Yunianggreani - 4193121017 - MR PKN
Yunianggreani - 4193121017 - MR PKN
DISUSUN OLEH
NIM : 4193121017
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan mini riset dan projek ini.
Adapun tujuan penulis menyelesaikan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata
kuliah “PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN”. Dengan dosen pengampu Ibu Jujur Siahaan,
S.Pd, M.hum
Penulis menyadari bahwa tugas yang penulis selesaikan ini masih memiliki banyak
kekurangan dikarena keterbatasan ilmu yang saya miliki, baik dari segi penulisan maupun dari
segi materi yang dituangkan pada tugas ini. Penulis memohon maaf atas segala kekurangan dari
tugas yang penulis perbuat ini. Mudah – mudahan dengan adanya pembuatan tugas ini dapat
menberikan manfaat berupa ilmu pengetahuan bagi penulis maupun bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
B. Tujuan Kegiatan..........................................................................................................1
C. Manfaat Kegiataan......................................................................................................1
B. Subjek Survey.............................................................................................................12
C. Metode Penelitian.......................................................................................................12
D. Instrumen Penelitian...................................................................................................12
BAB V PENUTUP.............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................18
LAMPIRAN.......................................................................................................................19
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Hak asasi manusia (disingkat dengan HAM) adalah seperangkat hak yang melekat
pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia
B. Tujuan Kegiatan
C. Manfaat Kegiatan
1. Untuk menginformasikan kepada orang lain bahwa dimasa pandemi ini anak anak dapat
atau tidaknya bimbingan
2. Memotivasi guru untuk lebih meningkatkan pengajaran atau bimbingan dalam
meningkatkan pendidikan seorang anak dimasa pandemi ini
3. Untuk memaparkan arti penting hak atas pendidikan di masa Pandemi
1
BAB II
LANDASAN TEORI
Di dalam pasal 1 Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia dinyatakan bahwa, “semua
manusia dilahirkan sama dan bebas dalam martabatdan hak. Mereka di karuniai akal dan budi
nurani dan harus bertindak terhadap sesama manusia dalam semangat persaudaraan.”. Konsep
dasar hak asasi manusi menurut Franz Magnis-Suseno mempunyai dua demensi yaitu :
1. Dimensi universalitas, yakni subsitansi hak-hak asasi manusia itu pada hakikatnya bersifat
umum. Hak asasi manusia akan selalu di butuhkan oleh siapa saja dan dalam aspek kebudayaan
2
di manapun itu berada, entah itu dalam kebudayaan Barat maupun Timur. Dimensi hak asasi
manusia seperti ini, pada hakikatnya akan selalu dibutuhkan dan menjadi sarana bagi individu
untuk mengekspresikan dirinya secara bebas dalam ikatan kehidupan kemasyarakatan. Dengan
kata lain hak asasi manusia itu ada karena yang memiliki hak-hak itu adalah manusia sebagai
manusia, jadi sajauh mana manusia itu spesies homo sapiens, dan bukan karena ciri-ciri tertentu
yang dimiliki.
2. Dimensi kontektualitas, yakni menyangkut penerapan hak asasi manusia bila ditinjau dari
tempat berlakunya hak asasi manusia tersebut. Maksudnya adalah ide-ide hak asasi manusia
dapat diterapkan secara efektif. Sepanjang tempat ide-ide hak asasi manusia itu memberikan
suasana kondusif untuk itu. Dengan kata lain, ide-ide hak asasi manusia akan dapat dipergunakan
secara efektif dan menjadi landasan etik dalam pergaulan manusia, jikalau struktur kehidupan
masyarakat entah itu di Barat maupun di Timur sudah tentu tidak memberikan tempat bagi
terjaminnya hak-hak individu yang ada didalamnya
Istilah hak asasi manusia secara monumtal lahir sejak keberhasilan Revolusi Perancis
tahun 1789 dalam Declaration des Droits de L’homme et du Citoyen artinya hak hak asasi
manusia dan warga negar Prancis. Dalam revolusi tersebut terkenal dengan seboyan liberte,
egalite dan fraternite.
Latar belakang sejarah hak asasi manusia pada hakikatnya muncul karena adanya
keinsyafan manusia terhadap harga diri, harkat dan martabat kemanusiaan sebagai akibat
tindakan sewenang-wenang dari penguasa, penjajahan, perbudakan, ketidakadilan dan kezaliman
yang hampir melanda seluruh umat manusia. Sejarah perkembangan hak asasi manusia sebagai
berikut:
1. Tahun 2500 SM-1000 SM → Perjuangan Nabi Ibrahim melawan kezaliman Raja Namruds.
Nabi Musa memerdekan bangsa Yahudi dari perbudakan raja Fir’un agar bebas dari
kesewenangan hukum hamurabi pada masyarakat Babilonia yang menentapkan ketentuan hukum
yang menjamin keadilan bagi warga negaranya.
3
2. Tahun 600 SM → di Athena ( Yunani ) Solon yang telah menyusun Undang- undang yang
menjamin keadilan bagi setiap warganya untuk itu ia membentuk hekiaea, yaitu mehkamah
keadilan untuk melindungi orang- orang miskin dan majelis rakyat atau eklesia.
3. Tahun 527 SM-322 SM → Kaisar Romawi Flanvius Anacius, justianu, melakukan peraturan
hukum modern yang termodifikasi yaitu Corpus Iuris sebagai jaminan kedilan dan hak asasi
manusia.
4. Socrates (469-399 SM), Plato (429-374 SM), dan Aristoteles (384-322 SM) → sebagai filsuf
Yunani peletak dasar diakuinya hak asasi manuisa. Mereka mengajarkan untuk mengkritik
pemerintah yang tidak berdasarkan keadilan, cita-cita, dan kebijaksanaan
5. Tahun 30 SM → Kitab injil di bawa Nabi Isa Al Masih sebagai peletak dasar tingkah laku
manusia agar senantiasa hidup dalam cinta kasih terhadap Tuhan atau sesama manusia.
6. Tahun 600 → Perjuangan Nabi Muhammad SAW untuk membebaskan para bayi wanit dari
penindasan bangsa Quraisy. Kitab suci Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW banyak mengajarkan tentang toleransi,berbuat adil, tidak boleh memaksa, bijaksana,
menerapkan kasih sayang dan sebagainya.
7. Tahun 1215 abad 17-19 → Gerakan rasionalisme dan humanisme di Eropa bergolak secara
revolusioner dibidang hukum, hak asasi dan ketatanegaraan ditandai lahirnya Magna Charta di
Inggris yang berisi pembatsan kekuasaan raja dan hak asasi manusia, pelopornya John Locke dan
Thomas Aquino.
8. Tahun 1679 → Lahir piagam ham, yaitu Hobeas corpus Act yang isinya jaminan kebebasan
warga negara dan mencegah penjarahan sewenang-wenang terhadap rakyat.
9. Tahun 1689 → Lahir piagam Bill of Rights di Britania Raya, yaitu berisi tetntang undang-
undang tentang hak-hak asasi kebebasan warga negara. Adapun pengaturan HAM yang terdapat
dalam piagam tersebut adalah:
4
Pajak, undang-undang, dan pembentukan tentara tetap harus seizin parlemen;
Hak warga negara untuk memeluk agama dan kepercayaan masing- masing;
Parlemen berhak untuk mengubah keputusan raja 10. Tahun 1776 Declaration on Independence
di Amerika, yaitu deklarsi kemerdekaan yang di umumkan secara aklamasi oleh 13 Negara
bagian lainnya. Deklarasi ini merupakan piagam hak asasi manusia karena mengandung
pernyataan “Bahwa semua bangsa di ciptakan sama derajat oleh Tuhan Yang Maha Pencipta”.
11. Tahun 1789 Lahir piagam Declarasi des droid de L’homme et du Citoyem yaitu piagam
pernyataan hak asasi manusia dan warga negara hasil revolusi Prancis di bawah kepemimpinan
Jendral Laffayette dengan semboyan Liberte (kemerdekaan) , egalite (Persamaan), Fraternite
(persaudaraan). Diprakarsai oleh JJ. Rousseau, Voltaire. Montesque.
12. Tahun 1941 → Atlantik Charter yang lahir pada saat berkobarnya perang dunia II dengan
pelopor FD. Roosevelt, mengusulkan empat kebebasan (The Four Freedoms) sebagai penyangga
hak asasi manusia yang pling pokok dan mendasar yang isinya:
13. Tahun 1948 → Lahirnya piagam hak asasi manusia sedunia atau Universal Declaration of
Human Right.
1. Menurut rumusan hak asasi manusia menurut piagam hak asasi manusia sedunia universal
deklarasion of human rights yang di tetapkan PBB pada 10 Desember 1948. Hak Asasi Manusia
terbagi kedalam beberap jenis, yaitu hak personal( hak jaminan pribadi), hak legal ( hak jaminan
perlindungan hokum), hak sipil dan politik, hak subtensi(hak jaminan adanya sumber daya untuk
5
menunjang kehidupan ) serta hak ekonomi, sosial dan budaya. Hak personal, hak legal, hak sipil,
dan politik yang terdapat dalam pasal 3 -21 dalam DUHAM tersebut memuat :
Hak bebas dari penangkapan penahanan atau pembuangan yang sewenang- wenang
Hak bebas dari campur tangan yang sewenang-wenang terhadap kekuasaan pribadi, keluarga,
tempat tinggal, maupun surat-surat
2. Secara umum hak-hak asasi manusia dapat dikelompokkan menjadi enam macam:
Hak menikah
6
Hak mendirikan, menjadi anggota dan simpatisan parpol
Hak untuk mendapatkan prosedur hukum yang benar dalam penahan penangkapan ,
penggeledahan dan razia
7
3. Sementara itu dalam UUD 1945 (amandemen I-IV UUD 1945) memuat hak asasi manusia
yang terdiri dari hak:
4. Sementara itu secara operasional beberapa bentuk ham yang terdapat dalam UU No.39 tahun
1999 tentang HAM sebagai berikut:
Hak wanita;
Hak anak
8
D. Pelanggaran Dan Pengadilan HAM
Secara jelas UU No. 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM mendefinisikan hal
tersebut. Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelempok orang
termasuk aparat negara baik di sengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum
mengurangi, menghalangi, membatasi, dan mencabut hak asasi manusia seseorang atau
kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang, dan tidak didapatkan, atau dikhawatirkan
tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme
hukum yang berlaku.
Pelanggaran HAM dikelomokkan pada dua bentuk, yaitu: (1) pelanggaran HAM
berat; dan (2) pelanggaran HAM ringan. Pelanggaran HAM berat meliputi kejahatan genosida
dan kejahatan kemanusiaan. Sedangkan, bentuk pelanggaran HAM ringan selain dari kedua
bentuk pelanggaran HAM berat tersebut. Kejahatan genosida adalah perbuatan yang dilakukan
dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok
bangsa, ras, kelompok etnis, dan kelompok agama. Sedangkan kegiatan kemanusiaan adalah satu
perbuatan yang dilakukan dengan serangan yang meluas dan sistematis.
Hak atas pendidikan maupun hak atas informasi sama-sama merupakan hak asasi
manusia yang dilindungi oleh UUDN RI Tahun 1945. Kedua hak asasi manusia tersebut
memiliki kaitan erat ketika hak atas informasi dipandang juga sebagai hak atas pendidikan.
Sebaliknya juga hak atas pendidikan juga terkait erat dengan hak atas informasi. Hal tersebut
dapat dipahami mengingat kedua hak asasi manusia tersebut merupakan bagian dari hak asasi
manusia untuk mengembangkan diri. Seseorang memiliki hak asasi manusia untuk
mengembangkan diri melalu pendidikan dan informasi yang diterimanya. Walaupun sama-sama
terkait erat dengan hak untuk mengembangkan diri, kedua hak asasi manusia tersebut memiliki
perbedaan. Lebih lanjut akan dipaparkan hakikat hak atas informasi dan hak atas pendidikan dan
arti penting hak atas informasi terkait pendidikan di masa Pandemi Covid-19.
Hak atas pendidikan sebagai hak asasi manusia diatur dalam Pasal 28C UUDN RI.
Menariknya, Pasal 28C UUDNRI menegaskan hak atas pendidikan dalam 2 (dua) bagian pokok.
Pertama hak atas pendidikan merupakan hak mengembangkan diri sebagai pemenuhan
9
kebutuhan dasar, mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya. Atau dengan kata lain pemenuhan hak atas pendidikan berkaitan erat
dengan upaya pemenuhan kebutuhan dasar, mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat
dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya. Poin penting yang ditekankan Pasal 28C
UUDN RI 1945 justru terletak dalam hakikat pendidikan sebagai kebutuhan dasar sekaligus
kebutuhan untuk pengembangan diri. Jika dikaitkan dengan urgensi kebutuhan diri manusia
maka pendidikan merupakan kebutuhan esensi sekaligus kebutuhan eksistensi. Melalui
penguasaan pendidikan seseorang tidak hanya mendapatkan pengakuan akan tetapi mendapatkan
pemenuhan atas kebutuhan dasarnya untuk hidup Dengan demikian hak atas pendidikan terkait
erat dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia untuk hidup di masa kini maupun di masa
mendatang terutama dari sisi ekonomi dan sosial.
Kedua, arti penting dari hak atas pendidikan ini pun ditegaskan “demi meningkatkan
kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.” Hal pokok kedua ini semakin
menegaskan hak atas pendidikan bukan semata-mata perihal perolehan pengetahuan yang terukur
dari perolehan gelar. Hak atas pendidikan begitu luas karena menyangkut upaya meningkatkan
kualitas hidup dan kesejahteraan manusia. Artinya, hak atas pendidikan bersifat multi aspek
bertalian satu dengan yang lain, aspek ekonomi, aspek sosial, aspek budaya bahkan aspek
lainnya.
Lebih lanjut hak atas pendidikan ini akan dikaitkan dengan Pasal 26 Ayat (1)
DUHAM memiliki pemahaman yang berbeda. Pasal 26 Ayat (1) DUHAM mengatur hak atas
pendidikan sebagai ‘hak memperoleh pendidikan’. Sebagai upaya menjamin pemenuhan hak atas
pendidikan perlu dilakukan pendidikan cuma-cuma terutama tingkatan sekolah rendah dan
pendidikan dasar. Tampak dengan jelas, DUHAM menekankan hak atas pendidikan lebih pada
hal-hal penting yang harus ada untuk menjamin pemenuhannya. Hal yang menarik dari Pasal 26
Ayat (1) DUHAM, hak memperoleh pendidikan ini didasarkan pada 4 (empat) prinsip utama,
pertama prinsip persamaan kesempatan/cara, kedua prinsip penghargaan hak asasi manusia dan
kebebasan dasar, ketiga prinsip toleransi demi perdamaian 3 dan keempat prinsip hak utama
orang tua atas pemilihan pendidikan bagi anak. Prinsip pertama memberikan jaminan atas
kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan dengan cara wajar (Pasal 26 Ayat (1)
DUHAM). Secara eksplisit, prinsip pertama ini menekankan pentingnya cara yang wajar bagi
10
semua orang untuk masuk jenjang pendidikan tanpa membeda-bedakan status sosial, ekonomi
dan latar belakang seseorang. Prinsip kedua menekankan hakikat hak memperoleh pendidikan
sebagai wujud konkrit penghargaan manusia atas hak asasi manusia yang dimiliki (Pasal 26 Ayat
(2) DUHAM). Prinsip ketiga pun tidak jauh berbeda dengan prinsip kedua, hanya saja penekanan
terdapat pada muatan/materi pendidikan yang harus mengajarkan toleransi demi perdamaian
bersama. Prinsip keempat justru menekankan hal berbeda dari ketiga prinsip sebelumnya. Jika
orientasi ketiga prinsip sebelumnya menekankan jaminan dan perlindungan hak memperoleh
pendidikan, prinsip keempat seolah memberikan hak itu kepada orang tua. Pada dasarnya
pemahaman tersebut tidaklah benar mengingat Pasal 26 DUHAM menekankan hak memperoleh
pendidikan. Maksudnya, jaminan atas hak memperoleh pendidikan tetap ada pada tiap orang
hanya saja ketika ia masih berada pada usia anak maka orang tua memiliki hak utama (Pasal 26
Ayat (3) DUHAM). Pemilihan pendidikan tentu tidak sekehendak hati orang tua akan tetapi
pendidikan yang terbaik bagi anak.
11
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Penelitian dilakukan dengan cara melakukan wawancara secara langsung kepada narasumber
yang berada di daerah Tembung pada hari Rabu, 28 Oktober 2020.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah anak anak sekolah dasar yang berada didaerah Tembung
C. Metode Penelitian
Dalam melakukan kegiatan mini riset mengenai HAM, saya menggunakan metode
wawancara. Wawancara menggunakan pertanyaan terstruktur berupa nama responden, asal
sekolah, kelas, dan pendapat mereka mengenai sekolah dimasa pandemi ini
D. Instrumen Penelitian
Setelah selesai wawancara kami merangkum dan mengolah data yang sudah didapat
kemudian memberikannya pada dosen yang bersangkutan.
12
Pada kegiatan ini, teknik analisis data yang saya gunakan adalah secara kualitatif
yang umunya berpusat pada hasil dari wawancara. Analisis data yang saya lakukan dengan
menyusun secara berkala dan terstruktur setiap jawaban yang telah disampaikan oleh narasumber
dari wawancara yang telah dilakukan.
13
BAB IV
14
Erlangga SUTURUJU dari hari Karena memberikan
senin-rabu libur dan video
LAM/ 3 SD
dan kamis- dirumah pembelajara
sabtu daring saja n dan
dari rumah memberikan
tugas
Alif MI Sekolah Lebih suka Tidak ada Ada Guru tetap
dari hari sekolah memberikan
IKHWANUL
senin-jumat biasa karena video
MUSLIMIN dan hari bisa pembelajara
sabtunya bermain n dan
II/ 3 SD
daring dari dengan memberikan
rumah teman tugas
teman
M. Malik SD Masuk Tidak. Ada Ada Guru tetap
sekolah Karena memberikan
MADINATU
seminggu tidak bisa video
L SALAM/ 5 sekali bermain pembelajara
dengan n dan
SD
teman memberikan
teman tugas
B. Pembahasan
Saat melakukan penelitian, telah dipersiapkan daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada
para peserta didik melalui wawancara. Pertanyaan itupun sebagai berikut :
1. Bagaimana aktivitas sekolah disaat masa pandemi/ corona seperti sekarang ini ?
2. Apakah adik suka dengan sekolah yang dilakukan secara daring ? Berikan alasannya !
Setelah mendapatkan jawaban dari pertanyaan tersebut, saya merangkum dan menyusunnya,
adapun hasil dari wawancara tersebut ialah :
Anak anak sekolah dasar yang berada didaerah tembung sebagian besar tetap masuk sekolah,
meskipun hari dan jam pembelajarannya dibatasi. Tetapi dihari tertentu mereka tetap ada sekolah
yang dilakukan secara daring. Sebagian dari mereka ada yang menyukai sekolah secara daring
15
dan ada juga yang tidak. Untuk masalah bimbingan selama pandemi ini, hanya sedikit anak yang
mendapatkannya, begitu juga dengan pelajaran tambahan yang diberikan.
C. Temuan Dilapangan
Belum ada penemuan khusus yang ditemukan dalam penelitian. Hal ini mungkin dikarenakan
kurang efektifnya penelitian yang dilakukan dengan cara wawancara dengan anak anak sekolah
dasar dan terbatasnya komunikasi atau interaksi antara peneliti dengan responden
16
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa, selama pandemi ini para peserta
didik masih perlu mendapatkan bimbingan dan perhatian secara lebih lagi. Karena masih kurang
efektifnya pembelajaran yang diberikan selama masa pandemi ini
B. Saran
Saran saya, pihak sekolah harus lebih memerhatikan lagi peserta didiknya meskipun sedang
berada dimasa pandemi seperti sekarang ini
17
DAFTAR PUSTAKA
Christianto, Hwian. 2020. Penggunaan Media Internet Dalam Pemenuhan Hak Atas Pendidikan
Di Masa Pandemi Covid-19 : Perspektif Hak Asasi Manusia Dan Hukum Pidana. Jurnal HAM.
Vol 11. No 2
Dede Rosyada dkk. 2000. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) Demokrasi, Hak
Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. ICCE UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Sutoyo. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
18
LAMPIRAN
19