Dosen Pengampu :
1. Titis Dewi Anggalini S.Pd, S.I.P, M.P.A
2. Lutfia Septiningrum S.si, M.Stat
Indikator :
c. Jam Buka Layanan terhadap Kebutuhan (Hours Open Compared to Demand) jam
buka layanan perpustaakaan di UNY masih sangat terbatas,karena jam operasinya
yang singkat hanya dari jam 8.00 pagi sampai 4.30 padahal perpustakaan menjadi
tempat yang nyaman dan tidak bising untuk membaca atau mengerjakan
tugas,saat atau sesudah pulang dari kegiatan perkuliahan.seperti di Digital library
UNY yang buka hingga jam 9.00 malam
Teori :
berapa banyak judul koleksi perpustakaan yang diminta oleh pengguna. indikator
kinerja digunakan untuk mengevaluasi kesesuaian koleksi dengan kebutuhan
pengguna. Persentase judul disini berarti judul yang dibutuhkan oleh minimal satu
pengguna jika judul tersebut merupakan koleksi perpustakaan.
Indikator :
a. adanya lahan parkir: di uny lahan parkir itu sangat banyak dan bahkan ada gedung
tersendiri bagi tempat parkir motor dan mobil. Namun karena lahan parkir
tersebut banyak yang jauh jauh dari gedung yang akan di masuki mahasiswa maka
menjadikan gedung tersebut luas tapi tidak efisien.
b. lahan parkir terbuka: lahan parkir tebuka yang ada di setiap fakultas, sangatlah
kecil sehingga bagi mahasiswa/I yang tidak kebagian harus mencari parkir lain di
tempat yang agak jauh dari tujuannya.
Teorinya:
Wandi (2020) menyebutkan dalam penelitiannya, parkir adalah bagan yang tak terpisah
dari sistem transportasi secara menyeluruh.
a. Lahan parkir UNY, bagian yang krusial karena lahan parkir yang dekat dengan
tujuan adalah hal yang diperebutkan. Sementara itu, lahan yang jauh dari tujuan
adalah suatu yang tidak efisien dan membuang waktu.
b. Lahan parkir tebuka, beberapa lahan parkir yang terbuka yang tersebar di
beberapa gedung UNY menjadi incaran para mahasiswa/i. pasalnya lahan lahan
terbuka ini sangat dekat tujuan namun sangat sempit. Oleh karenya mahasiswa
uny yang lebih milih efisien namun sempit dibandingkan luas namun memakan
banyak waktu.
Indikator :
a. Harga barang : Ada beberapa barang yang dijual tanpa label harga di etalase yang
menyebabkan sang pembeli merasa kesulitan mengakses harga, sehingga ada yang
memilih untuk tidak jadi membelinya.
b. Kondisi ruangan : Ukuran ruangan masih kurang luas ditambah saat siang hari
banyak mahasiswa berdatangan, sehingga ruangan menjadi pengap karena
berdesakan.
Teorinya :
Menurut Rambat Lupiyoadi (2013: 18) menyatakan bahwa, untuk mencapai kualitas terbaik,
pegawai harus dilatih untuk menyadari pentingnya pekerjaan mereka, yaitu memberikan
konsumen kepuasan dalam memenuhi kebutuhannya.
a. Harga barang : Harga barang sangat mempengaruhi suatu nilai jual produk, apabila
harga tidak tertera maka bisa mengurangi nilai jualnya.
b. Kondisi ruangan : Bentuk ruangan / toko juga merupakan aspek yang perlu
diperhatikan, pembeli merasa nyaman apabila disediakan tempat yang luas,
sehingga tidak perlu berdesakan di keramaian.
Referensi : Utami, Arum Puspa. 2016. "Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen di Minimarket Kopma Universitas Negeri Yogyakarta" dalam Jurnal
Pendidikan dan Ekonomi, Volume 5, Nomor 6 (halaman 474). Yogyakarta : Universitas Negeri
Yogyakarta.
a. Kebersihan tempat wudhu dan masjid: menjaga kebersihan tempat wudhu serta
masjid merupakan prioritas utama agar jamaah yang akan melaksanakan sholat
terhindar dari hadats dan najis.
Teorinya :
a. Kebersihan merupakan hal yang sangat dijunjung tinggi oleh agama Islam
khususnya dalam pelaksanaan ibadah. Sehingga penting untuk menjaga
kebersihan tempat wudhu serta masjid agar terhindar dari hadats dan najis serta
kondisi yang bersih akan memberikan kesan nyaman dan sehat.
b. Kelengkapan dan ketersediaan peralatan ibadah merupakan salah satu hal penting
yang harus disediakan dan ada di masjid. Namun, kebersihan dan kesucian alat
ibadah juga harus menjadi prioritas utama agar menciptakan kenyamanan dalam
beribadah.
Indikator :
(dapat ditinjau dengan indikator Empathy (empati) yang berarti bahwa perusahaan
memahami masalah para pelanggannya dan bertindak demi kepentingan
pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan.)
Teorinya :
Menurut Septiza (2008) mengemukakan bahwa “Kantin adalah: salah satu tempat yang
menyediakan makanan dan minuman siap di konsumsi, kantin adalah tempat usaha komersial
yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman. Kantin merupakan salah
satu fasilitas umum, yang keberadaannya selain sebagai tempat untuk menjual makanan dan
minuman, tetapi juga sebagai tempat bertemunya segala macam masyarakat, dalam hal ini
mahasiswa maupun karyawan yang berada di lingkungan kampus yang menjadi konsumen.
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jhet/article/download/7177/5626
Teorinya :
Menurut Arms (2001: 2) menjelaskan bahwa, perpustakaan digital adalah suatu koleksi
informasi, dimana informasi disimpan dalam format digital dan dapat diakses melalui jaringan.
c. Kemudahan akses layanan digital library adalah suatu tingkatan dimana seseorang
menggunakan sebuah layanan yang digunakan dengan mudah tanpa dibutuhkan
banyak usaha. Dengan ini layanan harus dibuat secara praktis agar para
pengunjung dapat mendapat akses layanan yang maksimal.
Indikator :
Fasilitas yang ramah bagi difabel atau akses yang memudahkan difabel untuk
masuk ke Museum Pendidikan Indonesia belum tersedia. Pintu masuk utama dari
Museum Pendidikan Indonesia masih berupa tangga fisik yang menyulitkan
penyandang difabel untuk mengakses Museum Pendidikan Indonesia. Kondisi
didalam museumpun banyak sekali yang tidak sesuai dengan aksesibilitas bagi
penyandang difabel. Belum ada fasilitas inklusi pada Museum Pendidikan
Indonesia yang sesuai dengan standar.
Teorinya :
a. Aksesibilitas adalah kemudahan bagi difabel untuk mewujudkan kesamaan
kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan kehidupan seperti kemudahan
dalam bergerak melalui dan menggunakan bangunan dan lingkungan dengan
memperhatikan kelancaran dan kelayakan yang berkaitan dengan masalah
komponen sirkulasi, visual dan setting. Oleh karena itu, aksesibilitas harus
diterapkan secara optimal untuk mewujudkan kesempatan yang sama dalam
mencapai kehidupan dan aspek kehidupan serta membutuhkan kemudahan dan
keamanan akses bagi seluruh penggunanya.
b. Tingkat persepsi daya tarik koleksi museum dipengaruhi oleh latar belakang
pekerjaan pengunjung dan tingkat frekuensi kunjungan yang rendah menciptakan
entry respond yang baik. Perlu adanya upaya untuk meningkatkan kualitas
keatraktifan dan informasi koleksi yang lebih menarik serta meningkatkan sarana
dan prasarana untuk mendukung aktifitas pengunjung di museum.
LUBIS, Hendra Arif KH. Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi
Kasus: Lapangan Merdeka. 2008. PhD Thesis. Universitas Sumatera Utara.
Indikator :
Teorinya :
Kamus Umum Bahasa Indonesia/KBBI (Balai Pustaka, 1995), Gelanggang olahraga adalah
ruang yang menjadi lapangan temoat menyabung ayam, bertinju, berpacu (kuda), olahraga dan
sebagainya.
Indikator :
c. Pelayanan : Para karyawan yang ada di kolam renang memberikan pelayanan serta
merespon pengunjung dengan baik dan ramah.
Teori :
Kolam renang merupakan sebagai tempat dimana orang bisa melakukan suatu kegiatan
pemandian atau membersihkan badan, baik dengan tujuan untuk berolahraga ataupun hanya
sekedar untuk berekreasi dan bersenang-senang. Adapun beberapa pengertian terkait kolam
renang salah satunya yang dikemukakan oleh Menteri Kesehatan dalam Permenkes No.
061/Menkes/Per/I/1991 dalam Rozanto (2015), tentang persyaratan kesehatan kolam renang dan
pemandian umum menyatakan “kolam renang adalah suatu usaha bagi umum yang
menyediakan tempat untuk berenang, berekreasi, berolahraga serta juga pelayanan lainnya
menggunakan air bersih yang telah diolah”.
b. Kelayakan pada sebuah kolam renang juga harus diperhatikan dari segi
kebersihannya, mulai dari kejernihan air kolam, kadar pH air kolam, hingga area
sekitar kolam yang akan menarik minat pengunjung.
c. Selain itu, pelayanan serta pengawasan pada pengunjung juga harus dioptimalkan
agar dapat meningkatkan minat pengunjung.
Variabel yang kami pilih adalah : Kemudahan Akses Fasilitas Digital Library di Universitas
Negeri Yogyakarta dengan menggunakan Indikator: 1) Kemudahan akses layanan akses
informasi; 2) Jam Buka Layanan terhadap Kebutuhan (Hours Open Compared to Demand);
3) . Frekuensi kedatangan pengunjung; 4)Ketersediaan lahan parkir; 5) Aksesibilitas bagi
difabel; 6)kelengkapan fasilitas . Alasannya adalah variabel dan indikator tersebut cukup
sederhana dan bisa digunakan secara praktis untuk melakukan pengambilan data nanti