DAFTAR ISI........................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1. Latar Belakang...........................................................................................1
2. Rumusan Masalah.....................................................................................1
3. Tujuan........................................................................................................1
1. Definisi Umum..........................................................................................3
3.1.6 Pemancangan..................................................................................6
3.1.7 Kalendering....................................................................................6
b. Uji Tarik.................................................................................................7
c. Uji Integritas..........................................................................................7
d. Uji Lateral..............................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pondasi tiang pancang merupakan salah satu jenis pondasi dalam yang
berfungsi untuk menyalurkan beban struktur ke lapisan tanah yang
mempunyai kapasitas daya dukung tinggi pada kedalaman tertentu.
Pondasi tiang pancang merupakan jenis pondasi dalam (deep foundation)
yang digunakan pada lapisan tanah kuat (keras) terletak sangat dalam. Ada
kalanya ditemukan lapisan tanah keras tipis (sering disebut lensa tanah) di
kedalaman yang dangkal. Hal ini mengakibatkan pada saat pemancangan
lapisan lensa tanah tersebut tidak dapat ditembus oleh pondasi tiang
pancang. Untuk mengatasinya maka digunakan metode preboring, yaitu
dilakukan pengeboran sampai kedalaman lapisan lensa tanah tersebut.
Oleh karena itu, metode preboring pada pondasi tiang pancang perlu kita
pahami sehingga kita mengetahui metode preboring yang benar serta
kendala apa saja yang memungkinkan terjadi pada proses preboring
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana langkah metode pelaksanaan pemasangan pondasi tiang
pancang dengan metode preboring?
2. Bagaimana pengujian yang dilakukan pada pondasi tiang pancang
dengan metode preboring?
3. Bagaimana kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pemasangan
pondasi tiang pancang dengan metode preboring?
3. Tujuan
1. Mengetahui langkah metode pelaksanaan pemasangan pondasi
tiang pancang dengan metode preboring.
2. Mengetahui pengujian yang dilakukan pada pondasi tiang pancang
dengan metode preboring.
1
3. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pemasangan
pondasi tiang pancang dengan metode preboring.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Definisi Umum
3
hasil penyelidikan tanah menunjukkan bahwa ditemukan lapisan lensa tanah.
Lapisan lensa tanah merupakan suatu lapisan tanah yang tipis tetapi nilai NSPT
lapisan tanah tersebut >50, artinya lapisan tanah tersebut dapat dikatakan lapisan
tanah keras. Lapisan tanah yang memiliki nilai NSPT>50 tidak akan dapat
ditembus pada saat pemancangan. Sehingga kedalaman tiang pancang yang
direncanakan tidak tercapai. Agar kedalaman tiang pancang sesuai dengan yang
direncanakan, maka dilakukan preboring.
4
BAB III
PEMBAHASAN
1. Crane Boring
Spesifikasi :
Nama alat : SUMITOMO HP 50
Jenis : LS 118 RH5
Daya angkat : 50 Ton
Kecepatan mobilisasi : 5 km/jam
Panjang lengan (boom) : 24,40 m
Sudut Boom : 80°
Radius Boom : 5,50 m
5
2. Crane Pancang
Spesifikasi :
Nama alat : SUMITOMO HP 50
Jenis : LS 118 RH5
Daya angkat : 50 Ton
Kecepatan mobilisasi : 5 km/jam
Panjang lengan (boom) : 24,40 m
Sudut Boom : 80°
Radius Boom : 5,50 m
6
3. Crane Service
Spesifikasi :
Nama alat : P&H HP 35
Jenis : S 805
Daya angkat : 35 Ton
Kecepatan mobilisasi : 5,28 km/jam
Panjang lengan (boom) : 21,30 m
Sudut Boom : 75°
Radius Boom : 10 m
7
Operator Crane Service = 1 orangOperator crane servis bertugas
untuk mengoperasikan craneservis, memindahkan tiang pancang dari
trailer ke tempat penyimpanan tiang pancang sementara (stockyard).
Mandor = 1 orangTugas dari mandor adalah mengatur dan
mengkoordinirtenaga kerja yang berada di area pemancangan.
Tukang Las (Welder) = 3 orangTukang las bertugas untuk meng-las
bagian-bagian
dari pekerjaan tiang pancang, misal : sambungan antara kepalatiang
(belimbing) dengan middle pile (pancang yang tidakmemiliki ujung
runcing.
Pembantu Tukang (Helper) = 3 orang bertugas membantu tenaga
kerja (Operator crane, mandor,tukang) dalam melaksanakan pekerjaan
pemancangan.
Tugas dari helper antara lain:
1. Melakukan kalendering
2. Mengarahkan mata bor dari crane boring dan membantuoperator
mengarahkan pancang yang akan dipancang padatitik yang telah
ditentukan
3.Mengatur kelurusan (centering) tiang pancang agar pancang tegak
lurus
8
diukur dari panjang tiang pancang yang ada. Setelah pancang diangkat,
untuk meletakkan pada stockyard tiang pancang harus benar-benar dalam
kondisi aman dan seimbang agar pada saatdiletakkan pancang tidak
tergelincir yang dapat mengakibatkan kecelakaankerja.
3. Persiapan pengeboran
Setelah titik-titik dari tiap tiang pancang selanjutnya adalah persiapanalat,
alat yang digunakan selanjutnya yaitu crane boring yang digunakan
untukmelubangi titik hingga mencapai tanah keras yang direncanakan
sertamengurangi getaran akibat dari pukulan tiang pancang yang dapat
merusak bangunan yang berada di sekitarnya. Sebelum crane boring
digunakan,terlebih dahulu alat dicek dan disetting agar nanti pada saat
pelaksanaan pekerjaan boring tidak terjadi masalah-masalah yang
disebabkan dari alat
9
5. Persiapan pemancangan
Pada tahap selanjutnya adalah pengangkatan tiang pancang pada crane
pancang dan memindahkan ke tempat dimana titik pancang
ditentukan.Pengangkatan tiang pancang menggunakan tali yang di slingkan
pada salahsatu ujung pancang kemudian ditarik dengan motor yang berada
di bagiancrane pancang hingga menempel dan masuk pada hammer dari
crane pancang. Pada saat pengangkatan tiang pancang pada crane, posisi
dari sling yangmengikat ujung dari tiang pancang tidak boleh salah, jika
sling berada tepat ditengah atau bahkan diujung (bottom) dari pancang,
maka dapatmengakibatkan puntir. Untuk mengantisipasi hal tersebut,
dalam pengangkatan tiang pancang terdapat ketentuan khusus yang
mengatur jarakdan posisi sling agar tepat dan tidak mengakibatkan
perputaran dari tiang pancang sewaktu diangkat
6. Pemancangan
Setelah tiang pancang berada di leader (tiang tempat pancangditegakkan)
maka selanjutnya adalah memasukkan tiang pancang ke dalamtitik yang
telah ditentukan dengan menggunakan hammer. Hammer ditarikdengan
jarak tertentu untuk memberikan kekuatan pukulan terhadap tiang pancang
supaya tiang pancang dapat masuk ke dalam tanah.
7. Kalendering
Pada saat pukulan terkahir dari hammer dilakukan
kalendering.Kalendering digunakan untuk mengetahui kapasitas daya
dukung batas darisatu tiang pancang. Pelaksanaan dilakukan pada saat 10
pukulan terakhir,yaitu saat hampir mendekati top pile yang disyaratkan dan
pancang hampirtidak mengalami penurunan yang signifikan lagi. Syarat
kalendering testercapai apabila penurunannya tidak lebih dari 2.5 cm pada
10 pukulanterakhir.
8. Tes PDA
10
Selain kalendering, test selanjutnya yang dilakukan untuk mengetahuidaya
dukung pondasi tiang tunggal dan untuk mengetahui integeritas
ataukeutuhan tiang dan sambungan maka dilakukan tes PDA (Pile
DrivingAnalysis). Tes PDA dilakukan dengan alat yang berupa 2 sensor
yang ditanam pada tiang yang dipilih secara acak oleh konsultan.
Selanjutnya tiang yangtelah dipasang sensor dipukul dengan hammer
sesuai dengan ketentuan yangdiisyaratkan oleh konsultan. Hasil dari
pukulan hammer dapat ditampilkanoleh monitor yang berada di bagian
operator tes PDA
Uji ini dilakukan untuk mengetahui beban respon gelombang kejut yang
di dapat dari pemasangan pondasi itu sendiri.
d. Uji Lateral
11
3.3 Kendala pelaksanaan pemancangan dengan preboring
Salah satu kendala yang sering terjadi ketika pemancangan dengan metode
preboring yaitu kegagalan pemancangan yang membuat tiang pancang
menggantung atau tidak sesuai dengan kedalaman yang direncanakan. Hal
tersebut dapat terjadi karena beberapa kemungkinan diantaranya terjadi
longsoran di dalam lubang bor ataupun memang kondisi tanahnya yang cukup
keras. Longsoran di dalam lubang bor dapat mempengaruhi kekuatan gesekan
antara tiang pancang dan tanah. Apabila kekuatan gesekan antara tiang
pancang dan tanah terlalu besar, maka ada kemungkinan tiang pancang akan
terjepit dan tidak bisa ditekan lebih dalam lagi sesuai dengan perencanaan.
Akibatnya daya dukung pondasi yang dihasilkan tidak akan maksimal dan
tidak sesuai dengan perencanaan. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut
yaitu dengan membuat titik baru untuk tiang pancang dan tentunya hal
tersebut akan berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan.
12
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan :
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Metode pekerjaan preboring ini dilakukan ketika pemasangan pondasi
tiang pancang berada pada lapisan tanah atas yang sangat keras maka
dari itu hummer tidak mampu untuk menekan kebawah.
2. Pondasi tiang pancang harus dilakukan bor terlebih dahulu untuk
mendapatkan lapisan tanah yang dapat di tembus oleh hummer.
3. Metode ini juga harus dilakukan secara hati-hati karena tanah yang
sudah di bor terlebih dahulu tidak boleh longsor untuk mencaga
kesatbilan yanah gesernya.
Saran :
Sebelum malakukan pemancangan lebih baik memperhatikan terlebih
dahulu bagaimana kondisi tanah yang akan di pasang pondasi tersebut.
Banyak metode yang dapat dilakukan tergantung dari keadaan tanah
dan situasi pada proyek tersebut
13
DAFTAR PUSTAKA