Anda di halaman 1dari 1

Potensi Dampak Negatif Limbah B3 Dilingkungan Perumahan atau Pemukiman

Potesi dampak negatif dari limbah b3 pada lingkungan perumahan ditimbulkan oleh
sampah B3 rumah tangga dipengaruhi oleh kuantitas, karakteristik, dan cara penanganannya.
Semakin besar kuantitas SB3-RT yang dibakar sembarangan dan dibuang secara langsung
kelingkungan, semakin besar risiko terjadinya gangguan kesehatan dan pencemaran
lingkungan. Karakteristik bahan-bahan yang terkandung dalam SB3-RT juga menjadi alasan
mengapa cara penanganannya harus diperhatikan. Cara penanganan SB3-RT yang
sembarangan terutama bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan atau di wilayah yang belum
mendapatkan pelayanan pengolahan sampah adalah dengan cara membakar, membuang ke
badan air, pekarangan rumah, lahan-lahan kosong, dan lain sebagainya.
Dampak negative bagi kesehatan :
Membakar SB3-RT secara terbuka dan sembarangan menghasilkan gas beracun berupa HCL,
formaldehid, dioksin, logam berat, CO, dan partikulat lainnya yang dapat menyebabkan.
Contohnya :
 (HCL) Penumpukan cairan di paru-paru dan ulserasi pada saluran pernafasan
 (formaldehid) Sensasi terbakar di mata dan tenggorokan, mual, sulit bernafas, ruam
kulit, dan kanker
 (Dioksin) gangguan hormon.
Dampak negative bagi lingkungan :
Pembakaran, pembuangan, atau penimbunan SB3-RT yang memiliki kandungan berupa
logam berat di dilakukan secara sembarangan juga akan menyebabkan gangguan kesehatan
disamping juga merusak lingkungan. Contohnya :
 (Logam berat) tercampur sampah organic dalam jangka waktu tertentu menghasilkan
lindi/leachate yang berpotensi mencemari tanah atau air dan selanjutnya masuk rantai
makanan ke tanamanm Binatang, dan akhirnya ke dalam tubuh manusia

Iswanto, I., Sudarmadji, S., Wahyuni, E. T., & Sutomo, A. H. (2016). TIMBULAN
SAMPAH B3 RUMAHTANGGA DAN POTENSI DAMPAK KESEHATAN
LINGKUNGAN DI KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA (Generation of
Household Hazardous Solid Waste and Potential Impacts on Environmental Health in
Sleman Regency, Yogyakarta). Jurnal Manusia Dan Lingkungan, 23(2), 179.
https://doi.org/10.22146/jml.18789

Anda mungkin juga menyukai