsep transkultural nursing
3. Memahami hubungan antara konsep diri dan konsep transkultural
nursing dalam pelayanan keperawatan

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori Tentang Konsep Diri

Konsep diri adalah semua tanda, keyakinan dan pendirian yang


merupakan suatu pengetahuan individu tentang dirinya yang dapat
mempengaruhi hubungannya dengan orang lain, termasuk karakter,
kemampuan, nilai, ide, dan tujuan individu. (A.Aziz&Musrifatul, 2012
dalam Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia hal. 240)
1. Komponen Konsep Diri
a. Gambaran diri (body image), yaitu suatu pandangan
indivivu tentang keadaan tubuhnya secara sadar, termasuk
persepsi dan perasaaan tentang keadaan tubuh meliputi
ukuran tubuh, fungsi, penampilan, dan potensi diri.
b. Ideal Diri, merupakan suatu persepsi individu tentang
bagaimana ia harus berperilaku sesuai standar, tujuan,
aspirasi, atau nilai pribadinya.
c. Harga Diri, adalah suatu penilaian individu tentang dirinya
dengan menganalisa kesesuaian antara perilaku dengan
ideal diri yang lain.
d. Peran, merupakan suatu pola sikap, perilaku, nilai, dan
tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan
posisinya di masyarakat.
e. Identitas diri, ialah suatu penilaian individu tentang dirinya
sebagai suatu kesatuan utuh yang memiliki keunikan secara
tersendiri atau merupakan suatu kesadaran akan dirinya
sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian pada

4
diri sendiri. Sebagai contoh adalah persepsi terhadap jenis
kelamin.
2. Tahap Perkembangan Konsep Diri
a. Usia 0 – 1,5 tahun, terjadi konflik kepercayaan dan
ketidakpercyaan, individu akan bergantung pada individu
lain dalam memenuhi kebutuhannya. Bila dapat memenuhi
kebutuhannya maka dapat membentuk kepercayaan, bila
tidak dapat memenuhi kebutuhannya maka menimbulkan
ketidakpercayaaan pada lingkungan.
b. Usia 1,5 – 3 tahun, terjadi konflik otonomi, malu, dan ragu.
Pada usia ini mulai menyadari sebagai individu yang
terpisah dengan orang lain dan mampu mengendalikan
organ-organ tubuhnya.
c. Usia 3 – 6 tahun, terjadi konflik antara inisiatif dan rasa
bersalah. Pada usia ini akan selalu bertanya, meniru
aktifitas orang lain, dan mencoba melakukan aktifitas
sendiri.
d. Usia 6 – 12 tahun, terjadi konflik industri dan inferiority.
Anak terdorong untuk mrnyelesaikan tugas yang
dihadapinya, mulai sekolah sehingga menyesuaikan dengan
teman sebaya, guru, dan tidak lagi dominan peran orang
tua.
e. Usia 12 – 20 tahun, terjadi konflik antara identitas dan
kebingungan peran. Terjadi masa peralihan antara anak-
anak ke dewasa (pubertas) dengan mulai menunjukkan
identitas dirinya dalam kelompok sebaya.
f. Usia 20 – 40 tahun, terjadi konflik antara intimasi dan
isolasi. Tahap ini merupakan tahap dewasa awal dimana
sudah membentuk hubungan dengan lawan jenis. Pada
masa ini merupakan masa berkarir dan berumah tangga,
apabila terjadi kegagalan maka merasa terisolasi.

5
g. Usia 40 – 60 tahun, terjadi koflik antara generatifity dan
stagnasi. Merupakan masa puncak karir yang dapat
menghasilkan karya yang dapat diwariskan anak cucu.
h. Usia di atas 60 tahun, terjadi konflik integritas dan putus
asa. Jika sebelumnya mengalami kepuasan maka akan
tercapai integritas dirinya, akan tetapi bila mengalami
ketidakpuasan maka akan mengalami keputusasaan dalam
hidupnya.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri
a. Lingkungan, baik fisik maupun psikologis
b. Pengalaman masa lalu
c. Pertumbuhan dan perkembangan

B. Tinjauan Teori Tentang Transkultural Nursing

Keperawatan transkultural adalah istilah yang kadang digunakan


secara bergantian dengan keperawatan antar-kultural, interkultural, atau
multikultural, mengacu pada suatu area formal disiplin ilmu dan praktik
yang dipusatkan pada nilai, kepercayaan, dan praktil asuhan kultural untuk
individu dan kelompok dengan kultur tertentu. (Smeltzer, 2001)
Tujuan dasar keperawatan transkultural adalah memberikan asuhan
yang bersifat kultur-spesifik dan kultur-universal yang akan menghasilkan
kesehatan dan kenyamanan individu, keluarga, kelompok, komunitas, dan
institusi (Leininger, 1978, 1991 dalam Smeltzer, 2001).
Menurut Dr. Madeleine Leininger, 1978 dalam Smeltzer, 2001, kultur
adalah pengetahuan yang dipelajari dan disebarkan mengenai kultur
tertentu dengan nilai, kepercayaan, aturan perilaku, dan praktik gaya hidup
yang menjadi acuan bagi kelompok tertentu dalam berpikir, dan bertindak
dengan cara yang terpola.
Kultur memiliki empat karakteristik dasar (Smeltzer, 2001) :

6
a. Dipelajari sejak lahir melalui bahasa dan sosialisasi
b. Dimiliki bersama oleh semua anggota dalam kelompok dan
kultur yang sama
c. Dipengaruhi kondisi tertentu yang berhubungan dengan faktor
lingkungan dan teknis serta ketersediaan sumber-sumber
d. Bersifat dinamis dan selalu berubah.
Menurut Andrew & Boyle, 2012 ada delapan standar dalam
transkultural nursing, yaitu :
1. Theoretical foundations of transcultural nursing
2. Cultural information gathering
3. Caring and healing systems
4. Cultural health patterns and caring practice
5. Health care practice
6. Health care planning
7. Evaluation
8. Research
9. Professional development

Ada beberapa istilah yang dijelaskan dalam teori Leininger, yaitu :


 Akomodasi asuhan kultur mengacu pada tindakan dan
keputusan profesional yang akan membantu seseorang
dengan kultur tertentu beradaptasi untuk memperoleh hasil
akhir kesehatan yang menguntungkan dan memuaskan.
 Restruktur dan pemolaan kembali asuhan keperawatan
mengacu pada tindakan dan keputusan profesional yang
dapat membantu klien mengatur kembali, mengubah, atau
memodifikasi gaya hidup mereka ke arah pola asuhan
kesehatan yang baru, berbeda, dan lebih menguntungkan.
Selain itu kepercayaan dan nilai kultural klien tetap
dihormati dan dapat diperoleh gaya hidup yang lebih baik.

7
 Asuhan keperawatan yang kongruen secara kultural
mengacu pada tindakan dan keputusan kognitif yang diatur
agar sesuai dengan gaya hidup, kepercayaan dan nilai
kultural seseorang, kelompok, atau institusi untuk
memperoleh asuhan kesehatan yang berarti,
menguntungkan dan memuaskan. (Smeltzer, 2001).

8
BAB III

PEMBAHASAN

Contoh Kasus dan Pembahasan untuk memahami hubungan konsep diri dan
konsep transkultural nursing

Nona Shinori usia 16 tahun yang berkebangsaan Jepang saat liburan


sekolahnya memelih ke Indonesia untuk berlibur dikarenakan ayahnya Tuan
Shinode bekerja di Indonesia sebagai salah satu top manajer di perusahaan
transportasi. Karena kesibukan ayahnya, Nn. S memilih untuk mengunjungi
daerah wisata Indonesia sendirian dengan menngunakan jasa travel agent. Dia
memilih untuk mengunjungi Yogyakarta karena ingin menyaksikan candi
Prambanan dan Borobudur. Pertama jadwalnya adalah Borobudur, kemudian
Prambanan, dan dilanjutkan ke Surakarta untuk melihat pasar tradisional Klewer.
Namun sayang saat melintasi kota Klaten, kendaraan yang ditumpanginya
mengalami kecelakaan sehingga menyebabkan Nn. S tidak sadarkan diri dan
mengalami luka lecet/abrasi grade 3 yang cukup luas di kedua kakinya. Karena
tidak sadarkan diri dan lukanya cukup parah maka dia dirawat di RS. S di Klaten.
Karena menurut hasil scanning kepala dan rontgen kedua kaki tidak ada
perdarahan dan fraktur maka oleh petugas IRD diputuskan untuk dirawat bangsal
dan berdasarkan identitas yang dibawa Nn. S pihak RS berhasil menghubungi Tn.
Shinode.

Karena tidak ada cidera kepala sesaat setelah dipindah bangsal rawat inap
Nn. S mulai sadar dari pingsannya. Mengetahui hal tersebut perawat yang jaga
segera mendekatinya dan mengajak berkomunikasi. Komunikasi berlangsung
dengan baik karena baik Nn. S dan perawat menguasai bahasa Inngris. Perawat
memberi tahu kondisi pasien dan mengatakan juga kalau ayah Nn. S akan segera
datang kurang lebih 8 jam lagi. Nn. S tampak tenang walaupun merasakan nyeri

9
pada kedua kakinya tapi intensitasnya tidak terlalu hebat. Perawat kemudian
kembali ke nurse station.

Selang beberapa menit jam kemudian terdengar suara menangis sangat


keras dari kamar Nn. S, kemudian perawat segera mengunjungi kamarnya.
Tampak Nn. S menangis sambil menunjuk ke kedua kakinya yang abrasi. Perawat
menayakan apakah nyeri, dia menjawab tidak. Setelah dikaji lebih dalam ternyata
dia menangis karena takut pada kedua kakinya akan ada bekas luka yang kelihatan
pada kedua kakinya nanti.

Ditinjau dari konsep diri maka Nn. S mengalami gangguan konsep diri :
body image berhubungan dengan disintegritas jaringan kulit pada kedua kaki. Dia
menggambarkan dirinya tidak akan berpenampilan cantik lagi dan ini akan
membuatnya terisolasi dari teman-temannnya.

Ditinjau dari konsep transkultural nursing, maka bekas luka yang akan
dialami Nn. S kalau dalam budaya Indonesia bukanlah sesuatu yang harus
dicemaskan. Dalam masyarakat Indonesia terutama yang muslim bekas luka di
kaki tidak begitu mengganggu penampilan karena biasanya akan tertutup oleh
busana. Sebaliknya dalam budaya Jepang dengan cara berpakaian wanitanya yang
menggunakan rok pendek, maka bekas luka di kaki akan sangat mengganggu
penampilan. Apalagi usia Nn. S yang masih remaja maka akan menimbulkan rasa
tidak percaya diri untuk bergaul dengan teman-temannya.

Untuk menghadapi masalah tersebut maka diperlukan kemampuan perawat


untuk memberikan intervensi yang dapat menenangkan dan memberikan
dukungan yang positif terhadap Nn. S. Dengan memperhatikan konsep diri dan
konsep transkultural nursing, maka langkah-langkah yang dapat diambil di
antaranya adalah :

1. Menunjukkan rasa empati terhadap apa yang dialami klien


2. Tidak melakukan justifikasi bahwa bekas luka di kaki tidak apa-apa
3. Memberikan informasi tentang proses penyembuhan luka

10
4. Memberi tahu bahwa sekarang banyak teknologi dan obat yang bisa
digunakan untuk menyamarkan bekas luka
5. Meminta klien untuk memfokuskan pada penyembuhan luka dan
terhidar dari infeksi terlebih dahulu
6. Konsultasi atau kolaborasi dengan dokter kulit untuk memberikan
penjelasan yang lebih detail
7. Memonitor perasaan klien setiap kesempatan, memberikan reward bila
koping positif dan memberikan dukungan bila koping negatif.

Demikianlah contoh yang dapat dilakukan perawat saat menghadapi


klien yang bermasalah dengan konsep diri dan mempunyai budaya/kultural yang
berbeda. Jangan sampai mengabaikan nilai-nilai yang dijalani dan diyakini klien
walaupun itu berbeda dengan nilai dan keyakinan perawat. Bila hal tersebut dapat
dijalankan maka berarti perawat mampu memberikan asukan keperawatan yang
konruen secara kultural

11
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan dan Saran

Dari uraian dari bab-bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa


konsep diri adalah cara pandang individu terhadap dirinya sendiri. Sedangkan
transkultural nursing adalah area keperawatan yang mempelajari cara memberikan
asuhan keperawatan yang disesuaikan dengan budaya dan nilai pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat harus memperhatikan
konsep diri dan konsep transkultural nursing sehingga mampu memberikan
asuhan yang berkualitas tinggi dan bermanfaat bagi klien.

12
Daftar Pustaka

Andrews, Margaret M. & Boyle, Joyceen S. 2012. Transcultural Concepts in


Nursing Care ed. 6. Hong Kong : Wolters Kluwer Lippincott Williams &
Wilkins
Hidayat, A.Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2012. Buku Ajar Kebutuhan Dasar
Manusia. Surabaya : Health Books Publishing
Smeltzer, Suzanne C. & Bare, Brenda G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth vol. 1. Jakarta : EGC

13

Anda mungkin juga menyukai