002809242022
KELAS B
MAKASSAR
2023
a) Peran & Kontribusi Engineer
Sejarah manusia di dunia menunjukkan bahwa kemajuan kesejahteraan dan
peradaban didukung secara propersional oleh kemampuan para ahli di berbagai
bidang. Para ahli bekerja sama dalam suatu system yang besar, dan para engineer
memberikan andil yang besar dalamhal tersebut.
Di masa modern saat ini diprediksi juga di masa mendatang, kontribusi ahli
engineer terhadap peradaban manusia makin bertambah besar. Keselamatan,
kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat, serta keadaan lingkungan akan sangat
dipengaruhi oleh keputusan dan tindakan ahli engineer. Oleh karena itu, ahli engineer
perlu memiliki sifat mental dan etika yang baik (akhlaqul karimah), agar bias
memberikan konstribusi positif bagi manusia dan lingkungan. Hal ini sesuai seruan-
seruan dalam islam
Kata “etos” sebetulnya berasal dari Bahasa Yunani yang berarti sesuatu yang
diyakini, cara berbuat, sikap serta persepsi terhadap nilai kerja. Etos kerja muslim
didefinisikan sebagai sikap mental kepribadian yang berlandaskan keyakinan bahwa
bekerja itu bukan saja untuk memuliakan dirinya, sekedar mencari nafkah untuk
memenuhi kebutuhan dirinya, melainkan juga sebagai suatu manifestasi ibadah kepada
Allah SWT.
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah anda di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyaka supaya anda beruntung (QS. Al-
Jumu’ah:10)
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka
mengubah diri mereka sendiri (QS. Ar-Ra’d:11)
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi
boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi
kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 216)
3. Pada prinsipnya kita sanggup
ف هّٰللا ُ نَ ۡفسًا اِاَّل ُو ۡس َعهَا ۡ َؕ لَهَا َما َك َسبَ ۡت َو َعلَ ۡيهَا َما ۡاكتَ َسب
ُ ِّت اَل يُ َكل
1. Challenges status quo; tidak merasa cepat puas dengan keadaan yang ada dan
selalu mempertanyakan otoritas dan rutinitas serta menkonfrontasikan asumsi-
asumsi yang ada.
2. Curious; senantiasa mengeksplorasi lingkungannya dan menginvestigasi
kemungkina-kemungkinan baru, memiliki rasa kekaguman (sense of awe).
3. Self-motivated; tanggap terhadap kebutuhan dari dalam (inner needs) senantiasa
secara proaktif memprakarsai proyek-proyek baru dan menghargai setiap usaha.
4. Visionary; memiliki imaginasi yang tinggi dan memiliki pandangan yang jauh
kedepan.
5. Entertains the fantastic; memunculkan ide-ide “gila”, memandang suatu yang tidak
mungkin menjadi sebuah kemungkinan, memimpikan dan menghayalkan sesuatu
yang besar-besar.
6. Takes risks; melampaui wilayah yang dianggap menyenangkan, berani mencoba dan
menanggung kegagalan.
7. Peripatetic; merubah lingkungan kerja sesuai yang dibutuhkan, senang melakukan
perjalanan (travelling) untuk memperoleh inspirasi atau pemikiran segar.
8. Playful/humorous; memiliki ketertarikan terhadap hal-hal yang aneh dan
mengagumkan, berani tampil beda, bertindak “nekad”, serta mudah dan sering
tertawa layaknya seorang anak kecil.
9. Self-accepting; dapat mempertahankan ide-idenya dan menganggap
“kesempurnaan sebagai musuh kebaikan”, tidak terikat dengan apa-apa yang
dipandang baik menurut orang lain.
10. Flexible/adaptive; terbuka bagi setiap perubahan, mampu melakukan penyesuaian
terhadap rencana-rencana yang telah dibuat, menyajikan berbagai solusi dan
gagasan.
11. Makes new connections; mampu melihat hubungan-hubungan diantara unsur-unsur
yang terputus, mensintesakan dan mengkombinasikannya.
12. Reflective; menginkubasi setiap maslah dan tantangan, mencari dan merenungkan
berbagai pertimbangan dalam mengambil keputusan.
13. Recognizes (and re-conizes) patterns; perseptif terhadap sesuatu dan dapat
membedakannya, dapat melihat kecenderungan dan prinsip serta mampu
mengorganisasikannya, dapat melihat “the big picture”
14. Tolerates ambiguity; merasa nyaman dalam situasi kacau (chaos), dapat menyajikan
situasi paradox, tidak tergesa-gesa membenarkan terhadap suatu ide yang muncul.
15. Committed to learning; berusaha mencari pengetahuan secara terus menerus,
mensintesakan segala in put, menyeimbangkan setiap informasi yang terkumpul dan
menyelaraskan setiap tindakan.
16. Balances intuition and analysis; memilih dan memilah diantara pemikiran divergen
dan pemikiran konvergen, memiliki intuisi tertentu sebelum melakukan analisis,
meyakini apa yang sudah dianalisis dan menggunakannya secara hati-hati dengan
menggunakan akal.
17. Situationally collaborative; berusaha menyeimbangkan pemikiran dari setiap
individu, membuka pelatihan dan mencari dukungan organisasi.
18. Formally articulate; mengkomunikasikan setiap gagasan secara efektif,
menterjemahkan konsep abstrak ke dalan bahasa penuh arti, menciptakan protype
atau model yang dianggap paling mudah.
19. Resilient, merekfleksi hal-hal yang dianggap mengecewakan atau yang tidak
diinginkan, belajar dengan cepat dari umpan balik, berkemauan untuk mencoba dan
terus mencoba lagi.
20. Persevering; bekerja keras dan tekun, memperjuangkan gagasan-gagasan baru
dengan gigih, memiliki komitmen terhadap hasil-hasil yang telah digariskan.
1. Berusaha mencapai keunggulan: usaha yang terus menerus untuk meraih prestasi
dalam hidup pada tiga bidang utama: konsisten meningkatkan kualitas iman dan
hubungan kepada Allah SWT, konsisten meningkatkan kualitas profesionalisme,
spesialisasi, produksi, kepabilats dan efektifitas dalam kerja dan profesi anda dan
konsisten dalam meningkatkan kualitas hubungan-hubungan positif anda dan orang
lain.
2. Menetukan tujuan: menetukan tujuan-tuhuan hidup anda (tujuan jangka panjang,
jangka menengah dan jangka pendek).
3. Perencanaan: menetapkan tujuan-tujuan anda dalam program-program kerja dan
jangka waktu tertentu (timing) yang bisa dijalankan.
4. Menyusun prioritas: menentukan mana yang harus dilakukan pertama, kedua dan
seterusnya, mana yang terpenting dari tujuan-tujuan, tugas-tugas dankewajiban-
kewajiban dalam hidup ini.
5. Konsentrasi: memberikan perhatian terhadap tugas dan tanggung jawab atau kerja
yang ada dihadapan anda dan langsung mengerjakannya tanpa menunggu-nunggu
lagi.
6. Manajemen waktu: memanfaatkan waktu yang ada dan menggunakannya sebaik-
baiknya untuk mengembangkan keahlian-keahlian dan potensi kita agar tercapai
tujuan-tujuan penting yang kita cita-citakan.
7. Berjuang melawan diri sendiri: usaha yang terus-menerus untuk mengalahkan ego,
menundukkan nafsu,mengarahkannya dan membiasakannya menghadapi tanggung
jawab dan resiko-resikonya
8. Keahlian berkomunikasi: kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan
orang lain. Bertujuan untuk memberikan pengaruh yang positif dalam hidup mereka
dan supaya bisa hidup bersama mereka dalam suasana saling menghargai dan
akhlak yang mulia.
9. Berpikir positif: melihat dari sisi positif dalam suma hal, manusia dan peristiwa.
Islam sendiri melarang berburuk sangka (QS. al-Hujarat: 12)
10. Seimbang: berfikir dan bertindak dengan cara yang seimbang dalam hidup kita.
Jangan sampai satu sisi lebih dominan dari sisi yang lain.
Hal lain yang dikemukakan pada definidi ABET di atas adalah bahwa
kemampuan/keahlian yang diperlukan untuk profesi engineer perlu dicapai dengan
studi, pengalaman, dan latihan. Hal ini mengisyaratkan bahwa:
1. Pendidikan tinggi teknik, selain perlu memberikan teori-teori dengan cukup mantap,
perlu juga memberikan contoh pemecahan problem-problem riil dengan
memanfaatkan teori-teori dan aspek-aspek lain yang relevan
2. Engineer perlu selalu meningkatkan kemampuan/keahliannya dengan
memanfaatkan pengalaman dan latihan yang diperolehnya selama bekerja, dan
dengan mengintegrasikannya dengan teori-teori yang juga perlu selalu ditingkatkan.
Jika etika ditafsirkan secara terpisah dari sikap mental, maka untuk dapat
memerikan manfaat kepada masyarakat, secara prinsip engineer perlu memiliki
3 hal pokok:
Dimasa kini dimana kegiatan dan tugas manusia menjadi semakin banyak,
beragam dan kompleks, masalah penentuan prioritas menjadi sangat penting.
Penentuan masalah-masalah ataupun tugas-tugas apa yang harus menjadi
perhatian utama, akan sangat menentukan kualitas kerja dan produktivitas. Perlu
membedakan antara tugas-tugas yang perlu dikerjakan dan tugas-tugas apa yang
paling menarik/menyenangkan untuk dikerjakan.
Berikut disajikan sikap-sikap mental yang mendukung profesi teknik yang bersifat
lebih umum, dalam arti bermanfaat pula bahi profesi-profesi lainnya selain profesi
engineer. Karl Terzaghi mengemukakan 4 aturan yang berkaitan dengan sikap
mental profesi sebagai berikut:
5. Temukan penyelesaian
Langkah pertama adalah mengidentifiksikan permasalahan dan
mendefinisikannya secara jelas. Contoh problem-problem primitive adalah
sebagai berikut:
a. Bagaimana seorang petualang menyebrangi sungai yang deras alirannya di
tengah hutan belantara?
b. Bagaimana menangani limbah pabrik kertas (black liquor) yang mencemari
lingkungan?
c. Bagaimana memanfaatlan gas alam Natuna yang mengandung gas ikutan CO2
yang terlalu tinggi (70%)?
d. Bagaimana mengatasi krisis listrik di Sulawesi?
Problem-problem primitive seperti contoh tersebut mungkin dapat
diselesaikan dengan banyak alternative. Tugas engineer adalah menemukan
penyelesaian yang paling layak dari banyak aspek yaitu teknis, ekonomi,
lingkungan, sosial, budaya, agama dan lain-lain.
Misal untuk program primitive pada contoh (a), dapat diciptakan
problem-problem spesisifik sebagai berikut:
- Gali sebuah terowongan di bawah sungai tersebut
- Buat sebuah perahu
- Robohkan sebatang pohon di tepisungai sehingga jatuh melintangi
sungai.
Untuk program primitive (b), misalnya dapat diciptakan problem-problem
spesifik sebagai berikut:
- Rancang suatu pabrik detergen dengan bahan baku black liquor
- Rancang suatu recovery unit yang dapat memungut senyawa natrium
dalam black liquor dan sekaligus membakar zat-zat organic dalam
black liquor untuk menghasilkan energy
- Rancang suatu pabrik vanili dengan bahan baku black liquor