Anda di halaman 1dari 23

“PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN”

DISUSUN OLEH

NAMA : YUNI ANGGREANI

NIM : 4193121017

KELAS : FISIKA DIK D 2019

DOSEN PENGAMPU : JUJUR SIAHAAN, S.Pd, M.hum

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan mini riset dan projek ini.

Adapun tujuan penulis menyelesaikan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata
kuliah “PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN”. Dengan dosen pengampu Ibu Jujur Siahaan,
S.Pd, M.hum

Penulis menyadari bahwa tugas yang penulis selesaikan ini masih memiliki banyak
kekurangan dikarena keterbatasan ilmu yang saya miliki, baik dari segi penulisan maupun dari
segi materi yang dituangkan pada tugas ini. Penulis memohon maaf atas segala kekurangan dari
tugas yang penulis perbuat ini. Mudah – mudahan dengan adanya pembuatan tugas ini dapat
menberikan manfaat berupa ilmu pengetahuan bagi penulis maupun bagi pembaca.

Medan, 27 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................1

B. Tujuan Kegiatan..........................................................................................................1

C. Manfaat Kegiataan......................................................................................................1

BAB II LANDASAN TEORI............................................................................................2

A. Pengertian Dan Hakikat HAM....................................................................................2

B. Sejarah Dan Perkembangan HAM..............................................................................3

C. Macam Macam Bentuk HAM.....................................................................................5

D. Pelanggaran Dan Pengadilan HAM............................................................................9

E. Konstruksi Hak Atas Pendidikan Di Masa Pandemi Covid-19..................................9

BAB III METODE PELAKSANAAN.............................................................................12

A. Tempat dan Waktu Suvey...........................................................................................12

B. Subjek Survey.............................................................................................................12

C. Metode Penelitian.......................................................................................................12

D. Instrumen Penelitian...................................................................................................12

E. Teknik Analisis Data...................................................................................................12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................14

BAB V PENUTUP.............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................18

LAMPIRAN.......................................................................................................................19

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hak asasi manusia (disingkat dengan HAM) adalah seperangkat hak yang melekat
pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia

Pandemi Covid-19 telah berdampak di sektor pendidikan. Demi mengurangi


penyebaran Covid-19, pemerintah menerapkan strategi social distancing, salah satunya dengan
menutup sekolah. Kebijakan lainnya untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak adalah dengan
menerapkan strategi belajar di rumah dan belajar tatap muka dengan penerapan protokol ketat.
Dengan memprioritaskan kesehatan dan keselamatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
menerapkan beberapa kebijakan untuk pemenuhan hak pendidikan anak selama pandemi.

B. Tujuan Kegiatan

1. Mengetahui bahwa peran seorang guru itu sangat penting


2. Mengetahui bahwa selain orang tua, guru juga bertanggung jawab atas pendidikan
seorang anak

C. Manfaat Kegiatan

1. Untuk menginformasikan kepada orang lain bahwa dimasa pandemi ini anak anak dapat
atau tidaknya bimbingan
2. Memotivasi guru untuk lebih meningkatkan pengajaran atau bimbingan dalam
meningkatkan pendidikan seorang anak dimasa pandemi ini
3. Untuk memaparkan arti penting hak atas pendidikan di masa Pandemi

1
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Dan Hakikat HAM

Hak Asasi Manusia adalah prinsip-prinsip moral atau norma-norma, yang


menggambarkan standar tertentu dari perilaku manusia, dan dilindungi secara teratur sebagai
hak-hak hukum dalam hukum kota dan internasional. Mereka umumnya dipahami sebagai hal
yang mutlak sebagai hak-hak dasar "yang seseorang secara inheren berhak karena dia adalah
manusia, " dan yang" melekat pada semua manusia " terlepas dari bangsa, lokasi, bahasa, agama,
asal-usul etnis atau status lainnya. Ini berlaku di mana-mana dan pada setiap kali dalam arti yang
universal, dan ini egaliter dalam arti yang sama bagi setiap orang. HAM membutuhkan empati
dan aturan hukum dan memaksakan kewajiban pada orang untuk menghormati hak asasi manusia
dari orang lain. Mereka tidak harus diambil kecuali sebagai hasil dari proses hukum berdasarkan
keadaan tertentu. misalnya, hak asasi manusia mungkin termasuk kebebasan dari penjara
melanggar hukum , penyiksaan, dan eksekusi

Menurut Teaching Human Rights yang di terbitkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa


(PBB), Hak asasi manusia adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya
manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia. Hak hidup, misalnya, adalah klaim untuk
memperoleh dan melakukan segala sesuatu yang dapat membuat seseorang tetap hidup. Tanpa
hak tersebut ekstensinya sebagai manusia akan hilang. Hak asasi manusia ini tertuang dalam
undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang HAM, hak asasi manusia adalah seperangkat hak
yang melekat pada hakikat dan keberdaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan merupakan
anugarah-Nya yang wajib di hormati dan di junjung tinggi dan lindungi oleh Negara hukum,
pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat manusia

Di dalam pasal 1 Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia dinyatakan bahwa, “semua
manusia dilahirkan sama dan bebas dalam martabatdan hak. Mereka di karuniai akal dan budi
nurani dan harus bertindak terhadap sesama manusia dalam semangat persaudaraan.”. Konsep
dasar hak asasi manusi menurut Franz Magnis-Suseno mempunyai dua demensi yaitu :

1. Dimensi universalitas, yakni subsitansi hak-hak asasi manusia itu pada hakikatnya bersifat
umum. Hak asasi manusia akan selalu di butuhkan oleh siapa saja dan dalam aspek kebudayaan

2
di manapun itu berada, entah itu dalam kebudayaan Barat maupun Timur. Dimensi hak asasi
manusia seperti ini, pada hakikatnya akan selalu dibutuhkan dan menjadi sarana bagi individu
untuk mengekspresikan dirinya secara bebas dalam ikatan kehidupan kemasyarakatan. Dengan
kata lain hak asasi manusia itu ada karena yang memiliki hak-hak itu adalah manusia sebagai
manusia, jadi sajauh mana manusia itu spesies homo sapiens, dan bukan karena ciri-ciri tertentu
yang dimiliki.

2. Dimensi kontektualitas, yakni menyangkut penerapan hak asasi manusia bila ditinjau dari
tempat berlakunya hak asasi manusia tersebut. Maksudnya adalah ide-ide hak asasi manusia
dapat diterapkan secara efektif. Sepanjang tempat ide-ide hak asasi manusia itu memberikan
suasana kondusif untuk itu. Dengan kata lain, ide-ide hak asasi manusia akan dapat dipergunakan
secara efektif dan menjadi landasan etik dalam pergaulan manusia, jikalau struktur kehidupan
masyarakat entah itu di Barat maupun di Timur sudah tentu tidak memberikan tempat bagi
terjaminnya hak-hak individu yang ada didalamnya

B. Sejarah Dan Perkembangan HAM

Istilah hak asasi manusia secara monumtal lahir sejak keberhasilan Revolusi Perancis
tahun 1789 dalam Declaration des Droits de L’homme et du Citoyen artinya hak hak asasi
manusia dan warga negar Prancis. Dalam revolusi tersebut terkenal dengan seboyan liberte,
egalite dan fraternite.

Latar belakang sejarah hak asasi manusia pada hakikatnya muncul karena adanya
keinsyafan manusia terhadap harga diri, harkat dan martabat kemanusiaan sebagai akibat
tindakan sewenang-wenang dari penguasa, penjajahan, perbudakan, ketidakadilan dan kezaliman
yang hampir melanda seluruh umat manusia. Sejarah perkembangan hak asasi manusia sebagai
berikut:

1. Tahun 2500 SM-1000 SM → Perjuangan Nabi Ibrahim melawan kezaliman Raja Namruds.
Nabi Musa memerdekan bangsa Yahudi dari perbudakan raja Fir’un agar bebas dari
kesewenangan hukum hamurabi pada masyarakat Babilonia yang menentapkan ketentuan hukum
yang menjamin keadilan bagi warga negaranya.

3
2. Tahun 600 SM → di Athena ( Yunani ) Solon yang telah menyusun Undang- undang yang
menjamin keadilan bagi setiap warganya untuk itu ia membentuk hekiaea, yaitu mehkamah
keadilan untuk melindungi orang- orang miskin dan majelis rakyat atau eklesia.

3. Tahun 527 SM-322 SM → Kaisar Romawi Flanvius Anacius, justianu, melakukan peraturan
hukum modern yang termodifikasi yaitu Corpus Iuris sebagai jaminan kedilan dan hak asasi
manusia.

4. Socrates (469-399 SM), Plato (429-374 SM), dan Aristoteles (384-322 SM) → sebagai filsuf
Yunani peletak dasar diakuinya hak asasi manuisa. Mereka mengajarkan untuk mengkritik
pemerintah yang tidak berdasarkan keadilan, cita-cita, dan kebijaksanaan

5. Tahun 30 SM → Kitab injil di bawa Nabi Isa Al Masih sebagai peletak dasar tingkah laku
manusia agar senantiasa hidup dalam cinta kasih terhadap Tuhan atau sesama manusia.

6. Tahun 600 → Perjuangan Nabi Muhammad SAW untuk membebaskan para bayi wanit dari
penindasan bangsa Quraisy. Kitab suci Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW banyak mengajarkan tentang toleransi,berbuat adil, tidak boleh memaksa, bijaksana,
menerapkan kasih sayang dan sebagainya.

7. Tahun 1215 abad 17-19 → Gerakan rasionalisme dan humanisme di Eropa bergolak secara
revolusioner dibidang hukum, hak asasi dan ketatanegaraan ditandai lahirnya Magna Charta di
Inggris yang berisi pembatsan kekuasaan raja dan hak asasi manusia, pelopornya John Locke dan
Thomas Aquino.

8. Tahun 1679 → Lahir piagam ham, yaitu Hobeas corpus Act yang isinya jaminan kebebasan
warga negara dan mencegah penjarahan sewenang-wenang terhadap rakyat.

9. Tahun 1689 → Lahir piagam Bill of Rights di Britania Raya, yaitu berisi tetntang undang-
undang tentang hak-hak asasi kebebasan warga negara. Adapun pengaturan HAM yang terdapat
dalam piagam tersebut adalah:

 Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen;

 Kebebasan berbicara dan mengeluarkan perndapat;

4
 Pajak, undang-undang, dan pembentukan tentara tetap harus seizin parlemen;

 Hak warga negara untuk memeluk agama dan kepercayaan masing- masing;

 Parlemen berhak untuk mengubah keputusan raja 10. Tahun 1776 Declaration on Independence
di Amerika, yaitu deklarsi kemerdekaan yang di umumkan secara aklamasi oleh 13 Negara
bagian lainnya. Deklarasi ini merupakan piagam hak asasi manusia karena mengandung
pernyataan “Bahwa semua bangsa di ciptakan sama derajat oleh Tuhan Yang Maha Pencipta”.

11. Tahun 1789 Lahir piagam Declarasi des droid de L’homme et du Citoyem yaitu piagam
pernyataan hak asasi manusia dan warga negara hasil revolusi Prancis di bawah kepemimpinan
Jendral Laffayette dengan semboyan Liberte (kemerdekaan) , egalite (Persamaan), Fraternite
(persaudaraan). Diprakarsai oleh JJ. Rousseau, Voltaire. Montesque.

12. Tahun 1941 → Atlantik Charter yang lahir pada saat berkobarnya perang dunia II dengan
pelopor FD. Roosevelt, mengusulkan empat kebebasan (The Four Freedoms) sebagai penyangga
hak asasi manusia yang pling pokok dan mendasar yang isinya:

 Kebebasan untuk berbicara dan mengemukanan pendapat

 Kebebasan untuk beragama

 Kebebasan dari rasa takut

 Kebebasan dari kekurangan dan kelaparan

13. Tahun 1948 → Lahirnya piagam hak asasi manusia sedunia atau Universal Declaration of
Human Right.

C. Macam Macam Bentuk HAM

1. Menurut rumusan hak asasi manusia menurut piagam hak asasi manusia sedunia universal
deklarasion of human rights yang di tetapkan PBB pada 10 Desember 1948. Hak Asasi Manusia
terbagi kedalam beberap jenis, yaitu hak personal( hak jaminan pribadi), hak legal ( hak jaminan
perlindungan hokum), hak sipil dan politik, hak subtensi(hak jaminan adanya sumber daya untuk

5
menunjang kehidupan ) serta hak ekonomi, sosial dan budaya. Hak personal, hak legal, hak sipil,
dan politik yang terdapat dalam pasal 3 -21 dalam DUHAM tersebut memuat :

 Hak untuk hidup, kebebasan dan keamanan pribadi

 Hak bebas dari perbudakan dan penghambaan

 Hak bebas penyiksaan

 Hak untuk memperoleh pengakuan hokum dimana saja secara pribadi

 Hak untuk pengampunan hokum secara efektif

 Hak bebas dari penangkapan penahanan atau pembuangan yang sewenang- wenang

 Hak untuk peradilan yang indefenden dan tidak memihak

 Hak untuk praduga tak bersalah sampai terbukti bersalah

 Hak bebas dari campur tangan yang sewenang-wenang terhadap kekuasaan pribadi, keluarga,
tempat tinggal, maupun surat-surat

 Hak bebas dari serangan terhadap kehormatan dan nama baik

 Dan lain sebagainya

2. Secara umum hak-hak asasi manusia dapat dikelompokkan menjadi enam macam:

a. Hak asasi pribadi (personal rights)

 Hak mengeluarkan pendapat

 Hak menikah

 Hak untuk memeluk agama

 Hak untuk kebebasan untuk bergerak

b. Hak asasi politik

6
 Hak mendirikan, menjadi anggota dan simpatisan parpol

 Hak ikut pemilu dan kampanye dalam pemilu

 Hak ikut berpartisipasi dalam pembentukan kebijakan umum

c. Hak asasi ekonomi

 Hak mendirikan koperasi

 Hak menjual, membeli, dan menyimpan barang

 Hak mendirikan badan usaha swasta

 Hak mengadakan transaksi bisnis

d. Hak mendapatkan persamaan hukum dan pemberitahuan ( rights of legal aquality )

 Hak untuk menjadi pejabat

 Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum

 Hak perlindungan hukum

e. Hak sosial budaya ( sosial and cultural rights)

 Hak mendapatkan pendidikan

 Hak menikmati hasil kebudayaan

 Hak untuk mengembangkan kebudayaan

 Hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak

f. Hak untuk mendapatkan prosedur hukum yang benar (procedural rights)

 Hak untuk mendapatkan prosedur hukum yang benar dalam penahan penangkapan ,
penggeledahan dan razia

 Hak untuk mendapatkan prosedur yang benar dalam proses pengadilan

7
3. Sementara itu dalam UUD 1945 (amandemen I-IV UUD 1945) memuat hak asasi manusia
yang terdiri dari hak:

 Hak kebebasan untuk mengeluarkan pendapat

 Hak kedudukan yang sama didalam hukum

 Hak kebebasan berkumpul

 Hak kebebasan beragama

 Hak penghidupan yang layak

 Hak kebebasan berserikat

 Hak memperoleh pengajaran atau pendidikan

4. Sementara itu secara operasional beberapa bentuk ham yang terdapat dalam UU No.39 tahun
1999 tentang HAM sebagai berikut:

 Hak untuk hidup;

 Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan;

 Hak mengembangkan diri;

 Hak memperoleh keadilan;

 Hak atas kebebasan pribadi;

 Hak atas rasa aman;

 Hak atas kesejahteraan;

 Hak turut serta dalam pemerintahan;

 Hak wanita;

 Hak anak

8
D. Pelanggaran Dan Pengadilan HAM

Secara jelas UU No. 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM mendefinisikan hal
tersebut. Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelempok orang
termasuk aparat negara baik di sengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum
mengurangi, menghalangi, membatasi, dan mencabut hak asasi manusia seseorang atau
kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang, dan tidak didapatkan, atau dikhawatirkan
tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme
hukum yang berlaku.

Pelanggaran HAM dikelomokkan pada dua bentuk, yaitu: (1) pelanggaran HAM
berat; dan (2) pelanggaran HAM ringan. Pelanggaran HAM berat meliputi kejahatan genosida
dan kejahatan kemanusiaan. Sedangkan, bentuk pelanggaran HAM ringan selain dari kedua
bentuk pelanggaran HAM berat tersebut. Kejahatan genosida adalah perbuatan yang dilakukan
dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok
bangsa, ras, kelompok etnis, dan kelompok agama. Sedangkan kegiatan kemanusiaan adalah satu
perbuatan yang dilakukan dengan serangan yang meluas dan sistematis.

E. Konsturuksi Hak atas Pendidikan di masa Pandemi Covid-19

Hak atas pendidikan maupun hak atas informasi sama-sama merupakan hak asasi
manusia yang dilindungi oleh UUDN RI Tahun 1945. Kedua hak asasi manusia tersebut
memiliki kaitan erat ketika hak atas informasi dipandang juga sebagai hak atas pendidikan.
Sebaliknya juga hak atas pendidikan juga terkait erat dengan hak atas informasi. Hal tersebut
dapat dipahami mengingat kedua hak asasi manusia tersebut merupakan bagian dari hak asasi
manusia untuk mengembangkan diri. Seseorang memiliki hak asasi manusia untuk
mengembangkan diri melalu pendidikan dan informasi yang diterimanya. Walaupun sama-sama
terkait erat dengan hak untuk mengembangkan diri, kedua hak asasi manusia tersebut memiliki
perbedaan. Lebih lanjut akan dipaparkan hakikat hak atas informasi dan hak atas pendidikan dan
arti penting hak atas informasi terkait pendidikan di masa Pandemi Covid-19.

Hak atas pendidikan sebagai hak asasi manusia diatur dalam Pasal 28C UUDN RI.
Menariknya, Pasal 28C UUDNRI menegaskan hak atas pendidikan dalam 2 (dua) bagian pokok.
Pertama hak atas pendidikan merupakan hak mengembangkan diri sebagai pemenuhan

9
kebutuhan dasar, mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya. Atau dengan kata lain pemenuhan hak atas pendidikan berkaitan erat
dengan upaya pemenuhan kebutuhan dasar, mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat
dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya. Poin penting yang ditekankan Pasal 28C
UUDN RI 1945 justru terletak dalam hakikat pendidikan sebagai kebutuhan dasar sekaligus
kebutuhan untuk pengembangan diri. Jika dikaitkan dengan urgensi kebutuhan diri manusia
maka pendidikan merupakan kebutuhan esensi sekaligus kebutuhan eksistensi. Melalui
penguasaan pendidikan seseorang tidak hanya mendapatkan pengakuan akan tetapi mendapatkan
pemenuhan atas kebutuhan dasarnya untuk hidup Dengan demikian hak atas pendidikan terkait
erat dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia untuk hidup di masa kini maupun di masa
mendatang terutama dari sisi ekonomi dan sosial.

Kedua, arti penting dari hak atas pendidikan ini pun ditegaskan “demi meningkatkan
kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.” Hal pokok kedua ini semakin
menegaskan hak atas pendidikan bukan semata-mata perihal perolehan pengetahuan yang terukur
dari perolehan gelar. Hak atas pendidikan begitu luas karena menyangkut upaya meningkatkan
kualitas hidup dan kesejahteraan manusia. Artinya, hak atas pendidikan bersifat multi aspek
bertalian satu dengan yang lain, aspek ekonomi, aspek sosial, aspek budaya bahkan aspek
lainnya.

Lebih lanjut hak atas pendidikan ini akan dikaitkan dengan Pasal 26 Ayat (1)
DUHAM memiliki pemahaman yang berbeda. Pasal 26 Ayat (1) DUHAM mengatur hak atas
pendidikan sebagai ‘hak memperoleh pendidikan’. Sebagai upaya menjamin pemenuhan hak atas
pendidikan perlu dilakukan pendidikan cuma-cuma terutama tingkatan sekolah rendah dan
pendidikan dasar. Tampak dengan jelas, DUHAM menekankan hak atas pendidikan lebih pada
hal-hal penting yang harus ada untuk menjamin pemenuhannya. Hal yang menarik dari Pasal 26
Ayat (1) DUHAM, hak memperoleh pendidikan ini didasarkan pada 4 (empat) prinsip utama,
pertama prinsip persamaan kesempatan/cara, kedua prinsip penghargaan hak asasi manusia dan
kebebasan dasar, ketiga prinsip toleransi demi perdamaian 3 dan keempat prinsip hak utama
orang tua atas pemilihan pendidikan bagi anak. Prinsip pertama memberikan jaminan atas
kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan dengan cara wajar (Pasal 26 Ayat (1)
DUHAM). Secara eksplisit, prinsip pertama ini menekankan pentingnya cara yang wajar bagi

10
semua orang untuk masuk jenjang pendidikan tanpa membeda-bedakan status sosial, ekonomi
dan latar belakang seseorang. Prinsip kedua menekankan hakikat hak memperoleh pendidikan
sebagai wujud konkrit penghargaan manusia atas hak asasi manusia yang dimiliki (Pasal 26 Ayat
(2) DUHAM). Prinsip ketiga pun tidak jauh berbeda dengan prinsip kedua, hanya saja penekanan
terdapat pada muatan/materi pendidikan yang harus mengajarkan toleransi demi perdamaian
bersama. Prinsip keempat justru menekankan hal berbeda dari ketiga prinsip sebelumnya. Jika
orientasi ketiga prinsip sebelumnya menekankan jaminan dan perlindungan hak memperoleh
pendidikan, prinsip keempat seolah memberikan hak itu kepada orang tua. Pada dasarnya
pemahaman tersebut tidaklah benar mengingat Pasal 26 DUHAM menekankan hak memperoleh
pendidikan. Maksudnya, jaminan atas hak memperoleh pendidikan tetap ada pada tiap orang
hanya saja ketika ia masih berada pada usia anak maka orang tua memiliki hak utama (Pasal 26
Ayat (3) DUHAM). Pemilihan pendidikan tentu tidak sekehendak hati orang tua akan tetapi
pendidikan yang terbaik bagi anak.

11
BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dengan cara melakukan wawancara secara langsung kepada narasumber
yang berada di daerah Tembung pada hari Rabu, 28 Oktober 2020.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah anak anak sekolah dasar yang berada didaerah Tembung

C. Metode Penelitian

Dalam melakukan kegiatan mini riset mengenai HAM, saya menggunakan metode
wawancara. Wawancara menggunakan pertanyaan terstruktur berupa nama responden, asal
sekolah, kelas, dan pendapat mereka mengenai sekolah dimasa pandemi ini

D. Instrumen Penelitian

a. Alat yang digunakan :


 Lembar pertanyaan
 Handphone sebagai kamera dan perekam
b. Pelaksanaan Wawancara
 Satu orang peneliti
 Pelaksanaan wawancara
 Tiga hari sebelum pelaksanaan mini riset saya menyusun pertanyaan
 Kemudian menentukan lokasi untuk penelitian
 Saat waktu penelitian saya mencari narasumber didaerah Tembung dan memperkenalkan
diri serta member tahu topik penelitian saya.

 Setelah selesai wawancara kami merangkum dan mengolah data yang sudah didapat
kemudian memberikannya pada dosen yang bersangkutan.

E. Teknik Analisis Data

12
Pada kegiatan ini, teknik analisis data yang saya gunakan adalah secara kualitatif
yang umunya berpusat pada hasil dari wawancara. Analisis data yang saya lakukan dengan
menyusun secara berkala dan terstruktur setiap jawaban yang telah disampaikan oleh narasumber
dari wawancara yang telah dilakukan.

13
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Hasil Survey

Nama Asal Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan


Lengkap Sekolah/ 1 2 3 4 5
Kelas
M. Ihsan MI Sekolah Tidak. Tidak ada Tidak ada Guru tetap
kami tidak Karena memberikan
IKHWANUL
libur kak, tidak bisa video
MUSLIMIN kami belajar bermain pembelajara
dari hari dengan n dan
II/ 5SD
senin-jumat teman memberikan
dan waktu teman tugas
belajarnya
dikurangi
sedangkan
untuk hari
sabtunya
kami daring
dari rumah
Putri MI Sekolah Tidak. Tidak ada Tidak ada Guru tetap
dari hari Karena memberikan
Aisyah IKHWANUL
senin-jumat tidak bisa video
Maulani MUSLIMIN dan hari bermain pembelajara
sabtunya dengan n dan
II/ 5SD
daring dari teman memberikan
rumah teman tugas
Kesya MIS Sekolah Tidak. Tidak ada Tidak ada Guru
dari hari Karena memberikan
Oliva AISYIAH/ 3
senin-rabu tidak bisa penjelasan
SD dan kamis- bermain melalui via
sabtu daring dengan chat WA
dari rumah teman
teman
N. Rafa MI Sekolah Suka. Tidak ada Dapat Guru tetap
dari hari Karena pelajaran memberikan
IKHWANUL
senin-jumat dirumah tambahan video
MUSLIMIN dan hari saja matematika pembelajara
sabtunya n dan
II/ 3 SD
daring dari memberikan
rumah tugas
Azka SD Sekolah Suka. Tidak ada Ada Guru tetap

14
Erlangga SUTURUJU dari hari Karena memberikan
senin-rabu libur dan video
LAM/ 3 SD
dan kamis- dirumah pembelajara
sabtu daring saja n dan
dari rumah memberikan
tugas
Alif MI Sekolah Lebih suka Tidak ada Ada Guru tetap
dari hari sekolah memberikan
IKHWANUL
senin-jumat biasa karena video
MUSLIMIN dan hari bisa pembelajara
sabtunya bermain n dan
II/ 3 SD
daring dari dengan memberikan
rumah teman tugas
teman
M. Malik SD Masuk Tidak. Ada Ada Guru tetap
sekolah Karena memberikan
MADINATU
seminggu tidak bisa video
L SALAM/ 5 sekali bermain pembelajara
dengan n dan
SD
teman memberikan
teman tugas

B. Pembahasan

Saat melakukan penelitian, telah dipersiapkan daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada
para peserta didik melalui wawancara. Pertanyaan itupun sebagai berikut :

1. Bagaimana aktivitas sekolah disaat masa pandemi/ corona seperti sekarang ini ?

2. Apakah adik suka dengan sekolah yang dilakukan secara daring ? Berikan alasannya !

3. Apakah adik ada mendapatkan bimbingan dari sekolah ?

4. Bagaimana dengan pelajaran tambahan, apakah diberikan ?

5. Daring seperti ini, apakah guru tetap memberikan penjelasan ?

Setelah mendapatkan jawaban dari pertanyaan tersebut, saya merangkum dan menyusunnya,
adapun hasil dari wawancara tersebut ialah :

Anak anak sekolah dasar yang berada didaerah tembung sebagian besar tetap masuk sekolah,
meskipun hari dan jam pembelajarannya dibatasi. Tetapi dihari tertentu mereka tetap ada sekolah
yang dilakukan secara daring. Sebagian dari mereka ada yang menyukai sekolah secara daring

15
dan ada juga yang tidak. Untuk masalah bimbingan selama pandemi ini, hanya sedikit anak yang
mendapatkannya, begitu juga dengan pelajaran tambahan yang diberikan.

C. Temuan Dilapangan

Belum ada penemuan khusus yang ditemukan dalam penelitian. Hal ini mungkin dikarenakan
kurang efektifnya penelitian yang dilakukan dengan cara wawancara dengan anak anak sekolah
dasar dan terbatasnya komunikasi atau interaksi antara peneliti dengan responden

16
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa, selama pandemi ini para peserta
didik masih perlu mendapatkan bimbingan dan perhatian secara lebih lagi. Karena masih kurang
efektifnya pembelajaran yang diberikan selama masa pandemi ini

B. Saran

Saran saya, pihak sekolah harus lebih memerhatikan lagi peserta didiknya meskipun sedang
berada dimasa pandemi seperti sekarang ini

17
DAFTAR PUSTAKA

Christianto, Hwian. 2020. Penggunaan Media Internet Dalam Pemenuhan Hak Atas Pendidikan
Di Masa Pandemi Covid-19 : Perspektif Hak Asasi Manusia Dan Hukum Pidana. Jurnal HAM.
Vol 11. No 2

A. Ubaedillah dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) Demokrasi, Hak


Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, (Edisi Ketiga). ICCE UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Dede Rosyada dkk. 2000. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) Demokrasi, Hak
Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. ICCE UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Muhamad Erwin. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia (Edisi Revisi).


Bandung: Refika Aditama.

Sutoyo. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

18
LAMPIRAN

19

Anda mungkin juga menyukai