Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN REKAYA PONDASI

METODE PELAKSANAAN TIANG PANCANG DENGAN


METODE PREBORING

PROGARAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

1. Latar Belakang...........................................................................................1

2. Rumusan Masalah.....................................................................................1

3. Tujuan........................................................................................................1

BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................3

1. Definisi Umum..........................................................................................3

BAB III PEMBAHASAN...................................................................................4

3.1 Metode preboring......................................................................................4

3.1.1 Unloading Pancang ke Stockyard..................................................4

3.1.2 Penembakan Titik dengan Theodolit..............................................4

3.1.3 Persiapan pengeboran.....................................................................5

3.1.4 Boring titik yang ditentukan...........................................................5

3.1.5 Persiapan pemancangan..................................................................5

3.1.6 Pemancangan..................................................................................6

3.1.7 Kalendering....................................................................................6

3.1.8 Tes PDA.........................................................................................6

3.2 Pengujian pondasi......................................................................................6

a. Uji Tekan (Statis dan Dinamis).............................................................7

b. Uji Tarik.................................................................................................7

c. Uji Integritas..........................................................................................7

d. Uji Lateral..............................................................................................7

3.3 Kendala pelaksanaan pemancangan dengan preboring.............................7

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN............................................................8

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pondasi tiang pancang merupakan salah satu jenis pondasi dalam yang
berfungsi untuk menyalurkan beban struktur ke lapisan tanah yang
mempunyai kapasitas daya dukung tinggi pada kedalaman tertentu.
Pondasi tiang pancang merupakan jenis pondasi dalam (deep foundation)
yang digunakan pada lapisan tanah kuat (keras) terletak sangat dalam. Ada
kalanya ditemukan lapisan tanah keras tipis (sering disebut lensa tanah) di
kedalaman yang dangkal. Hal ini mengakibatkan pada saat pemancangan
lapisan lensa tanah tersebut tidak dapat ditembus oleh pondasi tiang
pancang. Untuk mengatasinya maka digunakan metode preboring, yaitu
dilakukan pengeboran sampai kedalaman lapisan lensa tanah tersebut.
Oleh karena itu, metode preboring pada pondasi tiang pancang perlu kita
pahami sehingga kita mengetahui metode preboring yang benar serta
kendala apa saja yang memungkinkan terjadi pada proses preboring

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana langkah metode pelaksanaan pemasangan pondasi tiang
pancang dengan metode preboring?
2. Bagaimana pengujian yang dilakukan pada pondasi tiang pancang
dengan metode preboring?
3. Bagaimana kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pemasangan
pondasi tiang pancang dengan metode preboring?
3. Tujuan
1. Mengetahui langkah metode pelaksanaan pemasangan pondasi
tiang pancang dengan metode preboring.
2. Mengetahui pengujian yang dilakukan pada pondasi tiang pancang
dengan metode preboring.

1
3. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pemasangan
pondasi tiang pancang dengan metode preboring.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

1. Definisi Umum

Bangunan yang berdiri di atas tanah lunak biasanya menggunakan pondasi


tiang. Pondasi tiang yang umum digunakan adalah pondasi tiang pancang. Beban
struktural dapat dipindahkan ke lapisan kokoh yang lebih dalam dengan
menggunakan pondasi tiang. Pondasi tiang yang pemasangannya dengan cara
didorong disebut tiang pancang, sedangkan pondasi tiang yang pemasangannya
dengan cara dibor terlebih dahulu kemudian di cor disebut bore pile atau cast-in-
situ. Jenis pondasi dalam yang pertama adalah pondasi tiang pancang, yang terdiri
dari pondasi panjang, ramping, struktural yang prefabrikasi dan pemasangannya
dengan cara didorong atau dimasukkan ke dalam tanah. Tiang pancang merupakan
jenis pondasi dalam yang berbentuk kolom/tiang yang memiliki fungsi
memindahkan beban dari struktur angunan atas yang didirikan diatas lapisan tanah
kompresibilitas yang lunak ke lapisan tanah yang lebih padat dengan
kompresibilitas yang minimal atau ke lapisan batu-batuan. Dalam proses
pemindahan gaya-gaya tersebut dapat dilihat bahwa hal tersebut menimbulkan
perlawanan pada dinding tiang pancang oleh tanah disekitarnya (shaft resistance
atau skin friction) atau pada dasar tiang pancang oleh tanah dibawahnya (base
resistance atau end bearing) atau kombinasi keduanya.
Kebanyakan pondasi tiang pancang didorong ke tanah dengan
menggunakan palu atau dengan cara penggetaran. Secara khusus dalam keadaan
tertentu, tiang pancang juga dapat dimasukkan dengan pengaliran atau pengeboran
sebagian (jetting or partial augering). Tiang pancang dapat dibagi menjadi dua
kategori berdasarkan sifat penempatannya: tiang pancang perpindahan
(displacement piles) dan tiang pancang non-perpindahan (non displacement piles).
Tiang pancang yang digerakkan adalah tiang pemindahan, karena mereka
memindahkan sebagian tanah secara lateral; oleh karena itu, ada kecenderungan
pemampatan tanah di sekeliling tiang pancang tersebut. Metode pemancangan
lainnya yang sering digunakan adala preboring. Metode preboring dilakukan jika

3
hasil penyelidikan tanah menunjukkan bahwa ditemukan lapisan lensa tanah.
Lapisan lensa tanah merupakan suatu lapisan tanah yang tipis tetapi nilai NSPT
lapisan tanah tersebut >50, artinya lapisan tanah tersebut dapat dikatakan lapisan
tanah keras. Lapisan tanah yang memiliki nilai NSPT>50 tidak akan dapat
ditembus pada saat pemancangan. Sehingga kedalaman tiang pancang yang
direncanakan tidak tercapai. Agar kedalaman tiang pancang sesuai dengan yang
direncanakan, maka dilakukan preboring.

4
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Metode preboring


3.1.1 Alat yang Digunakan

1. Crane Boring

Spesifikasi :
 Nama alat : SUMITOMO HP 50
 Jenis : LS 118 RH5
 Daya angkat : 50 Ton
 Kecepatan mobilisasi : 5 km/jam
 Panjang lengan (boom) : 24,40 m
 Sudut Boom : 80°
 Radius Boom : 5,50 m

5
2. Crane Pancang

Spesifikasi :
 Nama alat : SUMITOMO HP 50
 Jenis : LS 118 RH5
 Daya angkat : 50 Ton
 Kecepatan mobilisasi : 5 km/jam
 Panjang lengan (boom) : 24,40 m
 Sudut Boom : 80°
 Radius Boom : 5,50 m

6
3. Crane Service

Spesifikasi :
 Nama alat : P&H HP 35
 Jenis : S 805
 Daya angkat : 35 Ton
 Kecepatan mobilisasi : 5,28 km/jam
 Panjang lengan (boom) : 21,30 m
 Sudut Boom : 75°
 Radius Boom : 10 m

3.1.2 Tenaga Kerja yang Dibutuhkan pada Pekerjaan

 Operator Crane Boring = 1 orangTugas operator crane boring adalah


mengoperasikan craneserta mengatur pergerakan bor dari crane boring.
 Operator Crane pancang = 1 orangOperator crane pancang bertugas
untuk mengoperasikancrane pancang dan hammer yang berfungsi
untuk memukul pancang agar masuk ke dalam tanah.

7
 Operator Crane Service = 1 orangOperator crane servis bertugas
untuk mengoperasikan craneservis, memindahkan tiang pancang dari
trailer ke tempat penyimpanan tiang pancang sementara (stockyard).
 Mandor = 1 orangTugas dari mandor adalah mengatur dan
mengkoordinirtenaga kerja yang berada di area pemancangan.
 Tukang Las (Welder) = 3 orangTukang las bertugas untuk meng-las
bagian-bagian
dari pekerjaan tiang pancang, misal : sambungan antara kepalatiang
(belimbing) dengan middle pile (pancang yang tidakmemiliki ujung
runcing.
 Pembantu Tukang (Helper) = 3 orang bertugas membantu tenaga
kerja (Operator crane, mandor,tukang) dalam melaksanakan pekerjaan
pemancangan.
Tugas dari helper antara lain:
1. Melakukan kalendering
2. Mengarahkan mata bor dari crane boring dan membantuoperator
mengarahkan pancang yang akan dipancang padatitik yang telah
ditentukan
3.Mengatur kelurusan (centering) tiang pancang agar pancang tegak
lurus

3.1.3 Metode Pelaksanaan Pre-Boring

1. Unloading Pancang ke Stockyard


Pekerjaan pancang dimulai dengan loading pancang kestockyard.Stockyard
adalah area atau tempat yang berfungsi untuk penyimpanansementara
tiang-tiang pancang. Loading tiang pancang ke stockyard
biasanyamenggunakan crane servis (crawler crane maupun mobi crane).
Pengangkatan tiang pancang juga tidak asal mengangkat, diperlukan
perhitungan khusus agar pada saat tiang pancang diangkat tidak jatuh
akibat momen yang tidak seimbang akibat adanya jarak yang tidak presisi,
gayaakibat angin, dan faktor-faktor lainnya. Pada pengangkatan
biasanyakontraktor punya perhitungan sendiri untuk mengangkat pancang

8
diukur dari panjang tiang pancang yang ada. Setelah pancang diangkat,
untuk meletakkan pada stockyard tiang pancang harus benar-benar dalam
kondisi aman dan seimbang agar pada saatdiletakkan pancang tidak
tergelincir yang dapat mengakibatkan kecelakaankerja.

2. Penembakan Titik dengan Theodolit


Sebelum dilakukan pekerjaan pengeboran atau pemancangan tiang
pancang, hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah menembak titik-
titikkoordinat letak dari tiang pancang. Penembakan ini dilakukan
untukmemastikan bahwa titik pengeboran atau titik pemancangan tidak
salah posisiyang mengakibatkan pondasi tiang pancang tidak maksimal
dalam menahan beban yang direncanakan. Penembakan titik dilakukan
juga untu memastikan apakah tiang pancang yang terpancang di lapangan
telah sesuaidengan gambar. Penembakan dilakukan dengan bantuan alat
theodolit.

3. Persiapan pengeboran
Setelah titik-titik dari tiap tiang pancang selanjutnya adalah persiapanalat,
alat yang digunakan selanjutnya yaitu crane boring yang digunakan
untukmelubangi titik hingga mencapai tanah keras yang direncanakan
sertamengurangi getaran akibat dari pukulan tiang pancang yang dapat
merusak bangunan yang berada di sekitarnya. Sebelum crane boring
digunakan,terlebih dahulu alat dicek dan disetting agar nanti pada saat
pelaksanaan pekerjaan boring tidak terjadi masalah-masalah yang
disebabkan dari alat

4. Boring titik yang ditentukan


Setelah crane boring yang digunakan siap, tahap selanjutnya adalah
pekerjaan pengeboran. Crane boring dikendalikan oleh satu operator
dibantudengan beberapa pembantu tukang (helper) untuk mengarahkan
mata borsupaya tepat pada titik yang telah ditembak sebelumnya.

9
5. Persiapan pemancangan
Pada tahap selanjutnya adalah pengangkatan tiang pancang pada crane
pancang dan memindahkan ke tempat dimana titik pancang
ditentukan.Pengangkatan tiang pancang menggunakan tali yang di slingkan
pada salahsatu ujung pancang kemudian ditarik dengan motor yang berada
di bagiancrane pancang hingga menempel dan masuk pada hammer dari
crane pancang. Pada saat pengangkatan tiang pancang pada crane, posisi
dari sling yangmengikat ujung dari tiang pancang tidak boleh salah, jika
sling berada tepat ditengah atau bahkan diujung (bottom) dari pancang,
maka dapatmengakibatkan puntir. Untuk mengantisipasi hal tersebut,
dalam pengangkatan tiang pancang terdapat ketentuan khusus yang
mengatur jarakdan posisi sling agar tepat dan tidak mengakibatkan
perputaran dari tiang pancang sewaktu diangkat

6. Pemancangan
Setelah tiang pancang berada di leader (tiang tempat pancangditegakkan)
maka selanjutnya adalah memasukkan tiang pancang ke dalamtitik yang
telah ditentukan dengan menggunakan hammer. Hammer ditarikdengan
jarak tertentu untuk memberikan kekuatan pukulan terhadap tiang pancang
supaya tiang pancang dapat masuk ke dalam tanah.

7. Kalendering
Pada saat pukulan terkahir dari hammer dilakukan
kalendering.Kalendering digunakan untuk mengetahui kapasitas daya
dukung batas darisatu tiang pancang. Pelaksanaan dilakukan pada saat 10
pukulan terakhir,yaitu saat hampir mendekati top pile yang disyaratkan dan
pancang hampirtidak mengalami penurunan yang signifikan lagi. Syarat
kalendering testercapai apabila penurunannya tidak lebih dari 2.5 cm pada
10 pukulanterakhir.

8. Tes PDA

10
Selain kalendering, test selanjutnya yang dilakukan untuk mengetahuidaya
dukung pondasi tiang tunggal dan untuk mengetahui integeritas
ataukeutuhan tiang dan sambungan maka dilakukan tes PDA (Pile
DrivingAnalysis). Tes PDA dilakukan dengan alat yang berupa 2 sensor
yang ditanam pada tiang yang dipilih secara acak oleh konsultan.
Selanjutnya tiang yangtelah dipasang sensor dipukul dengan hammer
sesuai dengan ketentuan yangdiisyaratkan oleh konsultan. Hasil dari
pukulan hammer dapat ditampilkanoleh monitor yang berada di bagian
operator tes PDA

3.2 Pengujian pondasi


Setelah dilakukan pelaksanaan pemasangan pondasi tiang pancang dengan
metode preboring, maka perlu dilakukan pengujian pondasi untuk mengetahui
kekuatan pondasi. Berikut beberapa pengujian yang dapat digunakan pada
pondasi tiang pancang:
a. Uji Tekan (Statis dan Dinamis)
Uji tekan dilakukan untuk mendapatkan ketahanan tanah dan ketahanan
tiang oancang yang telah di ukur. Pada uji tekan secara statis, jumlah
yang akan diuji berjumlah 1% dari jumlah tiang pancang dengan minimal
1 tiang uji. Jika tiang pancang yang diuji lebih dari 3, maka 25% dari
pengujian dapat dilakukan menggunakan metode PDA.
b. Uji Tarik
Dilakukan untuk mendapatkan besaran terhadapa tiang panacng akibat
adanya gaya angkat air, gaya geser tenah, gaya momen dan lain-lain
c. Uji Integritas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui beban respon gelombang kejut yang
di dapat dari pemasangan pondasi itu sendiri.
d. Uji Lateral

Pengujian ini dilakukan untuk untuk mengetahui defleksi tiang terhdap


beban horisontal yang telah di rencanankan. Pembebanan ini dilakukan
secata berkala dari 50% hingga puncak besar 200%.

11
3.3 Kendala pelaksanaan pemancangan dengan preboring
Salah satu kendala yang sering terjadi ketika pemancangan dengan metode
preboring yaitu kegagalan pemancangan yang membuat tiang pancang
menggantung atau tidak sesuai dengan kedalaman yang direncanakan. Hal
tersebut dapat terjadi karena beberapa kemungkinan diantaranya terjadi
longsoran di dalam lubang bor ataupun memang kondisi tanahnya yang cukup
keras. Longsoran di dalam lubang bor dapat mempengaruhi kekuatan gesekan
antara tiang pancang dan tanah. Apabila kekuatan gesekan antara tiang
pancang dan tanah terlalu besar, maka ada kemungkinan tiang pancang akan
terjepit dan tidak bisa ditekan lebih dalam lagi sesuai dengan perencanaan.
Akibatnya daya dukung pondasi yang dihasilkan tidak akan maksimal dan
tidak sesuai dengan perencanaan. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut
yaitu dengan membuat titik baru untuk tiang pancang dan tentunya hal
tersebut akan berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan.

12
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan :
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Metode pekerjaan preboring ini dilakukan ketika pemasangan pondasi
tiang pancang berada pada lapisan tanah atas yang sangat keras maka
dari itu hummer tidak mampu untuk menekan kebawah.
2. Pondasi tiang pancang harus dilakukan bor terlebih dahulu untuk
mendapatkan lapisan tanah yang dapat di tembus oleh hummer.
3. Metode ini juga harus dilakukan secara hati-hati karena tanah yang
sudah di bor terlebih dahulu tidak boleh longsor untuk mencaga
kesatbilan yanah gesernya.
Saran :
Sebelum malakukan pemancangan lebih baik memperhatikan terlebih
dahulu bagaimana kondisi tanah yang akan di pasang pondasi tersebut.
Banyak metode yang dapat dilakukan tergantung dari keadaan tanah
dan situasi pada proyek tersebut

13
DAFTAR PUSTAKA

INDONESIA, P. B. (2018, agustus). Jenis-Jenis Uji Tiang Pancang Yang Wajib


Dilakukan. Retrieved from ptbumiindonesia.co.id:
https://ptbumiindonesia.co.id/apa-saja-jenis-uji-tiang-pancang-yang-
wajib/#:~:text=Pengujian%20tiang%20pancang%20pertama
%20adalah,dengan%20minimal%201%20tiang%20uji
ITS, D. T. (2018, Juni). pemancangan dengan metode preboring. Retrieved from
Scribd.com: https://www.scribd.com/embeds/408371499/content?
start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-
fFexxf7r1bzEfWu3HKwf

Anda mungkin juga menyukai