Limbah B3 diidentifikasi sebagai zat kimia, maka jelas akan berdampak pada
kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia jika tidak dikelola dengan baik. Sesuai
Peraturan Pemerintah No 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun, limbah B3 bersifat mudah meledak, mudah terbakar, bersifat
reaktif, korosif, beracun (toksik), dan penyebab infeksi. Jika terkontaminasi, terhirup,
termakan dapat menyebabkan keracunan, kankerhingga kematian. Debu, gas, tanah, air
maupun unsur kimia lainnya dapat menjadi berbahayabagi lingkungan dan manusia
jika mengandung B3.
Menurut Dutta, dkk (2006) disebutkan bahwa pengaruh kesehatan dari limbah
berbahaya seperti logam berat mengandung timbal dapat menyebabkan gangguan
keracunan timbal, neurotoksik, gangguan mental, kerusakan otak, ginjal dan
hati. Kasus pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang dibuang ke
lingkungan merupakan sumber pencemaran dan perusakan lingkungan. Intensitas atau
perbandingan antara limbah bahan berbahaya yang ditimbulkan dengan unit hasil
industri secara mencolok juga meningkat, terutama di daerah industrialisasi yang
berkembang dengan cepat seperti negara-negara ASEAN dan China. Pelepasan bahan
berbahaya pada tahun 1990-an di Indonesia, Filipina, dan Thailand diperkirakan telah
meningkat menjadi sekitar 4,8 dan 10 kali lipat. Industri di Indonesia sendiri
menghasilkan limbah berbahaya dan beracun diperkirakan lebih dari 85% industri di
Pulau Jawa, 70% industri berlokasi di kawasan perkotaan dan sekitarnya (Jakarta,
Surabaya, Bandung dan Semarang) sangat berpotensi menghasilkan limbah berbahaya,
yang diperkirakan akan meningkatkan kurang dari 200.000 ton pada tahun 1990
menjadi sekitar 1 juta ton pada tahun 2010 (Damanhuri, 2010).
Efek Fisiologis :
Efek toksisitas mercury terutama pada susunan saraf pusat (SSP) dan
ginjal, dimana mercury terakumulasi yang dapat menyebabkan kerusakan
SSP dan ginjal antara lain tremor, kehilangan daya ingat.
Efek pada pertumbuhan :
MeHg mempunyai efek pada kerusakan janin dan terhadap pertumbuhan
bayi.Kadar MeHg dalam darah bayi baru lahir dibandingkan dengan darah ibu
mempunyai kaitan signifikan.
Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terpajan MeHg bisa menderita
kerusakan otak dengan manifestasi :
a. Retardasi mental
b. Tuli
c. Penciutan lapangan pandang
d. Buta
e. Microchephaly
f. Cerebral Palsy
g. Gangguan menelan
Efek yang lain :
Efek terhadap sistem pernafasan dan pencernaan makanan dapat terjadi pada
keracunan akut.
Inhalasi dari elemental Mercury dapat mengakibatkan kerusakan berat dari
jaringan paru.Sedangkan keracunan makanan yang mengandung Mercury
dapat menyebabkan kerusakan liver.
2. Chromium
Chromium adalah suatu logam keras berwarna abu-abu dan sulit
dioksidasi meski dalam suhu tinggi. Chromium digunakan oleh industri :
Metalurgi, Kimia, Refractory (heat resistent application). Dalam industri
metalurgi, chromium merupakan komponen penting dari stainless steels dan
berbagai campuran logam.Dalam industri kimia digunakan sebagai :
a. Cat pigmen (dapat berwarna merah, kuning, orange dan hijau).
b. Chrome plating.
c. Penyamakan kulit.
d. Treatment Wool.
Chromium terdapat stabil dalam 3 valensi.Berdasarkan urutan
toksisitasnya adalah Cr-O, Cr-III, Cr-VI.Electroplating, penyamakan kulit dan
pabrik textil merupakan sumber utama pemajanan chromium ke air
permukaan.Limbah padat dari tempat prosesing chromium yang dibuang ke
landfill dapat merupakan sumber kontaminan terhadap air tanah.Kelompok
Resiko Tinggi :
a. Pekerja di industri yang memproduksi dan menggunakan Cr.
b. Perumahan yang terletak dekat tempat produksi akan terpajan Cr-VI lebih
tinggi
c. Perumahan yang dibangun diatas bekas landfill, akan terpajan melalui
pernafasan (inhalasi) atau kulit.
Pemajanan melaui :
a. Inhalasi terutama pekerja
b. Kulit
c. Oral : masyarakat pada umumnya
Dampak Kesehatan :
Efek Fisiologi :
a. Cr (III) merupakan unsur penting dalam makanan (trace essential) yang
mempunyai fungsi menjaga agar metabolisme glucosa, lemak dan
cholesterol berjalan normal.
b. Organ utama yang terserang karena Cr terhisap adalah paru-paru,
sedangkan organ lain yang bisa terserang adalah ginjal, lever, kulit dan
sistem imunitas.
Efek pada Kulit :Dermatitis berat dan ulkus kulit karena kontak dengan
Cr-IV.
Efek pada Ginjal :Bila terhirup Cr-VI dapat mengakibatkan necrosis
tubulus renalis.
6. Nickel (Ni)
Nikel berupa logam berwarna perak dalam bentuk berbagai mineral.Ni
diproduksi dari biji Nickel, peleburan/ daur ulang besi, terutama digunakan
dalam berbagai macam baja dan suasa serta elektroplating.Salah satu sumber
terbesar Ni terbesar di atmosphere berasal dari hasil pembakaran BBM,
pertambangan, penyulingan minyak, incenerator.Sumber Ni di air berasal dari
lumpur limbah, limbah cair dari “Sewage Treatment Plant”, air tanah dekat
lokasi landfill.Pemajanan: melalui inhalasi, oral dan kontak kulit.
Dampak terhadap Kesehatan :Ni dan senyawanya merupakan bahan
karsinogenik. Inhalasi debu yang mengandung Ni-Sulfide mengakibatkan
kematian karena kanker pada paru-paru dan rongga hidung, dan mungkin juga
dapat terjadi kanker pita suara.
7. Pestisida
Pestisida mengandung konotasi zat kimia dan atau bahan lain termasuk
jasad renik yang mengandung racun dan berpengaruh menimbulkan dampak
negatif yang signifikan terhadap kesehatan manusia, kelestarian lingkungan dan
keselamatan tenaga kerja. Pestisida banyak digunakan pada sektor pertanian
dan perdagangan/ komoditi.Pemajanan melalui : Oral, Inhalasi, Kulit
Dampak pada Kesehatan :Pestisida golongan Organophosphat dan
Carbamat dapat mengakibatkan keracunan Sistemik dan menghambat enzym
Cholinesterase (Enzim yang mengontrol transmisi impulse saraf) sehingga
mempengaruhi kerja susunan saraf pusat yang berakibat terganggunya fungsi
organ penting lainnya dalam tubuh. Keracunan pestisida golongan
Organochlorine dapat merusak saluran pencernaan, jaringan, dan organ penting
lainnya.
8. Arsene
Arsene berwarna abu-abu, namun bentuk ini jarang ada di lingkungan.
Arsen di air di temukan dalam bentuk senyawa dengan satu atau lebih elemen
lain. Senyawa Arsen dengan oksigen, clorin atau belerang sebagai Arsen
inorganik, sedangkan senyawa dengan Carbon dan Hydrogen sebagai Arsen
Organik.Arsen inorganik lebih beracun dari pada arsen organik.
b. Keracunan kronis
Terjadi karena terpajan berulang-ulang oleh CO yang berkadar rendah
atau sedang.Keracunan kronis menimbulkan kelainan pada pembuluh darah,
gangguan fungsi ginjal, jantung, dan darah.
Daftar pustaka