Anda di halaman 1dari 2

*KONDISI KOMISARIAT PMII RONGGOLAWE UNIROW

Nama : ABDUL WAKHID FABRI THO'AH

Koimisariat : PMII RONGGOLAWE UNIROW

PMII UNIROW merupakan Komisariat yang dikenal basis massa terbanyak baik di kampus
maupun di wilayah Tuban, yang memiliki dua rayon yaitu rayon Kalijogo dan rayon
manunggal yang baru berumur hampir tiga tahun. Komisariat UNIROW pada tahun 2022
tengah mengalami kejayaan, dengan indikasi banyak munculnya kader kader progresif yang
mampu bersinergi dan memenangkan euforia perebutan jabatan baik di sektor cabang
maupun di sektor BEM dan DPM. Namun hal ini bukan berarti Komisariat UNIROW tidak
memiliki problematik tertentu, banyak ditemukan masalah yang berkaitan dengan
kaderisasi maupun adminstrasi yang menjadi masalah krusial untuk perlu dijawab bersama.

Kampus UNIROW adalah kampus terbesar di Tuban sehingga tidak diragukan bila
mahasiswanya banyak, dari sini Komisariat UNIROW juga memiliki peluang besar untuk
merekrut kader sebanyak-banyaknya, jika dibanding dengan komisariat Omek lain PMII
UNIROW lah yang tetap memegang basis massa terbesar, hal ini tidak menutup
kemungkinan bahwa banyak juga kader kader yang memiliki potensi baik akademik maupun
akademik, sepanjang tahun 2021-2022 kader kader PMII banyak menoreh prestasi dan
penghargaan dari kampus yang menjadi kebanggan tersendiri karena nilai tawar dari
prestasi yang diperoleh PMII bisa di anggap unggul dari Omek lain di kampus UNIROW.
namun yang disayangkan adalah komisariat tidak bisa menjamin kontinuitas keunggulan
kader kadernya karena kader kader yang berpotensi itu tidak terwadahi secara
berkelanjutan, hal ini ditandai dari awal 2023 hingga bulan juni tak ada pembackup an dari
pengurus rayon maupun komisariat untuk merawat kader kader berpotensi tersebut atau
bahkan memunculkan kader kader baru yang memiliki potensi. Hal ini yang menjadi
ancaman besar turunnya eksistensi maupun keunggulan PMII UNIROW di periode yang akan
datang.

Seiring berjalannya waktu dalam ranah kaderisasi juga mengalami masalah, banyak anggota,
kader, maupun pengurus rayon ataupun komisariat yang perlahan menghilang, padahal
sangat disayangkan basis massa terbesar ini namun tidak terawat dengan baik. Pola
kaderisari yang membosankan dan terkesan memaksa dan monoton membuat kader kader
semakin memilih pasif, tak hanya itu tipologi mahasiswa baru yang memiliki ciri ciri profit
oriented menjadi tantangan baru bagi komisariat. Dari awal mula kejadian sudah bisa
dianalisis bahwa pola kaderisasi yang kurang inovatif yang tidak mementingkan sisi
kenyamanan kader berpotensi membuat kader kader menghilang, dari mapaba hingga
target penyelesaian RTL kemudian disusul PKD, seluruh kegiatan membosankan, paling
hanya diselingi kegiatan non formal seperti bakaran, mantai, rujakan yang dimana tidak
diselingi dengan kegiatan yang bersifat diskursus bagi anggota dan kader. sebenarnya ini
adalah masalah klasik, masalah dari tahaun ke tahun yang tidak mampu dijawab oleh
pengurus komisariat, ini menandakan bahwwa pengurus komisariat tidak mampu menjawab
tantangan ini dan tidak adaptif inovatif dalam menyelesaikan permasalahan terkait dengan
banyaknya anggota maupun kader yang menghilang.

Tantangan baru berupa munculnya kader dengan tipologi profit oriented yang memiliki
dasar pemikiran idealis realistis namun lebih dominan berpikir realistis ini menjadi hal yang
seharusnya didiskusikan bersama di internal komisariat karena keberadaan kader yang
memiliki pemikiran seperti ini sangat dominan, yang dimana mereka akan memilih pasif
apabila tidak menguntungkan bagi dirinya, akan memilih tidak aktif bahkan menghilang bila
PMII tidak menguntungkan baginya, ia lebih memilih bekerja atau mengikuti kegiatan
kegiatan yang sifatnya lebih menguntungkan daripada Ber-PMII yang dimana memiliki
tuntutan untuk dedikasi dan kontribusi.

Dalam segi sistem administrasi juga perlu untuk untuk dibahas karena banyak permasalahan
permasalahan yang di anggap sepele namun berakibat besar. Administrasi berperan penting
dalam menjaga keteraturan baik segi pemikiran, perilaku, kondusifitas komunikasi dan
penentunya pelaksanaan program kerja secara baik. Organisasi PMII di anggap sebelah mata
dengan organisasi di internal kampus karena pola adimistrasinya yang tidak beraturan
sehingga hal ini juga yang menjadi salahsatu alasan banyaknya kader kader yang
menghilang. Di dalam kampus kita akan diberi sertifikat, absensi, bahkan bisa dikonversi
menjadi SKPI, administrasi keuangan juga jelas, ada aturan sendiri yang telah disepakati dan
biasanya berjalan dengan baik, berbeda dengan PMII Dalam setiap kegiatan tidak ada
absesnsi, tidak tidak ada kas, tidak ada iventaris yang jelas, tidak ada kalender program
kerja, bahkan bila anghota atau kader meminta surat delegasi pelatihan atau sekolah
terkadang tidak terlaksana dengan baik, bahkan sering jika pelatihan sertifikatnya bisa
diterima dalam jamgka waktu sangat lama. Hal inilah yang menjadikan PMII disepelekan dan
dianggap sebagai orgnisasi sebelah mata.

Mungkin itu perihal kondisi komisariat PMII UNIROW yang menjadi pembahasan dalam
tulisan ini, yang bisa disimpulkan bahwa PMII UNIROW sebenarnya memiliki potensi sangat
besar dan perlu cepat tanggap dalam menyelesaikan permasalahan yang ada, dan pola
kaderisasi serta administrasi yang menjadi permasalahan krusial. Maka PMII UNIROW hari
ini harus berbenah.

Anda mungkin juga menyukai