Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

FILSAFAT ILMU & ETIKA REKAYASA

LA ODE MUHAMMAD WAWAN FAISAL D

002809242022

KELAS B

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2023
a) Peran & Kontribusi Engineer
Sejarah manusia di dunia menunjukkan bahwa kemajuan kesejahteraan dan
peradaban didukung secara propersional oleh kemampuan para ahli di berbagai
bidang. Para ahli bekerja sama dalam suatu system yang besar, dan para engineer
memberikan andil yang besar dalamhal tersebut.
Di masa modern saat ini diprediksi juga di masa mendatang, kontribusi ahli
engineer terhadap peradaban manusia makin bertambah besar. Keselamatan,
kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat, serta keadaan lingkungan akan sangat
dipengaruhi oleh keputusan dan tindakan ahli engineer. Oleh karena itu, ahli engineer
perlu memiliki sifat mental dan etika yang baik (akhlaqul karimah), agar bias
memberikan konstribusi positif bagi manusia dan lingkungan. Hal ini sesuai seruan-
seruan dalam islam

‫ك اِاَّل َرحْ َمةً لِّ ْل ٰعلَ ِمي َْن‬


َ ‫َو َمٓا اَرْ َس ْل ٰن‬
Artinya : Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi seluruh alam.
‫ِإنَّ َما ب ُِع ْث ُ ُأل‬
ِ َ‫ار َم اَأل ْخال‬
‫ق‬ ِ ‫ت تَ ِّم َم َم َك‬
Artinya: "Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia."
Salah satu kontribusi besar yang diharapkan dari ahli engineer adalah cara-cara
(rekayasa) memanfataatkan sumber daya alam Indonesia untuk kesejahteraan bangsa
Indonesia secara berkelanjutan (sustainable), dengan selalu memperhatikan kelestarian
lingkungan.
b) Pendidikan Sepanjang Hayat
Pengembangan profesi engineer dimulai dengan pendidikan dasar secara
umum,dilanjutkan dengan pendidikan di perguruan tinggi, dan idealnya secara terus
menerus dilanjutkan secara mandiri ataupun secara institusional selama bekerja, sesuai
spirit long life education, sebagaimana juga spirit dalam islam:
ْ ُ‫ا‬
‫طلُبُوا ال ِع ْل َم ِمنَ ال َم ْه ِد ِإلى اللَّحْ ِد‬
Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahat
Sejumlah contoh nilai-nilai positif (values) misalnya adalah (Soenarto, 2007):

1. Excellence. Berorientasi pada kesempurnaan, termasuk continuous


improvement dan belajar seumur hidup
2. Duty. Komitmen terhadap tugas untuk kesejahteraan masyarakat, bahkan tidak
memandang mereka mampu membayar atau tidak
3. Honor and Integrity. Ditunjukkan melalui perilaku dengan standar tertinggi,
tidak melakukan penyimpangan-penyimpangan personal maupun professional,
yang merupakan esensi dan humaniora
4. Personal Commitment. Komitmen untuk melaksanakan tugas dan tanggung
jawab dengan kualitas tertinggi.

c) Sikap “to be” dan “to have”


Menurut pengamatan Marcuse (Adia n,2002) dan da pat kita
rasakan di Indonesia bahwa telah terjadi perubaha n sikap mental di
masyarakat yaitu pergesera n dari sikap “to be”. Idealnya, orang yang mempunyai
keinginan untuk mencapai suatu status profesi, seharusnya selalu berusaha
meningkatkan diri agar mempunyai kompetensi yang pantas untuk profesi itu (to be).
Dengan sikap mental to be, maka kemanfaatan kita akan maksima l. Patut
direnungkan petuah Nabi Muhammad SAW:

ِ ِ‫خَ ْيرُالنا ِسَأ ْنفَ ُعهُ ْمل‬


‫لناس‬
Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia

(HR. Ahmad, ath-Thabarani, ad-Daruqtuni, dihasankan oleh al-Albani di dalam Shabibul


jami’ no: 3298).

d) Etos Kerja Islami

Kata “etos” sebetulnya berasal dari Bahasa Yunani yang berarti sesuatu yang
diyakini, cara berbuat, sikap serta persepsi terhadap nilai kerja. Etos kerja muslim
didefinisikan sebagai sikap mental kepribadian yang berlandaskan keyakinan bahwa
bekerja itu bukan saja untuk memuliakan dirinya, sekedar mencari nafkah untuk
memenuhi kebutuhan dirinya, melainkan juga sebagai suatu manifestasi ibadah kepada
Allah SWT.

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah anda di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyaka supaya anda beruntung (QS. Al-
Jumu’ah:10)

Berikut beberapa ayat-ayat motivasi lainnya di dalam al Qur’an, yang bisa


dijadikan inspirasi dan pembangkit etos kerja bagia setiap engineer muslim pada
khususnya dan setiap insan pada umumnya.

1. Spirit untuk berubah

9۟ ‫ِإ َّن ٱهَّلل َ اَل يُ َغيِّ ُر َما بِقَوْ ٍم َحتَّ ٰى يُ َغيِّر‬


‫ُوا َما بَِأنفُ ِس ِه ْم‬

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka
mengubah diri mereka sendiri (QS. Ar-Ra’d:11)

2. Kebaikan di balik yang tidak disenangi

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi
boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi
kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 216)
3. Pada prinsipnya kita sanggup
‫ف هّٰللا ُ نَ ۡفسًا اِاَّل ُو ۡس َعهَا‬ ‌ۡ َ‫ؕ‌ لَهَا َما َك َسبَ ۡت َو َعلَ ۡيهَا َما ۡاكتَ َسب‬ 
ُ ِّ‫ت اَل يُ َكل‬

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia


mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya (QS. AL-Baqarah 286).

4. Kemudahan dibalik kesulitan

9ِ ‫ ِإ َّن َم َع ْال ُعس‬, ‫ْر يُ ْسرًا‬


‫ْر يُ ْسرًا‬ ِ ‫فَِإ َّن َم َع ْال ُعس‬
Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama
kesulitan itu ada kemudahan (QS. AL-Insyirah:5-6)
5. Takwa dan tawakal
Barangsiapa bertakwal kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan
keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan
barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)nya.
Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu (QS. ath-
Thalaq 2-3)

e) 20 Karakter Engineer Inovatif

1. Challenges status quo; tidak merasa cepat puas dengan keadaan yang ada dan
selalu mempertanyakan otoritas dan rutinitas serta menkonfrontasikan asumsi-
asumsi yang ada.
2. Curious; senantiasa mengeksplorasi lingkungannya dan menginvestigasi
kemungkina-kemungkinan baru, memiliki rasa kekaguman (sense of awe).
3. Self-motivated; tanggap terhadap kebutuhan dari dalam (inner needs) senantiasa
secara proaktif memprakarsai proyek-proyek baru dan menghargai setiap usaha.
4. Visionary; memiliki imaginasi yang tinggi dan memiliki pandangan yang jauh
kedepan.
5. Entertains the fantastic; memunculkan ide-ide “gila”, memandang suatu yang tidak
mungkin menjadi sebuah kemungkinan, memimpikan dan menghayalkan sesuatu
yang besar-besar.
6. Takes risks; melampaui wilayah yang dianggap menyenangkan, berani mencoba dan
menanggung kegagalan.
7. Peripatetic; merubah lingkungan kerja sesuai yang dibutuhkan, senang melakukan
perjalanan (travelling) untuk memperoleh inspirasi atau pemikiran segar.
8. Playful/humorous; memiliki ketertarikan terhadap hal-hal yang aneh dan
mengagumkan, berani tampil beda, bertindak “nekad”, serta mudah dan sering
tertawa layaknya seorang anak kecil.
9. Self-accepting; dapat mempertahankan ide-idenya dan menganggap
“kesempurnaan sebagai musuh kebaikan”, tidak terikat dengan apa-apa yang
dipandang baik menurut orang lain.
10. Flexible/adaptive; terbuka bagi setiap perubahan, mampu melakukan penyesuaian
terhadap rencana-rencana yang telah dibuat, menyajikan berbagai solusi dan
gagasan.
11. Makes new connections; mampu melihat hubungan-hubungan diantara unsur-unsur
yang terputus, mensintesakan dan mengkombinasikannya.
12. Reflective; menginkubasi setiap maslah dan tantangan, mencari dan merenungkan
berbagai pertimbangan dalam mengambil keputusan.
13. Recognizes (and re-conizes) patterns; perseptif terhadap sesuatu dan dapat
membedakannya, dapat melihat kecenderungan dan prinsip serta mampu
mengorganisasikannya, dapat melihat “the big picture”
14. Tolerates ambiguity; merasa nyaman dalam situasi kacau (chaos), dapat menyajikan
situasi paradox, tidak tergesa-gesa membenarkan terhadap suatu ide yang muncul.
15. Committed to learning; berusaha mencari pengetahuan secara terus menerus,
mensintesakan segala in put, menyeimbangkan setiap informasi yang terkumpul dan
menyelaraskan setiap tindakan.
16. Balances intuition and analysis; memilih dan memilah diantara pemikiran divergen
dan pemikiran konvergen, memiliki intuisi tertentu sebelum melakukan analisis,
meyakini apa yang sudah dianalisis dan menggunakannya secara hati-hati dengan
menggunakan akal.
17. Situationally collaborative; berusaha menyeimbangkan pemikiran dari setiap
individu, membuka pelatihan dan mencari dukungan organisasi.
18. Formally articulate; mengkomunikasikan setiap gagasan secara efektif,
menterjemahkan konsep abstrak ke dalan bahasa penuh arti, menciptakan protype
atau model yang dianggap paling mudah.
19. Resilient, merekfleksi hal-hal yang dianggap mengecewakan atau yang tidak
diinginkan, belajar dengan cepat dari umpan balik, berkemauan untuk mencoba dan
terus mencoba lagi.
20. Persevering; bekerja keras dan tekun, memperjuangkan gagasan-gagasan baru
dengan gigih, memiliki komitmen terhadap hasil-hasil yang telah digariskan.

f) 10 kebiasaan pribadi sukses

1. Berusaha mencapai keunggulan: usaha yang terus menerus untuk meraih prestasi
dalam hidup pada tiga bidang utama: konsisten meningkatkan kualitas iman dan
hubungan kepada Allah SWT, konsisten meningkatkan kualitas profesionalisme,
spesialisasi, produksi, kepabilats dan efektifitas dalam kerja dan profesi anda dan
konsisten dalam meningkatkan kualitas hubungan-hubungan positif anda dan orang
lain.
2. Menetukan tujuan: menetukan tujuan-tuhuan hidup anda (tujuan jangka panjang,
jangka menengah dan jangka pendek).
3. Perencanaan: menetapkan tujuan-tujuan anda dalam program-program kerja dan
jangka waktu tertentu (timing) yang bisa dijalankan.
4. Menyusun prioritas: menentukan mana yang harus dilakukan pertama, kedua dan
seterusnya, mana yang terpenting dari tujuan-tujuan, tugas-tugas dankewajiban-
kewajiban dalam hidup ini.
5. Konsentrasi: memberikan perhatian terhadap tugas dan tanggung jawab atau kerja
yang ada dihadapan anda dan langsung mengerjakannya tanpa menunggu-nunggu
lagi.
6. Manajemen waktu: memanfaatkan waktu yang ada dan menggunakannya sebaik-
baiknya untuk mengembangkan keahlian-keahlian dan potensi kita agar tercapai
tujuan-tujuan penting yang kita cita-citakan.
7. Berjuang melawan diri sendiri: usaha yang terus-menerus untuk mengalahkan ego,
menundukkan nafsu,mengarahkannya dan membiasakannya menghadapi tanggung
jawab dan resiko-resikonya
8. Keahlian berkomunikasi: kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan
orang lain. Bertujuan untuk memberikan pengaruh yang positif dalam hidup mereka
dan supaya bisa hidup bersama mereka dalam suasana saling menghargai dan
akhlak yang mulia.
9. Berpikir positif: melihat dari sisi positif dalam suma hal, manusia dan peristiwa.
Islam sendiri melarang berburuk sangka (QS. al-Hujarat: 12)
10. Seimbang: berfikir dan bertindak dengan cara yang seimbang dalam hidup kita.
Jangan sampai satu sisi lebih dominan dari sisi yang lain.

g) Sikap mental engineer

Hal lain yang dikemukakan pada definidi ABET di atas adalah bahwa
kemampuan/keahlian yang diperlukan untuk profesi engineer perlu dicapai dengan
studi, pengalaman, dan latihan. Hal ini mengisyaratkan bahwa:

1. Pendidikan tinggi teknik, selain perlu memberikan teori-teori dengan cukup mantap,
perlu juga memberikan contoh pemecahan problem-problem riil dengan
memanfaatkan teori-teori dan aspek-aspek lain yang relevan
2. Engineer perlu selalu meningkatkan kemampuan/keahliannya dengan
memanfaatkan pengalaman dan latihan yang diperolehnya selama bekerja, dan
dengan mengintegrasikannya dengan teori-teori yang juga perlu selalu ditingkatkan.
Jika etika ditafsirkan secara terpisah dari sikap mental, maka untuk dapat
memerikan manfaat kepada masyarakat, secara prinsip engineer perlu memiliki
3 hal pokok:

1. Kemampuan/keahlian (teknik dan pendukung-pendukung yang relevan)


2. Sikap mental yang mendukung
3. Etika atau lebih tepatnya dalam terminology al Qur’an yaitu akhlaq

Dimasa kini dimana kegiatan dan tugas manusia menjadi semakin banyak,
beragam dan kompleks, masalah penentuan prioritas menjadi sangat penting.
Penentuan masalah-masalah ataupun tugas-tugas apa yang harus menjadi
perhatian utama, akan sangat menentukan kualitas kerja dan produktivitas. Perlu
membedakan antara tugas-tugas yang perlu dikerjakan dan tugas-tugas apa yang
paling menarik/menyenangkan untuk dikerjakan.

Selanjutnya Winfrey (1962) mengemukakan sejumlah sikap mental dan


kebiasaan-kebiasaan yang perlu dimiliki engineer, yaitu:

1. Keseediaan untuk bekerja dengan data dan pengetahuan yangkurang dan


bahkan kadang-kadang berlawanan,
2. Kesadaran perlunya mengembangkan dan memanfaatkan pertimbangan-
pertimbangan teknis,
3. Mempertanyakan kendala dan kasahihan setiap informasi, spesifikasi,
motoda dan hasil,
4. Kesadaran bahwa eksperimen adalah arbiter tertinggi (hasil percobaan yang
dijalankan dengan cukup teliti dapat dipercaya dibanding perhitungan-
perhitungan teoritis, analogi, perkiraan, logika dan lain-lain,
5. Kesediaan untuk mempertanggungjawabkan suatu hasil yang bermanfaat.
6.

h) 11 Sikap mental ABET


Pendidikan tinggi teknik harus dapat memnunjukkan bahwa lulusan yang
dihasilkan mampu menjalankan 11 amanat sikap mental sebagai berikut:

1. Kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan matematika, science dan


engineering
2. Kemampuan untuk merancang dan menjalankan eksperimen, serta menganilisis dan
menginterpretasi data
3. Kemampuan untuk merancang suatu sistem, komponen atau proses untuk
memenuhi kebutuhan
4. Kemampuan untuk berperan-serta pada suatu tim yang bersifat multi-disiplin (terdiri
atas ahli-ahli dari berbagai bidang)
5. Kemampuan untuk mengidentifikasi, memformulasi, dan menyelesaikan masalah-
maslah teknik
6. Pemahaman tentang tanggung jawab professional dan etika
7. Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif
8. Cakupan pengetahuan cukup luas untuk dapat memahami pengaruh tindakan teknis
yang diambilnya terhadap masyarakat dunia dan global
9. Kesadaran akan pentingnya belajar seumur hidup dan kemampuan untuk
menjalankannya
10. Pengetahuan tentang isu-isu kontemporer
11. Kemampuan untuk memanfaatkan teknik-teknik, keahlian-keahlian, dan peralatan-
peralatan teknik modern yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas-tugas
keteknikannya.

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan oleh seorang engineer adalah


estetika/seni. Mengingat jasa teknik dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
manusia, dan manusia cenderung mempunyai estetis atas segala hal, maka sejauh
tidak merugikan aspek fungsi, faktor estetis baik untuk dipertimbangkan.

Berikut disajikan sikap-sikap mental yang mendukung profesi teknik yang bersifat
lebih umum, dalam arti bermanfaat pula bahi profesi-profesi lainnya selain profesi
engineer. Karl Terzaghi mengemukakan 4 aturan yang berkaitan dengan sikap
mental profesi sebagai berikut:

1. Engineering adalah suatu olahraga (sport) mulia, yang memerlukan sportsmanship


yang baik. Membuat kesalahan adalah bagian dari permainan (game). Milikilah
ambisi untuk menjadi orang pertama yang menemukan kesalahan diri sendiri dan
mengumumkannya. Kebiasaan paling buruk yang mungkin anda miliki adalah tidak
kritis terhadap konsep-konsep sendiri dan di lain pihak skeptic terhadap konsep-
konsep orang lain. Bilamana anda sampai pada keadaan itu, berarti anda sudah
dalam keadaan pikun, tidak peduli berapapun umur anda.
2. Setiap kali anda menuliskan pikiran-pikiran anda, tunjukkanlah setiap aspek
kontroversial yang dapat anda temukan dalam tesis anda.
3. Anda selalu dapat belajar sesuatu dari hamper semua orang, karena sangat sedikit
orang yang sedimikian bodoh atau tidak jujur.

ABET mengemukakan bahwa problem-problem riil yang dihadapi seorang


engineer umunya bersifat open-ended, artinya mempunyai beberapa kemungkinan
jawaban yang berbeda. Langkah-langkah pencarian penyelesaian problem teknik
(open ended problem) yang disarankan Rudd dan Watson (1968) adalah sebagai
berikut:

1. Definisikan problem primitive (primitive problem)


2. Kumpulkan informasi dan data-data relevan

3. Ciptakan proble-problem spesifik ( specific problem )


4. Seleksi (screen) penyelesaian-penyelesaian spesifik (specific solutions)

5. Temukan penyelesaian
Langkah pertama adalah mengidentifiksikan permasalahan dan
mendefinisikannya secara jelas. Contoh problem-problem primitive adalah
sebagai berikut:
a. Bagaimana seorang petualang menyebrangi sungai yang deras alirannya di
tengah hutan belantara?
b. Bagaimana menangani limbah pabrik kertas (black liquor) yang mencemari
lingkungan?
c. Bagaimana memanfaatlan gas alam Natuna yang mengandung gas ikutan CO2
yang terlalu tinggi (70%)?
d. Bagaimana mengatasi krisis listrik di Sulawesi?
Problem-problem primitive seperti contoh tersebut mungkin dapat
diselesaikan dengan banyak alternative. Tugas engineer adalah menemukan
penyelesaian yang paling layak dari banyak aspek yaitu teknis, ekonomi,
lingkungan, sosial, budaya, agama dan lain-lain.
Misal untuk program primitive pada contoh (a), dapat diciptakan
problem-problem spesisifik sebagai berikut:
- Gali sebuah terowongan di bawah sungai tersebut
- Buat sebuah perahu
- Robohkan sebatang pohon di tepisungai sehingga jatuh melintangi
sungai.
Untuk program primitive (b), misalnya dapat diciptakan problem-problem
spesifik sebagai berikut:
- Rancang suatu pabrik detergen dengan bahan baku black liquor
- Rancang suatu recovery unit yang dapat memungut senyawa natrium
dalam black liquor dan sekaligus membakar zat-zat organic dalam
black liquor untuk menghasilkan energy
- Rancang suatu pabrik vanili dengan bahan baku black liquor

Anda mungkin juga menyukai