Anda di halaman 1dari 2

1. Majid J. (2021).

Kontribusi Teori Contingency: Upaya Mewujudkan Good Governance


Melalui E-Government di Indonesia. ASSETS, 11(1), 186-205

2. Otley D. (2016). The Contingency Theory of Management Accounting And Control: 1980-
2014. Management Accounting Research, 31, 45-62
Gagasan teori kontingensi akuntansi manajemen mulai berkembang pada tahun 1970-an
dalam upaya untuk menjelaskan berbagai praktik akuntansi manajemen yang terlihat pada
saat itu. Variabel independen yang digunakan untuk menjelaskan struktur organisasi sering
ditransfer secara keseluruhan ke dalam teori akuntansi manajemen yang muncul untuk
menjelaskan desain dan penggunaan sistem akuntansi manajemen, dengan variabel tambahan
yang ditambahkan seiring berjalannya waktu. Menurut Hopwood (1974), desain sistem
(akuntansi manajemen) dan desain struktur organisasi benar-benar tidak dapat dipisahkan dan
saling bergantung, meskipun pengamatan penting ini cenderung diabaikan pada tahun-tahun
berikutnya. Dalam ikhtisarnya tentang teori kontingensi akuntansi manajemen, Otley (1980)
menetapkan bahwa "teori kontingensi harus mengidentifikasi aspek-aspek spesifik dari sistem
akuntansi yang terkait dengan keadaan tertentu dan menunjukkan pencocokan yang sesuai."
(hal.413).

3. Islam J., Hu H. (2012). A Review of Literature on Contingency Theory In Managerial


Accounting. African Journal of Business Management, 6(15), 5159-5164
Teori Kontingensi adalah sebuah pendekatan studi perilaku suatu organisasi mengenai
bagaimana faktor kontingen seperti teknologi, budaya, dan lingkungan eksternal
mempengaruhi fungsi dan desain suatu organisasi.
Asumsi yang mendasari teori kontingensi adalah tidak ada satupun tipe struktur organisasi
yang sama dan dapat diaplikasikan ke organisasi lainnya.
Teori kontingensi ini telah diaplikasikan ke tingkatan sub-unit dari suatu organisasi. Hayes
pada tahun 1977 telah mengevaluasi ketepatan dari manajemen akunting untuk mengukur
keefektifan departemen yang berbeda dalam suatu organisasi yang besar dan menemukan
bahwa faktor kontingensi merupakan prediktor mayor untuk keefektifan pada departemen
produksi. Hasilnya, pendekatan kontingensi perlu dimasukkan dalam manajemen akunting
dan metode penilaian yang tepat harus ditentukan dari tipe sub-unit, hubungan antar sub-unit,
dan pengaruh lingkungan kepada performa sub-unit.
4. Al-Tamimi SN., Madhi AH. (2023). Contingency Approach to Management Accounting:
Literary Review. RES Militaris, 13(2), 3157-3173
Teori kontingensi adalah model struktural dan rasional dalam teori organisasi. Fokus utama
teori kontingensi adalah bahwa lingkungan di mana organisasi beroperasi yang menentukan
cara terbaik untuk mengaturnya (Betts, 1985).
Posisi ahli teori adalah bahwa cara terbaik untuk mengatur adalah tergantung pada
lingkungan di mana organisasi itu terkait (Scott, 1992), sementara Gilbert mengidentifikasi
dua asumsi dari teori kontingensi:
- Tidak ada cara yang lebih baik untuk mengatur. - Tidak ada metode yang sama efektifnya.
Otley melihat bahwa variabel yang berada di bawah kendali organisasi tidak dianggap
variabel kontingen, melainkan salah satu komponen dari "paket" kontrol organisasi, dengan
pengecualian tujuan organisasi sebagai variabel kontingen meskipun terdapat perbedaan
pendapat dari buku tersebut (Otley, 1980).
Faktor kontingensi menentukan desain organisasi yang optimal, tetapi tidak ada kesepakatan
di antara ahli teori tentang penentuan faktor-faktor yang dapat diperhitungkan saat
mempelajari sistem organisasi (Abdul-Zahra, 2000).

5. Ismail K., Zainuddin S., Sapiei NS. (2010). The Use of Contingency Theory in
Management and Accounting Research. Journal of Accounting Perspectives, 3, 22-37
Teori kontingensi menyatakan bahwa struktur organisasi yang efisien bervariasi dengan
faktor kontekstual organisasi, seperti teknologi dan lingkungan. Ini lebih lanjut menyiratkan
bahwa efektivitas teknik manajerial tertentu bergantung pada konteks dan struktur organisasi
(Lawrence dan Lorsch, 1967; Waterhouse dan Tiessen, 1978; 1983). Dalam konteks
akuntansi manajemen, teori kontinjensi didasarkan pada premis bahwa tidak ada sistem
akuntansi yang sesuai secara universal yang berlaku sama untuk semua organisasi dalam
segala keadaan (Otley, 1980). Faktor-faktor seperti teknologi dan lingkungan adalah salah
satu faktor kontekstual yang dapat menjelaskan mengapa sistem akuntansi ditemukan berbeda
dari satu organisasi ke organisasi lainnya. Faktor kontekstual ini akan mempengaruhi struktur
organisasi, yang kemudian akan mempengaruhi desain sistem informasi akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai