Anda di halaman 1dari 12

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

Jurnal AKRAB JUARA


Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2019 (239-250)

PENGARUH PELATIHAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN


PADA DEPUTI DIREKTUR BIDANG KEUANGAN BPJS
KETENAGAKERJAAN JAKARTA BARAT

--------------------------------------------------------------------------------------------------
Pater Rajagukguk, Hardani, Fery Kartawijaya, Arief Fadholi, Intan Utari
Universitas Bina Sarana Informatika
(Naskah diterima: 1 September 2019, disetujui: 28 Oktober 2019)

Abstract
Good human resources are shown by carrying out work activities according to company plans.
Employees performance will indicate the quality and quantity of work in the company. Then the
development of the company depends on the elements of resources used, including human
resources. In order to maintain the qualified human resources, the Company conducts employee
training and development programs. It can be assumed that training and development is very
important in order to improve the performance of a person or group of employees in a company
in order to work more mastered and better at the work done in its position. This is a descriptive
quantitative Research by using observation, interviews, questionnaires, and documentation to
collect the data. The researchers use purposive sampling to take the samples from 39 Population
of deputy director of monitary at BPJS West Jakarta. The data collected was processed by using
SPSS 25 software. The results showed a r² value of 0.435, from this value it can be seen that
employee performance is affected by work training by 43 , 5% and the remaining 56.5% are
influenced by other things not examined by the authors. Thus work training affects employees
performance.
Keywords: Job Training, Employee Performance

Abstrak
Sumber daya manusia yang baik ditunjukkan dengan pelaksanaan kegiatan-kegiatan kerja
berjalan sesuai rencana perusahaan. Kinerja karyawan akan menunjukkan kualitas dan kuantitas
pekerjaan dalam perusahaan. Maka maju mundurnya organisasi tergantung pada unsur sumber
daya yang digunakan, termasuk sumber daya manusia. Untuk tetap dapat mempertahankan
sumber daya manusia yang berkualitas, Perusahaan mengadakan program pelatihan dan
pengembangan karyawan. Hal ini dapat diasumsikan bahwa pelatihan dan pengembangan sangat
penting tujuanya untuk memperbaiki performa dari seseorang atau sekelompok karyawan di
sebuah perusahaan agar bekerja lebih menguasai dan lebih baik terhadap pekerjaan yang
dilakukan pada posisinya. Penelitian ini merupakan Deskriptif kuantitatif dengan Metode
pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, kuesioner, dan studi
dokumentasi. Populasi sebanyak 39 orang dengan teknik purposive sampling pada deputi
direktur bidang keuangan BPJS Ketenagakerjaan Jakarta Barat.. Data penelitian diolah
menggunakan software SPSS 25. Hasil penelitian menunjukkan nilai r² adalah sebesar 0,435,

239
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2019 (239-250)

dari nilai tersebut dapat diketahui bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh pelatihan kerja
sebesar 43,5% dan sisanya 56,5% dipengaruhi oleh hal-hal lain yang tidak diteliti oleh penulis.
Dengan demikian Pelatihan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Kata Kunci: Pelatihan Kerja, Kinerja Karyawan

I. PENDAHULUAN nakan pelatihan agar karyawan tahu apa yang


Dewasa ini, banyak perusahaan yang seharusnya dilakukan dan bagaimana
dituntut untuk dapat memaksimalkan kinerja melakukanya.
karyawan yang lebih baik karenaperusahaan- Dalam UU No.24 Tahun 2011, BPJS
perusahaan menghadapi persaingan yang sa- Ketenagakerjaan memberikan empat pro-
ngat ketat. Untuk menghadapi persaingan ya- gram perlindungan, yang mencakup Jaminan
ng sangat ketat, Masalah Sumber Daya Ma- Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian
nusia menjadi perhatian yang sangat penting (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan
bagi perusahaan untuk memperoleh, me- Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh
ngembangkan dan mempertahankan SDM tenaga kerja dan keluarganya.
yang berkualitas. Salah satu upaya mengem- Menyadari besar dan mulianya tang-
bangkan kemampuan kerja karyawan, dilaku- gung jawab tersebut, BPJS Ketenagakerjaan
kan dengan pelaksanaan pelatihan kerja. pun terus meningkatkan kompetensi di
Pelatihan akan memberikan kesempa- seluruh lini pelayanan sambil mengembang-
tan bagi karyawan mengembangkan keahlian kan berbagai program dan manfaat yang
dan kemampuan dalam bekerja agar apa langsung dapat dinikmati oleh pekerja dan
yang diketahui dan dikuasai dapat membantu keluarganya. Tuntutan kemampuan kerja,
karyawan untuk mengerti apa yang seharus- kreatifitas, dan konsistensi pelayanan kepada
nya dikerjakan dan mengapa harus dikerja- peserta BPJS Ketenagakerjaan menjadi sa-
kan, memberikan kesempatan untuk menam- ngat penting. Sehingga sistem penyelengga-
bah pengetahuan dan keahlian, akan tetapi raannya semakin maju, program BPJS Kete-
kemampuan (ability) yang dimiliki belum nagakerjaan tidak hanya memberikan man-
tentu sesuai dengan spesifikasi yang dicari faat kepada pekerja dan pengusaha saja, teta-
dan dibutuhkan oleh perusahaan, maka dari pi juga memberikan kontribusi penting bagi
itu penting bagi perusahaan untuk melaksa-

240
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2019 (239-250)

peningkatan pertumbuhan ekonomi bangsa pengetahuan karyawan guna melaksanakan


dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. pekerjaan secara efektifitas dan efesien untuk
Berdasarkan uraian tersebut, mengingat mencapai tujuan disuatu perusahaan.
pentingnya pelatihan kerja bagi karyawan, 2.2 Tujuan Pelatihan
maka penulis ingin meneliti tentang pelatihan Menurut Carrell dan Kuzmits dalam
kerja terhadap kinerja karyawan pada deputi (Larasati, 2018:115) tujuan utama pelatihan
direktur bidang keuangan BPJS Ketenaga- dapat dibagi menjadi lima:
kerjaan Jakarta Barat. 1. Untuk meningkatkan keterampilan karya-
II. KAJIAN TEORI wan sesuai dengan perubahan teknologi.
2.1 Pengertian Pelatihan 2. Untuk mengurangi waktu belajar bagi kar-
Menurut Mathis dalam (Larasati, 2018: yawan baru agar menjadi kompeten.
111), mengatakan bahwa “pelatihan (training) 3. Untuk membantu masalah operasional.
adalah sebuah proses di mana seorang menda- 4. Untuk menyiapkan karyawan dalam pro-
patkan kapabilitas untuk membantu pencapa- mosi.
ian tujuan-tujuan organisasional”. Menurut 5. Untuk memberi orientasi karyawan untuk
Handoko dalam (Haryati, 2019), Pelatihan lebih mengenal organisasinya.
adalah proses meningkatkan pengetahuan dan 2.3 Metode Pelatihan
keterampilan karyawan. Pelatihan mungkin Menurut Suparyadi (2015:199) agar
juga meliputi pengubahan sikap sehingga peserta pelatihan mampu menguasai ilmu
karyawan dapat melakukan pekerjaanya lebih pengetahuan dengan baik, keterampilanya
efektif. Pelatihan bisa dilakukan pada semua meningkat, dan mereka mampu berperilaku
tingkat dalam organisasi. Pada tingkat bawah / tertentu seperti yang diharapkan, maka dalam
rendah pelatihan berisikan pengajaran bagai- proses pembelajaranya harus digunakan me-
mana mengerjakan suatu tugas misalnya me- tode pelatihan yang tepat sebagai berikut:
ngoperasikan mesin. 1. Metode hands-on
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, Metode hands-on pada dasarnya adalah
pelatihan adalah sebuah proses untuk mening- bahwa pelatihan berpusat pada para peserta.
katkan kompetensi karyawan dan dapat mela- Mereka harus aktif berpartisipasi dalam pro-
tih kemampuan, keterampilan, keahlian dan gram pelatihan, baik yang bersifat manajerial

241
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2019 (239-250)

maupun operasional. Metode ini memungkin- an, maupun yang dimiliki oleh suatu lemba-
kan seseorang dilatih tidak hanya untuk men- ga pelatihan lain.
dengarkan apa tugas-tugas yang harus dilaku- 2.4 Dimensi dan Indikator Pelatihan
kan, tetapi memberikan peluang kepada peser- Menurut Suparyadi (2015:217) terdapat
ta pelatihan untuk benar-benar melakukan tiga dimensi pelatihan atas eksistensi dan
tugas-tugas itu. Di samping memiliki manfaat, keberhasilan perusahaan untuk mencapai
metode hands-on itu memiliki kelemahan tujuanya yaitu sebagai berikut:
seperti terdapat orang yang sangat memegang 1. Fasilitas, sarana, dan prasarana
teguh suatu konsep, mereka terlebih dahulu Program pelatihan yang telah disusun ber-
akan mempelajarinya, mengajukan pertanya- dasarkan visi, strategi, tujuan, dan prinsip-
an, dan menjadi siap sebelum melibatkan diri prinsip pengembangan program akan men-
pada tugas. jadi tidak bermakna apa pun apabila tidak
2. Metode on the job training (OJT) didukung dengan fasilitas, sarana, dan pra-
Metode pelatihan OJT merupakan sa- sarana yang sesuai dan mencukupi kebu-
lah satu metode yang paling baik untuk mem- tuhan pelatihan.
berikan keterampilan atau kecakapan yang 2. Rekan kerja
tinggi kepada karyawan, karena metode ini Praktik dari beberapa metode, terutama dal-
direncanakan, diorganisasikan, dan dilakukan am metode on the job training akan meli-
di tempat kerja, serta para karyawan dilatih batkan rekan kerja baik secara langsung
bagaimana mereka melakukan tugas-tugas maupun secara tidak langsung. Agar tujuan
pekerjaanya dimana mereka digaji untuk itu. pelatihan dengan metode ini dapat berhasil
3. Metode off the job training secara optimal, peserta pelatihan harus
Metode off the job training adalah terlibat secara aktif dalam melaksanakan
suatu metode pelatihan yang dilakukan di proyek tersebut dan rekan kerja perlu mem-
luar tempat kerja, berada di suatu tempat ter- berikan peluang seluas-luasnya kepada pe-
tentu yang didesain untuk melaksanakan sua- serta pelatihan untuk melibatkan diri dalam
tu pelatihan, baik itu merupakan fasilitas mengerjakan proyek itu.
pelatihan yang dimilik sendiri oleh perusaha- 3. Iklim pembelajaran
Proses pembelajaran yang dilaksanakan da-

242
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2019 (239-250)

lam suatu pelaksanaan pelatihan hendakya cul yang berhubungan dengan kinerja
didesain sedemikian rupa agar terjadi peni- karyawan.
ngkatan keterampilan, penguasaan pengeta- Lembaga Administrasi Negara Republik
huan, dan perubahan perilaku pada para Indonesia disingkat LAN-RI dalam (Pasolong,
peserta secara signifikan dan bersifat tetap. 2017:203), merumuskan “kinerja adalah gam-
2.5 Pengertian Kinerja baran mengenai tingkat pencapaian pelaksa-
Menurut Gibson dalam (Rajagukguk, naan suatu kegiatan, program, kebijaksanaan
2016), mengatakan bahwa “Kinerja merupa- dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan
kan perilaku organisasi yang secara langsung visi organisasi”.
berhubungan dengan produksi barang atau Berdasarkan beberapa pengertian diatas,
penyampaian jasa, ditentukan oleh interaksi kinerja adalah hasil yang dicapai oleh seseo-
antara kemampuan dan motivasi”. rang yang dinilai berdasarkan kemam-puan
Menurut Prawirosentono dalam jurnal- dan tanggungjawabnya selama masa bekerja
nya (Rafiq, 2019) mendefinisikan: Kinerja yang tujuanya untuk pribadi dan perusahaan
adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh tempat bekerja.
seseorang atau kelompok dalam suatu orga- 2.6 Proses Penilaian Kinerja
nisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung Menurut Allen dalam (Wibowo, 2017:
jawab masing- masing, dalam rangka upaya 192) proses penilaian kinerja yang berhasil
mencapai tujuan organisasi bersangkutan se- terletak pada beberapa dasar utama, yaitu:
cara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai timing, clarity, dan consistency.
dengan moral dan etika. Kinerja individu akan 1. Timing. Penilaian kinerja harus diatur oleh
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan kalender, bukan jam. Manajer harus mela-
secara komprehensif. Agar tercipta kinerja kukan paling tidak dua kali pertemuan
yang diharapkan perusahaan maka pihak formal dengan pekerja setiap tahun. Sekali
manajemen harus dapat menciptakan lingku- di awal pada waktu melakukan perncana-
ngan kerja yang kondusif dan peka terhadap an dan di akhir pekerjaan sekali lagi untuk
kondisi karyawan. Perusahaan juga harus bisa nilai hasil. Di antara kedua periode terse-
mengatasi masalah-masalah yang sering mun- but, manajer harus meng-coach pekerjaa-
nya setiap hari.

243
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2019 (239-250)

2. Clarity. Kita tidak dapat menilai seberapa an merupakan sesuatu yang lebih baik yang
baik pekerja melakukan pekerjaan sampai ingin dicapai di masa yang akan datang.
jelas tentang apa sebenarnya pekerjaan itu. 2. Standar
Setiap pekerjaan mempunyai lima sampai Standar merupakan suatu ukuran apa-
enam tanggung jawab kunci. Apabila kah tujuan yang diinginkan dapat dicapai.
belum jelas di awal tahun, maka perlu Standar menjawab pertanyaan tentang kapan
duduk bersama untuk merumuskan sebe- kita tahu bahwa kita sukses atau gagal. Ki-
lum memulai menilai seberapa baik pe- nerja seseorang dikatakan berhasil apabila
kerja manjalankan tugasnya. mampu mencapai standar yang ditentukan
3. Consistency. Proses penilaian yang efektif atau disepakati bersama antara atasan dan ba-
mengikat langsung dengan mission state- wahan.
ment dan nilai-nilai organisasi. Apa yang 3.Umpan Balik
tercantum dalam penilaian kinerja harus Umpan balik merupakan masukan yang
sama dengan apa yang terdapat dalam dipergunakan untuk mengukur kemajuan ki-
mission statement. nerja, standar kinerja, dan pencapaian tujuan.
2.7 Dimensi dan Indikator Kinerja 4. Alat atau Sarana
Terdapat tujuh indikator kinerja. Dua di Alat atau sarana merupakan sumber
antaranya mempunyai peran sangat penting, daya yang dapat dipergunakan membantu
yaitu tujuan dan motif. Namun, kinerja menyelesaikan tujuan dengan sukses. Alat
memerlukan adanya dukungan sarana, kom- atau sarana merupakan faktor penunjang
petensi, peluang, standar, dan umpan balik. untuk pencapaian tujuan.
Kaitan di antara ketujuh indikator tersebut 5. Kompetensi
digambarkan oleh Hersey, Blanchard, dan Kompetensi merupakan persyaratan
Johnson dalam (Wibowo, 2017:86) dengan utama dalam kinerja. Kompetensi merupakan
penjelasan seperti berikut. kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
1. Tujuan untuk menjalankan pekerjaan yang diberikan
Tujuan merupakan keadaan yang ber- kepadanya dengan baik.
beda yang secara aktif dicari oleh seorang
individu atau organisasi untuk dicapai. Tuju-

244
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2019 (239-250)

6.Motif ngan dengan objek penelitian Karyawan staf


Motif merupakan alasan atau pendo- keuangan, yang dilakukan pada bulan Januari
rong bagi seseorang untuk melakukan sesua- 2019 hingga Maret 2019 Penelitian ini terma-
tu. Manajer memfasilitasi motivasi kepada suk jenis penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu
karyawan dengan insentif berupa uang, mem- penelitian yang menggambarkan hubungan-
berikan pengakuan, menetapkan tujuan me- hubungan dan pengaruh antar variabel yang
nantang, menetapkan standar terjangkau, me- diteliti. Dalam penentuan sampel penulis me-
minta umpan balik, memberikan kebebasan nggunakan Purposive Sampling (non-probabi-
melakukan pekerjaan termasuk waktu mela- lity) dengan jumlah responden 39 orang.
kukan pekerjaan, menyediakan sumber daya Kisi-kisi Operasional Variabel
yang diperlukan dan menghapuskan tindakan Tabel III. 1 Konsep Dasar Operasional
yag mengakibatkan disintesif. Variabel X
7.Peluang Variabel Dimensi Indikator
Pelatihan 1. Fasilitas, a. Kelengkapan alat peraga
Pekerja perlu mendapatkan kesempatan Kerja sarana, dan pelatihan
pra
untuk menunjukkan prestasi kerjanya. Terda- sarana b. Durasi waktu praktik
pat dua faktor yang menyumbangkan pada pelatihan
c. Keamanan tempat pelatihan
adanya kekurangan kesempatan untuk ber- 2. Rekan kerja a. Instruktur pelatihan
prestasi, yaitu ketersediaan waktu dan ke- b. Kerjasama peserta pelatihan
3. Iklim a. Kejelasan tentang sasaran
mampuan untuk memenuhi syarat. Pembelajaran dari pelatihan
Model Penelitian b. Materi pelatihan yang
bermanfaat
c. Peluang praktik yang cukup
Pelatihan Kinerja d. Pelatihan tim
Kerja Karyawan e. Umpan balik
(X) (Y) f. Masalah admintrasi dalam
pelatihan
Sumber : Data Penelitian g. Pengarahan
h. Pemberian motivasi
Gambar 1 Model Penelitian.
Tabel III.2 Konsep Dasar Operasional
III. METODE PENELITIAN
Variabel Y
Penelitian ini dilakukan di BPJS Jakarta
Variabel Dimensi Indikator
Barat pada unit Deputi Direktur Bidang Keua- Kinerja 1. Tujuan Menghemat waktu kerja

245
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2019 (239-250)

Karyawan 2. Standar 1.Pencapaian target nakan berkali kali atau oleh orang yang
2.Semangat kerja
3. Umpan balik 1. Hasil yang didapat
berbeda. Ketentuannya, jika :
2.Kreatif dan inisiatif
- Nilai Cronbach Alpha 0,00 s.d 0,20,
4. Alat atau Fasilitas kerja seperti Ac, PC
sarana dan internet kurangreliabel
5. Kompetensi 1.Mencapai target pekerjaan - Nilai Cronbach Alpha 0,21 s.d 0,40 agak
yang telah ditentukan
2.Kedisplinan reliabel
6. Motif Motivasi kerja berupa bonus, - Nilai Cronbach Alpha 0,41 s.d 0,60 cukup
uang saku, dan pengakuan
kerja reliabel
7. Peluang 1. Pemahaman dan - Nilai Cronbach Alpha 0,61 s.d 0,80
keterampilan yang baik
2.Tidak adanya pengawasan reliabel
dari atasan
- Nilai Cronbach Alpha 0,81 s.d 1,00 sangat
Sumber: Wibowo (2017:86) reliabel
Uji Instrumen Penelitian
Uji koefisien korelasi digunakan untuk
Uji validitas digunakan untuk menguji
menunjukkan hubungan antara variable X dan
masing-masing instrumen variabel yang digu-
Y. Berikut rumus yang digunakan untuk
nakan dalam penelitian ini, yang memuat 13
mencari koefisien korelasi (r):
pernyataan terkait dengan varibel X dan 11
𝑛𝚺𝐱𝐲 − (𝚺𝐱)(𝚺𝐲)
butir pernyatan terkait dengan variabel Y ya-
𝑟 =
ng telah dijawab oleh 39 responden. Untuk
√[𝑛𝚺𝐱2 − (𝚺𝐱)2[[𝑛𝚺𝐲2 − (𝚺𝐲)2 ]
menguji validitas dalam penelitian ini, penulis
menggunaktan bantuan program aplikasi
Keterangan :
SPSS 25 dan kemudian membandingkan r hi-
r = koefisien korelasi
tung dengan menggunakan korelasi Bivarate
x = Pelatihan kerja
Pearson (Product Moment Pearson) > r tabel.
y = kinerja Karyawan
Jika nilai r hitung lebih dari r tabel maka butir
Σ = jumlah
pernyataan dinyatakan valid.
Tabel III. 3. Kategori Koefisien Korelasi
Uji Reliabilitas dilakukan untuk menge-
Interval koefisien Tingkat hubungan
tahui tingkat konsistensi alat ukur sehingga 0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
dapat memberikan hasil yang sama bila digu- 0,40-0,599 Sedang
0,600-0,799 Kuat

246
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2019 (239-250)

0,800-1,000 Sangat kuat tetapi jika nilai rhitung<rtabel maka dikata-


Sumber: Sugiyono (2017:278)
kan bahwa instrumen tidak valid.
Uji Determinasi ;
Tabel IV. 1 Hasil Uji validitas variable X
KD = r2 x 100%.
No Korelasi Angka Tingkat
Ket : KD= nilai koefisien determinasi Kritis Validitas
r = nilai koefisien korelasi 1 0,715 0,316 VALID
2 0,634 0,316 VALID
Uji Persamaan Regresi
3 0,505 0,316 VALID
Y = a + bX 4 0,616 0,316 VALID
IV. HASIL PENELITIAN 5 0,741 0,316 VALID
6 0,742 0,316 VALID
1. Uji Instrumen Penelitian
7 0,581 0,316 VALID
Instrumen penelitian yang akan diguna-
8 0,562 0,316 VALID
kan harus diujicobakan terlebih dahulu. 9 0,507 0,316 VALID
Tujuan pengadaan uji coba instrumen ini 10 0,580 0,316 VALID
11 0,721 0,316 VALID
adalah untuk mengetahui validitas dari relia-
12 0,703 0,316 VALID
bilitas instrumen sehingga dapat diketahui 13 0,680 0,316 VALID
layak atau tidaknya instrumen yang diguna- Sumber: Hasil olah data SPSS 25 (2019)
kan dalam penelitian. Penelitian dilakukan Tabel IV. 2 Hasil Uji validitas variable Y
pada Deputi Direktur Bidang Keuangan Angka Tingkat
No Korelasi Kritis Validitas
BPJS Ketenagakerjaan, dengan jumlah res-
1 0,331 0,316 VALID
ponden 39 orang.
2 0,369 0,316 VALID
2. Uji Validitas 3 0,685 0,316 VALID
Dalam penelitian ini penulis memiliki 4 0,604 0,316 VALID
5 0,407 0,316 VALID
sampel sebanyak 39 responden. Dengan
6 0,628 0,316 VALID
membandingkan nilai Pearson Correlation
7 0,564 0,316 VALID
(korelasi product moment) dengan nilai R 8 0,458 0,316 VALID
tabel menggunakan tingkat keyakinan 95%, 9 0,431 0,316 VALID
10 0,551 0,316 VALID
α= 5% hasil diperoleh untuk R tabel sebesar
11 0,567 0,316 VALID
0,316. Jika didapatkan nilai rhitung>rtabel
Sumber: Hasil olah data SPSS 25 (2019)
maka butir instrumen dapat dikatakan valid,

247
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2019 (239-250)

3. Uji Reliabilitas N 39 39
Pada uji reliabilitas dalam peneitian ini Kinerja Pearson ,660** 1
Karyawan Correlation
menggunakan SPSS dengan metode Alpha.
Sig. (2-tailed) ,000
SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur N 39 39
reliabilitas dengan uji statistik Croanbach **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
Alpha (α), berikut penulis paparkan hasil olah
Sumber: Hasil olah SPSS 25 (2019)
data SPSS untuk pengujian reliabilitas.
Berdasarkan perhitungan koefisien
Tabel IV.3 Hasil Uji Validitas
korelasi melalui SPSS 25 tersebut, maka
Reliabilitas
nilai r=0,660 menyatakan bahwa terdapat
Instrumen untuk Koefisien alfa Keterangan
variabel Croanbach Reliabilitas hubungan yang kuat antara variabel X (pela-
Pelatihan Kerja (X) 0,910 Tinggi tihan kerja) dengan variabel Y (kinerja kar-
Kinerja Karyawan
(Y)
0,830 Tinggi yawan). Hubungan yang kuat tersebut dapat
Sumber: Hasil olah data SPSS 25 (2019) dilihat dari tabel pedoman untuk memberikan
Berdasarkan landasan teori yang penulis interpretasi, dimana jika nilai interval 0,600-
jelaskan sebelumnya bahwa instrumen dapat 0,799 maka dinyatakan memiliki hubungan
dikatakan reliable apabila menunjukan angka yang kuat.
diatas 0,60, dan pada tabel Croanbach’s Alpha 5. Uji Koefisien Determinasi
menunjukkan angka diatas 0,60 yang berarti Tabel IV.5 Hasil Uji Koefisien
tingkat kemantapan alpha dapat dikatakan Determinasi
reliable dan apabila menunjukkan angka dia- Model Summary
Std. Error
tas 0,80 berarti tingkat kemantapan alpha di- Adjusted R of the
Mode R R Square Square Estimate
katakan sangat reliabel l
,435 ,420
4. Uji Koefisien Korelasi 1 ,660a 2,679
a. Predictors: (Constant), Pelatihan Kerja
Tabel IV.4 Hasil Uji Koefisien Korelasi
Sumber: Hasil olah SPSS 25 (2019)
Correlations
Berdasarkan tabel diatas, diketahui
Pelatihan Kinerja
Kerja Karyawan bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,435,
Pelatihan Pearson 1 ,660** dari nilai tersebut dapat dilihat bahwa faktor
Kerja Correlation
kinerja karyawan dipengaruhi oleh pelatihan
Sig. (2-tailed) ,000

248
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2019 (239-250)

kerja sebesar 43,5% dan sisanya 56,5% dipe- Meskipun demikian, diperlukan dukungan
ngaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti faktor lain seperti komitmen, motivasi, sikap
oleh penulis. Hal ini menunjukkan pengaruh moral, maupun kepemimpinan agar kinerja
yang agak sedang antara Pelatihan kerja terha- karyawan lebih baik.
dap Kinerja karyawan pada Deputi direktur V. KESIMPULAN
bidang keuangan BPJS Ketenagakerjaan. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat
6. Uji Persamaan Regresi dibuatkan kesimpulannya sebagai berikut:
Tabel IV.6 Koefisiensi Regresi 1. Nilai uji koefisien korelasi antara variabel
Coefficientsa Pelatihan kerja terhadap kinerja karyawan

Unstandardized Standardized
didapat r sebesar 0,660 yang berarti bahwa
Coefficients Coefficients
Model t Sig.ada hubungan positif dan kuat antara
B Std. Beta
Error pelatihan kerja dengan kinerja karyawan.
1 (Constant) 22,112 4,682 4,723 ,000
2. Berdasarkan perhitungan koefisien deter-
Pelatihan ,447 ,084 ,660 5,339 ,000
Kerja minasi sebesar 0,435. Hal ini menunjukkan
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan pengaruh pelatihan kerja terhadap kinerja
Sumber: Hasil olah SPSS 25 (2019) karyawan sebesar 43,5% dan sisanya 56,5%
Pada tabel koefisien, kolom B pada dipengaruhi faktor lain yang tidak dimasuk-
constant (a) adalah 22,112, sedangkan nilai kan dalam penelitian ini.
pelatihan kerja (b) 0,447, sehingga persama- 3. Nilai Regrasi menunjukkan, Y = 22,112 +
an regresinya dapat ditulis: 0,447X yang berarti apabila X= 0, maka
Y = a + bX kinerja karyawan bernilai 22,112 dan Jika
Y = 22,112 + 0,447X setiap peningkatan Pelatihan kerja sebesar
Dari persamaan tersebut dapat dijelas- 1, maka kinerja meningkat sebesar 0,447
kan bahwa apabila X= 0, maka kinerja kar-
yawan bernilai 22,112 dan Jika setiap pening- DAFTAR PUSTAKA
katan Pelatihan kerja sebesar 1, maka kinerja Haryati, R. A. 2019. Analisis Pelaksanaan
meningkat sebesar 0,447 . Dari persamaan Program Pelatihan dan Pengembangan
Karyawan: Studi Kasus Pada PT Visi
tersebut dapat terlihat bahwa pelatihan berpe- Sukses Bersama Jakarta. Widya Cipta -
ngaruh positif terhadap kinerja karyawan. Jurnal Sekretari Dan Manajemen,

249
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 4 Edisi November 2019 (239-250)

3(1), 91–98. Jakarta. Widya Cipta - Jurnal Sekretari


https://doi.org/10.31294/widyacipta.v3i Dan Manajemen, 3(1), 105–114.
1.5185 https://doi.org/10.31294/widyacipta.v3i
1.5127
Larasati, S. 2018. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta: deepublish. Sinambela, L. P. 2016. Manajemen Sumber
Daya Manusia Membangun Tim Kerja
Pasolong, H. 2017. Teori Administrasi yang Solid untuk Meningkatkan
Publik. Bandung: Alfabeta. Kinerja. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Rajagukguk, P. 2016 Pengaruh Motivasi dan Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Bisnis.
Komitmen Organisasi Terhadap Bandung: CV Alfabeta.
Kinerja Pegawai. Ecodemica 4(1), 23 –
31 Suparyadi. 2015. Manajemen Sumber Daya
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.p Manusia Menciptakan Keunggulan
hp/ecodemica/article/view/283/pdf Bersaing Berbasis Kompetensi SDM.
Yogyakarta: CV Andi Offset.
Rafiq, A. 2019. Pengaruh Budaya Organisasi
Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Wibowo. 2017. Manajemen Kinerja. Depok:
Pegawai Yayasan Dompet Dhuafa PT Rajagrafindo Persada.

250

Anda mungkin juga menyukai